Anda di halaman 1dari 40

MINI PROJECT

SURVEI MAWAS DIRI (SMD) DESA GAPURO

KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Disusun Oleh :

dr. Angga Made Santika

Pembimbing :

dr. Hj. Dian Putri Permaisuri

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

PUSKESMAS WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Mini Project Program Dokter Internship Puskesmas Warungasem.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
Program Dokter Internship di Puskesmas Warungasem. Laporan ini dapat
diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Millaty Fitri Ananda , selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Warungasem.
2. dr.Hj. Dian Putri Permaisuri, selaku pembimbing Dokter Internship Puskesmas
Warungasem periode 2017-2018.
3. Ibu Eva Rusdyani,Amd.Keb, selaku Bidan Desa Gapuro.
4. Seluruh petugas Kelurahan Desa Gapuro beserta kader Posyandu yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan kegiatan di dearah tersebut.
5. Seluruh warga Kelurahan Desa Gapuro yang telah menyediakan tempat dan
waktunya untuk terselenggaranya kegiatan Survei Mawas Diri.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil Laporan Laporan Mini Project
Program Dokter Internship Puskesmas Warungasem. ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Semarang, Juni 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
C. Tujuan Program………………………………………………………….. 2
D. Manfaat Program………………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………….. 9


B. Jenis Penilitian ………………………………………………………… 9
C. Populasi Dan Sampel……………………………………………………. 9
D. Materi /Alat Penelitian ..………………………………………...……….. 10
E. Pengambilan Data ……………………………….………………………. 10
F. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………………… 10
G. Instrumen Survey Mawas Diri…………………………………………... 12

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

A. Gambaran Geografi……………………………………………………… 17
B. Hasil Survey…….……………………………………………………….. 17
C. Hasil Kuisioner Survey Mawas Diri…………………………………….. 19
D. Prioritas Masalah pada Indikator………………………………………… 26
E. Analisis Penyebab Masalah……………………………………………… 28

BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH………………………. 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 37

DAFTAR PUSTAKA ……….………………………………………. 40

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Program kesehatan yang cenderung mengalami perubahan seiring dengan
kebutuhan masyarakat dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit.
Seiring dengan perbaiakn derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi
pergeseran penyebab kesakitan terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi
menjadi penyakit degeneratif. Perunahan permintaan tersebut memiliki dampak
yang cukup besar terhadap manajemen puskesmas. Puskesmas harus memiliki
suatu mekanisme untuk memantau permintaan masyarakat secara teratur karena
perubahan permintaan masyarakat akan berdampak terhadap pelayannan yang
diberikan oleh puskesmas secara tanggap terhadap perubahan lingkungan dan
kebutuhan serta harapan masyarakat. Program puskesmas sangat perlu untuk
mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program puskesmas,
sehingga tujuan dari program puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.
Dalam upaya mencapai visi dan misi Kementrian Kesehatan,
ditetapkanlah strategi untuk mencapainya yaitu dengan pemberdayaan
masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan
melalui kerjasama nasional dan global. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan
strategi yang berbasis model pendekatan dan kebersamaan yaitu berupaya
memfasilitasi percepatan dan pencapaian peningkatan derjat kesehatan bagi
seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa.
Pengembangan Desa Siaga sudah dicanangkan sejak tahun 2006 sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang
pedoman Pelaksanaan Desa Siaga. Namun, dalam pelaksanaannya masih
diperlukan penyempurnaan dan pemantapan komponen-komponen yang ada,
sehingga menjadi Desa Siaga Aktif. Salah satu upaya yang masih perlu
dilaksanakan adalah melaksanakan pembinaan Survei Mawas Diri dan
Musyawarah Masyarakat Desa (SMD dan MMD).

1
Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat
dibawah bimbingan petugas kesehatan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai
instansi yang terkait dengan program kesehatan dengan melakukan beberapa
modifikasi sesuai dengan keperluannya masing- masing. Mawas diri harfiah
berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai
kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada
tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan untuk
menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala
potensi yang dimilikinya.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana masalah kesehatan masyarakat Desa Gapuro, Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang ?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah pada indikator yang masih
memiliki cakupan rendah?

