Anda di halaman 1dari 12

Hari valentine atau Valentine Day agaknya tidak

asing lagi di kalangan remaja. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang menunggu-nunggu
kedatangannya. Bagi mereka, Valentine Day adalah momentum mencurahkan kasih sayang
kepada orang yang dicintai.

Tanggal 14 Februari adalah tanggal yang diyakini sebagai hari valentine tersebut. Ironisnya,
remaja yang turut merayakan hari itu justru dari kalangan remaja muslim yang ikut-ikutan tanpa
mengetahui makna dari Valentine Day itu sendiri.

Umat Islam memang tidak dilarang untuk mengikuti budaya orang lain, dengan syarat yang
diikuti tersebut tidak bertentangan dengan aturan Islam.

Sementara perayaan hari valentine yang merupakan budaya non-muslim justru dijadikan
momentum untuk menyampaikan rasa cinta dan kasih sayang kepada pasangan lawan jenisnya,
atau lebih dikenal dengan istilah “pacaran”. Biasanya, para remaja akan memberikan hadiah
kepada kekasihnya dengan mengucapkan “Be My Valentine”, Jadilah valentinku.

Kemudian pemberian hadiah itu bisa berbentuk bunga mawar, cokelat, atau benda lain yang
disukai pasangannya yang biasanya dihiasi warna pink atau ungu.

Dan tidak jarang hadiah yang diberikan berupa pegangan tangan, membelai rambut, ciuman,
sampai kepada berpelukan yang mereka anggap sebagai wujud dari kasih sayang. Adegan seperti
itu tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, malah sebaliknya menjadi kebanggaan sebagai
“manusia modern”.

Sungguh memalukan dan memilukan jika remaja muslim juga turut andil dalam perayaan yang
sarat dengan kemaksiatan. Mestinya remaja muslim bersifat kritis terhadap budaya luar, bukan
anti, tetapi melakukan filterisasi terhadap budaya tersebut sehingga tidak berdampak terhadap
perkembangan kepribadian muslim yang memiliki kesucian akidah, ketaatan ibadah, dan
keindahan akhlakul karimah. Salah satu upaya untuk mengkritisi budaya luar tersebut adalah
dengan melacak akar sejarah dari Valentine Day.

Jika dilacak dari sejarah, terdapat banyak versi tentang asal perayaan Valentine Day. Rizki
Ridyasmara, misalnya, dalam bukunya “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop,
Hallowen. So What?” menguraikan tentang beberapa versi tentang asal usul Valentine Day.
Dari uraiannya, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sejarah Valentine Day bisa ditinjau
dari dua versi, yaitu dari tradisi kepercayaan Romawi Kuno dan tradisi yang berkembang di
tengah-tengah umat Kristiani. Kedua versi itupun saling berkaitan.

Pada masa Romawi Kuno, dikenal tradisi paganisme (dewa-dewi) dan tradisi-tradisi yang
berkembang dipenuhi dengan legenda dan mitos yang sulit dipertanggungjawabkan
kebenarannya serta tradisi penyembahan berhala yang juga irrasional.

Salah satu tradisi sekaligus kepercayaan yang berkembang ketika itu adalah adanya pandangan
bahwa pertengahan Februari dipandang sebagai periode cinta dan kesuburan. Bahkan dalam
sejarah kalender Athena Kuno, antara Januari dan pertengahan Februari disebut sebagai bulan
Gamelion yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Sementara di Roma Kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, berasal dari nama
Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah
telanjang dan berpakaian kulit kambing. Para pendeta pun di masa itu melakukan ritual setiap
tanggal 15 Februari berupa penyembahan kepada dewa Lupercalia dengan mengorbankan
kambing.

Dua hari sebelumnya, tanggal 13 dan 14 Februari dilakukan persembahan kepada dewi cinta
(Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda mengundi nama para
gadis di sebuah kotak lalu mengacak dan mencabut namanya.

Gadis yang terpilih akan menjadi kekasihnya selama setahun untuk dijadikan objek hiburan. Para
pemuda itu juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu, saya
kirimkan kepadamu kartu ini.” Tuhan ibu itu adalah dewi cinta. Akibatnya, perempuan menjadi
pelampiasan nafsu kaum lelaki.

Pada tanggal 15, dilakukan upacara ke kuil meminta perlindungan kepada dewa Lupercus dan
para pemuda membawa potongan kambing yang ia mereka persembahkan lalu melecut gadis-
gadis. Para gadis itu pun berebut untuk dilecut karena percaya akan menambah kecantikan dan
kesuburan mereka.

