Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RADIOLOGI

Pembimbing: dr. Elsa P. Surbakti, Sp.Rad

Nama : - Fellayatul Hapsari 17360313

- Rika Novitasari 17360359

- Rika Nurjanah 17360360

- Sinta Nurbaiti S 17360364

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE, KAB. KARO
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2018
Tanggal 01 Agustus 2018

1. Syarat foto rontgen layak baca


1. Identitas : Foto yang akan dibaca harus mencantumkan
identitas yang lengkap sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang
milik pasien
2. Marker : Harus mencantumkan marker R (right/kanan) atau
L (Left/kiri)
3. Os scapula tidak super posisi dengan thorax, dapat tercapai dengan
posisi PA, tangan di punggung daerah pinggang dengan sendi bahu
internal rotasi
4. Densitas cukup : Dikatakan cukup atau berkualitas jika corpus
vertebra dibelakang jantung terlihat samar
5. Inspirasi cukup : Pada saat inspirasi yang tidak adekuat atau pada
saat ekspirasi jantung akan terlihat lebih lebar dan mendatar, corakan
bronkovaskular akan terlihat ramai atau memadat karena terdorong
oleh diafragma. Inspirasi dikatakan cukup jika iga 6 anterior atau iga
10 terlihat komplit
6. Simetris : jika terdapat jarak yang sama antara prosessu dan sisi
medial os clavicula kanan-kiri. Posisi asimetris dapat mengakibatkan
gambaran jantung mengalami rotasi densitas paru sisi kanan-kiri
berbeda sehingga penilaian menjadi kurang valid

2. Nama- nama foto dan posisi


1. Thorax : PA erect, AP supine, lateral
2. Thoracal : AP, lateral
3. Abdomen : AP supine, AP erect
4. Pelvis : AP, AP supine
5. Cervical : AP, lateral
6. Lumbalis : AP, lateral
7. Schedell : AP, lateral
8. Sholder : AP
9. Humerus/ antebrachi : AP, lateral
10. Elbow/ wrist joint/manus : AP, lateral
11. Femur : AP, lateral
12. Genu/cruris : AP, lateral
13. Anklie/pedis : AP, lateral

3. Radioanatomi thorax normal


1. Thorax proyeksi PA/AP
 Trakea dan bronkus kanan kiri, terlihat sebagai lesi lusen
(hitam) yang super posisi dengan vertebrae
 Hilus terdiri dari arteri, vena, bronkus dan limfe
 Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan iga disebut dengan
sinis kostofrenikus normal lancip
 Diafragman terlihat seperti kubah dibawah jantung dan paru.
Perbedaan tinggi kedua diafragma yang normal adalah 1,5 cm.
Jika kurang dari 1,5 cm maka diafragma dikatakan mendatar
 Batas jantung kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan, atrium
kanak bersambung dengan mediastinum superior yang dibentuk
oleh v.cava superior
 Batas jantung disisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang
menonjol disebelah kiri kolumna vertebralis. Dibawah arkus
aorta ini batas jantung melengkung ke dalam (konkaf) yang
disebut pinggang jantung
 Pada pinggang jantung ini terdapat penonjolan arteri
pulmonalis
 Dibawah penonjolan a. Pulmonalis terdapat aurikel atrium kiri
( left atrial appendage)
 Batas kiri bawah jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang
merupakan lengkungan konveks kebawah sampai sinus
kardiofrenikus kiri. Puncak dari lengkungan ventrikel kiri
disebut apex jantung
 Aorta decendens tampak samar-samar sebagai garis lurus yang
letaknya para vertebral kiri dari arkus sampai diafragma
 Apeks paru terletak diatas bayangan os clavicula
 Lapangan atas peru berada diatas iga 2 anterior, lapangan
tengah berada antara iga 2-4 anterior dan lapangan bawah
berada dibawah iga 4 anterior

2. Thorax proyeksi lateral


 Dibelakang sternum, batas depan jantung dibentuk oleh vena
kanan yang merupakan lengkungan dari sudut diafragma depan
ke arah kranial, kebelakang lengkungan ini menjadi
lengkungan aorta
 Bagian belakang batas jantung dibentuk oleh atrium kiri.
Atrium kiri menpati sepertiga tengah dari seluruh batas jantung
sisi belakang. Dibawah atrium kiri terdapat ventrikel kiri yang
merupakan batas belakang bawah jantung
 Batas belakang jantung mulai dari atrium kiri sampai ventrikel
kiri disebut ruang belakang jantung ( retrocardiac space) yang
radiolusen karena adanya paru-paru
 Aorta descendens letaknya berhimpit dengan kolumna
vertebralis

Paru kanan terdiri dari 3 lobus :

- Lobus superior kanan ( Right Upper Lobe/RUL)


- Lobus media kanan ( Right Middle Lobe/ RML)
- Lobus inferor kanan ( Right Lower Lobe/ RLL)

Paru kiri terdiri dari 2 lobus :

- Lobus superior kiri (Left Upper Lobe/LUL) dan lingula


- Lobus inferior kiri ( Left Lower Lobe/ LLL)

Mediastinum terdiri dari :

- Mediastinum superior ( dari apertura toracis sampai arcus aorta )


- Mediastinum anterior (daerah antara sternum dengan pericardiumsisi
anterior)
- Mediastinum media (jantung)
- Mediastinum posterior (pericardium sisi posterior sampai vertebrae)

Tanggal 02 Agustus 2018


1. Cara pengukuran Cardio Thoracic Ratio (CTR)
a. Ditarik garis M yang berjalan ditengah-tengah
b. Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung sisi kanan yang
terjauh
c. Garis B adalah jarak antara M dengan batas jantung kiri yang terjauh
d. Garis transversal C ditarik dari dinding thorax sisi kanan ke dinding
thorax sisi kiri. Garis ini melalui sinus kerdiofrenikus kanan, bila
sinus-sinus kardiofrenikus ini tidak sama tingginya maka garis C
ditarik melalui pertengahan antara kedua sinus itu. Adapula yang
menatik garis C ini dari sinus kostofrenikus kanan ke sinus
kostofrenikus kiri. Perbedaan kedua cara ini tidak begitu besar.

Rumus :

CTR = A + B = 50% atau CTR = A + B X 100%

C1+C2 C

2. Apa yang dimaksud radio opaque dan radio lusen, benda apa saja yang
paling opaque sampai paling lusen
1. Radio opaque adalah benda- benda yang sukar ditembus sinar X,
memberi bayangan putih
2. Radio lusen adalah benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan
memberi bayangan hitam
a. Radio lusen (hitam) : Gas, udara
b. Radio lusen sedang : Jaringan lemak
c. Keputih-putihan: Jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu
kolsterol, batu asam urat
d. Radio Opaque sedang : Tulang, garam kalsium
e. Radio opaque (putih) : Logam – logam berat

Anda mungkin juga menyukai