1.3. Tujuan Program


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menganalisa masalah kesehatan masyarakat Desa
Gapuro, Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat di Desa
Gapuro, Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
b. Mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan pada
masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro, Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang.
c. Mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah
yang ditemukan pada masalah kesehatan masyarakat di Desa
Gapuro, Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.

2
d. Mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang
ditemukan pada masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro,
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
e. Mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah
yang terpilih pada masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro,
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.

1.4. Manfaat Program


1.4.1. Manfaat untuk Masyarakat
a. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
b. Sebagai masukan bagi pemangku kebijakan dalam menetapkan
kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan.
1.4.2. Manfaat untuk Peneliti
a. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Desa Gapuro
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
b. Sebagai media untuk menambah pengetahuan tentang ilmu
kesehatan masyarakat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Survei Mawas Diri


Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah
yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk
mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber
daya, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk
diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat
digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya,
sesuai batas kewenangannya.
Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dandata sekunder,
pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun
kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama
mengatasi masalah kesehatan di masyarakat.
Instrumen SMD disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan
masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup
format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang:
o Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita;
o Status imunisasi dan status gizi balita;
o Kondisi lingkungan permukiman/rumah tempat tinggal;
o Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban
sehat, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga;
o Perawatan balita sehat dan sakit;
o Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita(tumbuh kembang, gizi
seimbang, imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll);
o Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM);

4
o Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau Pertanyaan lain yang
dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan. Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who,
When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan
bagaimana masalah itu terjadi).
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu
masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan
jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya. Metode USG: Urgency, Seriousness,
Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu
yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1
– 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk
lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Urgency: Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari
tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
(2) Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang

5
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.
(3) Growth: Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk
kalau dibiarkan. Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
metode USG, yakni sebagai berikut:
a. Hasil analisa situasi
b. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
c. Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan
pemerintah yang berlaku.
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari
akar penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi
dengan data di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan
dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone).
Diagram sebab akibat digambarkan seperti contoh pada formulir 1
terlampir, langkah-langkah penyusunannya meliputi:
 Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
 Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala
ikan.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab.
 Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
 Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada
masing-masing.

6
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
 Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan:
1. Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu
diperlukan konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk
memastikannya.
2. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas
sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan
penyebabnya.
3. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab.
4. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fish bone diagram tersebut.
2) Pohon Masalah (Problem Trees).
Pohon Masalah terlihat seperti pada contoh formulir 2 terlampir.
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
 Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
 Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak
dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
 Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masingmasing
kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk
kategori utama yang lain.

7
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat
daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada
dibawahnya.
Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:
1) Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat
dan bahan habis pakai, anggaran dan data.
2) Proses (pelaksanaan kegiatan).
3) Lingkungan.
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah
pendapat). Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara
pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai
berikut:
1) Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang
suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam
periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik. Manfaat dari
brainstorming adalah untuk:
 Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
 Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
 Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).
2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah
pendapat (brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai
bahan penyusunan Rencana Lima Tahunan.
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara
pemecahan masalah.

8
BAB III

RUANG LINGKUP PENELITIAN

2.1.Ruang Lingkup Penelitian


a. Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat
b. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilaksanakan Desa Gapuro Kecamatan Warungasem, Batang
c. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018

2.2.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis peneitian observasional deskriptif dengan
teknik survei yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai
suatu hal baik sosial maupun eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena
atau kenyataan sosial.

2.3.Populasi dan Sampel


A. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga yang bertempat tinggal
di wilayah Desa Gapuro Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
B. Sampel
Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
serta dipilih dengan simple random sampling sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi :
- Dalam Keluarga minimal mempunyai anak usia balita
- Mempunyai surat KK
b. Kriteria Ekslusi :
- Tidak bersedia mengisi kuisioner

