Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Penelitian

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.)


Steenis) SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP BAKTERI Klebsiella
pneumoniae SECARA IN VITRO

Noorhamdani As.*, R. Setyohadi **, Akmal Fawzi Y.U.***

*Laboratorium Mikrobiologi FKUB, **Laboratorium Biokimia FKUB,


***Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUB

ABSTRAK

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri jenis enterobacteriacea terutama jenis


Klebsiella pneumoniae yang dapat menyebabkan pneumonia sering dijumpai dan
dapat berakibat fatal. Bakteri ini sangat mudah menular melalui udara dan apalagi
pada tempat-tempat padat. Hal ini lah yang memudahkan adanya infeksi nosokomial
pada rumah sakit. Untuk mengatasi masalah infeksi bakteri sering digunakan
antimikroba. Tapi banyak obat yang dianggap tidak efektif dan di anggap bakteri
telah resisten terhadap obat tersebut. Oleh karena itu diperlukan obat alternatif.
Salah satunya daun binahong yang memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan
tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun binahong sebagai
antimikroba terhadap Klebsiella pneumoniae secara in vitro. Metode yang digunakan
adalah dilusi tabung yang terdiri dari tahap penentuan Kadar Hambat Minimum
(KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Ekstrak daun binahong dibuat dengan
ekstraksi Maserasi menggunakan metanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang dipakai
yaitu 11,5%, 12%, 12,5%, 13%, 13,5% dan 14% v/v, sedang konsentrasi Klebsiella
pneumoniae adalah 106 CFU/ml. Hasil statistik one way ANOVA menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak metanol
96% daun binahong terhadap jumlah koloni Klebsiella pneumoniae (p<0,05). Uji
korelasi menunjukkan adanya hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan jumlah
koloni (Korelasi, R = -0,919: p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa ekstrak methanol daun binahong mempunyai efek antimikroba
terhadap Klebsiella pneumoniae secara in vitro dengan Kadar Hambat Minimum
(KHM) yang tidak diketahui karena tingkat kekeruhan yang relatif sama dan Kadar
Bunuh Minimum (KBM) adalah 14% v/v.

Kata kunci: antimikroba, Klebsiella pneumoniae, daun binahong

ABSTRACT

Diseases caused by bacteria types enterobacteriacea especially of Klebsiella


pneumoniae, which can cause pneumonia are common and can be very dangerous.
These bacteria are easily spread by air and especially in crowded places. This is
what allows the existence of nosocomial infections in hospitals. To solve the problem
of bacterial infection commonly used antimicrobial. But many drugs are considered
ineffective and is considered the bacteria were resistant to the drug. Therefore we
need an alternative medicine. One of them is binahong leaves which contains
flavonoids, saponins, and tannins. This study aims to determine binahong leaves
extract as an antimicrobial against Klebsiella pneumoniae in vitro. The method used
is the dilution tube consisting of phase determination Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) and Minimum Kill Concentration (MBC). Binahong leaf extract is
made by Maceration extraction using methanol 96%. The concentration used were

1
Jurnal Penelitian

11.5%, 12%, 12.5%, 13%, 13.5% and 14% v / v, while concentrations of Klebsiella
pneumoniae is 106 CFU / ml. By one-way ANOVA shows significant differences in
concentrations changes of methanol 96% extract of binahong leaves to the number
of Klebsiella pneumoniae colonies (p <0.05). Correlation test shows the relationship
between the concentration of the extract with the number of colonies (Correlation, R
= -0.919: p <0.05). Based on the result, it can be concluded that the methanol extract
of binahong leaves has an antimicrobial effect against Klebsiella pneumoniae in vitro
with the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) which is unknown because of the
relatively similar levels of turbidity and Minimum Kill Concentration (MBC) is 14% v /
v.

Keywords: antimicrobial, Klebsiella pneumoniae, binahong leaves.