Pada masa selanjutnya, berkembanglah agama Kristen Katolik dan memasuki wilayah Roma.
Untuk menarik simpati dari penduduk Roma, mereka mengadopsi beberapa tradisi dan upacara
paganisme dan mempolesnya dengan nuansa Kristiani dengan harapan mereka berpikir bahwa
ada kesamaan antara keyakinan Roma Kuno dengan keyakinan Kristen sebagai ajaran baru.

Mereka pun mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama Paus dan Pastor. Salah seorang
pendukung yang terkenal adalah Kaisar Konstantine dan Paus Greogory I. Salah satu upaya yang
mereka lakukan adalah menjadikan upacara Romawi Kuno pertengahan Februari tersebut
menjadi Hari Perayaan Gereja pada tahun 496 M dengan nama Saint Valentine’s Day untuk
menghormati Santo Valentine yang kebetulan diyakini wafat tanggal 14 Februari.
Bahkan, keinginan untuk mengubah tradisi Romawi ini, para pendeta juga memutuskan
mengganti kalimat “dengan nama tuhan Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine”
sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.”

Akan tetapi ada pula pendapat lain bahwa Kristen melakukan hal tersebut bukan ingin menarik
simpati penduduk Roma, akan tetapi menandingi tradisi penduduk Roma. Yang jelasnya, ada
keterkaitan yang erat antara tradisi dan kepercayaan Romawi Kuno dan kebijakan pihak Gereja
dalam mempopulerkan Valentine Day.

Mengenai siapa sesungguhnya Santo Valentinus, juga terjadi perbedaan pendapat. Versi pertama
berpendapat bahwa Kaisar Claudius II, penguasa Romawi marah lalu menangkap dan
memenjarakan Santo Valentinus karena telah berani mengatakan bahwa tuhannya adalah Isa al-
Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi.

Jadi, merayakan Valentine Day adalah penghormatan dan kasih sayang kepada Santo Valentinus
yang dianggap sebagai pahlawan dalam mempertahankan keyakinannya sebagai penganut Yesus
Kristus, sang anak tuhan.

Versi kedua menyebutkan bahwa kemarahan Kaisar Claudius II berawal dari persepsinya tentang
tentara muda bujangan lebih kuat dan tabah ketika berperang dari pada tentara yang telah
menikah. Karena persepsi itu, kaisar melarang tentaranya yang masih pemuda menikah.

Kebijakan itu secara diam-diam ditentang oleh Santo Valentinus dan dengan diam-diam pula
menikahkan banyak pemuda. Ketika usaha Santo Valentinus ketahuan, kaisar memutuskan
menghukum gantungnya dan eksekusinya bertepatan tanggal 14 Februari 269 M.

Masih banyak lagi pendapat lain tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus. Bahkan pada
abad ke-19, sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat
Roma diidentifikasi sebagai jenazah Santo Valentinus.

Jenazah tersebut lalu dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia
dan diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI tahun 1836.

Di abad pertengahan, kisah Santo Valentinus dihubung-hubungkan dengan cinta romantis pada
abad ke-14 oleh orang-orang Inggris dan Perancis. Mereka malah mempercayai pada tanggal 14
Februari sebagai hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis oleh
sastrawan Inggris abad pertengahan, Geoffry Chaucer (abad ke-14 M).

Meskipun terdapat banyak perbedaan tentang Santo Valentinus, yang jelasnya hari valentine
berasal dari mitos dan legenda Romawi Kuno yang sarat dengan tradisi dan kepercayaan
paganisme (pemberhalaan) lalu diadopsi oleh kelompok-kelompok Kristen tertentu. Dikatakan
“tertentu” sebab pihak Gereja Katolik sendiri tidak semuanya sepakat siapa sesungguhnya Santo
Valentinus yang dianggap sebagai martir pada tanggal 14 Februari.
Akan tetapi perayaan Valentine Day pernah diperingati secara resmi di Gereja Whitefriar Street
Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi tahun 1969. Tetapi masih
terdapat beberapa kelompok gereja lain yang merayakannya.

Adapun ucapan “My Be Valentine” juga mengandung makna yang debatable. Ken Sweiger
mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang artinya sama dengan “Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”.