9
C. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling dan sudah dilakukan
kriteria inklusi dan eksklusi.

2.4. Materi / Alat Penelitian


1. Kuesioner Survei Mawas Diri.
2. Kartu KK

2.5. Pengambilan Data


Data primer pada penelitian ini menggunakan data yang diambil langsung oleh
kader terlatih Desa Gapuro pada survei bulan April – Mei 2018.
2.6. Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Tahapan SMD :
A. Persiapan
1. Menyusun daftar pertanyaan dan lembar observasi, dengan
memperhatikan :
- Prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan di Lingkungan.
- Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data.
- Pernyataan harus jelas, singkat, padat, dan tidak bersifat
mempengaruhi responden.
- Kombinasi pernyataan terbuka, tertutup, dan menjaring
- Menampung juga harapan masyarakat.
- Lembar observasi dapat mudah mengobsevasi rumah, halaman,
dan lingkungan sekitarnya
2. Menentukan kriteria responden, termasuk cakupan wilayah dan
jumlah KK.
3. Menentukan subjek pelaksana dan melatihnya

B. Pelaksanaan

10
Kader yang telah ditunjuk melaksanakan dengan bimbingan petugas
Puskesmas dan bidan desa mengumpulkan informasi masalah
kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
C. Pengolahan Data
- Petugas Puskesmas sehingga dapat diperoleh perumusan masalah
kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang
bersangkutan.
- Hasil pengolahan data dirumuskan dalam bentuk laporan SMD,
yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa).

3.6.2. Metode SMD


Pengamatan langsung dengan cara :
A. Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan kepala
lingkungan tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan,
metode dan strategi pelaksanaannya.
B. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan (Transection Walk)
C. Wawancara dengan kunjungan rumah, bersama kader melakukan
pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab,
pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya.
D. Wawancara mendalam secara kelompok

3.6.3. Cara penyajian data SMD


Ada 3 cara penyajian data yaitu :
1. Secara Tekstular : adalah penyajian data hasil SMD menggunakan kalimat
2. Secara Tabular : merupakan penyajian data dalam bentuk kumpulan angka
yang disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar.

11
Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
3. Secara Grafikal : adalah gambar-gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan
dari data tabel yang telah dibuat.

3.6. Instrumen Survey Mawas Diri

SURVEI MAWAS DIRI


DESA GAPURO
PUSKESMAS WARUNGASEM

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan

1. Bila Anda atau anggota keluarga lainnya sakit, di manakah tempat berobatnya?
a. Puskesmas
b. Tradisional (dukun/alternatif)
c. Diobati sendiri
d. Praktek swasta

2. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke faskes (Puskesmas, Pustu, Polindes,
Praktek Swasta) ?
a. Kurang dari 1 km
b. 1-5 km
c. 6-10 km
d. > 10 km

3. Jaminan kesehatan yang Anda miliki :


a. BPJS/ KIS

12
b. Kartu Batang Sehat
c. Asuransi lain, contoh Prudential, Axa
d. Tidak punya

4. Bila mempunyai ibu hamil, dimana rencana tempat melahirkan ?


a. Rumah sakit
b. Bidan
c. Dukun
d. Puskesmas

5. Siapakah yang menolong persalinan anak terakhir Anda?


a. Dokter
b. Bidan
c. Dukun
d. Sendiri/keluarga

6. Apakah Anda mengimunisasikan anak Anda?


a. Ya, imunisasi lengkap sesuai usia
b. Ya, imunisasi lengkap tapi terlambat
c. Imunisasi tidak lengkap
d. Tidak sama sekali

7. Menurut Anda apakah ASI ekslusif itu?


a. Makanan Alamiah bagi bayi usia sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja
d. Tidak tahu

8. Sejak usia berapa anda memberikan makanan selain ASI kepada anak Anda
(termasuk susu formula)?
a. > 6 bulan
b. > 3 bulan
c. > 1 bulan
d. < 1 bulan

9. Berapa kali sebaiknya menimbang berat badan bayi dan balita?


a. 1 bulan sekali
b. 3-6 bulan sekali
c. 1 tahun sekali
d. Tidak tahu
13
10. Alat kontrasepsi apa yang digunakan Anda dan pasangan?
a. Hormonal : pil, suntik, implan
b. Non hormonal : IUD/AKDR, kondom, steril
c. KB alami : metode kalender, senggama terputus, MAL (Metode Amenore
Laktasi)
d. Tidak KB

11. Apa yang anda ketahui tentang pengertian KB adalah?


a. Menambah jumlah angka kelahiran
b. Usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak
c. Memperbanyak anak

