Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Angka Kematian Dini karena
Penyakit Tidak Menular (Kanker)” dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai
dengan lancar. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Semarang, 9 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN:

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Tujuan Penulis......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN:

2.1 Penyakit Tidak Menular ...................................................................... 3


2.2 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular................................................ 3
2.3 Cara Mengurangi Risiko Penyakit Tidak Menular .............................. 5
2.4 Penyebab Angka Kematian Dini karena PTM (Kanker) ..................... 5

BAB III PENUTUP:

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 26


3.2 Saran ..................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data
WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008,
sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular. PTM
juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat
ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju,
menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia
kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti
kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang
lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan
diabetes.
Menurut WHO, kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan akan terus
meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah
dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah
total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit
tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat
penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18
juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030.4 Pada negara-negara menengah dan
miskin PTM akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan
disability serta hampir lima kali dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan
masalah nutrisi (WHO, 2011)
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan
akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan
menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik
lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu
penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya
diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM
berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan

3
perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia
harapan hidup (WHO, 2011)

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan pengertian penyakit tidak menular.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami faktor risiko penyakit tidak menular.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara mengurangi faktor risiko penyakit
tidak menular.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penyebab angka kematian dini karena
PTM (Kanker).

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Tidak Menular (PTM)

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
proses infeksi (tidak infeksius). PTM juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan
dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang
secara lambat (Riskesdas, 2013). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya,
keberadaan faktor risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga mereka
tidak merasa perlu mengatasi faktor risiko dan mengubah gaya hidupnya. Penelitian juga
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis PTM cukup baik, dan sebagian
besar masyarakat mengetahui bagaimana penderitaan pasien PTM seperti Jantung Koroner,
Kanker, Stroke dan Diabetes melitus, gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Namun mereka
umumnya belum memahami pengaruh faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM serta
komplikasi yang dapat ditimbulkan PTM. Pada umumnya mereka menganggap bahwa PTM
disebabkan faktor genetik, penyakit orang tua atau penyakit orang kaya.

Data WHO tahun 2008 menunjukan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi, 36 juta
atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular. Di negara dengan
tingkat ekonomi rendah sampai menengah, 29% kematian yang terjadi pada penduduk
berusia kurang dari 60 tahun disebabkan oleh PTM. Menurut data penyakit tidak menular
WHO tahun 2011, di Indoesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan
meninggal karena PTM.

2.2 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

5
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat
memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Penyakit tidak menular
muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang
dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh individu adalah usia,
jenis kelamin, dan genetika. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor
yang dapat diubah melalui keadaran individu itu sendiri dan intervensi sosial. Faktor- faktor
yang dapat dimodifikasi tersebut adalah:

1. Merokok
Efek berbahaya dari merokok terhadap kematian yang disebabkan oleh kanker,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit pernapasan kronis telah lama diketahui. Selain
itu, paparan asap rokok pada perokok pasif seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang
dewasa yang tidak hamil di rumah maupun di tempat-tempat umum menyebabkan
hasil kelahiran yang merugikan, penyakit pernapasan pada masa kanak-kanak, dan
penyakit lainnya seperti yang diderita oleh perokok aktif. Setiap tahunnya, tembakau
menyumbang sekitar 6 juta kematian (termasuk perokok pasif) dan diproyeksikan
akan meningkat menjadi 8 juta pada tahun 2030. Satu-satunya tindakan yang efektif
untuk mencegah bahaya merokok adalah dengan pencegahan dan penghentian
merokok.
2. Konsumsi Alkohol
Alkohol merupakan zat psikoaktif dengan memproduksi substansi yang membuat
ketergantungan pengkonsumsinya. Dampak alkohol ditentukan oleh volume alkohol
yang dikonsumsi, pola minum, dan kualitas alkohol yang dikonsumsi. Pada tahun
2012, sekitar 3.3 juta kematian, atau sekitar 5.9% dari seluruh kematian global
disebabkan oleh konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebih tidak hanya
meningkatkan risiko cedera secara substansial, tetapi juga memperburuk penyakit
kardiovaskuler dan hati.
3. Pola Makan yang Buruk
Sekitar 16 juta (1%) DALYs (ukuran potensial kehilangan kehidupan karena kematian
dini dan tahun-tahun produktif yang hilang karena cacat) dan 1.7 juta (2.8%) dari
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi buah dan sayur.
Konsumsi cukup buah dan sayur mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, kanker
perut, dan kanker kolorektal. Konsumsi makanan tinggi kalori seperti makanan olahan