PENDAHULUAN berada di rumah sakit atau tempat


pelayanan kesehatan.1
Pada saat ini banyak bakteri Untuk mengatasi masalah
yang dapat menyebabkan penyakit. infeksi bakteri sering digunakan
Bakteri ini mudah sekali menular antimikroba. Tapi seiring dengan
terutama pada tempat-tempat perkembangan zaman, bakteri juga
pelayanan kesehatan seperti rumah dapat berkembang untuk melawan
sakit dan puskesmas. Penyakit yang obat antimikroba sehingga bakteri
disebabkan oleh bakteri jenis tetap dapat bertahan hidup dalam
enterobacteriacea terutama jenis tubuh manusia. Sudah banyak obat
Klebsiella pneumoniae yang dapat yang dianggap tidak efektif dan di
menyebabkan pneumonia, sering anggap bakteri telah resisten terhadap
dijumpai di berbagai negara di dunia obat tersebut. Akhir-akhir ini, banyak
dan dapat berkaibat fatal pada penelitian untuk menemukan obat
penderita yang memiliki sistem imun baru yang efektif terhadap bakteri.
yang masih rendah apalagi jika tidak Kebanyakan penelitian mengambil
ditangani dengan baik dan benar. bahan dari bahan alami karena aman
Menurut data dari WHO setiap dan efektif. Selain itu, masyarakat juga
tahunnya, 1,8 juta anak kecil dibawah telah banyak menggunakan
5 tahun mengalami pneumonia dan pengobatan alternatif yang
20% diantaranya meninggal dunia 8. menggunakan bahan-bahan alami.
Bakteri Klebsiella sendiri Pada saat ini banyak sekali
adalah bakteri fakultatif anaerob. pengobatan alami yang belum terbukti
Biasanya banyak ditemukan dikulit, secara ilmiah contohnya adalah
mulut, dan saluran pencernaan tapi tumbuhan binahong. Menurut
habitat aslinya adalah di tanah. Bakteri masyarakat tanaman binahong dapat
ini sangat mudah menular melalui di gunakan untuk menyembuhkan
udara dan apalagi pada tempat-tempat diabetes, pembengkakan liver, radang
padat. Hal ini lah yang memudahkan usus. reumatik, dan penyembuhan
adanya infeksi nosokomial pada luka. Pada penelitian yang dilakukan
rumah sakit. Pneumonia yang Wongso yang meneliti tentang
disebabkan oleh Klebsiella pneumonia kandungan daun-daun tanaman
dapat berupa pneumonia komunitas menjelaskan bahwa dalam daun
atau community accuired pneumonia. binahong terdapat aktivitas
Pneumonia komunitas atau community antioksidan, asam askorbat dan total
accuired pneumonia adalah fenol yang cukup tinggi. Daun
pneumonia yang didapat dari binahong diketahui mempunyai
masyarakat. Strain baru dari Klebsiella kandungan saponin triterpnoid,
ini dapat menyebabkan penyakit flavanoid dan minyak atsiri. Pada
tersebut yang berarti didapat saat penelitian yang dilakukan Yin
menemukan kandungan antibakterial

2
Jurnal Penelitian

dan sitotoksik pada daun binahong Sampel Penelitian


yang diinvestigasi dengan metode Sampel yang digunakan dalam
agar dilusi 9. penelitian ini adalah ekstrak daun
Berdasarkan beberapa- binahong dan menggunakan bakteri uji
beberapa informasi tersebut diatas, Klebsiella pneumoniae yang dimiliki
maka sangat menarik dilakukan oleh Laboratorium Mikrobiologi
penelitian lanjutan dan terfokus untuk Fakultas Kedokteran Universitas
mengetahui apakah ekstrak daun Brawijaya Malang.
binahong yang tumbuh di Indonesia Isolat bakteri Klebsiella
memiliki efek antimikroba terhadap Pneumoniae yang digunakan adalah
Klebsiella pneumoniae sehingga, bateri dari Laboratorium Mikrobiologi
dapat digunakan sebagai alternatif Fakultas Kedokteran Universitas
pengobatan penyakit yang ditimbulkan Brawijaya yang berasal dari darah
oleh Klebsiella pneumoniae. penderita pneumoni di Rumah Sakit
Tumbuhan Binahong ini sangat mudah Saiful Anwar (RSSA) Malang. Daun
ditanam dan dibudidayakan diseluruh binahong yang digunakan adalah daun
Indonesia. binahong yang dibeli dari Pak Yono
selaku pemilik kios bunga
METODE PENELITIAN “ALAMANDA” di jl Bukit Berbunga di
kota Batu.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang Variabel penelitian
digunakan adalah penelitian 1. Variabel bebas
eksperimental laboratorik. Uji Variabel bebas pada penelitian
antimikroba secara in vitro dengan ini adalah ekstrak daun binahong yang
menggunakan tube dilution test untuk dibuat dengan konsentrasi kadar
mengetahui aktivitas ekstrak daun ekstrak antara lain : 14% , 13,5% ,
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) 13%, 12,5%, 12%, 11,5%, 0%
Steenis) sebagai antimikroba terhadap berdasarkan eksplorasi awal atau
Klebsiella pneumoniae. Proses penelitian pendahuluan.
pengekstrakan daun binahong 2. Variabel tergantung
menggunakan metode maserasi Variabel tergantung pada
dengan pelarut metanol. Sedangkan penelitian ini adalah jumlah koloni
pengujian ekstrak daun binahong bakteri Klebsiella Pneumoniae yang
sebagai antimikroba menggunakan tumbuh pada medium NAP.
metode dilusi tabung. Tube dilution
test meliputi dua tahap, yaitu tahap Definisi Operasional
pengujian bahan pada media broth  Kadar Hambat Minimum (KHM)
dan tahap penanaman pada medium adalah konsentrasi minimal
NAP (Nutrient Agar Plate) dengan larutan ekstrak daun binahong
metode streaking (penggoresan) yang yang mampu menghambat
bertujuan untuk menentukan KHM pertumbuhan bakteri Klebsiella
(Kadar Hambat Minimal) dan KBM Pneumoniea. Hal ini ditandai
(Kadar Bunuh Minimal).Besarnya dengan tidak adanya
konsentrasi yang digunakan, kekeruhan pada larutan yang
ditetapkan melalui eksperimen berisi ekstrak daun binahong
pendahuluan. dan suspensi bakteri tersebut
dalam tabung setelah
Tempat dan Waktu Penelitian diinkubasikan 18-24 jam.
Penelitian ini dilakukan di Definisi ini tidak berlaku jika
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas ada reaksi antara bahan aktif
Kedokteran Universitas Brawijaya ekstrak dengan media Nutrient
pada bulan Agustus 2010 sampai Broth yang menyebabkan
bulan Oktober 2010. kekeruhan pada seluruh
tabung.