12. Bagaimana status gizi anak terakhir anda dalam grafik KMS (Kartu Menuju
Sehat) ?
a. Di bawah garis merah
b. Di dalam pita hijau
c. Di dalam pita kuning bawah
d. Di dalam pita kuning atas

13. Di mana Anda sekeluarga BAB ?


a. Di tepi sungai
b. Di kebun
c. Di WC umum
d. Di WC milik sendiri

14. Dari manakah sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari ?
a. Sumur
b. PDAM
c. Sungai
d. Lainnya, misal air isi ulang

15. Di manakah tempat pembuangan sampah Anda?


a. Dikubur/ dibakar di kebun
b. Dibuang di sungai
c. Tempat sampah tertutup
d. Tempat sampah terbuka

16. Lantai rumah :


14
a. Tanah pada seluruh ruang / kamar
b. Plester/semen pada sebagian/ seluruh ruangan.
c. Ubin/keramik pada sebagian ruang/kamar.
d. Ubin/keramik pada seluruh ruangan

17. Langit-langit rumah : (mayoritas ruangan) :


a. Asbes /seng
b. Eternit /gypsum
c. Anyaman bambu.
d. Tanpa langit-langit

18. Berapa jumlah orang dalam satu rumah ? …


Luas rumah ? …. m2
Kepadatan hunian diisi oleh petugas kesehatan

19. Pilihan menu makanan yang paling bergizi


a. Nasi putih, jagung, tempe
b. Nasi putih, ikan, ayam, tahu
c. Nasi putih, ayam, sayur bayam, pisang
d. Nasi putih, megono, kangkung, sayur bayam

20. Apakah anggota keluarga Anda ada yang merokok?


a. Ya, tapi di luar rumah
b. Ya, di dalam dan di luar rumah
c. Tidak ada yang merokok
21. Menurut Anda, mana yang lebih bahaya ?
a. Perokok aktif
b. Perokok pasif
c. Sama-sama bahaya

22. Bagaimana Anda mencuci tangan?


a. Dengan air di wadah
b. Air mengalir
c. Sabun
d. Air mengalir dan sabun

23. Kapan waktu menggosok gigi?


a. Setelah sarapan dan setelah makan malam
b. Saat mandi pagi dan mandi sore
c. Setelah sarapan dan sebelum tidur
15
24. Seberapa sering menguras bak kamar mandi?
a. 3 hari sekali
b. 1 minggu sekali
c. saat terlihat kotor
d. 1 bulan sekali

25. Seberapa sering anda berolahraga?


a. 3 kali seminggu
b. 1 kali seminggu
c. tidak pernah

26. Apakah pasien tensi tinggi harus berobat secara teratur?


a. Ya, jika ada keluhan
b. Ya, jika obat habis
c. Tidak perlu
d. Tidak tahu

27. Makanan apa saja yang harus dihindari pada penyakit tensi tinggi?
a. Makanan asin
b. Makanan manis
c. Makanan pedas
d. Tidak tahu

28. Berapa lama jika seorang penderita TBC harus minum obat?
a. Sampai batuk hilang
b. Minimal 6 bulan
c. 2 bulan
d. Setelah 2 minggu minum obat merasa sembuh
29. Apakah gangguan jiwa bisa diobati ?
a. Bisa dengan minum obat dan kontrol rutin
b. Bisa dengan ke dukun
c. Tidak bisa karena penyakit dibuat orang

30. Apabila ada pasien gangguan jiwa yang serumah dengan kita apa yang perlu kita
lakukan ?
a. Menjauhinya karena berbahaya
b. Memasung pasien
c. Memperhatikan dan mendampingi pengobatan pasien dengan teratur.
d. Dibuang ke jalan atau ke dinas sosial
16
BAB V

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Geografi


Lokasi Desa Gapuro berjarak ±500 meter dari Puskesmas Warungasem
dengan jarak tempuh ± 3 menit. Pengambilan data dibantu oleh kader Posyandu
Desa Gapuro yang melakukan survey di 5 RW. Jalur sepanjang Desa tersebut
sudah di paving seluruhnya sehingga jalan untuk menuju tempat lokasi dapat di
tempuh dengan mudah.