6
yang tinggi lemak dan gula cenderung menyebabkan obesitas dibandingkan makanan
rendah kalori seperti buah dan sayuran.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang tidak memadai merupakan satu dari sepuluh faktor risiko utama
kematian global. Orang yang kurang aktif secara fisik memiliki 20%-30%
peningkatan faktor risiko penyebab kematian dibandingkan dengan mereka yang
setidaknya melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per minggu, atau setara seperti
yang direkomendasikan WHO. Aktivitas fisik yang teratur mengurangi risiko
penyakit jantung iskemik, diabetes, kanker payudara, dan kanker kolon.Selain itu,
aktivitas yang cukup mengurangi risiko stroke, hipertensi, dan depresi. Aktivitas fisik
juga merupakan penentu utama dari pengeluaran energi dan dengan demikian penting
untuk keseimbangan energi dan kontrol berat badan.

2.3 Cara Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

Dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko PTM dan memperhatikan
faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. Departemen kesehatan, melalui Pusat
promosi kesehatan memfokuskan pada:

1. Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif baik Pusat maupun
Propinsi dan Kabupaten.
2. Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu :
rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
3. Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
4. Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional dan daerah
terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.
5. Mengembangkan Sistem Surveilans Perilaku Beresiko Terpadu (SSPBT) PTM.
6. Kampanye pencegahan dan penanggulangan PTM tingkat nasional maupun lokal
spesifik.
2.4 Penyebab Angka Kematian Dini karena PTM (Kanker)

2.4.1 Kanker

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh
yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri

7
(Indah, 2010). Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit tidak menular
mengemukakan bahwa kanker memiliki beberapa istilah, seperti:
1. Tumor : benjolan atau pembengkakan; terdiri dari tumor ganas dan tumor jinak
2. Kanker = neoplasma = karsinoma = keganasan = tomor ganas
3. Onkologi: Ilmu tentang kanker
Kanker menyumbang kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler.Jenis utama
kanker adalah kanker paru, kanker perut, kanker kolorektal, kanker hati, dan kanker
payudara. Lebih dari 70% semua kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan
rendah sampai menengah. Dan diproyeksikan akan terus meningkat dengan perkiraan 11.5
juta kematian pada 2030. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research
on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker
dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker payudara, kanker prostat, dan
kanker paru merupakan jenis kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol dengan
umur) tertinggi. Sementara itu, kanker paru dan kanker payudara merupakan penyebab
kematian (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi akibat kanker.
Menurut Bustan (2007), bahwa terdapat presentase dari faktor risiko yang dapat
mengakibatkan kanker, antara lain adalah merokok sebanyak 30%, minuman beralkohol
sebanyak 3-13%, food additives 1%, pekerjaan 4%, asbes 3%, radiasi 8%, obat-obatan 4%,
polusi behavior sex 7% dan diet makanan sebesar 35-50%, aktivitas fisik yang kurang,
infeksi kronis dari Helycobacter pylori, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan beberapa jenis
Human Papilloma Virus (HPV), serta lingkungan dan risiko kerja yang berhubungan dengan
pengion dan radiasi.
Secara spesifik, kanker memiliki tipe berdasarkan organ yang diserangnya. Gejala
yang terjadi memiliki ciri khas masing-masing, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat juga
muncul kombinasi gejala.
1. Kanker Otak, sakit kepala, badan terasa lemah, kebas pada lengan dan kaki,
perubahan pada ingatan, kesulitan berjalan, perubahan tidak normal pada penglihatan
secara signifikan, kesulitan bicara.
2. Kanker Mulut, terdapat sariawan pada mulut, lidah, dan gusi yang tidak kunjung
sembuh
3. Kanker Nasofaring, perdarahan melalui hidung yang ringan hingga berat, atau
sumbatan pada hidung, telinga nyeri, telinga berdenging, rasa tidak nyaman, keluhan
pada mata berupa pandangan ganda, pembesaran, atau benjolan di leher.

