Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Profil Puskesmas
a. Gambaran Umum
Puskesmas Lompoe merupakan satu dari 5 Puskesmas yang ada di Kota Parepare,
terletak di Kecamatan Bacukiki.Jaraknyakurang lebih 161 km dari Kota Makassar dan8 km
dari Pusat Kota Parepare/ Dinas Kesehatan. Dengan luas wilayah kerja kurang lebih 66,70
km2.
Batas wilayah kerja Puskesmas :

 Batas Timur : Kabupaten Sidrap

 Batas Barat : Kelurahan Lapadde

 Batas Selatan : Kelurahan LumpuE

 Batas Utara : Kelurahan Lapadde

Wilayah kerja Puskesmas Lompoe meliputi 4 Kelurahan yaitu :


- Kelurahan Lompoe
- Kelurahan Lemoe
- Kelurahan Watang Bacikiki
- Kelurahan Galung Maloang
Dari empat kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja PuskesmasLompoe terdapat
27 ORW. Dengan perincian Kelurahan Lompoe 9 RW, Kelurahan Lemoe 4 RW, Kelurahan
Watang Bacikiki 7 RW dan Kelurahan Galung Maloang 7 RW.
a. Visi puskesmas
Menjadikan UPTD Puskesmas Lompoesebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang
menjangkau, terjangkau, bermutu dan terpadu menuju Parepare Peduli Sehat.
b. Misi Puskesmas
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjangkau, terjangkau,
bermutu dan terpadu.
Meningkatkan profesionalisme SDM yang peduli dan bermartabat
Meningkatkan kemajuan masyarakat dan keluarga untuk kemandirian dalam kesehatan
Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektor
Menggerakkan kemajuan pembangunan berwawasan kesehatan

c. Struktur organisasi Puskesmas


Struktur organisasi terlampir
d. Motto Puskesmas
“Kita PEDULI, Masyarakat Sehat”
e. Tata nilai
Seluruh jajaran Puskesmas Lompoe PEDULI :
P : Personal
E : Empati
D : Dinamis
U : Unggul
L : Lembut
I : Indah
2. Kebijakan mutu
Pimpinan beserta staf Lompoe bertekad melakukan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
memenuhi kepuasan pasien.
3. Proses pelayanan ( proses bisnis )
a. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat ( UKM )
1. Defenisi
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
UKM wajib mencakup pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM,
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM pengembangan membawahi
pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan
mata, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, pelayanan kesehatan lansia, pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat, pelayanan posbindu penyakit tidak menular.
2. Tujuan :
a. Melaksanakan identifikasi kebutuhan untuk proses perencanaan berdasarkan
analisis masalah kesehatan masyarakat
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakatyang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakanpembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasismasyarakat
f. Melaksanakanpeningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g. Melaksanakanpencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan.
h. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
b. Penyelenggaraan pelayanan klinis ( UKP)
1. Defenisi
UKP adalah setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan UKP mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan,
kesehatan ibu dan anak, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
terhadap perorangan, MTBS, konseling, dan gizi. Dalam UKP juga termasuk
pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik, usila, prolanis
dan pemeriksaan kesehatan calon haji.
2. Tujuan :
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secarakomprehensif,
berkesinambungan dan bermutu untuk mencapai visi dan misi puskesmas
Lompoe;
b. MenyelenggarakanPelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
c. MenyelenggarakanPelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
d. MenyelenggarakanPelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakanpencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakanpeningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i. Mengkoordinasikan dan melaksanakanpembinaanfasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya;
j. Melaksanakanpenapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Puskesmas yang meliputi:
1. Persyaratan umum system manajemen mutu
2. Tanggung jawab manajemen
3. Manajemen sumber daya
4. Proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang
meliputi :
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi;
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
5. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang meliputi :
a. Rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Home care
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.

C. Tujuan
Pedoman mutu ini merupakan acuan kegiatan opersional dalam rangka memenuhi komitment
mutu untuk memberikan kepuasan stakeholder dengan mencapai target-target opersional
termasuk seluruh indikator kinerja yang telah ditetapkan.Dengan penerapan sistem manajemen
mutu ini, diharapkan dapat menjadi landasan bagi terciptanya mekanisme komunikasi internal
Puskesmas Lompoe yang baik, serta landasan bagi pengembangan budaya kerja di
PuskesmasLompoe.
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun system
manajemen mutu yang baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP).

D. Landasan Hukum dan Acuan


1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Berita Negara Republik Indone4sia Tahun
2011 Nomor 755)
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah : standar akreditasi
puskesmas.