4.2. Hasil Survei

Tabel 4.1.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Gapuro

Usia Jumlah
20-30 tahun 36
30-40 tahun 116
40-50 tahun 50
50-60 tahun 14
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Tabel 4.1.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Gapuro

Jenis Kelamin Jumlah


Pria 78
Wanita 138
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Tabel 4.1.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Gapuro


17
Mata Pencaharian Jumlah
PNS 3
Swasta 17
Wiraswasta 60
Buruh 42
Ibu Rumah Tangga 94
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Tabel 4.1.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa


Gapuro
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD 39
SMP 111
SMA/Sederajad 56
Sarjana 10
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Tabel 4.1.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk yang Merokok


di Desa Gapuro

Jumlah Penduduk yang Jumlah


Merokok
Perokok 154
Tidak Perokok 62
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Dari 216 KK di Desa Gapuro terdapat 154 responden yang anggota


keluarga merokok, dan yang tidak merokok sebanyak 62 responden. 40 respondon
olahraga 3x dalam seminggu, dan 176 responden olahraga 1 kali dalam seminggu.

18
Tabel 4.1.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk yang Olahraga
Tidak Rutin di Desa Gapuro

Indikator Olahraga Jumlah


Rutin 40
Tidak Rutin 176

4.3. Hasil Kuisioner Survei Mawas Diri


Jumlah sampel : 216 KK
Jumlah indikator : 10
1. Akses Kesehatan
Tempat Berobat Jumlah Persentase
Puskesmas / Swasta 213 98,6%
Tradisional / diobati sendiri 3 1,3%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Jarak Jumlah Persentase


Kurang dari 1 KM 174 80%
Lebih dari 1 KM 42 19,4%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Jaminan Kesehatan Jumlah Persentase


BPJS/KBS/ Asuransi lain 138 63,8%
Tidak Punya 78 36%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

19
2. Kesehatan ibu

Rencana Tempat Bersalin Jumlah Persentase


RS/Bidan/puskesmas/ 216 100%
Dukun 0 0%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Penolong Persalinan Anak Jumlah Persentase


Terakhir
Dokter/Bidan 216 100%
Dukun/sendiri 0 0%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

3. Kesehatan anak

Imunisasi Anak Terakhir Jumlah Persentase


Imunisasi lengkap sesuai usia 182 84,2%
Imunisasi lengkap tapi
terlambat/imunisasi tidak
lengkap/tidak sama sekali 34 15,7%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Pengetahuan Asi Eksklusif Jumlah Persentase


Asi saja/sampai 6 bulan 165 76,3%
Susu formula/ MP ASI 51 23,6%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Pemberian MP ASI Jumlah Persentase


Lebih dari 6 bulan 167 77,3%

20
Kurang dari 6 bulan 49 20,8%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Penimbangan BB bayi dan Jumlah Persentase


balita
1 bulan sekali 197 91,5%
Lebih dari 1 bulan sekali 19 8,7%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

4. KB

KB yang digunakan Jumlah Persentase


KB hormonal/ non
hormonal/alami 165 76,3%
Tidak KB 51 23,6%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Pengertian KB Jumlah Persentase


Usaha menjarangkan/
merencanakan jumlah anak 216 100%
Menambah
kelahiran/Memperbanyak anak 0 0%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

5. Status gizi

Status anak gizi terakhir Jumlah Persentase


Didalam pita hijau 191 88,4%

21
Diluar pita hijau 25 11,5%
Jumlah 216 100%

Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Pengetahuan makanan Jumlah Persentase


bergizi
Menu 4 sehat 5 sempurna 187 86,5%
Tidak memenuhi 4 sehat 5
sempurna 29 13,4%
Jumlah 216 100%

Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

6. Rumah Sehat

Tempat BAB Jumlah Persentase


Jamban 215 99,5%
Bukan jamban : sungai/kebun 1 0,4%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Sumber air Jumlah Persentase


Sumur/PDAM/Air isi ulang 213 98,6%
Sungai 3 1,3%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Tempat pembungan sampah Jumlah Persentase


Tempat sampah tertutup 26 12,03%
Tempat sampah
terbuka/dibakar/dibuang kesungai 190 87,9%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

