Anda di halaman 1dari 7

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus) TERHADAP

BAKTERI Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Nurizza Rahmania Putri, Irma Suswati*, Indra Setiawan**


Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami 188A, Malang 65145
nrprizza@gmail.com

ABSTRAK

Multi Drug Resistant Pseudomonas aeruginosa (MDRPA) adalah keadaan ketika bakteri
Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap tiga atau lebih kelas antibiotik seperti penicillin,
sefalosporin, karbapenem, aminoglikosida, flourokuinolon. Pseudomonas aeruginosa
merupakan bakteri oportunistik yang sering menyebabkan infeksi nosokomial pada pasien
immunocompromised (menurunnya daya tahan tubuh).Ekstrak kulit nanas telah terbukti
efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan positif. Hal ini dikarenakan kulit
nanas mengandung enzim bromelain dan senyawa aktif antara lain alkaloid, flavonoid, tannin
dan saponin..Tujuan penelitian untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak kulit nanas
(Ananas comosus) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan
adalah true experimental post test only control group design menggunakan metode tube
dilution test dengan konsentrasi ekstrak kulit nanas 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%,
1,56%. Analisis data menggunakan One Way Anova, Post hoc Bonferroni, dan Regresi
Linier. Hasil penelitian didapatkan Kadar Bunuh Minimal berada pada konsentrasi 6,25%. Uji
One Way Anova menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan dengan
nilai signifikasi 0,000 (p < 0,05). Uji post hoc Bonferroni menunjukkan hasil yang signifikan
dimulai pada konsentrasi 1,56% dengan signifikasi 0,000 (p < 0,05). Uji Regresi Linier
menunjukkan ekstrak kulit nanas mempunyai pengaruh terhadap jumlah koloni bakteri
Pseudomonas aeruginosa secara in vitro sebesar 64%. Ekstrak kulit nanas (Ananas
comosus) memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Kata Kunci : Ekstrak kulit nanas, antibakteri, Pseudomonas aeruginosa.

*) Pengajar Bidang Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah


Malang
**) Pengajar Bidang Ilmu Kandungan dan Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang

ABSTRACT

Multi Drug Resistant Pseudomonas aeruginosa (MDRPA) is the situation where


Pseudomonas aeruginosa bacteria become resistant towards three or more antibiotics such
as penicillin, cephalosporin, carbapenem, aminoglycoside, and flouroquinolone. P.
aeruginosa is an opportunistic bacteria that often causes nosocomial infection on
immunocompromisedpatient. Pineapple peel extract was proven to be able to suppress the
growth of gram-positive and negative bacteria, because it contains bromelain enzyme and
active ingredients such as: alkaloid, flavonoid, tannin and saponin. The purpose of this
experiment is to determinate the antibacterial effect of pineapple peel (Ananas comosus)
extract towards Pseudomonas aeruginosa. The methode used is True experimental post test
only control group design, with tube dilution test method, and pineapple peel extract
concentration of 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.12%, 1,56%. Data analisys were done
using One Way Anova, Post hoc Bonferroni, and Linear Regression. This experiment found
that the Minimum bactericidal concentration (MBC) was achieved at the concentration of
6.25%. One Way Anova showed significant difference between treatment groups with
strength of 0.000 (p<0.05). Post hoc Bonferroni test also showed significant result starting
from the concentration of 1.56% with strength of 0.000 (p<0.05). Linear regression concluded
that pineapple peel extract had 64% effect towards the amount of invitro Pseudomonas
aeruginosa bacterial colony growth. The conclusion from this experiment is pineapple peel
(Ananas comosus) extract had antibacterial effect towards Pseudomonas aeruginosa.

Keyword : Pineapple peel extract, antibacterial, Pseudomonas aeruginosa.

*) Lecturer of Dermatology and Venerology of Medical Faculty, Muhammadiyah Malang


University
**) Lecturer of Obstetrics and Gynecology of Faculty of Medicine, Muhammadiyah Malang
University

