Anda di halaman 1dari 31

4.

1 Assesment
4.1.1 Sistem Inventory
Sistem inventory adalah suatu sistem adalah bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam suatu perushaan untuk
di proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan dan
dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan
siap pakai dan tersimpan dalam database (sistem inventory). Inventory atau barang
persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku / raw
material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen
inventory dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan
komponen didalam Suplay Chain Product. Gudang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan barang yang bersifat setengah jadi, sampai digunakan dalam proses
produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan, gudang bahan
baku. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan barang ini
diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai
sekitar 20 – 40% dari harga barang.
PT. Arisamandiri Pratama memiliki satu gudang yang digunakan untuk
menyimpan persediaan bahan baku. Dimana bahan baku yang dimaksud merupakan
bahan baku mentah (original). PT. Arisa Mandiri Pratama juga memiliki satu gudang
produk jadi yaitu barang yang siap dikirim.

1.1 Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Di PT. Arisamandiri Pratama, perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan
oleh divisi Produksi. Perencanaan produksi dilakukan divisi produksi setelah
mendapatkan rekapitulasi CMO (Confirm Monthly Order) dari divisi marketing dengan
mempertimbangkan stock awal bahan, dan penetapan hari kerja. CMO ini berfungsi
sebagai panduan merencanakan dan mengendalikan stock bahan sampai pengiriman
produk jadi dan menjamin bahwa perencanaan dapat dilaksanakan sesuai keinginan
semua pihak.
Perencanaan produksi perusahaan ini meliputi perencanaan produksi jangka
panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka waktu panjang dilakukan dalam
waktu satu tahun. Sedangkan perencanaan produksi jangka pendek dilakukan setiap
hari.
Selain perencanaan produksi, divisi PPIC juga melakukan pengendalian
produksi. Pengendalian produksi dilakukan PPIC dari mulai proses pengeluaran bahan
baku ke divisi produksi. Kegiatan pengendaliannya berupa melakukan pengontrolan
terhadap hasil produksi dan perencanaan kebutuhan bahan yang telah dibuat. Bagian
PPIC menerbitkan revisi rencana mingguan apabila ada ketidaksesuaian berdasarkan
data-data distribusi gudang dan produksi.
Alur pengeluaran bahan baku ke produksi dimulai ketika departemen Produksi
menerima SOP (surat order produksi) dari PPIC yang selanjutnya bagian produksi
(admin gedung) akan membuat permintaan bahan baku dari departemen logistik. Lalu
bagian produksi (departemen mixing) akan menyiapkan bahan baku sesuai dengan
SOP yang ada. Dan selanjutnya, bahan baku tersebut akan di distribusikan ke bagian
produksi. Setelah itu departemen produksi melakukan pengechekan mengenai jumlah
yang diterima.

1.2 Sistem Produksi


PT. Arisamandiri Pratama memiliki tipe produksi yaitu job order. Job Order
dilakukan pada divisi marketing untuk memenuhi seluruh pesanan dari pelanggan
sesuai dengan spesifikasi jenis produk yang diinginkan. Di dalam proses produksi
terdapat departemen Quality Control. Departemen ini juga melakukan pengawasan dan
penelitian selama proses produksi sampai pada pengiriman barang. Dengan adanya
bagian Quality Control ini, perusahaan lebih yakin bahwa produk yang dipasarkan
adalah produk yang berkualitas baik karena sudah melalui proses pengawasan dan
penelitian terlebih dahulu.
3.3.1 Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang menjadi suatu kebutuhan dasar yang tanpa barang
tersebut produksi tidak akan terjadi.
Bahan-bahan atau material utama yang digunakan PT. Arisamandiri Pratama
untuk proses produksi diantaranya adalah :
1. ABS (Acrylic Butadiene Styrene)
2. AS
3. PP (Poly Propilene)
4. HDPE
5. LDPE
6. PC
7. POM
8. TPR
9. HI (Hight Impact)
10. PS (Poly Styrene)
11. ACRELIC

3.3.2 Proses Produksi


Pada pembuatan produk yang dilakukan oleh PT. Arisamandiri Pratama memiliki
beberapa tahap alur proses produksi yaitu :
1. Persiapan Material atau bahan baku
Sebelum proses produksi berlangsung, terlebih dahulu material disediakan oleh
departemen mixing sesuai dengan SOP yang ada.
2. Mixing
Pada bagian ini bahan baku plastic akan dicampurkan warna tertentu sesuai
dengan SOP yang ada.
3. Persiapan mold (cetakan)
Bagian mekanik mempersiapkan cetakan sesuai SOP yang di keluarkan oleh
PPIC.
4. Bagian quality control
Sebelum proses produksi berlangsung bagian quality control (QC)
mempersiapkan IP (inpection plan), SA (sample approve), CRB (color range
board), DRB (defect range board).

