1 Assesment
4.1.1 Sistem Inventory
Sistem inventory adalah suatu sistem adalah bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam suatu perushaan untuk
di proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan dan
dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan
siap pakai dan tersimpan dalam database (sistem inventory). Inventory atau barang
persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku / raw
material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen
inventory dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan
komponen didalam Suplay Chain Product. Gudang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan barang yang bersifat setengah jadi, sampai digunakan dalam proses
produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan
baku. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini
diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai
sekitar 20 – 40% dari harga barang.
PT. Arisamandiri Pratama memiliki satu gudang yang digunakan untuk
menyimpan persediaan bahan baku. Dimana bahan baku yang dimaksud merupakan
bahan baku mentah (original). PT. Arisa Mandiri Pratama juga memiliki satu gudang
produk jadi yaitu barang yang siap dikirim.
8. Proses produksi
a. Proses Injection
Sebelum memulai proses Injection, terlebih dahulu mempersiapkan cetakan
(mold) yang kemudian di naikan ke mesin injection (clamping unit). Setelah
cetakan di naikan kemudian biji resin (plastic) di masukan ke hopper (bagian
dari mesin injection) selanjutnya bahan resin tersebut masuk ke bagian barrel
(melumerkan plastic) sesuai dengan prinsip gravitasi, pemanasan resin tersebut
hingga tercapai titik mealting oleh heater, resin mengalami proses platisizing
berbentuk cairan sehingga mudah untuk di injection kan ke dalam molding
(cetakan) di dalam molding (cetakan) resin di cetak sesuai dengan desain dari
cetakannya, dan mengalami pendinginan untuk proses perubahan fase dari cair ke
padatan (solidifikasi). Faktor yang mempengaruhi dalam injection molding
adalah material plastic yang di pergunakan. Mesin injection dan proses injection
molding secara kuantitatif proses injection molding sangat di pengaruhi oleh suhu
material, tekanan, kecepatan aliran material silinder dan molding, temperature
molding, kekentalan resin, laju pendinginan. Namun semua faktor ini dapat
terukur dalam ruangan injection molding yang terisolasi.
b. Bagian Dekorasi
Setelah proses injection, selanjutnya produk akan diberi dekorasi sesuai
dengan permintaan pelanggan. Proses dekorasi ada 3 macam yaitu :
1. UV Coating
Proses UV Coating di bagi mejadi 3 yaitu :
proses base coat adalah proses penempelan cat secara dasar sebelum proses
vacum.
proses vacum adalah proses penempelan alumunium terhadap produk yang
akan di proses top coat.
proses top coat adalah proses pemberian/penyemprotan clear pada produk
setelah proses vacum
Gambar 3.5 Proses Dekorasi (UV Coating)
2. Stamping
Proses stamping adalah proses penempelan foil (pita) terhadap produk dengan
menggunakan mesin stamping.
3. Printing
Proses printing adalah proses pemberian dekorasi berupa tulisan dan gambar.
c. Bagian Assembly
Proses assembly adalah proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample approve). Setelah
proses perakitan selesai, produk tersebut akan di validasi oleh bagian quality
control dan dalam pengecekan tersebut. Jika produk dinyatakan OK, maka
produk siap di kirim ke gudang jadi. Sebaliknya, jika produk dinyatakan NG atau
cacat maka barang tersebut akan di sortir.
1.3 Sistem Pengendalian Kualitas
Menurut Deming, pengendalian mutu secara sistematis merupakan suatu kegiatan
meliputi langkah-langkah perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check),
serta penindakan atas dasar hasil evaluasi dan perbaikan terus menerus (act).