PENDAHULUAN Menurut penelitian yang dilakukan


Multi Drug Resistant Pseudomonas oleh Moehario et al. 2012, analisis dari
aeruginosa (MDRPA) adalah keadaan profil antibiogram dari isolate yang didapat
ketika bakteri Pseudomonas aeruginosa dari darah neonatus, lingkungan dan
(P. aeruginosa) resisten terhadap tiga atau sampel klinik menunjukkan kejadian
lebih kelas antibiotik seperti penicillin, infeksi silang pada Unit Neonatal
sefalosporin, karbapenem, aminoglikosida, disebabkan oleh strain Enterobacter
flourokuinolon1. Kasus MDRPA dilaporkan asburiae dan P. aeruginosa. P aeroginosa
sebanyak 0,6% - 32% menurut berbagai (44%) adalah bakteri yang terbanyak
penelitian dari berbagai daerah dan ditemukan sebagai penyebab sepsis
prevalensi MDRPA meningkat selama neonatorum di negara berkembang, diikuti
dekade terakhir pada pasien yang dirawat Alkaligenes sp (15%), Staphylococcus sp
di rumah sakit2. (14%) dan Klebsiella sp (11%)4.
Menurut Centers for Disease Control Terapi dari infeksi berat P. aeruginosa
and Prevention (CDC), 2013, P. saat ini semakin sulit, Hanya sedikit obat
aeruginosa termasuk dalam 12 bakteri yang dapat dipertimbangkan sebagai
yang menjadi perhatian serius. Beberapa pilihan terapi karena munculnya resistensi
terhadap sebagian besar antibiotik
strain P. aeruginosa telah terbukti resisten
menyebabkan MDRPA5. Antibiotik yang
terhadap hampir semua antibiotik termasuk dalam anti-P. aeruginosa
termasuk aminoglikosida, cephalosporin, diantaranya adalah Aminoglikosida
fluoroquinolon, dan karbapenem. (gentamisin, tobramisin, amikasin dan
Sebanyak 8% dari semua infeksi yang netilmisin); Karbapenem (imipenem,
terjadi di rumah sakit disebabkan oleh P. meropenem dan doripenem); Sefalosporin
aeruginosa. Sekitar 13% dari infeksi berat (ceftazidime dan cefepime);
Fluorokuinolon (ciprofloksasin dan
yang berhubungan dengan perawatan
levofloksasin); Penisillin β-lactamase
kesehatan di rumah sakit adalah MDRPA inhibitors (Tikarsillin-asam klavulanat dan
yang resisten terhadap beberapa kelas Piperasillin-tazobaktam); Monobaktam
antibiotik. (aztreonam); Phosphonic acids
P. aeruginosa merupakan bakteri (fosfomycin); Polymyxins (colistin dan
oportunistik yang sering menyebabkan polimiksin B)6.
infeksi nosokomial pada pasien Meningkatnya jumlah resistensi
bakteri terhadap antimikroba
immunocompromised (menurunnya daya
menyebabkan sedikitnya pilihan untuk
tahan tubuh). Infeksi nosokomial yang terapi sehingga perlu dicari alternatif lain
terkait bakteri ini adalah pneumonia pada yaitu menggunakan bahan-bahan dari
pemakaian ventilator, infeksi salurah alam. Sebagaimana kita ketahui, di
kemih pada penggunaan kateter, infeksi Indonesia banyak ditumbuhi berbagai
pada luka bakar dan septikemia3. tanaman, salah satunya adalah pohon
nanas.Nanas berada diurutan ketiga
terbanyak dengan produksi sebesar ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat
1.835.483 ton atau sekitar 9,27 persen merusak membran sel bakteri dan diikuti
dari total produksi buah di Indonesia dan dengan keluarnya senyawa intraseluler
Jawa Timur merupakan penghasil nanas dan kematian sel14. Saponin, merupakan
terbesar di pulau Jawa dengan produksi senyawa aktif yang dapat meningkatkan
sebesar 186.949 ton atau sekitar 10,19% permeabilitas membrane sel dengan cara
dari total produksi nanas nasional7. berdifusi pada membrane luar dan dinding
Tanaman ini kurang dimanfaatkan secara sel. Pada sel bakteri, sel akan pecah /
optimal karena bagian yang dikonsumsi lisis15,16.
hanya buahnya, sedangkan kulitnya Hasil penelitian pendahuluan ekstrak
dibuang begitu saja. Sehingga dapat kulit nanasterhadap Pseudomonas
dikategorikan sebagai limbah. aerugiosa didapatkan Kadar Bunuh
Limbah kulit nanas dapat menjadi Minimal (KBM) pada kosentrasi 6,25%,