22
Lantai rumah Jumlah Persentase
Ubin/keramik seluruh ruangan 137 63.4%
Tidak menggunakan ubin/keramik 79 36,5%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Langit-langit rumah Jumlah Persentase


Eternit/gypsum 70 32,4%
Asbes/seng/anyaman bambu/tanpa
langit-langit 146 67,5%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Kepadatan hunian Jumlah Persentase


Lebih atau sama dengan 8 meter persegi per
orang 167 77,3%
Kurang dari 8 meter persegi per orang 49 22,6%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

7. Perilaku Sehat

Anggota Keluarga Perokok Jumlah Persentase


Tidak ada 62 28,7%
Ada 154 71,2%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

23
Pengetahuan Tentang Perokok Jumlah Persentase
Perokok pasif lebih berbahaya 113 52.3%
Perokok aktif lebih berbahaya/sama-sama
bahaya 103 47,6%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Cuci tangan Jumlah Persentase


Air mengalir dan sabun 162 75%
Air tidak mengalir/tidak
menggunakan sabun 54 25%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Waktu Yang Tepat Menggosok Jumlah Persentase


Gigi
Setelah makan dan sebelum tidur 90 41,6%
Setiap pagi dan mandi sore 126 58,3%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Frekuensi Menguras Kamar Jumlah Persentase


Mandi
Minimal 1 minggu sekali 159 73,6%
Lebih dari satu minggu/saat terlihat
kotor 57 26,3%
Jumlah 216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Frekuensi olahraga Jumlah Persentase

24
3 kali seminggu 40 18,5%
Kurang dari 3 kali
seminggu/tidak pernah 176 81,4%
216 100%

Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

8. Hipertensi

Kontrol pasien hipertensi Jumlah Persentase


Jika obat habis 128 59,2%
Jika ada keluhan 88 40,7%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Makanan yang dihindari pasien Jumlah Persentase


hipertensi
Makanan asin 196 90,7%
Makanan manis/pedas/ tidak tahu 20 9,2%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

9. Diabetes Mellitus
Pengetahuan tentang Jumlah Persentase
kesembuhan sakit DM
Tidak, tetapi bisa dikontrol 179 82,8%
Bisa sembuh/tidak tahu 37 17,1%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Pengetahuan tentang kesembuhan Jumlah Persentase


sakit DM
Tidak, tetapi bisa dikontrol 179 89.5%

25
Bisa sembuh/tidak tahu 21 10.5%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

10. Kesehatan Jiwa

Pengetahuan pengobatan Jumlah Persentase


gangguan jiwa
Bisa dengan minum obat dan
kontrol rutin 199 92,1%
Bisa dengan ke dukun/tidak bisa
diobati 17 7,8%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

Perawatan pasien jiwa dirumah Jumlah Persentase


Memperhatikan dan mendampingi pengobatan
pasien dengan teratur 216 100%
Menjauhi/memasung/dibuang kejalan/dinkes 0 0%
216 100%
Sumber: Data Sekunder Juni, 2018

4.4. Prioritas Masalah pada Indikator


Dalam identifikasi masalah akan ditemukan beberapa masalah. Tidak semua
masalah akan dipecahkan karena terbatasnya dana, waktu, dan sumber daya,
karena itu diperlukan prioritas masalah yang akan dipecahkan. Prioritas masalah
kesehatan masyarakat di Desa Gapuro menggunakan metode Hanloon Kualitatif
dengan menggunakan kriteria USG.
a. Tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut mendesak untuk
segera cepat diatasi.

26
b. Keseriusan masalah/Seriousness (S), yakni apakah masalah tersebut
menimbulkan dampak kesehatan yang parah
c. Potensi perkembangannya/Growth (G), Yakni apakah masalah tersebut akan
segera berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan luas.

