Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Proses Keperawatan Coordinating

Iskandar (2013:139) mengemukakan bahwa koordinasi adalah proses penyatupaduan


sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagian atau bidang
fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Mengapa koordinasi di butuhkan? Menurut James D.Thompson, ada tiga macam


saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi.

1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependent)


2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependent)
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciporal interdependent

Tujuan koordinasi:
1. Menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran
2. Mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke arah
tercapainya sasaran organisasi
3. Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan
4. Menghindari keterampilan overlanding dari sasaran organisasi
5. Menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran oraganisasi
6. Mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan unsur manajemen ke arah sasaran
organisasi

Jenis organisasi:

a. Koordinasi vertikal atau koordinasi struktural


Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang
ada di bawah dan tanggungjawabnya
b. Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah mengoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat
organisasi yang setingkat. Koordinasi ini ada 2:
 Interdisciplinary
 Interrelated Koordinasi diagonal atau koordinasi fungsional
c. Koordinasi Fungsional adalah penyelarasan kerjasama secara harmonis dan
sinkron antar lembaga lembaga yang memiliki kesamaan dalam fungsi pekerjaan
misalnya antar sesama para kepala bagian hubungan masyarakat.

Ciri-ciri koordinasi:

1. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan


2. Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama
3. Koordinasi adalah proses yang terus menerus (continues process).
4. Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur
5. Konsep kesatuan tindakan adalah inti daripada koordinasi.
6. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama (common purpose).

Fungsi koordinasi adalah usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, langkah dan
sikap yang terpadu dari para pejabat pengambil keputusan dan para pelaksana,
penataan spesialisasi dalam berbagai keanekaragaman tugas, melahirkan jaringan
hubungan kerja/komunikasi atau dapat dikatakan sebagai salah satu fungsi
manajemen, disamping adanya fungsi perencanaan, penyusunan pegawai, pembinaan
kerja, motivasi dan pengawasan untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur
kerja dari berbagai komponen dalam organisasi.

Unsur-unsur koordinasi:
1. Pengaturan
2. Sinkronisasi
3. Kepentingan Bersama
4. Tujuan Bersama

Cara-cara mengadakan koordinasi yang baik

1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat


2. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh
anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya
sendiri-sendiri
3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran-saran dan
sebagainya
4. Membina human relation yang baik antar sesama pegawai

Hambatan:
1. Hambatan-hambatan dalam koordinasi vertikal (struktural)
Dalam koordinasi vertikal (struktural) sering terjadi hambatan-hambatan
disebabkan perumusan tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap satuan
kerja (unit kerja) kurang jelas.
2. Hambatan-hambatan dalam koordinasi fungsional
Hambatan-hambatan yang timbul pada koordinasi fungsional baik yang horizontal
maupun diagonal disebabkan karena antara yang mengkoordinasikan dengan yang
dikoordinasikan tidak terdapat hubungan hierarkis (garis komando)

Usaha untuk memecahkan masalah:


1. Mengadakan penegasan dan penjelasan mengenai tugas/ fungsi, wewnang tanggung
jawab dari masing-masing pejabat/satuan organisasi yang bersangkutan.
2. Menyelesaikan masalah-masalah yang mengakibatkan koordinasi yang kurang baik,
seperti sistem dan prosedur kerja yang berbelit-belit, kurangnya kemampuan
pimpinan dalam melaksanakan koordinasi.
3. Mengadakan pertemuan-pertemuan staf sebagai forum untuk tukar menukar
informasi, pendapat, pandangan dan untuk menyatukan persepsi bahasa dan tindakan
dalam menghadapi masalah-masalah bersama
Dafpus:
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan.(2015).Koordinasi: Pengelolaan Program Jaminan Sosial. Dapat diakses
di:https://media.neliti.com/media/publications/832-ID-koordinasi-pengelolaan-
program-jaminan-sosial.pdf.

Anda mungkin juga menyukai