3
Jurnal Penelitian

 Kadar Bunuh Minimum (KBM)  Memeriksa syarat uji ANOVA


adalah konsentrasi minimal untuk > 2 kelompok yaitu
ekstrak daun binahong yang - Sebaran data harus
mampu membunuh normal
pertumbuhan bakteri Klebsiella - Varian data harus sama
Pneumoniae. Hal ini ditandai  Melakukan analisi One-Way
dengan tidak adanya ANOVA, untuk mengetahui
pertumbuhan koloni pada perbedaan jumlah koloni
medium NAP setelah bakteri Klebsiella
diinkubasikan selama 18-24 pneumoniae pada setiap
jam yang dibandingkan dengan perlakuan terutama yang
control negatif. disebabkan oleh pemberian
 Kontrol positif/kontrol bakteri ekstrak daun binahong.
adalah konsentrasi 0 % yang
dapat digunakan untuk Kemudian untuk mengetahui
mengetahui apakah bakteri pengaruh peningkatan konsentrasi
yang digunakan terkontaminasi ekstrak daun binahong terhadap
dengan bakteri lain. Kontrol pertumbuhan Klebsiella pneumoniae
positif berasal dari larutan maka digunakan uji statistik Kolerasi
bakteri uji yang telah Pearson-Regresi Linier. Analisis data
distandardisasi dengan standar dilakukan dengan menggunakan
Mc Farland 0,5 sebanyak 2 ml. program SPSS (Statistical Product of
 Kontrol negatif/control bahan Service Solution) for windows versi
adalah konsentrasi yang 15.0
digunakan untuk mengetahui
apakah bahan yang digunakan HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
steril. kontrol negatif dibuat DATA
dengan cara mencampurkan
antara ekstrak daun binahong Data Hasil Penelitian
sebanyak 1 ml dengan 1. Hasil Identifikasi bakteri
aquades sebanyak 1 ml. Escherichia coli
 Original inoculum adalah Penelitian ini menggunakan
inokulum bakteri dengan sampel bakteri dari stock kultur yang
konsentrasi 106 CFU/ml yang tersimpan di laboratorium Mikrobiologi
diinokulasikan pada media FKUB. Sampel bakteri diidentifikasi
agar padat sebelum diinkubasi, kembali untuk membuktikan bahwa
dan digunakan untuk mencari bakteri yang digunakan adalah bakteri
kategori KBM. Klebsiella pneumoniae. Beberapa tes
reidentifikasi yang dilakukan adalah
Analisis Data dengan pewarnaan gram dan
Penelitian ini menggunakan menggunakan Microbact 12A. Hasil
variable numerik dengan satu faktor identifikasi bakteri adalah pada
yang ingin diketahui yaitu perbedaan pengecatan gram koloninya dilihat
jumlah koloni bakteri Klebsiella secara mikroskopis yaitu
pneumoniae yang dihasilkan pada mengamatinya di bawah mikroskop
media NAP berdasarkan faktor dengan pembesaran 1000x maka
perlakuan pemberian ekstrak daun didapatkan koloni berbentuk batang
binahong, sehingga uji statistik yang (basil), berukuran kecil (0,5x3,0 µm),
digunakan adalah One-Way ANOVA bersifat Gram negatif dan tidak
dengan program SPSS 15, dengan membentuk spora. Identifikasi
taraf signifikasi 0,05 (5%). berikutnya adalah menggunakan
Microbact 12A. Setalah dilakukan
Langkah-langkah dalam One- serangkaian identifikasi didapatkan
Way ANOVA adalah sebagai berikut hasil bahwa bakteri yang akan
(Dahlan, 2008) :

4
Jurnal Penelitian

digunakan pada penelitian ini adalah Ekstrak daun Binahong


bakteri Klebsiella pneumoniae. bewarna hijau kehitaman. Sebelum
diinkubasikan warnanya sudah terlihat
2. Hasil Pengamatan sangat keruh sehingga penelitian ini
Kekeruhan dan Perhitungan tingkat kekeruhan masing-masing
Jumlah Koloni Bakteri konsentrasi ekstrak tidak dapat
diamati dan sekaligus tidak dapat di
Klebsiella pneumoniae
analisis secara kualitatif. Pada
Penelitian ini dilakukan dengan konsentrasi ekstrak paling rendah pun
menggunakan enam macam terlihat keruh, meskipun apabila
konsentrasi ekstrak daun Binahong dibandingkan dengan konsentrasi
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), yang lain mempunyai tingkat
dengan variasi konsentrasi 11,5%; kekeruhan yang berbeda-beda.
24%; 12,5%; 13%; 13,5%; 14%, serta Perbandingan tingkat kekeruhan pada
konsentrasi 0% (bakteri tanpa ekstrak) masing-masing konsentrasi dapat
dan konsentrasi 100% (bahan ekstrak) dilihat pada Gambar 1.
sebagai kontrol positif dan negatif.