Gambar 3.1 DRB (defect range board)

Gambar 3.2 CRB (color range board)

5. Pembuatan setup by off (produk awal jalan)


Sebelum proses produksi berlangsung, mekanik melakukan setting untuk
membuat produk sesuai dengan SA (sample approve) yang ada dan secara
dimensi mengacu IP (inspection plan) yang tersedia selanjutnya mandor akan
membuat setup by off sebelum proses produksi berjalan dan selanjutnya akan di
validasi oleh pihak quality control. Apabila pengajuan set up by off tersebut di
accept oleh QC, maka proses produksi dapat berjalan dan sebaliknya apabila
pengajuan set up by off dinyatakan reject, maka pihak produksi wajib
mengajukan setup by off tahap ke 2.
6. Control
Dalam proses produksi seorang leader wajib mengetahui SOP yang di terima
sebagai dasar acuan untuk kerja yang di dalamnya terdiri dari :
1. Nama customer
2. Jumlah order
3. Warna
4. Jenis bahan baku dan berat produk
7. Menanggapi jika ada complain
Dalam proses produksi jika terjadi complain dari customer internal maupun
external bagian produksi wajib melakukan evaluasi dengan tim untuk membahas
problem tersebut dengan membuat CAPAR (corrective and preventive action
request). Dan apabila complaint tersebut keluar dari standar pihak produksi
berhak mengganti barang tersebut sesuai dengan kuantiti yang di complain.

Gambar 3.3 CAPAR (corrective and preventive action request)

8. Proses produksi
a. Proses Injection
Sebelum memulai proses Injection, terlebih dahulu mempersiapkan cetakan
(mold) yang kemudian di naikan ke mesin injection (clamping unit). Setelah
cetakan di naikan kemudian biji resin (plastic) di masukan ke hopper (bagian
dari mesin injection) selanjutnya bahan resin tersebut masuk ke bagian barrel
(melumerkan plastic) sesuai dengan prinsip gravitasi, pemanasan resin tersebut
hingga tercapai titik mealting oleh heater, resin mengalami proses platisizing
berbentuk cairan sehingga mudah untuk di injection kan ke dalam molding
(cetakan) di dalam molding (cetakan) resin di cetak sesuai dengan desain dari
cetakannya, dan mengalami pendinginan untuk proses perubahan fase dari cair ke
padatan (solidifikasi). Faktor yang mempengaruhi dalam injection molding
adalah material plastic yang di pergunakan. Mesin injection dan proses injection
molding secara kuantitatif proses injection molding sangat di pengaruhi oleh suhu
material, tekanan, kecepatan aliran material silinder dan molding, temperature
molding, kekentalan resin, laju pendinginan. Namun semua faktor ini dapat
terukur dalam ruangan injection molding yang terisolasi.

Gambar 3.4 Proses Injection

b. Bagian Dekorasi
Setelah proses injection, selanjutnya produk akan diberi dekorasi sesuai
dengan permintaan pelanggan. Proses dekorasi ada 3 macam yaitu :
1. UV Coating
Proses UV Coating di bagi mejadi 3 yaitu :
 proses base coat adalah proses penempelan cat secara dasar sebelum proses
vacum.
 proses vacum adalah proses penempelan alumunium terhadap produk yang
akan di proses top coat.
 proses top coat adalah proses pemberian/penyemprotan clear pada produk
setelah proses vacum
Gambar 3.5 Proses Dekorasi (UV Coating)

2. Stamping
Proses stamping adalah proses penempelan foil (pita) terhadap produk dengan
menggunakan mesin stamping.
3. Printing
Proses printing adalah proses pemberian dekorasi berupa tulisan dan gambar.

Gambar 3.6 Proses Dekorasi (Printing)

c. Bagian Assembly
Proses assembly adalah proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample approve). Setelah
proses perakitan selesai, produk tersebut akan di validasi oleh bagian quality
control dan dalam pengecekan tersebut. Jika produk dinyatakan OK, maka
produk siap di kirim ke gudang jadi. Sebaliknya, jika produk dinyatakan NG atau
cacat maka barang tersebut akan di sortir.
1.3 Sistem Pengendalian Kualitas
Menurut Deming, pengendalian mutu secara sistematis merupakan suatu kegiatan
meliputi langkah-langkah perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check),
serta penindakan atas dasar hasil evaluasi dan perbaikan terus menerus (act).
Pengendalian kualitas didefenisikan sebagai suatu sistem verifikasi dan
penjagaan atau perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau proses
yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang
sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Ada 3 Quality Plant yang diterapkan pada PT. Arisamandiri Pratama yaitu:
1. Kontrol penerimaan (Quality incoming)
Bahan baku yang sudah datang dari supplier akan dicek oleh incoming
Quality Control. Jika bahan baku telah memenuhi syarat yang di tentukan
dan sudah dinyatakan OK dari pihak incoming maka bahan baku akan
dibongkar dari container, sedangkan jika bahan baku yang tidak memenuhi
syarat atau NG maka bahan baku tadi akan dikembalikan ke supplier yang
telah mengirim bahan baku tersebut. Stock bahan baku yang sudah
memenuhi syarat atau OK akan masuk ke gudang. Kemudian jika tiap
gedung produksi injection akan meminta bahan baku, maka departemen
PPIC serta kepala gudang harus membuat jumlah permintaan sesuai bahan
baku yang akan diperlukan untuk membuat produk sesuai dengan SOP baik
jenis bahan bakunya maupun quantitinya.
2. Kontrol proses
Bahan baku yang di pesan dari tiap gedung produksi injection tadi akan
masuk ke departemen mixing dahulu guna mencampurkan bahan baku
dengan warna sesuai perintah SOP. Selanjutnya bahan baku yang sudah di
mixing akan langsung di kirimkan ke tiap gedung produksi injection.
3. Kontrol akhir proses (Final Process)
Hasil dari bahan baku yang sudah diinjection ke setiap mesin kemudian
dicek kualitas barangnya. Jika baik dinyatakan OK dan jika tidak dinyatakan
NG untuk kemudian dilakukan final process yaitu
a) Departemen Dekorasi : UV Coating, stamping dan printing
b) Departemen Assembly : proses penggabungan antara berbagai macam
komponen injection yang di rakit sesuai dengan desain (sample
approve)
Untuk standarisasi pengendalian kualitas mutu produk seorang QC harus
mempersiapkan IP (inpection plan), SA (sample approve), CRB (color range board),
dan DRB (defect range board) sebagai acuan standarisai cacat produk. Jika terjadi
defect maka QC akan melaporkan jenis dan tingkat kerusakan atau cacat (defect)
produk tersebut ke bagian PPIC. Produk yang mengalami defect akan menunggu
keputusan dari PPIC untuk dilakukan perbaikan, untuk produk yang tidak terdapat
defect maka QC memberikan status OK/NG pada produk tersebut karena sudah sesuai
dengan standart. Pengendalian kualitas ini dilakukan pada setiap divisi pada lantai
produksi, untuk meminimasi terjadinya cacat produk.

