Gempa Rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, agar probabilitas
terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun
I = I1, I2
PPTGIUG 1983
PPKGURG SKB 1987
TCPKGURG SNI 1726-89
TCPKGUBG SNI 03-1726-2002
- BETON
PBI 1955
PBI 1971 NI 2
TCPKGUBG SK.SNI T-15-91
SNI-03-2847-1992
TCPSBUBG SNI 03-2847-2002
FILOSOFI DESAIN
BANGUNAN:
Ketika kapasitas sendi plastis tercapai, respon perpindahan akan mengikuti garis d e, dan titik d
menunjukkan batas elastis dan kemudian struktur berdeformasi hingga titik e pada gaya geser yang
menunjukkan kapasitas momen sendi plastis. Pada kasus ini energi potensial yang disimpan pada
perpindahan maksimum ditunjukkan oleh bidang efg, karena energi yang ditunjukkan oeh daerah
adeg dipencarkan oleh sendi plastis yang berubah menjadi panas atau bentuk lain.
STRUKTUR ELASTIS:
Semua energi yang tersimpan dirubah kembali menjadi energi kinetik.
STRUKTUR DAKTAIL:
Ada sebagian energi yang dipencarkan
FAKTOR DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG m Adalah :
Rasio antara simpangan maksimum struktur gedung pada saat mencapai kondisi diambang
keruntuhan (dm) dan simpangan struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama (d y) di
dalam struktur gedung.
Dimana:
f1 = Faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung di dalam
struktur gedung dan nilainya ditetapkan sebesar:
f1 = 1,6
dan R disebut faktor reduksi gempa menurut persamaan:
1,6 £ R = m . f1 £ Rm
Dalam persamaan diatas R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang berperilaku
elastik penuh, sedangkan Rm adalah faktor reduksi gempa maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem
struktur yang bersangkutan.
1. ELASTIK PENUH
2. DAKTAIL PARSIAL
3. DAKTAIL PENUH
ELASTIK PENUH:
Struktur beton diproporsikan sedemikian rupa sehingga ketentuan tambahan atas penyelesaian detail
struktur sangat sedikit, struktur sepenuhnya berperilaku ELASTIS. m = 1,0 : R = 1,6
DAKTAIL PARSIAL :
Seluruh tingkat daktilitas struktur gedung dengan nilai faktor daktilitas diantara untuk struktur gedung
yang elastik penuh sebesar m = 1 dan untuk struktur gedung yang daktail penuh sebesar m = 5,3. Nilai
faktor reduksi R = 1,5 – 5,0 Struktur beton diproporsikan berdasarkan suatu ketentuan penyelesaian detail
khusus yang memungkinkan struktur memberikan respon inelastik terhadap sebuah siklis yang bekerja
tanpa mengalami keruntuhan getas.
DAKTAIL PENUH:
Suatu tingkat daktilitas struktur gedung, dimana strukturnya mampu mengalami simpangan pasca-elastik
pada saat mencapai kondisi diambang keruntuhan yang paling besar, yaitu dengan mencapai nilai faktor
daktilitas sebesar m = 5,3, Nilai faktor reduksi R = 8,5.Struktur beton diproporsikan berdasarkan suatu
ketentuan penyelesaian detail khusus yang memungkinkan struktur memberikan respons inelastik
terhadap beban siklis yang bekerja dan mampu menjamin pengembangan mekanisme SENDI PLASTIS
dengan kapasitas disipasi energi yang diperlukan tanpa mengalami keruntuhan.
SENDI PLASTIS
TITIK LELEH YANG TERJADI PADA SUATU STRUKTUR YANG BISA MENGALAMI
SIMPANGAN-SIMPANGAN PLASTIS SECARA BERULANG DAN BOLAK-BALIK
Perencanaan Kapasitas
Struktur gedung harus memenuhi persyaratan “kolom kuat balok lemah”, artinya ketika struktur gedung
memikul pengaruh Gempa Rencana, sendi-sendi plastis di dalam struktur gedung tersebut hanya boleh
terjadi pada ujung-ujung balok dan pada kaki kolom serta kaki dinding geser saja. Implementasi
persyaratan ini di dalam perencanaan struktur beton dan struktur baja ditetapkan dalam standar beton dan
standar baja yang berlaku.
Desain Kapasitas
dimana:
C1 = nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons
I = Faktor Keutamaan gedung
R = Faktor Reduksi Gempa
Wt = Berat total gedung
Beban geser nominal V harus dibagikan sepanjang struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik
ekuivalen F1 yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan:
dimana:
Wi = berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai
zi = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan
lateral
n = nomor lantai tingkat paling atas
Waktu getar alami fundamental
Waktu getar alami fundamental struktur gedung beraturan dalam arah masing-masing sumbu utama dapat
ditentukan dengan rumus Rayleigh sebagai berikut:
Jelas kiranya bahan merencanakan struktur banhunan untuk tetap berperilaku elastik akibat GR adalah sangat
TIDAK EKONOMIS dan karenanya tidak dilakukan. Disini kita tidak memanfaatkan daktilitas yang terjadi
didalam struktur.
Seperti diketahui, daktilitas adalah: Kemampuan suatu struktur untuk menyimpang jauh melampaui simangan
pada batas elastisitasnya tanpa runtuh dan faktor daktilitas m adalah rasio antara simpangan maksimum
yang dapat dicapai oleh suatu struktur sebelum runtuh dan simpangan pada batas elastisitasnya.
Kecuali kalau terpaksa karena keadaan, seyogyanya kita selalu memanfaatkan ketersediaan daktilitas
didalam struktur bangunan. Lebih dari itu, kita harus merencanakan struktur bangunan-bangunan kita itu
agar mampu mengerahkan daktilitasnya semaksimal mungkin. Didalam SNI 2847 struktur-struktur
demikian tergolong kedalam jenis stuktur dengan TD 3
EFEK P-Delta
Adalah gejala timbulnya beban lateral tambahan akibat momen guling tingkat yang terjadi akibat
bergesernya titik tangkap beban grafitasi oleh pengaruh beban lateral.
Pengaruh P-Delta telah banyak dipelajari, namun pedomannya masih terbatas. Untungnya, akibat gempa
kuat biasanya tidak menentukan desain