E. Istilah dan Definisi


1. Dokumen adalah sebuah tulisanyang memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di
kertas dan informasinya ditulis memakai tintabaik memakai tangan atau memakai media
elektronik.
2. Efektivitas adalah secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu
tujuan yang terlebih dahulu ditentukan
3. Efisiensi adalah merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
4. Kebijakan Mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang
komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu
dalam aktifitas keseharian organisasi atau perusahaan.
5. Koreksi adalah pembetulan; perbaikan; pemeriksaan
6. Pasienadalah seseorang yang menerima perawatan medis
7. Pelanggan adalah seseorang yang terbiasa membeli barang atau jasa di sebuah tempat
8. Pedoman Mutu adalah panduan untuk melaksanakan suatu proses
9. Proses adalah sebuah urutan pelaksanaan atau peristiwa yang terjadi secara alami atau
rekayasa
10. Perencanaan Mutu adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui serangkaian pilihan.
11. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses
12. Rekaman adalah Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan
13. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan;
14. Sasaran Mutu adalah Target dari Masing Masing Bagian / departemen yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu,
15. Tindakan Korektif tindakan untuk menghilangkan penyebab Tindakan korektif adalah
ketidak sesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki
16. Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.

BAB II

SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN


SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum
Puskesmas Lompoe, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu
sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
diterapkanya persyaratan dan pengendalian terhadap proses-proses dan penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya kesehatan puskesmas maupun
penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang meliputi proses kejelasan pelayanan dan
interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan, penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar
kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan
pelayanan, dan verivikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
1. Secara umum dokumen-dokumen dalam system dalam manajemen mutu disusun meliputi:
a. Dokumen level 1 : Kebijakan
b. Dokumen level 2 : Pedoman/manual
c. Dokumen level 3 : Standar prosedur operasional
d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman
Dokumen-dokumen yang tercakup dalam sistem manajemen mutu dikendalikan
berdasarkan persyaratan standar, untuk memastikan penggunaan dokumen secara tepat,
benar dan up-to date. Prosedur pengendalian dokumen terdokumentasikan dibuat untuk
mengatur beberapa hal, antara lain :
- Tata cara diidentifikasi untuk ketelusuran dan kejelasan status revisinya.
- Tata cara pengesahan sebelum digunakan, peninjauan ulang, direvisi dan
pengesahan kembali.
- Tata cara pengendalian dokumen, penarikan, pemusnahan/penghancuran dan hal-
hal lain yang dipandang perlu.
a. Kebijakan
Wujud komitmen mutu dituangkan dalam pernyataan formal yang menunjukkan tekad
untuk selalu memberikan yang terbaik kepada stakeholder. Memastikan kebijakan
dipahami oleh seluruh personil dan menjadi acuan dalam penetapan target, penyusunan
perencanaan dan evaluasi.
Memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan, persyaratan dan harapan
stakeholder.Menyampaikan produk dengan tiga prinsip tepat; Tepat Mutu, Tepat Waktu,
Tepat Pelayanan.
b. Pedoman/Manual
Sistem manajemen mutu didokumentasikan menjadi Pedoman mutu, yang terdiri dari
berbagai dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam pengendalian proses pelayanan
kesehatan di puskesmas dan sistem pendukungnya adalah :
- Pedoman/panduan Mutu
- Program Pendukung
- Struktur Organisasi PuskesmasLompoe
- Dokumen eksternal terkait
c. Standar Prosedur Operasional
Standar Prosedur Operasional adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran
yang memuat tentang:
- Cara melakukan pekerjaan
- Waktu pelaksanaan
- Tempat pelaksanaan
- Sumber daya yang berperan dalam kegiatan
d. Rekaman/arsip
Seluruh proses yang dijalankan pada setiap unit kerja perlu dilengkapi rekaman/arsip untuk
membuktikan efektifitas pencapaian semua persyaratan proses. Rekaman/arsipdikelola
dengan baik, berdasarkan prosedur terdokumentasi agar mudah diidentifikasi, dipahami,
ditelusuri, diketahui masa retensinya, aman dan terhindar dari kerusakan.