5 Prioritas Masalah :

1. Pengetahuan tentang waktu gosok gigi yang kurang tepat


2. Penggunaan atap pada rumah sehat
3. Perilaku merokok
4. Olahraga tidak rutin
5. Pembuangan sampah yang tidak benar

Tabel 4.3.1. Kriteria Urgency

No 1 2 3 4 5 T

1 - - - - 0

2 + - - - 1

3 + + + - 3

4 + + + - 3

5 + - - - 1

T 4 2 1 0 0

27
Tabel 4.3.2. Kriteria Serriouness

No 1 2 3 4 5 T
1 - - - - 0
2 - - - - 0
3 - - + + 2
4 + + + + 4
5 - + - + 2
T 2 3 1 2 2

Tabel 4.3.3. Kriteria Growth

No 1 2 3 4 5 T
1 - - - + 1
2 - - - + 1
3 + + + - 3
4 + + + - 3
5 0
T 2 2 1 1 2

Dari hasil Hanloon Kualitatif menggunakan kriteria USG, didapatkan


beberapa masalah yang menjadi prioritas secara berurutan sebagai berikut :
Tabel 4.4. Tabel Prioritas Masalah

Masalah U S G Total Prioritas

Pengetahuan tentang waktu 0 0 1 1 5


gosok gigi yang tepat

Penggunaan atap pada rumah 1 0 1 2 4


sehat

Perilaku merokok 3 2 3 8 2

28
Olahraga tidak rutin 3 4 3 10 1

Pembuangan sampah yang benar 1 2 0 3 3

4.5. Analisis Penyebab Masalah


Tahap selanjutnya setelah menentukan prioritas masalah adalah identifikasi
penyebab dari masalah tersebut. Dalam identifikasi masalah ini digunakan metode
diagram tulang ikan (Fish bone diagram) sebagai berikut:

29
Money Man

Kurangnya kesadaran tentang masalah


Kurangnya kesadaran akan yang terjadi jika kurang olahraga
Belum adanya alokasi dana pentingnya kesehatan jasmani
untuk program kesehatan
jasmani Kurangnya dukungan
Masyarakat masih malas untuk
steak holder
berolahraga seminggu 3x

Cakupan
orang yang
berolahraga
masih
Kurangnya sosialisasi lintas Belum tersedia rendah(18,5
Sarana dan
sektor tentang kesehatan jasmani tempat olahraga %)
prasarana belum
Belum adanya program dan macam penyakit yang bisa
memadai
puskesmas tentang dicegah dengan olahraga
kesehatan jasmani

30
Pelayanan Sarana dan
Kesehatan Prasaranan
BAB V

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

5.1. Alternatif pemecahan masalah


Berdasarkan pertimbangan dari diagram tulang ikan (fishbone), dengan indikator anggota keluarga olahraga tidak rutin
disusun alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :

5.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah Kebugaran Jasmani

Masalah Penyebab Tujuan Sasaran Alternatif pemecahan


masalah
Masih Rendahnya Sumber Daya Manusia 1. Meningkatakan Umum 1. Mengadakan
Masyarakat yang 1. Kurangnaya kesadaran Seluruh masyarakat usia penyuluhan tentang
mau melakukan kesadaran masyarakat masyarakat tentang remaja, dewasa, dan lansia macam-macam
Olahraga Akan pentingnya pentingnya desa Gapuro penyakit yang
kesehatan jasmani kesehatan jasmani dapat dikurangi

31
2. Kurangnya 2. Menurukan jumlah Khusus angka kesakitan
pengetahuan dari angka kesakitan 1. Masyarakat desa dengan kesehatan
masyarakat tentang dari berbagai Gapuro yang masih jasmani.
beberapa masalah factor jarang melakuakn 2. Mengadakan
penyakit yang terjadi penyebabnya olahraga < 3x dalam Senam Lansia
jika kurang olahraga dengan olahraga seminggu. Seminggu sekali
3. Masyarakat masih 3. Mendorong , 2. Masyarakat desa
malas untuk olahraga mengajak Gapuro dengan
3x dalam seminngu masyarakat untuk riwayat penyakit
4. Kurangnya dukungan melakukan Hipertensi,Dm,dll
dari steakholder olahraga minimal
dalam masyarakat 3x dalam
untuk mengelola seminggu
program kesehatan 4. Meningkatkan
jasmani (Forum Kualitas hidup
Kesehatan Desa) dengan salah
satunya
Sarana dan Pra melakuakan
Sarana Olahraga
32
1. Belum tersedianya
tempat untuk
melakukan olahraga
2. Belum tersediaanya
fasiltas yang
mendukung buat
pemeriksaan
kesehatan jasmani
Dana
1. Belum adanya alokasi
dana untuk program
kebugaran jasmani