1.4 Sistem Perawatan (Maintenance)


Sistem maintenance yang berlaku di PT. Arisamandiri Pratama yaitu melakukan
perawatan mesin dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah produksi. Perawatan
mesin yang dilakukan meliputi pengecekan kondisi mesin, oli mesin dan pipa saluran
oli mesin. Jika mesin terdapat kerusakan, maka pihak maintenance langsung
memperbaiki kerusakan mesin tersebut agar proses produksi bisa berjalan dengan
lancar.

1.5 Sistem Tata Letak Pabrik


Tata letak ruangan dalam industri merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan harus dilakukan penentuan
tempat dan luas untuk setiap ruangan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dari
jalannya proses produksi tersebut.
Tata letak didefinisikan sebagai tata ruang pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut memanfaatkan luas
area untuk penempatan mesin atau fasilitas lain yang bersifat sebagai penunjang.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana akan menentukan efisiensi dan
akan menunjang kelangsungan ataupun kesuksesan suatu industri. Peralatan dan desain
produk yang bagus tidak akan berarti jika perencanaan layout di tata tak beraturan dan
kesalahan dalam perencanaan tata letak akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
bagi sebuah industri.
Pemilihan dan penempatan layout merupakan langkah kritis dalam proses
perencanaan fasilitas produksi, karena layout yang dipilih akan menentukan hubungan
fisik aktivitas-aktivitas produksi yang berlangsung. Menurut Wignjosoebroto (1998),
ada empat macam desain layout peralatan pabrik, yaitu :
1. Product Layout
Product layout merupakan desain tata letak yang berdasarkan aliran produksi.
Type ini mesin dan fasilitas produksi diatur berdasarkan aliran atau urutan proses yang
dibutuhkan oleh suatu produk. Digunakan jika suatu pabrik memproduksi
produk/kelompok produk spesifik dalam jumlah besar dengan prosedur standar.
2. Fixed Position Layout
Merupakan tipe tata letak berdasarkan lokasi material yang tetap, dimana
material atau komponen produk utama akan tinggal pada posisi/lokasinya, sedangkan
fasilitas produksi seperti peralatan, mesin, manusia, serta komponen kecil lainnya akan
bergerak menuju lokasi material atau komponen utama tersebut.