8
4. Kanker Leher Rahim, gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan
abnormal dari vagina, atau terdapatnya flek kekuningan yang encer diikuti dengan bau
amis pada vagina. Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan
seksual, tetapi dapat juga muncul perdarahan di antara dua siklus menstruasi atau
setelah menopause. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka nyeri
punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta pembesaran
ginjal.
5. Kanker Ovarium, gejala yang terjadi adalah nyeri pada panggul, kembung, mudah
lelah, penurunan berat badan, konstipasi, dan perdarahan menstruasi yang tidak
teratur. Pada pemeriksaan fisik, jika didapatkan adanya suatu massa atau benjolan
pada panggul merupakan tanda yang perlu dicurigai.
6. Kanker Payudara, adanya benjolan, penebalan kulit, perubahan bentuk payudara,
gatal-gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau
menstruasi.
7. Kanker Saluran Pencernaan, adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna
merah terang atau hitam, rasa tidak enak terus-menerus pada perut, benjolan pada
perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan.
8. Kanker Serviks, pendarahan di periode-periode datang bulan, pengeluaran darah saat
menstruasi yang tidak seperti biasanya, dan rasa sakit yang luar biasa.
9. Kanker Kolon, pendarahan pada usus, ada darah pada kotoran, perubahan buang air
besar (diare yang terus-menerus atau sulit buang air besar).
10. Kanker Kandung Kemih atau Ginjal, ada darah pada air urine, rasa sakit atau perih
pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada
kandung kemih.
11. Kanker Prostat, kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus-menerus pada pinggang
belakang, penis dan paha atas.
12. Kanker Darah (Leukimia), pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering
kena infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian, dan mimisan.
13. Kanker Kulit, munculnya benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras
seperti tanduk), infeksi yang tidak kunjung sembuh, bintik-bintik berubah warna dan
ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.

Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat sejak usia
muda dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Meskipun penyebab kanker secara

9
pasti belum diketahui, setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup
sehat dan menghindari penyebab kanker:

1. Mengenai makanan:
a. Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
b. Lebih banyak makan makanan berserat.
c. Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa
kali sehari
d. Lebih banyak makan makanan segar
e. Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
f. Membatasi minuman alkohol
2. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
3. Hindari kebiasaan merokok.
4. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress
5. Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur
6. menghindari pemicu-pemicu mutasi gen, seperti merokok, terlalu sering terkena
paparan sinar matahari, virus-virus tertentu (salah satunya virus Human
papilloma, virus penyebab kanker serviks), bahan kimiawi penyebab kanker,
obesitas.

Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar,


pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau
menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
a. Mengenal Makanan
 Kurangi makan makanan yang berlemak
 Lebih banyak makan makanan yang berserat.
 Lebih banyak makan sayuran yang berwarna dan buah-buah setiap hari
 Lebih banyak Makan makanan yang segar
 Kurangi makanan yang diawetkan
 Jangan meminum alkohol

10
b. Menghindari makanan yang mengandung zat Karsiogenik.
 Jangan memasak dengan menggunakan minyak panas bersuhu tinggi. Cara
memasak dengan memanggang atau menumis (kurang dari 240 derajat)
mencegah minyak atau lemak berubah menjadi bersifat karsinogen.
 Menghindari makanan asap. Zat yang menyebabkan kanker, yang disebut
polycyclic aromatik hidrokarbon (PAHs) terbentuk pada permukaan makanan
selama proses pengasapan.
 Menggunakan kertas dan bukan bungkus plastik ketika mengolah makanan dalam
microwave
 Jangan terlalu lama memanggang daging saat barbekyu. Pembakaran daging
membentuk suatu zat yang disebut heterocyclic amines (HCAs), yang dilepaskan
ketika panas membakar suatu senyawa yang disebut creatin, yang ditemukan
dalam darah dan jaringan hewan.
c. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual
d. Hindari asap rokok atau merokok
e. Sebisa mungkin diri kita hindari stress
f. Periksa kesehatan secara berkala dan teratur
g. Hindari bahaya zat kimia
Bahaya dan keracunan bahan kimia dapat terjadi melalui :
 Kontak dengan kulit
 Kontak dengan mata
 Tertelan
 Terhirup
h. Hindari Radiasi sinar radiologi aktif dosis tinggi
Jenis yang paling umum dari radiasi radioaktif adalah alpha, beta dan sinar gamma.
Setiap orang menerima beberapa paparan back ground radiasi setiap hari dari :
matahari, dari unsur-unsur radioaktif dalam tanah dan batuan, dari peralatan rumah
tangga (seperti televisi dan microwave oven), dan dari sinar-x medis.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu. Pencegahan sekunder adalah berbagai
upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat
dilakukan tatalaksana sedini mungkin.