Pada zaman Romawi kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Jadi
jika seseorang mengatakan kepada kekasihnya “My Be Valentine” maka ucapan tersebut telah
mengangkat derajat kekasihnya sebagai “tuhan”, na’udzu billahi min dzalik.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah Valentine Day berasal dari negeri Barat
dan sarat dengan kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan akidah dan jelas bertentangan
dengan akidah Islam.

Oleh karena kisah awal Valentine Day berasal dari Barat dengan agama dan budaya yang
berbeda dengan umat Islam, maka perayaannya pun kerap kali dilakukan bertentangan dengan
syariat Islam.

Di Amerika dan beberapa negara Barat, misalnya, perayaan tersebut bisa terjadi pada malam
perayaan Valentine Day pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri tidur sekamar
dan melakukan berbagai pesta yang mengumbar nafsu syahwat.

Selain itu, di balik perayaan Valentine Day, juga terdapat unsur bisnisnya, baik berupa penjualan
kado/hadiah berwarna pink, cokelat, termasuk kartu ucapan Valentine Day. Kartu Valentine
pertama kali dicetak secara massal setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904)
dari Worcester, Massachusetts.

The Greeting Crad Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) pernah memperkirakan bahwa di
seluruh dunia sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan pertahun dengan pembeli terbanyak
85% berasal dari kaum perempuan. Ini adalah hari raya terbesar setelah natal dan tahun baru.

Dalam perkembangan selanjutnya, kartu tersebut perlahan berubah menjadi benda-benda


perhiasan yang diberikan kepada perempuan lalu melakukan berbagai pesta yang memberikan
kenikmatan sesaat.

Oleh karena itu, remaja muslim dituntut untuk bersikap tidak ikut-ikutan merayakan hari
valentine. Sebab mudharat jauh lebih besar dari manfaatnya.

Bisa jadi mereka yang turut merayakannya akan rusak kemurnian akidahnya jika memang
perayaan yang dilakukan oleh orang-orang Barat tersebut berkaitan dengan keyakinan ketuhanan
mereka, yaitu yesus adalah anak tuhan. Perayaan itu juga bisa menjadi peluang besar bagi Iblis
untuk menggoda dan mendorong manusia melakukan perbuatan-perbuatan zina yang dibungkus
atas nama kasih sayang dan cinta sejati.
Padahal dalam doktrin Islam, sesama manusia mesti menjalin kasih sayang, sebab Islam adalah
rahmatan lil-‘alamin di mana sesama umat Islam mesti saling mencintai dan menebar cinta kasih
ke segenap penjuru alam.

Namun wujud kasih sayang tersebut bukan melakukan hal-hal maksiat dan dilakukan pada
momen-momen tertentu, apalagi pada momen yang sarat dengan budaya dan kepercayaan agama
lain yang akidahnya diyakini tidak benar. Akan tetapi kasih sayang dan saling mencintai
dilakukan karena kecintaan kita kepada Allah SWT.

Sebab, Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk saling mencintai. Sebagaimana sabda
Rasulul-Nya: “Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga ia mampu
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”. (al-Hadis)

Jika saja kasih sayang dan rasa cinta diberikan kepada orang lain karena Allah, niscaya wujud
cinta tersebut akan mempererat silaturrahim dan semakin dekat kepada Allah SWT.

Umat Islam dipersilahkan bebas berkarya, tetapi bebas terbatas, yaitu kebebasan yang dibatasi
oleh ajaran Islam yang sesungguhnya membebaskan diri dari kesesatan. Maka berbuatlah sesuai
dengan ilmu yang kita miliki. Firman-Nya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Qs. Al-Isra’/17: 36). Ingat pula
sabda Nabi SAW: “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.
Perayaan pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak
dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari
dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada
pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus (dewa
kesuburan), yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban
kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di
jalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh
siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela
karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan
dengan mudah.

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling


tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:

* seorang pastur di Roma


* seorang uskup Interamna (modern Terni)
* seorang martir di provinsi Romawi Africa.

Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus
Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui
mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya
peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja
menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal
15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat
Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah
peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia.
Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak
wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas
diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari
itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan
mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah
usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa
dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada
paroki-paroki tertentu.