Gambar 1. Uji Dilusi Tabung Perbandingan Tingkat Kekeruhan Tiap


Konsentrasi Ekstrak Setelah Diinkubasi

Dari Gambar 1 dapat dilihat (Nutrient Agar Plate) kemudian di


bahwa dari konsentrasi 11,5%-14% inkubasikan pada suhu 37 oC selama
tidak tampak perbedaan warna yang 18-24 jam. Setelah dinkubasi, maka
signifikan dan cenderung sama. Akibat dilakukan pengamatan dan
kekeruhan tersebut, maka Kadar perhitungan jumlah pertumbuhan
Hambat Minimal (KHM) ekstrak daun koloni bakteri pada masing-masing
Binahong terhadap bakteri Klebsiella plate. Hasil pengamatan dapat dilihat
pneumoniae ini tidak dapat ditentukan pada sampel Gambar 2 berikut.
secara kualitatif.
Masing-masing konsentrasi
kemudian di streaking pada NAP

5
Jurnal Penelitian

11,5% 12%

12,5 13%

13,5% 14%

Gambar 5.2. Pertumbuhan koloni Klebsiella pneumoniae pada Medium


NAP

6
Jurnal Penelitian

Pada tabung dengan


konsentrasi ekstrak 0% (kontrol positif) bakteri yang tumbuh dengan
dilakukan pengenceran menggunakan colony counter. Cara
suspensibakteri dengan larutan NaCl perhitungan koloni bakteri tersebut
sebanyak 1000x, Sedangkan pada adalah sebagai berikut: pertama
konsentrasi 11,5%; 12%; 12,5; 13%; dilakukan pengamatan pertumbuhan
13,5% dan 14% suspense bakteri di koloni pada plate secara subjektif
encerkan sebanyak 100x sebelum apakah koloni sangat banyak atau
dilakukan streaking pada NAP. Hal tidak. Apabila sangat banyak maka
tersebut dilakukan karena apabila dipilih sembilan kotak yang mewakili
tidak dilakukan pengenceran maka masing masing plate, jumlah koloni
akan didapatkan pertumbuhan koloni yang didapatkan adalah hasil kali
bakteri yang sangat padat dan tidak jumlah koloni 9 kotak dengan luas
dapat di hitung secara kuantitatif pada plate dikalikan jumlah pengenceran
colony counter, oleh sebab itu yang dilakukan. Apabila dalam satu
pengenceran ini bertujuan untuk plate semua koloni dapat terhitung
memudahkan dalam perhitungan semua, maka tidak perlu dikalikan luas
jumlah koloni bakteri yang tumbuh plate. Untuk memperjelas perhitungan
pada NAP dengan konsentrasi ekstrak dari masing-masing plate maka
sebenarnya. Selanjutnya masing- disajikan dalam Tabel 1.
masing plate dihitung jumlah koloni

TABEL 1. Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Klebsiella pneumoniae pada


Medium NAP

*Keterangan: jumlah koloni dalam satuan CFU/plate

Klebsiella pneumoniae yang dihasilkan


Dari pertumbuhan koloni pada media NAP dalam beberapa
bakteri Klebsiella pneumoniae tersebut konsentrasi ekstrak daun binahong
dapat ditentukan Kadar Bunuh Minimal dan kontrol positif (konsentrasi 0%)
dari ekstrak daun Binahong ini yaitu pada Tabel 5.1. menunjukkan hasil
pada jumlah koloni <0,1% dari original yang cukup bervariasi. Adanya
inoculum pada pengulangan 1, perbedaan konsentrasi ekstrak daun
pengulangan 2, pengulangan 3, dan binahong pada perlakuan memberikan
pengulangan 4. Rata-rata original pengaruh atau efek yang berbeda
inoculum bakteri Klebsiella sebagai antimikroba terhadap jumlah
pneumoniae adalah 648 CFU/plate. koloni bakteri Klebsiella pneumoniae
Sehingga KBM nya adalah pada yang dihasilkan pada media NAP.
konsentrasi 14% (0,1% dari jumlah Adanya pengaruh pemberian ekstrak
original inoculums =0,648 CFU/plate). daun binahong tersebut mulai terlihat
Berdasarkan hasil pengamatan dimana jumlah koloni bakteri Klebsiella
terhadap jumlah koloni bakteri pneumoniae yang dihasilkan pada

