Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR

MODUL – 9
ANALISIS WELL LOGGING DAN PETROFISIKA

Nama : Fahmi Zacki Mubarak


NPM : 140710150046
Sesi Praktikum : Sesi A (07.00 s/d 10.00)
Hari Praktikum : Rabu

PROGRAM STUDI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2018
9.1 Aktivitas Praktikum

Pada praktikum yang telah dilaksanakan yaitu melakukan analisis well logging dengan
menggunakan software HRS yang mana dapat menghasilkan beberapa jenis data log dari
pada hasil suatu pengukuran yang telah dilaksanakan.

Berikut beberapa pengolahan data dengan parameter-parameter tertentu:

Figure 1 Mengukur Porositas

Figure 2 Menghitung Shale Volume


Figure 3 Menghitung Saturasi Air

9.2 Hasil dan Analisa

9.2.1 Hasil Data Log


Adapun data log yang berhasil diperoleh daripada praktikum kali ini adalah:
- Log Self Potensial
- Log Gamma Ray
- Log Porositas Total
- Log P-Wave
- Log Densitas Batuan
- Log Shale Volume
- Log Resistivitas
Figure 4 Hasil data log

9.2.2 Analisa
Prinsip dari Log Gamma Ray adalah suatu rekaman dari tingkat
radioaktivitas alami yang terjadi karena unsur Uranium, Thorium dan
potassium pada batuan. Pemancaran yang terus- menerus terdiri dari semburan pendek
dari tenaga tinggi sinar gamma, yang mampu menembus batuan yang dapat dideteksi oleh
detektor. Fungsi dari log gamma ray untuk membedakan lapisan permeabel dan tidak
permeabel. Pada batupasir dan batu karbonatan mempunyai konsentrasi radioaktif rendah dan
gamma ray rendah dan sebaliknya pada batulempung serpih, mempunyai gamma ray
tinggi. Secara khusus log gamma ray berguna untuk mendefinisi lapisan permeabel di saat SP
tidak berfungsi, karena formasi yang resistif atau bila kurva SP kehilangan karakternya (Rmf
= Rw) atau juga ketika SP tidak dapat direkam karena lumpur yang digunakan tidak
konduktif. Pada lapisan serpih, kurva SP umumnya berupa garis lurus yang disebut garis
daasar serpih, sedangkan pada formasi permeabel kurva SP menyimpang dari garis dasar
serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeabel yang cukup tebal yaitu garis pasir.
Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung pada kadar garam air formasi dan
filtrasi lumpur. Sedangkan Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona
hidrokarbon dan zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeterminasi
porositas resistivitas. Karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan
batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori.

Untuk mempermudah dalam melakukan interpretasi dibuat base line. Penentuan base line
dilakukan dengan cara mencari nilai tengah (modus) dari trend data yang ada. Log yang
diperoleh nilai tengah nya adalah log Gamma Ray, Self Potential, dan Density.

- Log Gamma Ray


Dari hasil yang ditunjukan oleh Log GR dimana log ini akan menunjukan struktur
lapisan batuan yang permeable (ditandai oleh nilai GR yang rendah) dan impermeable
(yang ditunjukan oleh nilai GR yang cukup tinggi). Dari hasil tersebut terindentifikasi
lokasi lapisan batuan shale (impermeable) dikedalaman 1280m-1340m.
- Log Resistivity
Log Resistivity akan menunjukan suatu lapisan mengandung hidrokarbon atau
tidaknya dengan nilai yang resistivity lapisan batuan terebur. Bila nilainya rendah
makan lapisan tersebut mengandung air, dan sebaliknya bila tinggi maka mengandung
hidrokarbon. Nilai resistivity yang tinggi terlihat di kedalaman 1600m-1660m.
- Log Densitas
Log ini menunjukan kerapatan suatu lapisan batuan, dimana ada parameter yang
menunjukan bahwa sisuatu lapisan vatuan mengandung hidro karbong atau tidak nya.
Bila digabungkan dengan data log neutron maka interpretasi akan semakin presisi.
Menggunakan data tabel sebagai acuan mencari lokasi hidrokarbon, dimana nilai
hidrokarbon terdeteksi di rentang 2 – 2,35. Terlihat dibawah kedalam 1300m
(dibawah lapisan terduga shale) ada beberapa titik kedalaman yang menunjukan
kondisi tersebut. Bila ketiga data log tersebut disatukan maka interpretasi nya adalah:
Dengan meninjau data log GR, dan SP, terlihat adanya lapisan shale di kedalaman
1280m -1340m dibuktikan dengan nilai GR yang cukup besar dan nilai SP yang relatif
sama dengan trend yang ada. Maka lapisan shale ini adalah reservoir yang akan
menahan sumber hidrokarbon. Untuk sumber hidrokarbonnya sendiri terlihat
dikedalaman 1600m – 1640m yang didukung oleh data log resistivity yang tinggi dan
log density yang berada di sekitar 2,2-2,35 g/cc yang menunjukan bahwa titik
hidrokarbon tersebut adalah minyak. Nilai porositas rata-rata pada data sumur ini
berada di sekitar 29,64%, dengan nilai saturasi air rata-rata 30,86%, dan rata rata
shale volume di nilai 93,34.

9.3 Kesimpulan
1. Jenis data-data sumur atau log yang didapat setelah melakukan praktikum ada 7, yaitu
log SP, GR, Resistivitas, Shale Volume, Densitas batuan, P-wave, dan porositas total.
2. Untuk sumber hidrokarbonnya sendiri terlihat dikedalaman 1600m – 1640m yang
didukung oleh data log resistivity yang tinggi dan log density yang berada di sekitar
2,2-2,35 g/cc yang menunjukan bahwa titik hidrokarbon tersebut adalah minyak. Nilai
porositas rata-rata pada data sumur ini berada di sekitar 29,64%, dengan nilai saturasi
air rata-rata 30,86%, dan rata rata shale volume di nilai 93,34.

Daftar Pustaka

Tedjoyono. Bambang. 2017. Applied Structural Geology: Petroleum System.


Universitas Padjadjaran: Bandung

Harsono, Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Edisi revisi-8 mei 1997,
Schlumberger Oil Services.

Anda mungkin juga menyukai