Disusun Oleh :
Pembimbing :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Mini Project Program Dokter Internship Puskesmas Warungasem.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
Program Dokter Internship di Puskesmas Warungasem. Laporan ini dapat
diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Millaty Fitri Ananda , selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Warungasem.
2. dr.Hj. Dian Putri Permaisuri, selaku pembimbing Dokter Internship Puskesmas
Warungasem periode 2017-2018.
3. Ibu Eva Rusdyani,Amd.Keb, selaku Bidan Desa Gapuro.
4. Seluruh petugas Kelurahan Desa Gapuro beserta kader Posyandu yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan kegiatan di dearah tersebut.
5. Seluruh warga Kelurahan Desa Gapuro yang telah menyediakan tempat dan
waktunya untuk terselenggaranya kegiatan Survei Mawas Diri.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil Laporan Laporan Mini Project
Program Dokter Internship Puskesmas Warungasem. ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Geografi……………………………………………………… 17
B. Hasil Survey…….……………………………………………………….. 17
C. Hasil Kuisioner Survey Mawas Diri…………………………………….. 19
D. Prioritas Masalah pada Indikator………………………………………… 26
E. Analisis Penyebab Masalah……………………………………………… 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Program kesehatan yang cenderung mengalami perubahan seiring dengan
kebutuhan masyarakat dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit.
Seiring dengan perbaiakn derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi
pergeseran penyebab kesakitan terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi
menjadi penyakit degeneratif. Perunahan permintaan tersebut memiliki dampak
yang cukup besar terhadap manajemen puskesmas. Puskesmas harus memiliki
suatu mekanisme untuk memantau permintaan masyarakat secara teratur karena
perubahan permintaan masyarakat akan berdampak terhadap pelayannan yang
diberikan oleh puskesmas secara tanggap terhadap perubahan lingkungan dan
kebutuhan serta harapan masyarakat. Program puskesmas sangat perlu untuk
mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program puskesmas,
sehingga tujuan dari program puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.
Dalam upaya mencapai visi dan misi Kementrian Kesehatan,
ditetapkanlah strategi untuk mencapainya yaitu dengan pemberdayaan
masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan
melalui kerjasama nasional dan global. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan
strategi yang berbasis model pendekatan dan kebersamaan yaitu berupaya
memfasilitasi percepatan dan pencapaian peningkatan derjat kesehatan bagi
seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa.
Pengembangan Desa Siaga sudah dicanangkan sejak tahun 2006 sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang
pedoman Pelaksanaan Desa Siaga. Namun, dalam pelaksanaannya masih
diperlukan penyempurnaan dan pemantapan komponen-komponen yang ada,
sehingga menjadi Desa Siaga Aktif. Salah satu upaya yang masih perlu
dilaksanakan adalah melaksanakan pembinaan Survei Mawas Diri dan
Musyawarah Masyarakat Desa (SMD dan MMD).
1
Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat
dibawah bimbingan petugas kesehatan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai
instansi yang terkait dengan program kesehatan dengan melakukan beberapa
modifikasi sesuai dengan keperluannya masing- masing. Mawas diri harfiah
berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai
kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada
tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan untuk
menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala
potensi yang dimilikinya.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana masalah kesehatan masyarakat Desa Gapuro, Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang ?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah pada indikator yang masih
memiliki cakupan rendah?
2
d. Mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang
ditemukan pada masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro,
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
e. Mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah
yang terpilih pada masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro,
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
o Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau Pertanyaan lain yang
dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan. Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who,
When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan
bagaimana masalah itu terjadi).
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu
masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan
jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya. Metode USG: Urgency, Seriousness,
Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1
– 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk
lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Urgency: Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari
tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
(2) Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
5
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.
(3) Growth: Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk
kalau dibiarkan. Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
metode USG, yakni sebagai berikut:
a. Hasil analisa situasi
b. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
c. Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan
pemerintah yang berlaku.
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi
dengan data di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan
dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone).
