Kimia Farida PDF
Kimia Farida PDF
FARIDA HANUM, ST
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Kimia
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1. Air
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai
jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan,
serta sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran
pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.
Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan
masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang
cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.
B. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak
sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
C. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
A. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
B. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air
semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa material organik
(CHONSP)
E. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian
untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan
dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh
adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
Proses pengolahan air menjadi air bersih harus melalui beberapa tahapan-
tahapan, yaitu :
1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran
besar.
2. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa
lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke dalam
tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator dan
desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan
rasa pada air.
3. Klarifier (clearator)
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan
Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang
berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi
pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan
dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter.
Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan
penyaring dan sekat.
Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di
dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia
(Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur
homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
4. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat).
Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk
menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air yang
masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas.
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan
batu dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat
padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan
terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju
reservoir.
H2O → H+ + OH-
Selanjutnya :
Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan
semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas
2.1.2. Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi
dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan
cukup banyak sehingga pH = 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2.
Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda
abu. Reaksinya :
2.1.3. Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai
oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk
menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi
Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III)
dan Mn(III).
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula
asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis kloramin
seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya.
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan
Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik
anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin.
Cara kerja :
1. Diambil sampel air baku kira-kira 4 liter
2. Dicek dan dicatat turbidity serta pH awal dari air sampel
3. Disediakan 6 buah beaker glass dan masing-masing diisi dengan 500 ml air
sampel
4. Ke dalam masing-masing beaker glass tersebut diinjeksikan alum dengan
konsentrasi 1 % dan dengan dosis tawas tertentu untuk tiap beaker glass.
Penentuan dosis yang ditambahkan diambil dari tabel estimasi alum untuk
turbidity tertentu (range atas dan range bawah)
5. Meletakkan beaker glass pada alat flokulator
6. Diaduk dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit
7. Kemudian pengadukan dilakukan dengan kecepatan 40 rpm selama 10
menit
8. Didiamkan selama 15 menit sampai 30 menit
9. Dicek dan dicatat turbidity untuk masing-masing beaker glass
2.2.2. Comperator
A. Comperator pH
1. Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml
2. Sampel ditetesi dengan indikator Bromthymol Blue (BTB) sebanyak 4-
6tetes, lalau diaduk
3. Kemudian dinasukkan di sebelah kiri bagian dalam comperator
4. Dibandingkan warna sampel dengan warna standart pada comperator
dengan memutar roda standart comperator, apabila warna tersebut telah
sama lalu dibaca nilainya.
B. Comperator Klor
1. Dimasukkan sampel ke dalam tabung sebanyak 10 ml
2. Ditetesi dengan indikator otolidine reagent sebanyak 4-6 tetes, lalu diaduk
3. Tempatkan sampel pada sebelah kanan bagian dalam comperator
4. Nilai sisa klor dihitung dengan membandingkan warna sampel dengan
warna standart yang sama
2.2.3. Turbidity
Turbidity merupakan alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Cara kerjanya :
1. Dihidupkan turbidimeter, kemudian dimasukkan sampel ke dalam tabung
yang telah tersedia pada alat tersebut
2. Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel standart
3. Lalu sampel standart dikeluarkan dan dimasukkan sampel yang akan diteliti,
lalu dibaca nilai kekeruhannya
A. Kesadahan Ca :
1. Ke dalam erlenmeyer dimasukkan air sampel sebanyak 100 ml
2. Ditambahkan NaOH 4 N sebanyak 1 cc dan indikator murexid secukupnya
3. Kemudian dilakukan titrasi dengan titriplex sehingga terjadi perubahan
warna dari merah menjadi ungu
3. Dicatat volume titriplex yang terpakai
4. Dihitung kesadahan Ca dengan memakai rumus :
Dimana :
X = Kesadahan Ca
10 = Perkalian untuk sampel 1000 ml karena yang diperlukan hanya
100 ml, berarti 1000/100 = 10
0,717 = kandungan Ca dalam titriplex
0,14 = Hasil perbandingan Ca terhadap CaO
B. Kesadahan Mg
1. Ke dalam erlenmeyer dimasukkan air sampel sebanyak 100 ml
2. Lalu ditambahkan Ammonium Buffer sebanyak 2 cc dan indikator EBT
secukupnya
3. Kemudian dilakukan titrasi dengan titriplex sehingga terjadi perubahan
warna dari ungu menjadi biru
4. Dicatat volume titriplex yang terpakai
5. Hitung kesadahan Mg dengan memakai rumus :
Y = Kesadahan Mg
X = kesadahan Ca
10 = Perkalian untuk sampel 1000 ml karena yang diperlukan hanya 100
ml, berarti 1000/100 = 10
KESIMPULAN
2. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah larutan tawas (alum), liquid klorine,
dan larutan kapur
Tabel A.1. Perbandingan Standard kualitas Air Minum Departement RI, Badan
Kesehatan Dunia (WHO), Jepang, dan Amerika