Pelayanan Kesehatan
1. Kurangnya Sosialisasi
lintas sector tentang
kesehatan jasmani dan
macam-macam
penyakit yg
33
menyertainya
2. Belum adanya
program puskesmas
tentang kesehatan
jasmani

Solusi

Setelah dilakukan MMD di desa Gapuro pada hari Rabu ( 11/7/2018 ) didapatkan pemecahan masalah yang disepakati untuk
olaharaga adalah akan diadakannya Senam Lansia yang akan dilakukan di balaidesa Gapuro atau Rumah Ketua RW Masing-Masing
yang akan dipandu dari FKD atau Kader Desa Gapuro, peralatan sudah disiapkan oleh balaidesa. Senam dilakukan menggunakan
bantuan youtube,tanpa pelatih jadi bisa dilakukan secara gratis.

34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengumpulan data SMD (Survey Mawas Diri) yang dilakukan
menggunakan metode kuisioner dan wawancara di Desa Gapuro Kecamatan Warungasem
Kabupaten Batang didapatkan hasil masalah yang perlu mendapat perhatian khusus yakni
perilaku merokok, olahraga tidak rutin, atap rumah tidak sehat, waktu gosok gigi yang
kurang tepat dan pembuangan sampah belum benar.
2. Berdasarkan analisis dengan mempertimbangkan urgensi, tingkat keseriusan, potensi
perkembangan masalah (USG) didapatkan prioritas masalah yakni olahraga tidak rutin
dan Perokok Aktif. Dari 216 responden, terdapat 176 yang mendapati anggota keluarga
yang tidak melakuakan oalahraga rutin dan 103 sebagai Perokok aktif.
3. Penyebab masalah dari prioritas masalah yang telah ditemukan di Desa Gapuro
Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang adalah :
a. Olahraga tidak rutin meliputi :
- Man meliputi : Kurangnaya kesadaran masyarakat tentang kesehatan jasmani,
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang masalah beberapa penyakit yang
terjadi jika kurang olahraga, Masyarakat masih malas untuk olahraga 3x
dalam seminngu, dan Kurangnya dukungan dari steakholder dalam
masyarakat untuk mengelola program kesehatan jasmani.
- Dana meliputi : Belum adanya alokasi dana untuk program kesehatan jasmani
- Pelayanan kesehatan meliputi : Kurangnya Sosialisasi lintas sector tentang
kesehatan jasmani dan macam-macam penyakit yg menyertainya dan belum
adanya program puskesmas tentang kesehatan jasmani
- Sarana Prasarana meliputi : Belum tersedianya tempat untuk melakukan
olahraga

3. Alternatif pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan di Desa Gapuro Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang adalah :
a. Olahraga tidak rutin
1. Mengadakan penyuluhan tentang macam-macam penyakit yang dapat
dikurangi angka kesakitan dengan kebugaran jasmani

35
2. Mengadakan senam Lansia seminggu 1x yang bisa dipimpin oleh FKD atau
Kader Desa Gapuro

6.2.Saran
A. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pentingnya olahraga
dan bahaya perilaku merokok serta ikut berpartisipasi dalam mewujudkan perilaku
hidup sehat sehingga meningkatkan kualitas hidup dan terbentuk kaasan bebas
rokok.
B. Bagi Puskesmas
o Diharapkan untuk penelitian selanjutkan dilakukan survey dengan kuisioner
dan wawancara kedua untuk lebih tahu penyebab masalah olahraga tidak
rutin dan merokok secara pasti.
o Dapat digunakan sebagai alternaif bagi petugas puskesmas untuk dapat
meningkatkan cakupan PHBS dan diharapkan adanya penyuluhan
berkelanjutan mengenai dampak negative dari tidak teraturnya olahraga dan
merokok.
C. Bagi Perangkat Desa
Dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2011. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Kemenkes RI : Jakarta
Kemenkes RI, 2016. Pedoman Manajemen Puskesmas. Kemenkes RI: Jakarta
Kemenkes RI, 2016. Petunjuk Teknis Pelaksaan Survey Mawas Diri. Kemenkes RI: Jakarta
Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif; Ragam Perspektif Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

37

Anda mungkin juga menyukai