solusi alternatif sebagai terapi tambahan sedangkan Kadar Hambat Minimal (KHM)
antimikroba. Hal ini terbukti pada tidak dapat dievaluasi karena larutan
penelitian yang dilakukan oleh Chanda ekstrak kulit nanas yang berwarna keruh
dkk (2010)8, Lawal, I, dan I (2013)9, dan dan tidak dapat berdifusi pada agar.
Manaroinsong, Abidjulu dan Siagian Berdasarkan uraian tersebut maka penulis
(2015)10, ekstrak kulit nanas dengan melakukan penelitian untuk mengetahui
pelarut etanol 96%, kloroform, aseton, efek antibakteri ekstrak kulit nanas
methanol, telah terbukti efektif (Ananas comosus L.) terhadap
menghambat pertumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri Pseudomonas
Staphylococcus aureus (S. aureus) aeruginosa secara in vitro.Hasil penelitian
dengan zona hambat 10mm-15mm, ini diharapkan dapat dijadikan bukti ilmiah
Klebsiella pneumonia (K. pneumoniae) tentang efek antibakteri dari ekstrak kulit
dengan zona hambat 9 mm-12,7mm, nanas terhadap bakteri P.aeruginosa dan
Salmonella typhimurium (S. typhimurium) mengurangi pencemaran lingkungan
dengan zona hambat 9mm-15mm, akibat limbah kulit nanas.
Corynebacterium rubrum (C. rubrum)
dengan zona hambat 9 mm, Enterobacter METODE PENELITIAN
aerogenes (E. aerogenes) dengan zona Jenis penelitian yang dilakukan
hambat 9 mm,Proteus mirabilis (P. adalah true experimental dengan
mirabilis) dengan zona hambat9mm, A. rancangan post test only with control
hydrophila dengan zona hambat 7mm- group design. Metode yang digunakan
11mm. adalah tube dilution test. Metode tersebut
Ekstrak kulit nanas telah terbukti meliputi tahap pengujian bahan pada
efektif menghambat pertumbuhan bakteri media NB (Nutrient Broth) dan tahap uji
gram negatif dan positif. Hal ini streaking pada NAP (Nutrient Agar Plate).
dikarenakan kulit nanas mengandung Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
enzim bromelain dan senyawa aktif antara Biomedik Fakultas Kedokteran
lain alkaloid, flavonoid, tannin dan Universitas Muhammadiyah Malang
saponin9. Enzim bromelain merupakan selama 14 hari. Sampel dalam penelitian
enzim proteolitik yang dapat menghambat ini adalah bakteri P. aeruginosa yang
pertumbuhan bakteri dengan cara diambil dengan menggunakan Simple
memecah protein pada dinding sel bakteri, Random Sampling.
melemahnya dinding sel menyebabkan Ekstrak kulit nanas adalah kulit nanas
kebocoran dinding sel sehingga sel yang dikeringkan kemudian diekstraksi
menjadi bengkak dan lisis11,12. Alkaloid dan dimaserasi dengan larutan etanol 96
menghambat pertumbuhan bakteri dengan % dan diambil filtratnya dengan penyaring
cara bekerja pada komponen penyusun kemudian diuapkan dalam rotary
peptidoglikan sehingga lapisan dinding sel evaporator sehingga menghasilkan
tidak terbentuk secara utuh sehingga sel ekstrak kulit.
menjadi mati dan menginhibisi enzim
topoisomerase13. Flavonoid membentuk
senyawa kompleks dengan protein
Tahap Pembuatan Ekstrak Kulit Nanas penurunan rata-rata jumlah koloni
sebanyak 99,9% dari original inoculums.
Kulit nanas dicuci bersih kemudian
dipotong kecil-kecil lalu dioven dengan Konsentrasi Jumlah Koloni Rata-
suhu 80 ℃ atau dengan panas matahari Ekstrak I II II rata
sampai kering (bebas kandungan air), Kulit Nanas
setelah itu dihaluskan dengan blender. 0% 6062 5977 6162 6067
Bubuk kulit nanas kemudian ditimbang 1,56% 1321 1257 1371 1316
dengan menggunakan timbangan 3,125 597 543 548 563
sebanyak 100 gram kemudian 6,25% 0 0 0 0
dimasukkan dalam gelas Erlenmeyer 12,5% 0 0 0 0
ukuran 1 liter. Kemudian direndam di 25% 0 0 0 0
dalam larutan etanol 96% sampai volume 50% 0 0 0 0
900 ml dan dikocok sampai benar-benar 100% 0 0 0 0
tercampur (± 30 menit), lalu diamkan satu
malam dan biarkan mengendap. Ambil