7
Jurnal Penelitian

medium NAP menjadi lebih sedikit tersimpan di laboratorium Mikrobiologi


setelah diberikan perlakuan ekstrak FKUB. Sampel bakteri di identifikasi
daun binahong mulai pada konsentrasi kembali untuk membuktikan bahwa
11,5% dibandingkan dengan jumlah bakteri yang digunakan adalah bakteri
koloni bakteri Klebsiella pneumoniae Klebsiella pneumoniae. Beberapa tes
yang dihasilkan pada media NAP pada identifikasi yang dilakukan adalah
kelompok kontrol positif (konsentrasi dengan pewarnaan gram dan
0%). Kemudian jumlah koloni bakteri identiikasi menggunakan Microbact
Klebsiella pneumoniae yang dihasilkan 12A. Hasil identifikasi bakteri adalah
pada media NAP cenderung semakin pada pengecatan gram koloninya
menurun ketika diberikan konsentrasi dilihat secara mikroskopis yaitu
yang lebih tinggi. Bahkan pada mengamatinya di bawah mikroskop
konsentrasi yang lebih tinggi yaitu dengan pembesaran 1000x maka
14% sampai dengan 100% sudah didapatkan koloni berbentuk batang
tidak didapatkan pertumbuhan bakteri (basil), berukuran kecil (0,5x3,0 µm),
Klebsiella pneumoniae sama sekali bersifat Gram negatif dan tidak
pada NAP tersebut. Dengan demikian, membentuk spora.
berdasarkan penilaian secara Ekstrak daun binahong yang
deskriptif menurut rata-rata jumlah digunakan dalam penelitian ini
koloni bakteri Klebsiella pneumoniae didapatkan dengan cara ekstraksi
yang dihasilkan pada media NAP bahan yaitu daun binahong, yang
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa diekstrak dengan ekstraksi maserasi
pemberian perlakuan berupa eksrak dengan metanol 96%. Metanol 96%
daun binahong menunjukkan dipilih sebab bahan aktif yang diduga
pengaruh sebagai antimikroba apabila terdapat pada daun binahong yaitu
dibandingkan dengan jumlah koloni golongan fenol, cenderung larut
kontrol kuman. terhadap metanol.
Penulis melakukan penelitian
PEMBAHASAN eksplorasi terlebih dahulu sebelum
mendapatkan konsentrasi perlakuan
Penelitian eksperimetal ini tersebut. Penelitian eksplorasi
bertujuan untuk mengetahui efek dilakukan dalam beberapa tahap.
ekstrak daun binahong (Anredera Tahap pertama adalah mencoba
cordifolia (Ten.) Steenis) sebagai dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%,
antimikroba terhadap bakteri Klebsiella 12,5%, 6,25%, 3,125%, dan 0%. Dari
pneumoniae secara in vitro. Metode eksplorasi tahap pertama tidak lagi
yang digunakan adalah metode dilusi didapatkan pertumbuhan bakteri pada
tabung (tube delution test). Dari konsentrasi 25% sehingga dilakukan
metode ini dapat ditentukan Kadar penelitian eksplorasi tahap kedua.
Bunuh Minimal (KBM) ekstrak daun Tahap kedua adalah mencoba dengan
binahong yang ditandai dengan konsentrasi 12,5%, 15%, 17,5%, 20%,
terdapatnya pertumbuhan koloni 22.5%, dan 25%. Dari eksplorasi
bakteri pada NAP <0,1% dari Original tahap kedua tidak lagi didapatkan
Inoculum. Sedangkan Kadar Hambar pertumbuhan bakteri pada konsentrasi
Minumum (KHM) tidak dapat 15% sehingga dilakukan penelitian
ditentukan karena berdasarkan eksplorasi tahap ketiga. Tahap ketiga
pengamatan, kekeruhannya tidak adalah mencoba dengan konsentrasi
mempunyai pola yang teratur. Selain 12,5%, 13%, 13,5%, 14%, 14,5%, dan
itu dalam penelitian ini juga bertujuan 15%. Dari penelitian ekplorasi tahap
untuk mengetahui seberapa besar ketiga ini tidak didapatkan
pengaruh pemberian ekstrak daun pertumbuhan kuman pada konsentrasi
binahong terhadap pertumbuhan 14% sehingga dilakukan eksplorasi
koloni bakteri Klebsiella pneumoniae. tahap keempat. Tahap keempat
Penelitian ini menggunakan adalah mencoba dengan konsentrasi
sampel bakteri dari stok kultur yang 11.5%, 12%, 12,5%, 13%, 13,5%, dan