Diagram sebab akibat digambarkan seperti contoh pada formulir 1
terlampir, langkah-langkah penyusunannya meliputi:
Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala
ikan.
Tetapkan kategori utama dari penyebab.
Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing.
6
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori lain.
Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan:
1. Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu
diperlukan konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk
memastikannya.
2. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas
sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan
penyebabnya.
3. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab.
4. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fish bone diagram tersebut.
2) Pohon Masalah (Problem Trees).
Pohon Masalah terlihat seperti pada contoh formulir 2 terlampir.
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak
dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masingmasing
kategori.
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.
7
Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada
dibawahnya.
Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:
1) Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat
dan bahan habis pakai, anggaran dan data.
2) Proses (pelaksanaan kegiatan).
3) Lingkungan.
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah
pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara
pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai
berikut:
1) Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam
periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik. Manfaat dari
brainstorming adalah untuk:
Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).
2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah
pendapat (brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai
bahan penyusunan Rencana Lima Tahunan.
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara
pemecahan masalah.
8
BAB III
2.2.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis peneitian observasional deskriptif dengan
teknik survei yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai
suatu hal baik sosial maupun eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena
atau kenyataan sosial.
9
C. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling dan sudah dilakukan
kriteria inklusi dan eksklusi.
B. Pelaksanaan
10
Kader yang telah ditunjuk melaksanakan dengan bimbingan petugas
Puskesmas dan bidan desa mengumpulkan informasi masalah
kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
C. Pengolahan Data
- Petugas Puskesmas sehingga dapat diperoleh perumusan masalah
kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang
bersangkutan.
- Hasil pengolahan data dirumuskan dalam bentuk laporan SMD,
yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa).
11
Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
3. Secara Grafikal : adalah gambar-gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan
dari data tabel yang telah dibuat.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan
1. Bila Anda atau anggota keluarga lainnya sakit, di manakah tempat berobatnya?
a. Puskesmas
b. Tradisional (dukun/alternatif)
c. Diobati sendiri
d. Praktek swasta
2. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke faskes (Puskesmas, Pustu, Polindes,
Praktek Swasta) ?
a. Kurang dari 1 km
b. 1-5 km
c. 6-10 km
d. > 10 km
12
b. Kartu Batang Sehat
c. Asuransi lain, contoh Prudential, Axa
d. Tidak punya
8. Sejak usia berapa anda memberikan makanan selain ASI kepada anak Anda
(termasuk susu formula)?
a. > 6 bulan
b. > 3 bulan
c. > 1 bulan
d. < 1 bulan
12. Bagaimana status gizi anak terakhir anda dalam grafik KMS (Kartu Menuju
Sehat) ?
a. Di bawah garis merah
b. Di dalam pita hijau
c. Di dalam pita kuning bawah
d. Di dalam pita kuning atas
14. Dari manakah sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari ?
a. Sumur
b. PDAM
c. Sungai
d. Lainnya, misal air isi ulang
27. Makanan apa saja yang harus dihindari pada penyakit tensi tinggi?
a. Makanan asin
b. Makanan manis
c. Makanan pedas
d. Tidak tahu
28. Berapa lama jika seorang penderita TBC harus minum obat?
a. Sampai batuk hilang
b. Minimal 6 bulan
c. 2 bulan
d. Setelah 2 minggu minum obat merasa sembuh
29. Apakah gangguan jiwa bisa diobati ?
a. Bisa dengan minum obat dan kontrol rutin
b. Bisa dengan ke dukun
c. Tidak bisa karena penyakit dibuat orang
30. Apabila ada pasien gangguan jiwa yang serumah dengan kita apa yang perlu kita
lakukan ?
a. Menjauhinya karena berbahaya
b. Memasung pasien
c. Memperhatikan dan mendampingi pengobatan pasien dengan teratur.