lapisan atas campuran etanol dengan zat Tabel 1 Rata-rata jumlah koloni
aktif kemudian dimasukkan dalam labu P.aeruginosa pada cawan
evaporasi 1 liter. Biarkan larutan etanol
memisah dengan zat aktif yang sudah ada
dalam labu. Tunggu sampai aliran etanol Berdasarkan tabel 5.1
berhenti menetes pada labu penampung memperlihatkan bahwa semakin tinggi
(± 1,5 sampai 2 jam untuk 1 labu). Hasil konsentrasi ekstrak kulit nanas maka rata-
yang diperoleh merupakan ekstrak murni rata jumlah koloni bakteri P. aeruginosa
dengan konsentrasi 100%. yang tumbuh pada NAP semakin
menurun.Pada konsentrasi 0% rata-rata
Tahap Uji Antibakteri
jumlah koloni bakteri P. aeruginosa
Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak
sebesar 6067. Jumlah rata-rata koloni P.
kulit nanas (100%, 50%, 25%, 12,5%,
aeruginosa terus meningkat pada
6,25%, 3,125%, 1,56%, 0%) diinokulasi
konsentrasi 3,125% sampai 1,56%.
dengan perbenihan cair bakteri P.
aeruginosa. Proses selanjutnya ANALISIS DATA
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu Hasil uji Oneway Anova pada
37ºC. penelitian ini didapatkan nilai signifikansi
Pada hari ke-2 tabung dikeluarkan
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini
dari inkubator, kemudian dari masing-
masing tabung diambil 1 ose dan menunjukkan bahwa secara keseluruhan
diinokulasikan atau digoreskan pada terdapat perbedaan yang bermakna pada
medium agar NAP. Lalu diinkubasi lagi 24 jumlah koloni P. aeruginosa cawan akibat
jam pada suhu 37oC. Lalu pada hari ke-3, pengaruh perlakuan konsentrasi ekstrak
NAP dikeluarkan dari inkubator kemudian kulit nanas yang diberikan. Pada uji Post
dilakukan pengamatan kuantitatif pada Hoc Bonferroni didapatkan perlakuan yang
masing masing konsentrasi dengan cara
menghitung jumlah koloni bakteri dengan menunjukkan hasil yang signifikan dimulai
colony counter sehingga didapatkan data pada konsentrasi 1,56% dengan nilai
KBM. Setelah didapatkan data, kemudian signifikasi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat
dilakukan analisis dengan uji One Way disimpulkan bahwa pemberian ekstrak
Anova, post hoc test Bonferroni dan kulit nanas memberikan efek terhadap
regresi linier. penurunan koloni P. aeruginosa secara
statistik mulai ditunjukkan pada
HASIL PENELITIAN
KBM ekstrak kulit nanas terhadap P. konsentrasi 1,56%. Uji regresi linier
aeruginosa pada konsentrasi 6,25% didapatkan bahwa konsentrasi ekstrak
karena pada konsentrasi tersebut terjadi kulit nanas mempunyai pengaruh terhadap
penurunan jumlah koloni jamur P.
aeruginosa sebesar 64% dan sisanya enzim bromelain.Alkaloid menghambat
sebesar 36% dipengaruhi oleh faktor lain pertumbuhan bakteri dengan cara bekerja
yang diduga adalah variabel lain yang pada komponen penyusun peptidoglikan
sehingga lapisan dinding sel tidak
tidak diteliti dalam penelitian ini.
terbentuk secara utuh sehingga sel
PEMBAHASAN menjadi mati (Campbell, 2010). Flavonoid
Berdasarkan penelitian yang telah membentuk senyawa kompleks dengan
dilakukan, KBM terdapat pada konsentrasi protein ekstra seluler dan terlarut sehingga
6,25% dengan hasil berupa penurunan dapat merusak membrane sel bakteri dan
jumlah koloni bakteri sebanyak 99,99% diikuti dengan keluarnya senyawa
dari original inoculums. Hasil penelitian intraseluler dan kematian sel (Godstime
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi dkk, 2014). Saponin, merupakan senyawa
ekstrak kulit nanas maka semakin sedikit aktif yang dapat meningkatkan
jumlah koloni P. aeruginosa yang tumbuh permeabilitas membrane sel dengan cara
pada NAP. Efek antibakteri ekstrak kulit berdifusi pada membrane luar dan dinding
nanas (Ananas comosus) terhadap P. sel. Pada sel bakteri, sel akan pecah / lisis
aeruginosa belum pernah ada yang (Cavalieri, 2005 dalam Taufiq, Yuniarni,