Pengendalian kualitas didefenisikan sebagai suatu sistem verifikasi dan
penjagaan atau perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau proses
yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang
sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Ada 3 Quality Plant yang diterapkan pada PT. Arisamandiri Pratama yaitu:
1. Kontrol penerimaan (Quality incoming)
Bahan baku yang sudah datang dari supplier akan dicek oleh incoming
Quality Control. Jika bahan baku telah memenuhi syarat yang di tentukan
dan sudah dinyatakan OK dari pihak incoming maka bahan baku akan
dibongkar dari container, sedangkan jika bahan baku yang tidak memenuhi
syarat atau NG maka bahan baku tadi akan dikembalikan ke supplier yang
telah mengirim bahan baku tersebut. Stock bahan baku yang sudah
memenuhi syarat atau OK akan masuk ke gudang. Kemudian jika tiap
gedung produksi injection akan meminta bahan baku, maka departemen
PPIC serta kepala gudang harus membuat jumlah permintaan sesuai bahan
baku yang akan diperlukan untuk membuat produk sesuai dengan SOP baik
jenis bahan bakunya maupun quantitinya.
2. Kontrol proses
Bahan baku yang di pesan dari tiap gedung produksi injection tadi akan
masuk ke departemen mixing dahulu guna mencampurkan bahan baku
dengan warna sesuai perintah SOP. Selanjutnya bahan baku yang sudah di
mixing akan langsung di kirimkan ke tiap gedung produksi injection.
3. Kontrol akhir proses (Final Process)
Hasil dari bahan baku yang sudah diinjection ke setiap mesin kemudian
dicek kualitas barangnya. Jika baik dinyatakan OK dan jika tidak dinyatakan
NG untuk kemudian dilakukan final process yaitu
a) Departemen Dekorasi : UV Coating, stamping dan printing
b) Departemen Assembly : proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample
approve)
Untuk standarisasi pengendalian kualitas mutu produk seorang QC harus
mempersiapkan IP (inpection plan), SA (sample approve), CRB (color range board),
dan DRB (defect range board) sebagai acuan standarisai cacat produk. Jika terjadi
defect maka QC akan melaporkan jenis dan tingkat kerusakan atau cacat (defect)
produk tersebut ke bagian PPIC. Produk yang mengalami defect akan menunggu
keputusan dari PPIC untuk dilakukan perbaikan, untuk produk yang tidak terdapat
defect maka QC memberikan status OK/NG pada produk tersebut karena sudah sesuai
dengan standart. Pengendalian kualitas ini dilakukan pada setiap divisi pada lantai
produksi, untuk meminimasi terjadinya cacat produk.
4.2 Sosialisasi K3
PT. Arisamandiri Pratama dalam upaya mensosialisasikan K3 dikalangan tenaga
kerja menyelenggarakan:
a. Slogan-slogan pentingnya K3
Jika terjadi
Penempatan Pindahkan ke
kebakaran akibat
2 Gedung B APAR dekat panel tempat yg aman &
panel, alat tidak
listrik strategis
bisa diambil
Bila terjadi
Area Crusher Gedung kebakaran, tidak identifikasi
5 Tidak ada APAR
C bisa memadamkan kebutuhan APAR
dengan cepat
Dekat dengan
Identifikasi
panel listrik bila ada percikan
6 Area Mold Gedung D Kebutuhan &
terutama mesin api bisa kebakaran
Sosialisasi
grinding
Pindahkan ke
Susah cari APAR
tempat yg aman &
APAR terhalang timbul kepanikan
8 Mesin 1 Gedung I strategis,
papan info bila terjadi
identifikasi
kebakaran
kebutuhan APAR
tempat cuci
dengan tinner
Gangguan
Tempat Mixing Cat dibiarkan terbuka,
10 kesehatan, potensi IK & Sosialisasi
Gedung M-N beberapa jerigen
kebakaran
dibiarkan tanpa
tutup
Pemasangan
Kurang dikelola
Gangguan Exhause / pindah
Spray Touch Up dengan baik,
13 pernafasan, tempat dg
Gedung PQR hamburan cat
potensi kebakaran sirkulasi udara
kemana-mana
baik
Kepatuhan
Aktivitas Solder Gangguan
14 menggunakan Sosialisasi IK
Gedung PQR pernafasan
masker kurang.