8
Jurnal Penelitian

14%. Dari hasil eksplorasi tahap Efek antibakteri daun binahong


keempat tidak didapatkan terhadap bakteri Klebsiella
pertumbuhan kuman pada konsentrasi pneumoniae diperkirakan diperankan
14%. Dari rentang tersebut, penulis oleh zat-zat aktif yang larut dalam
memilih konsentrasi 11.5% hingga methanol 96%, sebab metode
14% sebagai konsentrasi perlakuan ekstraksi pada penelitian ini
dengan rentang konsentrasi 0,5%. menggunakan pelarut methanol 96%.
Konsentrasi perlakuan yang Diperkirakan zat-zat yang larut dalam
digunakan adalah 11.5%, 12%, 12,5%, methanol 96% adalah flavonoid,
13%, 13,5%, dan 14%. saponin dan tannin. Aktivitas flavonoid
Warna ekstrak daun binahong ini disebabkan oleh kemampuannya
adalah Warna ekstrak daun binahong untuk membenuk kompleks dengan
adalah hijau kehitaman, sehingga protein ekstraseluler dan terlarut, dan
tingkat kekeruhan dari masing-masing dengan dinding sel. Flavonoid yang
konsentrasi perlakuan tidak dapat bersifat lipofollik mungkin juga akan
diamati secara kualitatif untuk merusak membrane sel mikroba.
menemukan KHM-nya. Bahkan Rusaknya membran dan dinding sel
sebelum diinkubasikan, masing- akan menyebabkan metabolit penting
masing tabung sudah mengalami di dalam sel akan keluar, akibatnya
kekeruhan sehingga dalam penelitian terjadi kematian sel. Saponin memiliki
ini nilai KHM tidak dapat ditentukan. efek sebagai antibakteri. Saponin akan
Hasil perhitungan jumlah koloni merusak membran sitoplasma yang
bakteri ini kemudian dianalisis dengan kemungkinan mempunyai efek yang
software SPSS 15, menggunakan uji sinergis maupun adiktif dengan tanin
statistik One-way ANOVA, Uji dalam merusak permeabilitas sel
korealasi, dan Uji regresi. Dari uji bakteri itu sendiri. Berdasarkan
ANOVA, didapatkan nilai 0,000 (p < penelitian oleh Mandal P et.al. (2005)3
0,05) yang berarti terdapat perbedaan dikatakan bahwa saponin yang
efek antimikroba pada pemberian diisolasi dari tumbuhan Psidium
ekstak daun binahong antara setiap Guajava mempunyai aktivitas dalam
perlakuan terhadap jumlah koloni menghambat germinasi Proteus
bakteri Klebsiella pneumoniae yang vulgaris pada dosis sekitar 30 mg/ml.
dihasilkan pada medium NAP. Dari Uji Sedangkan pada penelitian ekstrak
Korelasi didapatkan nilai signifikan daun binahong yang sekarang
0,000 dan koefisien korelasi -0,919 dilakukan didapatkan kadar bunuh
yang berarti pemberian ekstrak daun minimal pada dosis kurang lebih 14
binahong mempunyai hubungan mg/ml, hal ini kemungkinan
(korelasi) yang signifikan dengan disebabkan karena kandungan
jumlah koloni bakteri Klebsiella saponin pada daun binahong lebih
pneumoniae dengan arah korelasi besar daripada yang terdapat pada
negatif artinya semakin tinggi Psidium Guajava, atau adanya efek
konsentrasi ekstrak daun binahong sinergisme antara tannin dengan
cenderung akan menurunkan jumlah saponin pada ekstrak daun binahong
bakteri Klebsiella pneumoniae. menyebabkan daya bahan antibakteri
Kemudian Uji Regresi dapat diketahui bahan tersebut meningkat 10. Selain
seberapa besar pengaruh pemberian itu, pada penelitian sebelumnya yaitu
ekstrak daun binahong terhadap tahun 2002 oleh Egwim C et.al 2,
jumlah koloni bakteri Klebsiella dikemukakan bahwa Cassia
pneumoniae. Hasil persamaan regresi eucalyptus (Ce) yang mempunyai
liniernya adalah Y = 1131.079 – bahan aktif saponin dan tanin, jauh
41.479X, dimana Y adalah jumlah lebih efektif sebagai antimikroba,
koloni bakteri Klebsiella pneumoniae sebab KBM hanya sekitar 2 mg/ml,
yang dihasilkan pada mediun NAP, dibandingkan bahan lain yaitu
sedangkan X adalah perlakuan Euphobia hirta (Eh); Citrus aurantifolia
pemberian ekstrak daun binahong. (Ca), dan Cassia occidentalis (Co)