meneliti sebelumnya, tetapi sudah ada dan Hazar, 2015; Ganiswara, 1995 dalam
penelitian efek antibakteri ekstrak kulit Poelongan dan Praptiwi,2010). Enzim
nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri bromelain merupakan enzim proteolitik
gram positif dan negatif lain. Hasil yang dapat menghambat pertumbuhan
penelitian yang dilakukan Putri dan bakteri dengan cara memecah protein
Andriani (2013) didapatkan KBM ekstrak pada dinding sel bakteri, melemahnya
kulit nanas pada bakteri Aggregatibacter dinding sel menyebabkan kebocoran
actinomycetemcomitans pada konsentrasi dinding sel sehingga sel menjadi bengkak
6,25%. Anggraeni dan Rahmawati (2013) dan lisis (Ramayulis, 2014; Eshamah dkk,
juga melakukan penelitian tentang ekstrak 2013).
kulit nanas terhadap S. mutans yang Hasil analisis data penelitian yang
menunjukkan KBM terdapat pada dilakukan penulis terdapat perbedaan
konsentrasi 50%.Bakteri Aggregatibacter yang signifikan antara jumlah koloni per
actinomycetemcomitans merupakan cawan dengan peningkatan konsentrasi
bakteri berbentuk batang gram negatif ekstrak kulit nanas yang ditunjukkan dari
penyebab periodontitis, sedangkan S. hasil analisis one way ANOVA dengan
mutans adalah bakteri coccus gram positif nilai signifikansi (p) sebesar 0,000.Hasil
dapat menyebabkan karies pada gigi.Hal tersebut menunjukkan adanya efek
ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit antibakteri dari kandungan yang terdapat
nanas lebih berefek membunuh bakteri pada ekstrak kulit nanas terhadap
gram negatif dibanding gram positif penurunan jumlah koloni P. aeruginosa.
dengan konsentrasi lebih rendah. Pada hasil analisis uji regresi,
Dinding sel bakteri gram positif terdiri diperoleh nilai koefisien determinasi (R
dari 2 lapisan yaitu peptidoglikan dan square = 𝑅2) untuk jumlah koloni
asam teikoat. Dinding sel bakteri gram P.aeruginosa per cawan sebesar 0,64. Hal
negatif terdiri atas 3 polimer dan tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi
peptidoglikan.Peptidoglikan pada lapisan ekstrak kulit nanas mempunyai pengaruh
dinding sel bakteri gram positif jauh lebih terhadap penurunan jumlah koloni
tebal dibanding bakteri gram negatif. Hal P.aeruginosa sebesar 64% dan sisanya
ini menyebabkan diperlukan konsentrasi sebesar 34% dipengaruhi oleh faktor lain.
lebih tinggi ekstrak kulit nanas untuk Faktor lain yang diduga berpengaruh yaitu
memberikan efek terhadap bakteri gram media pertumbuhan, suhu, pH, dan materi
positif. Gangguan komponen penyusun genetik, dimana pada penelitian ini media
peptidoglikan ini disebabkan karena pertumbuhan dan suhu telah dikontrol oleh
ekstrak kulit nanas mengandung alkaloid, peneliti namun pada penelitian ini tidak
selain itu ekstrak kulit nanas juga dilakukan pengukuran pH. Tingkat
mengandung flavonoid, saponin, dan keasaman (pH) optimum untuk
pertumbuhan P. aeruginosa adalah 6,6-
7,0. Apabila pH lingkungan tidak DAFTAR PUSTAKA
mendukung terhadap pertumbuhan P. 1. Alnour, Tarig MS., Ahmed-Abakur,
aeruginosa yaitu akibat penambahan Elthayib Hasan., 2017, Multidrug
ekstrak kulit nanas yang menyebabkan pH Resistant Pseudomonas ( P)
lingkungan menjadi lebih asam atau lebih aeruginosa: Medical Impact,
basa dari pH optimum, kematian bakteri Pathogenicity, Resistant Mechanisms
dapat terjadi. Maka, dapat diduga pH and Epidemiology, JSM Microbiology,
merupakan faktor lain penyebab kematian Vol. 5(3), pp. 2-8.
bakteri. Selain itu, materi genetik pada sel 2. Rustini, dkk, 2017, Resistance
bakteri juga berpengaruh terhadap Patterns Pseudomonas aeruginosa
kematian sel, bakteri yang telah Isolated from Clinical Patient
mengalami mutasi genetic akan lebih SamplesRSUP. Dr. M. Djamil Padang,
resisten terhadap antibakteri yang West Sumatra, Indonesia, Der