Walau gereja yang pertama kali menetapkan hari perayaan valentine dan mereka pula
yang menghapusnya. perayaan ini 100% adalah perayaan gereja. jika mereka sampai
sekarang masih ingin merayakannya. dan kenapa kita sebagai ummat muslim juga ikut-
ikutan dalam perayaannya?
Sumber : wikipedia.org
Cara Berlangganan Ar

Read more: http://www.artikelislami.com/2010/02/sejarah-valentine-day.html#ixzz1lmz2UzVj


Segala sesuatu tindakan atau ucapan kita harus berdasarkan ilmu

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra’ :
36).

Umat Islam sedikit demi sedikit akan mengikuti kebiasaan umat-umat terdahulu

Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda, “Kamu akan
mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.
Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka”. Kami bertanya,
“Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-
orang Nasrani?” Rasulullah bersabda, “Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Hanya ada dua hari raya dalam Islam

Hanya ada dua macam hari Raya dalam Islam, yaitu :

 Idul Fitr : setelah puasa Ramadhan


 Idul Adha : setelah hari ‘Arafah dimana jamaah haji melakukan wukuf di padang Arafah

Maka seluruh hari lainnya yang diperkenalkan sebagai hari raya, tidaklah diperkenankan bagi
umat Islam untuk ikut ambil bagian didalamnya. Baik dengan ikut bergembira, merayakan hari
valentine, memberikan puisi hari valentine, memberikan ucapan selamat hari valentine,
ucapan selamat hari kasih sayang, memberikan gambar hari kasih sayang, dll.

Tidak diperbolehkan juga menjual sesuatu yang khusus untuk hari valentine seperti kado coklat
valentine, bunga valentine, surat ucapan selamat hari kasih sayang, parcel kasih sayang,
dll. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Surah al-Maa.idah, Ayat 2)

Larangan menyerupai kaum kafir

Hari kasih sayang (valentine day) bersumber dari budaya orang kafir. Nabi Shalallaahu `alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah:
22)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)

Menyebabkan hati sibuk dengan perkara rendahan dan bahkan kemaksiatan

Sebagaimana yang sudah kita sebutkan diatas, bahwa orang yang merayakan valentine day
kalau tidak terjerumus dalam hal yang tidak bermanfaat seperti pemberian kartu ucapan
valentine day, menghias rumah dengan warna pink, maka dia akan terjerumus dalam perkara
haram seperti berciuman dengan pacar, dll.

Perayaan Valentine Day merupakan ritual agama lain

Umat Islam senantiasa diperintahkan untuk berkasih-sayang bukan hanya


untuk suatu waktu saja

Diringkas dari http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=443

Tambahan dari admin :

Valentine Day atau hari kasih sekarang ini merupakan hari yang wajib dirayakan oleh pemuda. Mereka
ingin mewujudkan cintanya kepada kekasih hati. Manusia memang diberikan fitrah untuk mencintai,
memberikan kasih sayang, saling mengasihi dan menyayangi. Kekasih hati, cinta islam, pacaran
islami,Selamat hari kasih sayang , Happy valentine,Hukum Merayakan Hari Kasih Sayang,gambar hari
kasih sayang,hari kasih sayang valentine,ucapan hari kasih sayang,merayakan hari valentine,sejarah hari
valentine,ucapan hari valentine,puisi hari valentine,coklat valentine, bunga valentine, warna pink
merupakan kata-kata yang marak bertaburan di bulan februari. Dan semuanya itu hanyalah tipu daya dari
syaitan.
Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat
Hari/Tanggal: Kamis, 12 Februari 2004

VALENTINE'S DAYS atau hari kasih sayang adalah sebuah tradisi bagi kaum muda mudi yang
biasa diperingati setiap tanggal 14 Februari di berbagai negara yang secara realitanya bukan
hanya remaja dan ABG (Anak Baru Gede) saja, tapi mereka yang sudah berkeluarga pun ikut
memeriahkannya dengan berbagai cara serta keunikan tersendiri dalam mengungkapkan sebuah
arti kasih sayang.

Dengan berlabelkan Cinta, Valentine's Days (baca VD) kian membudaya di Indonesia entah
sejak kapan asal muasal VD datang dan dimeriahkan di negeri ini, yang jelas VD adalah sebuah
prodak Eropa beberapa abad lalu yang kemudian diikuti oleh sebagian rakyat Indonesia.