3. Family Product Layout


Tata letak ini berdasarkan pengelompokan produk atau komponen yang akan
dibuat. Produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah
pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai bukan berdasarkan pada
kesamaan jenis produk akhir.
4. Functional Process Layout
Merupakan tata letak fasilitas dimana mesin dan peralatan produksi yang
memiliki jenis sama dikelompokkan dalam satu stasiun kerja. Tata letak ini digunakan
untuk industri manufaktur yang bekerja dengan jumlah produksi relative kecil dan
terutama jenis produknya tidak standar. Tata letak ini memberikan fleksibilitas yang
tinggi.
PT. Arisamandiri Pratama menggunakan desain tata letak family Product Layout
dimana terdapat pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat. Produk
yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk,
mesin atau peralatan yang dipakai bukan berdasarkan pada kesamaan jenis produk
akhir. Perusahaan dengan luas 15 Ha, yang terbagi atas dua bangunan yaitu :
1) Bangunan kantor inti dan sarana pendukung yang terdiri dari :
1. Lantai 1 :
a. PPIC.
b. Purchasing
c. Marketing office.
d. Sales
e. HRD personalia
f. Bagian keuangan
g. Meetingroom
2. Lantai 2 :
a. Ruang tamu
b. Desain
c. Accounting
3. Lantai 3:
a. Aula
b. Café (tamu)
c. Ruang owner
2) Bangunan produksi secara keseluruhan yang terdiri dari :
a. Gedung A (Mesin inject komponen housewere, elektronik dan pianika).
b. Gedung B (Mesin printing dan stamping semua produksi).
c. Gedung C (Mesin inject komponen pianika, elektronik dan housewere serta
meng-assembly produk pianika).
d. Gedung D (Mesin inject komponen kosmetik, elektronik dan housewere).
e. Gedung E (Assembly dispenser).
f. Gedung F (Assembly mesin cuci).
g. Gedung G (Mesin inject elektronik, housewere dan senter).
h. Gedung H (Mesin inject kosmetik dan assembly kosmetik).
i. Gedung I (Mesin inject kosmetik dan mesin blow untuk botol).
j. Gedung J (Mesin inject pentel dan assembly pentel (tipe-x)).
k. Gedung K (Assembly housewere dan assembly kipas angin).
l. Gedung L (Mesin inject produk besar seperti cover Tv, Lemari, dan body
mesin cuci).
m. Gedung M dan N (Mesin UV Coating untuk yang berguna melapisi produk
agar seperti croom).
n. Gedung O (Gudang werehouse)
o. Gedung P, Q, R, S (Assembly elektronik seperti Tv, Ac.
p. Gedung T (Produksi speaker).
Bangunan kantor inti dan sarana pendukung yang terdiri dari PPIC, Purchasing,
Marketing office, HRD personalia, Ruang tamu, Desain dll.
2. Bangunan produksi secara keseluruhan yang terdiri dari gedung produksi
injection, gedung produksi bagian dekorasi, gedung produksi bagian
assembly dan gedung untun mixing bahan baku.
3. Poliklinik dan kantin.
4. Tempat penyimpanan sementara limbah B3.
5. Gudang bahan baku dan gudang produk jadi.

1.6 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia


Tersedianya Sumber Daya Manusia yang handal dan profesional dibidangnya
adalah merupakan modal dasar yang sangat menentukan kunci keberhasilan sebuah
perusahaan. Permasalahan seperti tejadinya kecelakaan kerja, mogok kerja, pencurian
dan perbuatan indisipliner diperusahaan yang sebagian besar disebapkan oleh ulah
manusia atau karyawan perusahaan itu sendiri. Untuk itu perusahaan harus mampu
menempatkan orang yang kompeten pada tempat yang tepat, memiliki semangat kerja
yang tinggi, disiplin dan bermoral baik. Agar tujuan ini dapat tercapai, maka salah satu
cara yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melaksanakan rekrutmen dan
seleksi yang baik dan tepat pada setiap pelaksanaan penerimaan karyawan.
Selain rekrutmen, pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses
mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai
dengan standart. Untuk peningkatan sumber daya manusia yang ada di PT.
Arisamandiri Pratama yaitu dengan dilakukannya pelatihan dan training 6 bulan sekali.
Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan skill karyawan agar selalu meningkat
seiring perkembangan jaman.
Jam kerja normal berlaku untuk staf kantor dan teknisi netral. PT. Arisamandiri
Pratama semua karyawan bekerja dari hari Senin sampai Sabtu mulai dari pukul 07.00
– 14.30 WIB, dengan waktu istirahat selama 0,5 jam pukul 12.00 – 12.30 WIB, dan
pada hari sabtu mulai dari pukul 07.00-13.00 WIB. Jumlah karyawan PT. Arisamandiri
Pratama sebesar 1813 orang yang terdiri dari 1232 pekerja wanita dan 581 pekerja pria.
a. Jam Kerja Shift
Karyawan yang mengikuti jam kerja shift adalah semua karyawan yang berada di
produksi dan keamanan. Sistem kerja diperusahaan yaitu 6 hari kerja dan 1 hari off
(libur) dengan jam istirahat pada shift pagi 0,5 jam. Jam kerja perusahaan juga dibagi
menjadi 3 shift dengan enam hari kerja. Pembagian shift adalah sebagai berikut:
Shift 1 : 07.00 – 14.30
Shift 2 : 14.30 – 22.00
Shift 3 : 22.00 – 07.00
b. Jam Kerja Lembur
Pada dasarnya lembur merupakan kebutuhan skunder Perusahaan dan bukan
tujuan utama para karyawan dalam menunaikan tugas dan kewajibannya terhadap
Perusahaan. Berdasarkan data/survey di SDM tenaga kerja/karyawan melakukan
pekerjaannya tidak sampai melebihi ketentuan jam kerja atau sesuai dengan jadwal
shiftnya.
Setelah diamati proses lembur dan mekanismenya, ternyata waktu lembur sudah
terschedul dengan pola waktu dan mekanisme secara matang. Ketentuan jam kerja
lembur mengacu pada beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya kerja lembur ditiadakan.
2. Menyesuaikan Undang-Undang Ketenagakerjaan tentang “Ketentuan Kerja
Lembur Melebihi Waktu Kerja“ yang mensyaratkan lembur tidak lebih dari 56
jam perbulan ( 14 jam dalam satu minggu ).
3. Unit Kerja yang biasanya lembur tetap diharapkan agar para pimpinan
mengatur jadwal kerja yang baik, bila perlu diadakan kerja shift (untuk
operator dan sebagainya).
4. Lembur hanya dapat ditoleransi dalam kondisi yang sangat mendesak, dengan
cara harus ada Surat Perintah Lembur (SPL) dari pimpinan atau atasannya
serta menyebutkan dengan jelas pekerjaan atau tugas yang harus dikerjakan.
5. Masing-masing Kepala Plant, Kepala Proyek dan Pimpinan yang membawahi
harus membuat Perhitungan Pertanggungjawaban realisasi lembur kepada
Kepala Cabang atau atasan secara periodik sebagai dasar pembayaran upah
lembur.
6. Kerja lembur yang menyimpang dari ketentuan diatas, tidak dapat dibayar upah
lemburnya dan akan menjadi pertimbangan konduite tersendiri.