diberikan. Pharma Chemica, Vol. 9(7), pp. 61-
Penelitian ini merupakan penelitian 63.
awal sehingga perlu dilakukan penelitian 3. Streeter Klrissa, Katouli Mohammad,
lebih lanjut tentang efek ekstrak kulit 2016, Pseudomonas aeruginosa: A
nanas terhadap P. aeruginosa yaitu review of their Pathogenesis and
berupa penelitian mengenai pengaruh Prevalence in Clinical Settings and the
ekstrak kulit nanas terhadap pertumbuhan Environtment, Infect Epidemiol, Vol 2,
P.aeruginosa secara in vivo, untuk pp. 25-32.
mengetahui dosis efektif ekstrak kulit 4. Rukmono Prambudi, Zuraida Reni.,
nanas perlu dilakukan berbagai pengujian 2013, Uji Kepekaan Antibiotik
terlebih dahulu sebelum diaplikasikan Terhadap Pseudomonas aeroginosa
sebagai antibakteri kepada masyarakat Penyebab Sepsis Neonatorum, Sari
antara lain uji toksisitas, uji preklinik, serta Pediatri, vol. 14, pp. 332-336.
uji klinik. Selain itu, untuk penelitian lebih 5. Ali dkk, 2015, Multi-Drug Resistant
lanjut pada setiap perngulangan penelitian Pseudomonas Aeruginosa: A Threat
yang akan dilakukan sebaiknya membuat Of NosocomialInfections In Tertiary
media perbenihan baru karena Care Hospital, J Pak Med Assoc, Vol.
pemanasan media perbenihan yang 65 (1), pp. 12-16.
berulang akan menyebabkan menurunnya 6. Magiorakos dkk, 2012, Multidrug-
jumlah koloni yang tumbuh pada media Resistant, Extensively Drug-Resistant
tersebut. And Pandrug-Resistant Bacteria: An
. International Expert Proposal For
KESIMPULAN DAN SARAN Interim Standard Definitions For
Acquired Resistance, European
Kesimpulan Society of Clinical Microbiology and
Ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) Infectious Diseasese, Vol. 18(3), pp.
mempunyai efek antibakteri terhadap P. 265-281.
aeruginosa dengan KBM 6,25%. 7. Kementerian Pertanian, 2015, Statistik
Produksi Holtikultura 2011, Direktorat
Jenderal Holtikultura.
8. Chanda S, dkk, 2010, Fruit and
Saran
Pada penelitian yang akan dilakukan perlu
vegetable peels – strong natural
membuat media pertumbuhan baru pada source of antimicrobics, Formatex, pp.
setiap pengulangan dan perlu dilakukan 444-450
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh 9. Lawal D, I Yunusa, I Bala, 2013, A
ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) Study Of The Phytochemical
terhadap pertumbuhan P.aeruginosa Properties And Synergistic
secara invivo terhadap hewan coba. Antibacterial Activity Of Annona
comosus (Linn) Merr. Peel And Citrus
Senensis Peel Extracts On
Aeromonas Hydrophila And
Salmonella Species, Bayero Journal
of Pure and Applied Sciences, vol.
6(1), pp. 40 – 45.
10. Manaroinsong Andre, Abidjulu
Jemmy., Siagian Krista., 2015, Uji
Daya Hambat Ekstrak Kulit Nanas
(Ananas Comosus L)Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus Secara In
Vitro, Pharmacon, vol. 4, pp. 27-33.
11. Ramayulis, Rita., 2014, Detox is easy,
Penebar Plus, Jakarta, halaman 35-
36.
12. Eshamah Hanan, dkk, 2013,
Bactericidal Effects of Natural
Tenderizing Enzymes on
EscherichiaColi and Listeria
monocytogenes, Journal of Food
Research, Vol. 2, pp. 8-18
13. Campbell dkk, 2010, Biologi Jilid II,
Edisi 8, Erlangga: Jakarta.
14. Godstime C Omojate, dkk, 2014,
Mechanisms of Antimicrobial Actions
of Phytochemicals against
EntericPathogens – A Review, Journal
of Pharmaceutical, Chemical and
Biological Science, Vol 2(2), pp. 77-
85.
15. Taufiq Sarah, Yuniarni Umi, Hazar
Siti, 2015, Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap
Escherichia coli dan Salmonella typhi,
In: Prosiding Penelitian SPeSIA
Unisba, pp. 654-661.
16. Poeloengan Masniari., Praptiwi, 2010,
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana
Linn), Media Litbang Kesehatan, Vo.
20, pp. 65-69.

Anda mungkin juga menyukai