9
Jurnal Penelitian

yang hanya mempunyai 1 bahan aktif lipopolisakarida, pada membran luar


yaitu tanin atau saponin saja. Hal ini bakteri sehingga merusak integritas
semakin menguatkan dugaan adanya dinding sel bakteri. Ikatan antar asam
efek sinergisme antara kedua bahan amino dalam peptidoglikan bakteri
aktif tanin dan saponin. Gram negatif lebih renggang
Serupa dengan tanin, flavonoid dibandingkan dengan bakteri Gram
merupakan senyawa fenol yang positif 4.Selain itu, dinding selnya tidak
berfungsi sebagai antibakteri dengan selektif permeabel. Hal ini diduga
cara membentuk senyawa kompleks dapat memudahkan penetrasi zat –
terhadap protein extraseluler yang zat dari luar ke dalam dinding sel 7.
mengganggu integritas membran dan Berdasarkan hasil penelitian
dinding sel. Kedua bahan aktif ini juga dan analisis, yang dikhususkan pada
kemungkinan mempunyai efek adiktif daun binahong, didapatkan bahwa
ataupun sinergis. Selain itu, senyawa ekstrak daun binahong mempunyai
flavonoid mempunyai kerja efek antimikroba terhadap Klebsiella
menghambat enzim topoisomerase II pneumoniae secara in vitro. Hal ini
pada bakteri yang dapat merusak makin diperkuat dengan adanya bukti
struktur DNA bakteri dan – bukti tentang penelitian terkait yang
menyebabkan kematian. Intinya, telah dilakukan sebelumya. Hasil
hampir semua zat antimikroba bekerja validitas internal penelitian tinggi
dengan mempengaruhi sintesa protein menunjukkan hubungan yang kuat
dan sintesa DNA, serta merusak antar variabel, saat dilakukan uji
integritas membran dan dinding sel statistik.
bakteri yang akan mengganggu Dengan melihat fakta hasil
permeabilitas sel. Pada 2009, sebuah penelitian yakni adanya penurunan
penelitian di Bali oleh IM Sukadana6, jumlah koloni bakteri Klebsiella
menyebutkan bahwa ekstrak metanol pneumoniae seiring dengan
dari daun Avverhoa carmbola Linn.L peningkatan konsentrasi perlakuan
diduga mempunyai efek antimikroba yang diperkuat dengan adanya data
flavonoid yang tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa daun binahong mengandung
dengan adanya hambatan bahan aktif yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri dengan pertumbuhan bakteri Klebsiella
menggunakan metode difusi cakram pneumoniae, maka dapat dikatakan
pada konsentrasi 5 - 10 mg/ml. Bakteri bahwa daun binahong terbukti sensitif
yang diuji cobakan pada Escherichia sebagai antimikroba terhadap bakteri
coli dan Staphylococcus aureus. Oleh Klebsiella pneumoniae. Hal ini
karena itu,tidak salah bila diduga membuktikan bahwa hipotesa yang
bahwa kandungan flavonoid dari telah disusun sebelumnya adalah
ekstrak metanol daun binahong pada benar.
penelitian ini pun, mempunyai potensi Keterbatasan penelitian ini
yang tidak kalah hebatnya dibanding antara lain pada metode pembuatan
daun lain sebagai antibakteri ekstrak daun binahong ini bersifat
Klebsiella penumoniae. acak dan kasar, sehingga tidak dapat
Klebsiella pneumoniae yang diketahui secara pasti bahan aktif
merupakan bakteri Gram negatif antimikroba apa saja yang terkandung
memiliki dinding sel yang lebih rapuh didalamnya. Selain itu proporsi jumlah
daripada Gram positif. Kandungan bahan aktif yang terkandung
peptidoglikannya lebih tipis, hanya 1 didalamnya juga tidak diketahui secara
sampai 2 persen dari berat keringnya. pasti. Mungkin bahan aktif itu bekerja
Pada permukaan membran terluar sendiri atau mungin semua bahan aktif
bakteri terdapat lapisan bekerja bersama dalam menghambat
lipopolisakarida. Senyawa – senyawa pertumbuhan bakteri Klebsiella
lipofilik seperti tanin, saponin, dan pneumoniae. Selain itu , juga tidak ada
flavonoid kemungkinan bisa standarisasi pembuatan ekstrak bahan
berinteraksi dengan lapisan lipid, alam, sehingga ada kemungkinan

10
Jurnal Penelitian

apabila dilakukan di laboratorium yang system reproduksi termasuk


berbeda, maka ekstrak yang teratogenitas, uji karsinogen, dan uji
dihasilkan kemungkinan memiliki efek mutagenesis, serta uji fase I sampai
yang berbeda. Kemungkinan yang lain IV. Pada dasarnya uji klinik tersebut
adalah adanya variasi biologis dari bertujuan untuk memastikan efikasi
masing-masing daun binahong yang keamanan, dan gambaran efek
ditanam di daerah X mungkin efeknya samping yang sering timbul pada
tidak sama dengan yang ditanam manusia akibat pemberian suatu obat
5
didaerah Y. Faktor lain yang , dalam hal ini adalah obat yang
mempengaruhi adalah lamanya berasal dari kandungan zat pada daun
penyimpanan. Semakin lama binahong.
disimpan, sensitivitas ekstrak biasanya
akan menurun. Akan tetapi ada juga KESIMPULAN
yang efeknya malah meningkat. Oleh
karena itu, untuk penelitian-penelitian Dari hasil penelitian, maka dapat
selanjutnya perlu adanya standarisasi, disimpulkan bahwa :
baik dari pemilihan bahan yang  Ekstrak daun binahong efektif
digunakan (daun binahong), alat sebagai antimikroba bakteri
ekstraksi serta lamanya masa simpan Klebsiella pneumoniae secara
(jangka waktu ekstrak masih dapat in vitro.
digunakan sebagai antimikroba)  Kadar Hambat Minimal (KHM)
sehingga apabila dilakukan penelitian dari penelitian ini tidak dapat
yang sama di tempat yang berbeda ditentukan karena sebelum
akan didapatkan hasil yang sama. maupun sesudah diinkubasi
Aplikasi klinis yang pertumbuhan bakterinya tetap
memungkinkan dari penelitian ini keruh sehingga tidak dapat
adalah penggunaan ekstrak daun diinterpretasikan KHMnya.
binahong secara oral untuk  Kadar Bunuh Minimal (KBM)
pengobatan pneumonia akibat infeksi ekstrak daun binahong
Klebsiella pneumoniae. Sedangkan (Anredera cordifolia (Ten.)
penggunaan secara sistemik, masih Steenis) yang dapat
memerlukan penelitian lebih lanjut membunuh bakteri Klebsiella
yaitu melalui pengujian pada hewan pneumonia adalah pada
coba maupun pengujian pada manusia konsentrasi 14%.
(uji klinik). Sebelum calon obat baru  Semakin besar ekstrak daun
dicobakan pada manusia, dibutuhkan binahong yang digunakan
waktu untuk meneliti sifat maka jumlah bakteri akan
farmakodinamik, farmakokinetik dan semakin menurun.
efek toksiknya pada hewan coba.
Dalam studi farmakodinamik ini SARAN
tercakup pengembangan teknik
analisis untuk mengukur kadar  Perlu penelitian lebih lanjut untuk
senyawa tersebut dan metabolitnya mengetahui prosentase masing-
dalam cairan biologis. Semuanya masing bahan aktif yang
diperlukan untuk memperkirakan dosis terkandung di dalam ekstrak daun
efektif dan memperkecil resiko binahong (Anredera cordifolia
penelitian pada manusia. Studi (Ten.) Steenis).
toksikologi pada hewan umumnya  Perlu penelitian lebih lanjut untuk
dilakukan 3 tahap yaitu penelitian mengetahui bahan aktif apa yang
toksisitas akut bertujuan mencari dosis paling berperan sebagai
tunggak yang membunuh 50% antimikroba pada ekstrak daun
sekelompok hewan coba (LD 50), binahong (Anredera cordifolia
penelititan toksisitas jangka panjang (Ten.) Steenis).
bertujuan meneliti efek toksisitas
khusus meliputi penelitain terhadap