11
a. Pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun
b. Melakukan pengobatan atau Kemoterapi-dengan menggunakan obat anti kanker
yang digunakan untuk mengecilkan tumor
c. Pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), setiap bulan setelah selesai
menstruasi
d. Pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun
e. Mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun
f. Konsumsi makanan yang mengadung vitamin A,D,E,K
 Sayuran yang kaya akan vitamin A adalah wortel, ubi, labu kuning, bayam,
melon. Susu, keju mentega dan telur juga mengandung vitamin A. Fungsi
Vitamin A penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan.
Vitamin A juga membantu pertumbuhan dan reproduksi tulang dan gigi. Selain
itu vitamin A juga berperan dalam pembentukan dan pengaturan hormon serta
membantu melindungi tubuh terhadap kanker.
 Sumber-sumber makanan dari vitamin D adalah telur, hati dan ikan, seperti
halnya susu dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D. Fungsi Vitamin D
bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan
fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat.
Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong
penyimpanannya oleh ginjal.
 Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat
ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak
kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang
tertinggi. Fungsi Vitamin E juga merupakan antioksidan. Vitamin E membantu
menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A.
Dalam peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar
terhadap sel, seperti sel darah merah dan sel darah putih yang melewati paru-paru.
 Sumber-sumber makanan dari vitamin K adalah bayam, daun selada, kembang
kol, anggur, alvukat dan kiwi. Fungsi utama vitamin K adalah membantu proses
pembekuan darah saat tubuh mengalami luka, Vitamin K juga dibutuhkan untuk
pembentukan tulang.

12
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode patogenesis)
dengan tujuan untuk mencegah cacad dan mengembalikan penderita ke status sehat. Untuk
itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita
agar tidak timbul komplikasi atau penyulit. Pada umumnya berbagai penyakit kronik
degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani,
demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun
bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan
pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai
komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa. Hal- hal yang dapat dilakukan :
a. Rehabilitasi untuk mencegah faktor resiko terjadinya komplikasi
Istilah rehabilitasi, mungkin bisa lebih pas untuk mereka yang menjalani pengobatan
kanker tulang saat ini, dimana dokter akan melakukan penggantian tulang yang rusak
dengan tulang yang baru, dengan cara penyemenan.
b. Mematuhi prosedur thrapy dari rumah sakit

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke
orang. Berdasarkan profil WHO, terdapat empat penyakit tidak menular utama yang
menyebabkan kematian tertinggi di dunia, yaitu (1) penyakit kardiovaskuler; (2) kanker; (3)
penyakit pernapasan kronis; dan (4) diabetes mellitus.
Penyakit tidak menular erat kaitannya dengan faktor lingkungan, khususnya faktor
perilaku. Terdapat empat faktor perilaku utama yang berpengaruh pada penyakit tidak
menular, yaitu (1) merokok; (2) konsumsi alkohol berlebihan; (3) pola makan yang buruk;
dan (4) kurangnya aktivitas fisik.
Penyakit tidak menular diproyeksikan akan terus meningkat persentasenya dalam
menyebabkan kematian dan penurunan kualitas hidup. Empat kelompok penyakit utamanya
berkaitan erat dengan empat faktor perilaku seperti merokok, konsumsi alkohol, pola makan
yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik. Empat faktor perilaku tersebut berpengaruh
terhadap empat faktor metabolik kunci penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, dan
diabetes.

3.2 Saran
Melalui penanganan dan pencegahan yang tepat diharapkan angka kematian dini karena
penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, dan diabetes dapat ditanggulangi dengan baik.
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab yang dapat meningkatkan angka kematian
karena PTM ini, pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
presentase angka kematian dini karena PTM dapat ditekan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M. N. (2007). Epidemologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka cipta.

Devaga, F. Pencegahan primer, sekunder, tersier pada penyakit kanker tulang. Diakses pada
tanggal 27 September 2018 dari,
https://www.academia.edu/12220623/PENCEGAHAN_PRIMER_SEKUNDER_TER
SIER_PADA_PENYAKIT_KANKER_TULANG

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Penyakit tidak menular [Buletin jendela: Data dan
informasi Kesehatan]. Jakarta.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-penyakit-
tidak-menular.pdf. Pada 8 September 2018

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Situasi penyakit kanker [Buletin jendela: Data dan
informasi kesehatan]. Jakarta. Diakses di
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf.
Pada 8 September 2018

Anonim. (20xx). Penjelasan tentang kanker dan cara pencegahan kanker. Diakses pada
tanggal 27 September 2018 dari, https://bagilagi.com/penjelasan-tentang-kanker-dan-
cara-pencegahan-kanker/

Samsudjarat, A. (2015). Promosi dan pencegahan penyakit tidak menular [Artikel ilmiah].
Stikes Kapuas Raya Sintang. 1-6.

Septarini, N. W. (2017). Metode pengendalian penyakit tidak menular: stroke, diabetes


melitus, dan PJK [Modul]. Universitas Udayana.

Warganegara, E., & Nur, N. N. (2016). Faktor risiko perilaku penyakit tidak menular.
Majority. 5(2). 88-94.

15

Anda mungkin juga menyukai