d. Dibuang ke jalan atau ke dinas sosial
16
BAB V
Usia Jumlah
20-30 tahun 36
30-40 tahun 116
40-50 tahun 50
50-60 tahun 14
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
18
Tabel 4.1.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk yang Olahraga
Tidak Rutin di Desa Gapuro
19
2. Kesehatan ibu
3. Kesehatan anak
20
Kurang dari 6 bulan 49 20,8%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
4. KB
5. Status gizi
21
Diluar pita hijau 25 11,5%
Jumlah 216 100%
6. Rumah Sehat
22
Lantai rumah Jumlah Persentase
Ubin/keramik seluruh ruangan 137 63.4%
Tidak menggunakan ubin/keramik 79 36,5%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
7. Perilaku Sehat
23
Pengetahuan Tentang Perokok Jumlah Persentase
Perokok pasif lebih berbahaya 113 52.3%
Perokok aktif lebih berbahaya/sama-sama
bahaya 103 47,6%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
24
3 kali seminggu 40 18,5%
Kurang dari 3 kali
seminggu/tidak pernah 176 81,4%
216 100%
8. Hipertensi
9. Diabetes Mellitus
Pengetahuan tentang Jumlah Persentase
kesembuhan sakit DM
Tidak, tetapi bisa dikontrol 179 82,8%
Bisa sembuh/tidak tahu 37 17,1%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
25
Bisa sembuh/tidak tahu 21 10.5%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018
26
b. Keseriusan masalah/Seriousness (S), yakni apakah masalah tersebut
menimbulkan dampak kesehatan yang parah
c. Potensi perkembangannya/Growth (G), Yakni apakah masalah tersebut akan
segera berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan luas.
5 Prioritas Masalah :
No 1 2 3 4 5 T
1 - - - - 0
2 + - - - 1
3 + + + - 3
4 + + + - 3
5 + - - - 1
T 4 2 1 0 0
27
Tabel 4.3.2. Kriteria Serriouness
No 1 2 3 4 5 T
1 - - - - 0
2 - - - - 0
3 - - + + 2
4 + + + + 4
5 - + - + 2
T 2 3 1 2 2
No 1 2 3 4 5 T
1 - - - + 1
2 - - - + 1
3 + + + - 3
4 + + + - 3
5 0
T 2 2 1 1 2
Perilaku merokok 3 2 3 8 2
28
Olahraga tidak rutin 3 4 3 10 1
29
Money Man
Cakupan
orang yang
berolahraga
masih
Kurangnya sosialisasi lintas Belum tersedia rendah(18,5
Sarana dan
sektor tentang kesehatan jasmani tempat olahraga %)
prasarana belum
Belum adanya program dan macam penyakit yang bisa
memadai
puskesmas tentang dicegah dengan olahraga
kesehatan jasmani
30
Pelayanan Sarana dan
Kesehatan Prasaranan
BAB V
31
2. Kurangnya 2. Menurukan jumlah Khusus angka kesakitan
pengetahuan dari angka kesakitan 1. Masyarakat desa dengan kesehatan
masyarakat tentang dari berbagai Gapuro yang masih jasmani.
beberapa masalah factor jarang melakuakn 2. Mengadakan
penyakit yang terjadi penyebabnya olahraga < 3x dalam Senam Lansia
jika kurang olahraga dengan olahraga seminggu. Seminggu sekali
3. Masyarakat masih 3. Mendorong , 2. Masyarakat desa
malas untuk olahraga mengajak Gapuro dengan
3x dalam seminngu masyarakat untuk riwayat penyakit
4. Kurangnya dukungan melakukan Hipertensi,Dm,dll
dari steakholder olahraga minimal
dalam masyarakat 3x dalam
untuk mengelola seminggu
program kesehatan 4. Meningkatkan
jasmani (Forum Kualitas hidup
Kesehatan Desa) dengan salah
satunya
Sarana dan Pra melakuakan
Sarana Olahraga
32
1. Belum tersedianya
tempat untuk
melakukan olahraga
2. Belum tersediaanya
fasiltas yang
mendukung buat
pemeriksaan
kesehatan jasmani
Dana
1. Belum adanya alokasi
dana untuk program
kebugaran jasmani
Pelayanan Kesehatan
1. Kurangnya Sosialisasi
lintas sector tentang
kesehatan jasmani dan
macam-macam
penyakit yg
33
menyertainya
2. Belum adanya
program puskesmas
tentang kesehatan
jasmani
Solusi
Setelah dilakukan MMD di desa Gapuro pada hari Rabu ( 11/7/2018 ) didapatkan pemecahan masalah yang disepakati untuk
olaharaga adalah akan diadakannya Senam Lansia yang akan dilakukan di balaidesa Gapuro atau Rumah Ketua RW Masing-Masing
yang akan dipandu dari FKD atau Kader Desa Gapuro, peralatan sudah disiapkan oleh balaidesa. Senam dilakukan menggunakan
bantuan youtube,tanpa pelatih jadi bisa dilakukan secara gratis.