11
Jurnal Penelitian

 Diharapkan dapat dilakukan 4. McKane, Larry, J. Kandel.


penelitain lebih lanjut tentang efek 1986. Microbiology: Essentials
antimikroba daun binahong And Applications. Singapore:
(Anredera cordifolia (Ten.) McGraw-Hill. p. 61-88.
Steenis) pada bakteri lain, fungi
maupun virus. 5. Setiawati, A. Suyatna F.D.,
 Perlu penelitian lebih lanjut untuk Muchtar A., Darmansjah I.,
melihat efektivitas ekstrak daun Estuningtyas A., Syarif A., dkk.
binahong (Anredera cordifolia 2007. Farmakologi dan Terapi
(Ten.) Steenis) secara in vivo ( Edisi 5. Departemen
hewan coba dan uji klinik) Farmakologi dan Terapeutik
sebelum digunakan sebagai Fakultas Kedkteran Universitas
alternatif pengobatan di Indonesia. Jakarta : Penerbit
masyarakat. Gaya Baru Hal 24-25.
 Perlu ada standarisasi dalam 6. Sukadana, I. 2009. Senyawa
pembuatan ekstrak daun Antibakteri Golongan Flavanoid
binahong (Anredera cordifolia Dari Buah Belimbing Manis.
(Ten.) Steenis), maupun dalam
Bali: FMIPA Universitas
pemilihan bahan serta lama masa Udayana.
simpan ekstrak yang masih dapat
digunakan sebagai antimikroba. 7. University of Texas - Houston
 Perlu dilakukan penelitian lebih Medical School. 1995. The
lanjut dengan metode lain, Bacterial Cell Wall. (Online).
misalnya dengan cara dekok (http://DPALM
ataupun perasan untuk Medic/00001438.htm, diakses
mengetahui kemampuan daun 10 Agustus 2010).
binahong (Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis) sebagai 8. WHO. 2009. Pneumonia.
antimikroba terhadap Klebsiella http://www.who.int/mediacentre
pneumoniae. /factsheets/fs331/en/.

9. Wongso, A. 2009. Binahong


DAFTAR PUSTAKA (AnrederaCoridfolia (Ten.)
Steenis). (Online).
1. Ayuningtyas, F. 2008. http://wongsukses.blog.friendst
Klebsiella pneumonia. er.com/2008/12/binahong-
http://mikrobia2.files. andredera-cordifolia-ten-
wordpress.com/2008/05/klebsi steenis/. 9-12-2009. 10.30,
ella-pneumoniae.pdf. Diakses diakses tanggal 3 januari 2011
tanggal 5 desember 2009.
10. Yusha’u, M. 2010. Inhibitory
2. Egwim, C. 2002. Efficacy of Activity of Psidium Guajava
Some Nupe Medicinal Plants Extracts of Some Confirmed
Again Salmonela typhi. Journal Extended-Spectrum B-
of Enteropharmacology. Lactamases Producing
Esherecia coli, Klebsiella
3. Mandal P., Sinha S., Man, N.C. pneumonia, and Proteus
2005. Antimicrobial activity of vulgaris isolates. Kano:
saponins from Acacia Department of Biological
auriculiformis. (Online) Sciences.
(http://www.sciencedirect.com/
science, diakses tanggal 1
September 2010).

12

Anda mungkin juga menyukai