1.7 Sistem Keselamatan Kesehatan Kerja


Pada PT. Arisamandiri Pratama memiliki departemen K3, pada departemen ini
memeliki beberapa tugas penting dalam perusahaan. Salah satunya merupakan
departemen yang memiliki tugas untuk menangani masalah keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) pada PT. Arisamandiri Pratama
Adapun tugas dari departemen K3 dalam menangani keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
1. Menangani kecelakaan (accident) kerja pada lantai produksi.
2. Menganalisa semua potensi yang membahayakan keselamatan dan kesehatan
karyawan.
Jadi dalam hal ini departemen K3 akan melakukan analisa terhadap semua
departemen proses produksi. Analisa tersebut dilakukan guna mengetahui hal-hal
atau potensi bahaya yang dimiliki setiap departemen proses produksi. Jadi dalam
setiap departemen akan diketahui indikator apa yang membahayakan untuk
keselamatan dan kesehatan karyawan.
3. Menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3),
OSHAS 18001 dan ISO 14001.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem
secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif. Sedangkan Pengertian SMK3 OHSAS 18001: ialah
bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan
untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko
K3 organisasi (perusahaan) tersebut. Implementasi SMK3 tidak jauh berbeda
dengan standar internasional OHSAS 18001 dimana ada konsep dasar dari SMK3
yakni PDCA cycle (Plan, Do, Check, Action), berikut kami jelaskan sedikit
tentang konsep PDCA :
 Plan (Perencanaan) : Menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan
untuk mencapai hasil sesuai kebijakan K3 perusahaan.
 Do (Pelaksanaan) : Pelaksanaan proses.
 Check (Pemeriksaan) : memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap
kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan k3
lainnya serta melaporkan hasilnya.
 Action (Tindakan) : mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja k3 secara
berkelanjutan.
4. Menjalankan dan menerapkan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan lingkungan hidup.
Jadi peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan
hidup ditegaskan untuk semua elemen untuk dijalankan dan diterapkan baik pada
perusahaan atau pada lantai produksi. Dalam sistem keselamatan dan kesehatan
kerja untuk alat pemadaman kebakaran meliputi APAR, untuk APAR ditempat
pada setiap kantor per devisi, sedangkan untuk lantai produksi penempatan apar
ditempatkan pada ujung dan tengah lantai produksi yang digantung pada tiang
bangunan dengan jarak antar apar rata-rata 15-20 meter. Penempatan APAR pada
bagian ujung dan tengah supaya apar mudah terlihat, serta mudah dijangkau.
5. Membuat rekomendasi standart alat pelindung diri (APD) yang digunakan dalam
lantai produksi.
Departemen K3 ini menjadi pihak yang bisa menentukan alat pelindung diri
seperti apa yang akan digunakan dalam lantai produksi. Jadi dalam pemberian alat
pelindung diri departemen akan melakukan analisa terlebih dahulu pada setiap
departemen proses produksi. Tahap analisa ini guna mengetahui potensi bahaya
yang ditimbulkan dalam lantai produksi. Sehingga alat pelindung diri yang
diberikan dapat sesuai dengan potensi bahaya yang timbul dalam proses produksi.
Alat pelindung diri (APD) yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan
proses produksi kosmetik dan houseware meliputi masker, sarung tangan, topi,
sepatu dan untuk karyawan proses produksi elektronik meliputi earplug, kacamata,
topi, masker, sarung tangan, sepatu.
6. Memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan
pelatihan.
PT. Arisamandiri Pratama memberikan beberapa fasilitas kesejahteraan dan
keamanan kerja pada para karyawan. Fasilitas kesejahteraan ini merupakan salah satu
bentuk penghargaan terhadap hak-hak tenaga kerja. Adapun fasilitas kesejahteraan
tersebut antara lain:
1. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) sebagai fasilitas asuransi yang
diberikan kepada seluruh tenaga kerja.
2. Karyawan yang memerlukan pemeriksaan dokter akan memperoleh rujukan dari
dokter poliklinik dan biaya pengobatan ditanggung perusahaan termasuk rawat
jalan dan rawat inap.
3. Pemberian santunan pada karyawan yang sakit atau meninggal dunia.
4. Setiap karyawan diberikan APD.

1.8 Sistem Pemasaran


Sistem pemasaran merupakan sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan
maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Untuk sistem pemasaran pada PT. Arisamandiri Pratama dilakukan oleh
departemen marketing, pemasaran produk dari perusahaan dikirim ke berbagai tempat
di Indonesia seperti kota Semarang, Jakarta, Surabaya, bali dll. Serta PT. Arisamandiri
Pratama juga mengirimkan produknya ke luar negeri seperti India, Arab, Australia,
Malaysia, Jepang, Singapore dll.

Dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Arisamandiri


Pratama, perusahaan mempunyai kebijakan dalam pengelolaan K3 yang efektif di
semua aspek kegiatan.
Kebijakan K3 merupakan kebijakan dari perusahaan untuk menciptakan tempat
kerja yang aman dan sehat. Hal ini tentunya perlu kerja sama dari semua karyawan di
perusahaan untuk mencegah penyakit akibat kerja, mencegah kecelakaan kerja,
mengendalikan semua bahaya di tempat kerja serta melindungi kesehatan karyawan.
Pelaksanaan system K3 di PT. Arisamandiri Pratama telah dilaksanakan dengan baik.
Perusahaan dan karyawan telah melaksanakan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3). Serta mematuhi peraturan perundang-undangan yang
diterapkan di semua area operasi dan secara berkesinambungan dapat melaksanakan
denga baik.
Hal-hal yang dilakukan PT. Arisamandiri Pratama dalam kebijakan K3 adalah:
a. Mencapai tingkat kinerja K3 hingga sesuai standar yang telah ditetapkan.
b. Menerapkan Safety Room setiap hari sebelum kerja di mulai untuk karyawan
bagian kantor PT. Arisamandiri Pratama.
c. Mengikut sertakan pertimbangan masalah K3 kedalam proses perencanaan
kegiatan usahan untuk menjamin bahwa K3 merupakan bagian yang utuh dari
kegiatan operasi.
d. Mengembangkan system pengolahan K3 yang terpadu dan senantiasa ditinjau
kembali secara untuk menjamin kesesuaian dengan kegiatan perusahaan dan
penerapan terbaik yang diakui.
e. Mendorong dan melengkapi semua karyawan agar dapat mengenali dan bertindak
pada setiap kesempatan untuk melakukan perbaikan dalam proses pengelolaan
K3.

4.1 Pengamatan Pelaksanaan K3


Pelaksanaan K3 di PT. Arisamandiri Pratama telah dilaksanakan dengan baik.
Adapun pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan dan Pelaksanaan K3 PT. Arisamandiri Pratama
Beberapa hal yang diamati dalam pelaksanaan kebersihan di PT. Arisamandiri
Pratama yaitu:
1) Penerangan
Penerangan di PT. Arisamandiri Pratama pada pekerja in door seperti pada
ruang kantor inti, ruang ruang produksi dan QC, ruang officer K3, dll sudah
cukup untuk para pekerja yang ada didalam ruangan tersebut.
2) Fasilitas Kesehatan Kerja
Adapun fasilitas kesehatan kerja yang disediakan oleh PT. Arisamandiri
Pratama antara lain:
a) Toilet
Jumlah toilet yang disediakan perusahaan sudah mencukupi kebutuhan
sesuai jumlah karyawan. Setiap toilet juga telah dilengkapi dengan kloset dan
air yang mengalir lancar. Total toilet di setiap gedung PT. Arisamandiri
Pratama yaitu 5 toilet.
b) Poliklinik
Poliklinik di PT. Arisamandiri Pratama dibuka setiap hari kerja senin
hingga sabtu yakni pukul 06.30 – 13.30 WIB. Pelayanan ini diberikan kepada
seluruh karyawan dan pekerja pabrik PT. Arisamandiri Pratama. Macam
pelayanan yang diberikan adalah meliputi pelayanan umum, pelayanan
pengobatan, pengobatan kecelakaan kerja, pelayanan KB, serta menyediakan
tenaga kesehatan dan pengurus poliklinik yang terdiri atas:
1. Satu orang dokter umum, yang bertugas melayani pemeriksaan dan
pengobatan untuk tenaga kerja dan masyarakat sekitar, melakukan
kegiatan emergency serta merencanakan pemakaian obat untuk
keperluan bulan berikutnya.
2. Satu petugas kesehatan, yang bertugas membantu dokter dalam
melaksanakan pekerjaannya dan melakukan pemeriksaan dan
pengobatan jika dokter tidak ada.
c) Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Gambar 4.1 Alat APD di gedung D