34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengumpulan data SMD (Survey Mawas Diri) yang dilakukan
menggunakan metode kuisioner dan wawancara di Desa Gapuro Kecamatan Warungasem
Kabupaten Batang didapatkan hasil masalah yang perlu mendapat perhatian khusus yakni
perilaku merokok, olahraga tidak rutin, atap rumah tidak sehat, waktu gosok gigi yang
kurang tepat dan pembuangan sampah belum benar.
2. Berdasarkan analisis dengan mempertimbangkan urgensi, tingkat keseriusan, potensi
perkembangan masalah (USG) didapatkan prioritas masalah yakni olahraga tidak rutin
dan Perokok Aktif. Dari 216 responden, terdapat 176 yang mendapati anggota keluarga
yang tidak melakuakan oalahraga rutin dan 103 sebagai Perokok aktif.
3. Penyebab masalah dari prioritas masalah yang telah ditemukan di Desa Gapuro
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang adalah :
a. Olahraga tidak rutin meliputi :
- Man meliputi : Kurangnaya kesadaran masyarakat tentang kesehatan jasmani,
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang masalah beberapa penyakit yang
terjadi jika kurang olahraga, Masyarakat masih malas untuk olahraga 3x
dalam seminngu, dan Kurangnya dukungan dari steakholder dalam
masyarakat untuk mengelola program kesehatan jasmani.
- Dana meliputi : Belum adanya alokasi dana untuk program kesehatan jasmani
- Pelayanan kesehatan meliputi : Kurangnya Sosialisasi lintas sector tentang
kesehatan jasmani dan macam-macam penyakit yg menyertainya dan belum
adanya program puskesmas tentang kesehatan jasmani
- Sarana Prasarana meliputi : Belum tersedianya tempat untuk melakukan
olahraga
3. Alternatif pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan di Desa Gapuro Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang adalah :
a. Olahraga tidak rutin
1. Mengadakan penyuluhan tentang macam-macam penyakit yang dapat
dikurangi angka kesakitan dengan kebugaran jasmani
35
2. Mengadakan senam Lansia seminggu 1x yang bisa dipimpin oleh FKD atau
Kader Desa Gapuro
6.2.Saran
A. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pentingnya olahraga
dan bahaya perilaku merokok serta ikut berpartisipasi dalam mewujudkan perilaku
hidup sehat sehingga meningkatkan kualitas hidup dan terbentuk kaasan bebas
rokok.
B. Bagi Puskesmas
o Diharapkan untuk penelitian selanjutkan dilakukan survey dengan kuisioner
dan wawancara kedua untuk lebih tahu penyebab masalah olahraga tidak
rutin dan merokok secara pasti.
o Dapat digunakan sebagai alternaif bagi petugas puskesmas untuk dapat
meningkatkan cakupan PHBS dan diharapkan adanya penyuluhan
berkelanjutan mengenai dampak negative dari tidak teraturnya olahraga dan
merokok.
C. Bagi Perangkat Desa
Dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2011. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Kemenkes RI : Jakarta
Kemenkes RI, 2016. Pedoman Manajemen Puskesmas. Kemenkes RI: Jakarta
Kemenkes RI, 2016. Petunjuk Teknis Pelaksaan Survey Mawas Diri. Kemenkes RI: Jakarta
Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif; Ragam Perspektif Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
37