Banyak versi yang menerangkan asal muasal VD. Versi Pertama, VD adalah sebuah tanggal
untuk mengenang tokoh Kristen bernama Santa Valentine yang tewas sebagai martir, ia hukum
mati dengan cara dipukuli dan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari 270 M oleh Kaisar
Romawi yaitu Raja Cladius II (268-270). Versi Kedua, VD adalah sebuah tanggal untuk untuk
menghormati Dewi Juno yang dikenal dengan Dewi perempuan dan perkawinan, adalah suatu
kepercaayaan bangsa Romawi Kuno bahwa Dewi Juno adalah Ratu dari Dewa dan Dewi bangsa
Romawi. Kemudian diikuti oleh hari sesudahnya yaitu tanggal 15 Februari sebagai Perayaan
Lupercalia yakni sebuah upacara pensucian serta memohon perlindungan kepada Dewa
Lupercalia dari gangguan Srigala dan ganguan-ganguan lainnya. Versi Ketiga, Ken Sweiger
dalam artikel "Should Biblical Christian Observe It?" mengatakan bahwa kata "Valentine"
adalah berasal dari kata Latin yang memiliki arti : "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan
Yang Maha Kuasa" yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus.
Nah sekarang coba anda fikirkan apabila anda mengatakan "to be my Valentine" ini berarti anda
memintanya menjadi "Sang Maha Kuasa" sesuatu yang sangat berlebihan sekali.

Apabila kita perhatikan beberapa versi di diatas, sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali
dengan hari kasih sayang, namun hanya sebagai penghormatan belaka. Apalagi di zaman
sekarang dengan datangnya VD banyak orang yang memanfaatkannya dengan membuat produk-
produk yang bernuansa Valentine, sebagai tanda kasih sayang yang dipersembahkan kepada sang
kekasih, teman dan sebagainya, yang mengekor budaya barat dan tidak tahu asal muasalnya.
Umumnya mereka saling mengucapkan "Selamat Hari Valentine", mengirim bunga dan kartu
Valentine's Days, ada juga yang saling mencurahkan isi hati, bahkan menyatakan cinta dan kasih
sayangnya yang mereka anggap "Inilah Hari Kasih Sayang". Rasulullah saw bersabda : "Barang
siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (H.R. Tirmidzi)

Kasih Sayang dalam Islam

Firman Allah swt.: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paing
bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. al-Hujurat:13).
Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang, kasih sayang dalam Islam terhadap
sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan
sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi Saw.,
bersabda : "Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R. Bukhari). Islam
sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi
akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu
saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-
hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak
bertegur sapa) terhadap sudaranya lewat tiga hari" HR. Muslim.

Disini jelas bahwa kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama
sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan
serta dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam
hadits Nabi saw.: "Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan
belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut
maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan
insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin). HR. Muslim. Bahkan dalam hadits lain
yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas ra. Nabi bersabda : "Tidak akan masuk surga
kecuali orang yang penyayang", jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang
yang mempunyai rasa kasih sayang yang tanpa dibarengi dengan niat-niat jelek.

Dengan datangnya Valentine's Day dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang tidak mengerti
akan mampu terjerumus dalam hal-hal negatif dengan mentafsirkan kasih sayang di hari yang
special ini. Firman Allah swt.: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. al-Israa':32), yakni
perbuatan yang dilarang oleh agama baik secara terang-terangan maupun yang tersembunyi.
Oleh karena itu kita mesti sadar apa arti yang sesungguhnya sebuah kasih sayang.

Selain itu pula dijelaskan dalam perkara mencintai seseorang tidaklah boleh untuk berlebihan
yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka, sebagai etika untuk seorang muslim
Rasulullah saw. bersabda : "Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu
hari dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja,
siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu." (H.R. Turmidzi) dan masih banyak lagi
diantara hadits Nabi saw. yang menerangkan tentang kasih sayang yang membawa kebaikan bagi
umat manusia. Dengan demikian marilah kita mencontoh budi pekerti Nabi besar Muhammad
saw., yang berdasarkan al-Qur'an dan Hadits sebagai jalan untuk kebaikan untuk di dunia dan
hari kemudian.

Dari : Hj. Lathifah Umar (Email : lathifah_umar@yahoo.com)

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.


Saya ingin mengirim artikel di bawah ini tentang "Valentine Days versus Ajaran Islam" yang
diambil dari Harian Umum Pikira Rakyat (Tgl. 12 Februari 2004). Mudah-mudahan dapat
bermanfaat untuk kita semua. SEMOGA ISLAM TETAP JAYA. Amiin

Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb.


Hj. Lathifah Umar.

Indeks Antar Agama | Indeks Artikel


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team

Anda mungkin juga menyukai