Alat pelindung diri yang yang harus digunakan berdasarkan tempat
kerjanya di PT. Arisamandiri Pratama yaitu:
1. Pengujian Bahan Baku
Pengujian Bahan Baku Beton adalah proses pengujian bahan baku yang
dimana proses ini untuk melihat kualitas biji plastic dikirim supplier.
Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja saat
melakukan pengujian bahan baku adalah topi, sarung tangan, dan
masker dan sepatu.
2. Bagian Mixing
Pada bagian ini bahan baku plastic akan dicampurkan warna tertentu
sesuai dengan yang akan di produksi. Adapun alat perlindungan diri
yang harus digunakan oleh pekerja saat melakukan mixing adalah
masker, sarung tangan, sepatu, kacamata dan topi
3. Bagian Inject
Pada Bagian dimana pekerjanya ini adalah mengoperasikan mesin untuk
melakukan produksi, jadi produksi ini merupakan produksi yang
otomatis. Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja
pada saat melakukan proses produksi adalah masker, sarung tangan, dan
topi dan sepatu.
4. Bagian dekorasi (U.V Coating, printing, stamping)
Setelah hasil produk dari mesin inject jadi, produk tersebut akan di
dekorasi seperti U.V Coating, printing, stamping sesuai dengan SOP
yang ada. Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja
pada saat melakukan dekorasi adalah topi, masker, sepatu, sarung
tangan.
5. Bagian Assembly
Pada bagian ini masing-masing produk akan di assembly sesuai SOP
yang ada dan selanjutnya produk tersebut di packing untuk di kirim ke
gudang jadi. Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan oleh
pekerja pada saat melakukan dekorasi adalah kacamata, earplug, topi,
masker, sepatu, sarung tangan.
6. Bagian Maintenance
Pada bagian Maintenance dimana pekerjanya ini melakukan
pengontrolan mesin dan perbaikan mesin. Adapun alat pelindung diri
yang harus digunakan oleh pekerja pada saat melakukan Maintenance
adalah adalah topi, masker dan sarung tangan dan sepatu.
d) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Kotak P3K terdapat hampir di seluruh ruangan di PT. Arisamandiri
Pratama dan berisi obat-obatan dan peralatan yang digunakan untuk
mmberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Kotak P3K berjumlah 5
buah yang didalamnya terdapat:
 Kasa steril
 Perban
 Plester
 Kapas
 Alkohol
 Betadine
 Amonia
 Kayu putih
Gambar 4.2 Kotak P3K

b. Perlindungan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran


Dalam upaya pencegahan kebakaran serta perlindungan bahaya kebakaran, PT.
Arisamandiri Pratama melakukan upaya diantaranya:
1) Titik kumpul
Titik kumpul ini berwarna hijau dan tulisannya berwarna putih, yang
dipasang disetiap jalur disekitar lingkungan kita berada dan disetiap lingkungan
perusahaan dengan arah pandang secara umum dapat dilihat oleh semua orang.
Jalur ini menunjukan dimana area titik berkumpul evakuasi berada.

Gambar 4.3 Titik Kumpul


2) Manual Fire Alarm
Manual Fire Alarm berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi bahaya
dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak diharapkan pada jaringan melalui
sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi.
Alarm ini memberikan tanda bahaya berupa bunyi dan sinar. Jaringan alarm
ini berhubungan langsung oleh pos security sebagai sentralnya.

Gambar 4.4 Manual Fire Alarm


3) Fire Protection
Adapun komponen perlindungan api yang ada di PT. Arisamandiri Pratama
adalah:
a) APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
PT. Arisamandiri Pratama memiliki APAR secara keseluruhan sebanyak
119 buah yang dipasang dengan radius 15-20 meter. APAR yang
digunakan pun berbeda disetiap gedungnya. APAR ini diletakkan di
tempat yang mudah dijangkau dengan ketinggian 120 cm. Adapun
pemeriksaan APAR meliputi:
1. Tekanan APAR bila masih di garis hijau, berarti masih baik
2. Tanggal kadaluarsa APAR
3. Segel APAR apakah masih baik
4. Kondisi selang
5. Pemeriksaan APAR pada PT. Arisamandiri Pratama dilakukan 1 bulan
sekali.
Jenis-jenis APAR yang terdapat di PT. Arisamandiri Pratama antara lain:
1. Powder sejumlah 101 buah
2. CO2 sejumlah 18 buah

Gambar 4.5 APAR

4.2 Sosialisasi K3
PT. Arisamandiri Pratama dalam upaya mensosialisasikan K3 dikalangan tenaga
kerja menyelenggarakan:
a. Slogan-slogan pentingnya K3

Gambar 4.6 Slogan K3

b. Peringatan menggunakan APD.


Gambar 4.7 Peringatan Menggunakan APD

c. Pemasangan poster denah evakuasi setiap ruangan

Gambar 4.8 Poster Denah Evakuasi


d. Rambu-rambu K3

Gambar 4.9 Rambu K3

4.2.1 Penyelidikan dan Pelaporan Kecelakaan


Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka ditelusuri penyebabnya serta
menceritakan kronologinya. Laporan kecelakaan kerja ini akan dilaporkan pada saat
kejadian, pelaporan langsung dilaporkan dikantor PT. Arisamandiri Pratama dan
langsung menindak lanjuti apabila kecelakaan yang terjadi adalah kecelakaan yang
bersifat berat. Berikut adalah jalur komunikasi jika terjadi keadaan darurat atau
kecelakaan:

Gambar 4.10 Jalur komunikasi kecelakaan


4.2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Adapun potensi bahaya di PT. PT. Arisamandiri Pratama meliputi, yaitu:
Tabel 4.1 Potensi bahaya
No Lokasi Kondisi/aktivitas Potensi Bahaya Keterangan
Bila terjadi
Area Crusher Gedung kebakaran, tidak identifikasi
1 Tidak ada APAR
A bisa memadamkan kebutuhan APAR
dengan cepat

Jika terjadi
Penempatan Pindahkan ke
kebakaran akibat
2 Gedung B APAR dekat panel tempat yg aman &
panel, alat tidak
listrik strategis
bisa diambil

Area Flaming Gedung Tabung APAR Bila terjadi Sosialisasi


3
B tidak pada posisi kebakaran, tidak penempatan
yang tepat bias memadamkan APAR
dengan cepat

Tabung APAR isi ulang dan


kadaluwarsa 15-8- Kelayakan APAR tempatkan pada
4 Mold Area Gedung C
2005 & posisi tidak standart tempat yang aman
terhalang mold & strategis

Bila terjadi
Area Crusher Gedung kebakaran, tidak identifikasi
5 Tidak ada APAR
C bisa memadamkan kebutuhan APAR
dengan cepat

Dekat dengan
Identifikasi
panel listrik bila ada percikan
6 Area Mold Gedung D Kebutuhan &
terutama mesin api bisa kebakaran
Sosialisasi
grinding

APAR tidak ada. bila terjadi


Identifikasi
7 Pintu Timur Gedung J 1 gedung hanya kebakaran tidak
kebutuhan APAR
memiliki 2 APAR memadai

Pindahkan ke
Susah cari APAR
tempat yg aman &
APAR terhalang timbul kepanikan
8 Mesin 1 Gedung I strategis,
papan info bila terjadi
identifikasi
kebakaran
kebutuhan APAR

Tabel 4.1 Lanjutan


No Lokasi Kondisi/aktivitas Potensi Bahaya Keterangan
Kurang dikelola potensi kebakaran
Penyimpanan besin, dengan baik, khususnya jika
heksan, corium Gedung alasan dekat suber panas Sosialisasi IK
9
M-N penggunaan (mesin, listrik
sedikit dsb)

tempat cuci
dengan tinner
Gangguan
Tempat Mixing Cat dibiarkan terbuka,
10 kesehatan, potensi IK & Sosialisasi
Gedung M-N beberapa jerigen
kebakaran
dibiarkan tanpa
tutup

Line Printing, Spray Kepatuhan Gangguan


11 Sosialisasi, APD
Booth Gedung M-N menggunakan pernafasan dan
masker kurang. kesehatan

Tidak ada tempat


khusus untuk Dibuat tempat
Gangguan
Spray Booth Gedung botol thinner cuci yang aman agar
12 pernafasan,
M-N yang aman, sering tidak mudah
potensi kebakaran
tumpah krn tumpah
sembarang tempat

Pemasangan
Kurang dikelola
Gangguan Exhause / pindah
Spray Touch Up dengan baik,
13 pernafasan, tempat dg
Gedung PQR hamburan cat
potensi kebakaran sirkulasi udara
kemana-mana
baik

Kepatuhan
Aktivitas Solder Gangguan
14 menggunakan Sosialisasi IK
Gedung PQR pernafasan
masker kurang.

tumpahan akibat penyediaan


Gangguan
pengambilan exhause/fan untuk
pernafasan,
Gudang cat di thinner cuci mengurangi
15 potensi
Werehouse secara manual akumulasi gas,
kebakaran.
(pompa rusak & penyediaan
Ruangan panas.
tidak memadai) pompa

4.3 Perlindungan Lingkungan PT. Arisamandiri Pratama


4.3.1 Pemantauan Lingkungan
Proses produksi akan selalu menghasilkan produk samping berupa limbah baik
limbah padat dan cair yang merupakan sumber pencemar potensial bagi lingkungan.
Limbah tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan
kegiatan pemantauan lingkungan terhadap kandungan bahan beracun dan berbahaya
yang ada dalam limbah padat dan cair.
PT. Arisamandiri Pratama memiliki sarana dan prasarana maupun metode untuk
pemantauan lingkungan dari kegiatan produksi. Sehingga pada saat limbah dibuang
tidak mencemari lingkungan dan tidak membahayakan keseimbangan ekosistem dan
memenuhi syarat baku mutu.
Pemantauan yang dilakukan PT. Arisamandiri Pratama adalah 1 bulan sekali
yang meliputi pengambilan dan pengukuran sampel pada instalasi pengolahan limbah,
pemantauan buangan air limbah ke badan penerima, pemantauan kebisingan dalam dan
luar lingkungan kerja, dan proses pengolahan pada daur ulang bahan baku produksi.

4.3.2 Limbah Perusahaan


Produk yang dihasilkan pada PT. Arisamandiri Pratama yaitu kosmetik dan non
kosmetik seperti houseware, elektronik dan senter yang berbahan baku plastik. Limbah
yang dihasilkan perusahaan merupakan limbah padat berupa potongan plastik dan
produk yang cacat dari hasil produksi di mesin inject, dimana limbah tersebut bisa
diolah dengan mesin crusher menjadi butiran plastic yang dapat digunakan lagi sebagai
bahan baku. Sedangkan limbah padat lainnya seperti kardus yang sudah rusak, kayu
(serbuk grajen), serta pita printer akan di kumpulkan di tempat penyimpanan sementara
limbah B3. Selain itu, limbah cair yang ada di perusahaan ini adalah oli pelumas yang
digunakan untuk mesin produksi dan pembersihan cetakan untuk itu oli bekas mesin
produksi dan pembersihan cetakan di tampung di departemen maintenance yang
selanjutnya akan di jual di pengepul.

Anda mungkin juga menyukai