C. Tanggung Jawab Manajemen


1. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya,
penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas akan menjalankan
sistem manajemen mutu ini secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian
visi dan misi PuskesmasLompoe, memberikan komitmen mutu dan kepuasan stakeholder serta
secara terus – menerus melakukan perbaikan.
2. Fokus pada sasaran/pasien
PuskesmasLompoe bertekad untuk memberikan kepuasan kepada sasaran/pasien dengan
cara :
a. Mengidentifikasi kebutuhan, persyaratan sasaran/pasien
b. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan legal yang terkait
c. Mengkomunikasikan persyaratan sasaran/pasien pada semua unit terkait
d. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan persyaratan dapat dipenuhi
e. Melakukan perbaikan terus menerus dan berkesinambungan.
3. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan
mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM
Wujud komitmen mutu dituangkan dalam pernyataan formal yang menunjukkan tekad untuk
selalu memberikan yang terbaik kepada stakeholder. Memastikan kebijakan dipahami oleh
seluruh personil dan menjadi acuan dalam penetapan target, penyusunan perencanaan dan
evaluasi.
Memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan, persyaratan dan harapan
stakeholder.Menyampaikan produk dengan tiga prinsip tepat; Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat
Pelayanan.
4. Perencanaan system manajemen mutu dan pencapaian sasaran kinerja
Sasaran kinerja ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya puskesmas,
perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencaapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
Untuk mengukur kinerja atau pencapaian program UKM dan UKP maka harus dituangkan
dalam dokumen penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung capaian dari standar
pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang
diprioritaskan sesuaikebutuhan di wilayah kerjanya
Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip mutu dan
peningkatan kinerja perlu dipahami oleh pimpinan puskesmas dan staff, Salah satu
diantaranya juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap pelayanan
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
Enam sasaran keselamatan pasien adalah:
- Ketepatan identifikasi pasien
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki dan
meningkatkan/ketelitian identifikasi pasien
- Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif merupakan komunikasi antara para petugas pemberi pelayanan,
yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dapat dipahami oleh
penerima sehingga mengurangi kesalahan
-Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Teknik pemberian obat agar terhindar dari KTD yaitu, benar pasien, benar obat, benar
waktu, benar dosis, benar rute, benar dokumentasi

Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


-
Pengurangan risiko pasien cedera akibat jatuh
-
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
Merupaka sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan
dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidak pastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang ahrus dilakukan untuk menanggapi risiko
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
Penilaian kontrak kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilakukan melalui kegiatan unit
yang terkait dengan pihak ketiga meliputi :
- Identifikasi masalah kegiatan yang memerlukan dukungan dengan pihak ketiga
melalui suatu rapat bersama membahas kebutuhan kerjasama dengan pihak
ketiga
- Penetapan spesifikasi yang dibutuhkan dalam kerjasama pihak ketiga
- Penyusunan dokumen kontrak yang dilakukan oleh tim administrasi dan teknis
yang terkait dengan pihak ketiga
- Penetapan pihak ketiga melalui penandatanganan kontrak dan pembahasan
kesepakatan kontrak kerja
- Pelaksanaan kegiatan sesuai isi kontrak serta adanya bentuk kerjasama nyata di
Puskesmas dengan pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
Merupakan reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam system pelayanan
kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran yang
optimal dengan system:
- Kajian risiko
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
- Pelaporan dan analisis insiden
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
Salah satu standar mutu peningkatan mutu pelayanan laboratoriun puskesmas adalah
tersedianya SDM dengan jumlah yang cukup dan memenuhi kualifikasi tenaga sesuai
dengan jenis pelayanan laboratorium yang ada. Indikator pengukuran mutu laboratorium
adalah:
- Input (struktur) segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
laboratorium seperti SDM, dana, fasilitas, peralatan, bahan, dll. pelayanan
laboratorium yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu.
- Proses merupakan interaksi professional antara pemberi layanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat)
- Output merupakan hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
pada konsumen (pasien/masyarakat) termasuk kepuasan dari konsumen tersebut
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikas, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefermasian mengharuskan adanya perluasan dari paradigm
lama yang berorientasi kepada produk(drug oriented) menjadi paradigm baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian.
Ruang lingkup pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi:
- Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu pelayanan
kefarmasian yang dimulai dari perencanaan permintaan, penerimaan,
penyimpanan pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi
- Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan obat dan bahan medis
habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien tidak hanya diemban oleh tenaga
medis dan perawat yang bersentuhan langsung dengan pasien, akan tetapi hal itu
merupakan tanggung jawab semua karyawan puskesmas, maka sangat perlu untuk
mengikutsertakan karyawan dalam pendidikan dan pelatihan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pada setiap karyawan sesuai standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai
standar akreditasi peskesmas.
5. Tanggung jawab dan wewenang
Tanggung jawab dan wewenang seluruh karyawan Puskesmas Mamajang dijelaskan secara
rinci pada lampiran Tupoksi dan Job Description.
6. Wakil manjemen mutu
Untuk memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif, Puskesmas Mamajang menunjuk
seorang Wakil manajemen yang bertanggung jawab untuk : Menjamin ketepatan dalam
pengembangan sistem.Menjamin efektivitas implementasi sistem. Menjamin dalam
mempertahankan sistem dan menjamin perbaikan sistem secara terus menerus melalui tahap
antaralain:
a. Memastikan system manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan kinerja
pelayanan
c. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
7. Komunikasi internal
Untuk memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif, mencapai tujuan yang
direncanakan, maka para pimpinan/atasan wajib melakukan komunikasi secara teratur melalui
mekanisme yang telah ditetapkan.Tujuan komunikasi adalah memastikan agar tujuan, sasaran
dan kriteria pengendalian (persyaratan kondisi serta indikator kinerja) untuk setiap tugas dan
dipahami oleh seluruh personil dan dicapai secara efektif.Komunikasi internal dapat dilakukan
dengan cara mini lokakarya, pertemuan, diskusi, serta media sosial yang ada.
8. Tinjauan manajemen
a. Umum:
Wakil manajemen melaksanakan tinjauan manajemen minimal satu kali dalam satu
semester, untuk membahas agenda dalam rangka menjalankan sistem manajemen
mutu.Tinjauan untuk setiap aspek dapat dilakukan sendiri – sendiri atau digabungkan,
manayang praktis.Hasil tinjauan memuat keputusan/kesimpulan mengenai
tindakan/perbaikan yang perlu diambil.Hasil tinjauan dibagikan kepada pihak yang
berkepentingan.
b. Masukan tinjauan manajemen meliputi :
- Hasil audit internal
- Umpan balik pelanggan
- Kinerja proses/hasil Pelayanan Kesehatan
- Pencapaian sasaran mutu
- Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
- Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
- Perubahan terhadap Kebijakan Mutu
- Rencana perubahan/perbaikan Sistem
- Usul/saran karyawan
c. Luaran tinjauan:
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas system
manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan
identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan.
D. Manajemen Sumber Daya
1. Penyediaan sumber daya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas.Penyediaan sumber daya meliputi sumber daya
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat maupun upaya esehatan perorangan.
2. Manajemen sumber daya manusia
Penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses pelatihan dan
penigkatan kompetensi.
Dokter, Para Medik dan Karyawan diberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kompetensi didalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat
dan benar sesuai target dan persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan, Khususnya untuk
pekerjaan yang terkait dengan aspek mutu.
3. Infrastruktur
Infrastruktur/perlengkapan/sarana Puskesmas serta pendukung kerja disediakan dan
dipelihara agar senantiasa dalam kondisi layak pakai/layak operasi untuk mendukung
tercapaianya semua sasaran proses dan proses pendukung yang telah direncanakan.
4. Lingkungan kerja
Setiap pimpinan unit bertanggungjawab untuk membina program Kebersihan dengan
melibatkan seluruh karyawan pada setiap unit, untuk menciptakan lingkungan yang aman,
nyaman, bersih dan sehat.
Identifikasi harus diterapkan secara jelas terhadap aspek-aspek lingkungan signifikan, dan
kondisi tidak aman, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran lingkungan.

E. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis


1. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat
a. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
Di dalam peningkatan kinerja upaya kesehatan dikenal dengan standar pelayanan minimal
(SPM) yang merupakan standar yang ditetapkan untuk setiap pelayanan essential yang
dipakai untuk mengarahkan dan mengukur kinerja pelaksanaan kewenangan wajib yang
berhubungan dengan pelayanan dasar.
b. Penyelenggaraan UKM
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat esensial atau wajib adalah uapaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indnesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut antara lain:
- pelayanan promosi kesehatan;
- pelayanan kesehatan lingkungan;
- pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
- pelayanan gizi; dan
- pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada antara lain:
- Upaya keseatan sekolah
- Upaya kesehatan olahraga
- Upaya perawatan kesehatan masyarakat
- Upaya keselamatan kerja
- Upaya kesehatan gigi dan mulut
- Upaya kesehatan jiwa
- Upaya kesehatan mata
- Upaya kesehatan usia lanjut
- Upaya pembinaan pengobatan tradisional
c. Sasaran Kinerja UKM dan MDGs
Sasaran kinerja UKM dan MDGs antara lain meliputi:
1) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan pelanggan
Puskesmas membuat program survey untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan dan menggunakan hasil survey untuk perbaikan.Metoda survey harus
dipastikan valid dan dapat dipercaya.Survei dapat dilakukan oleh pihak ketiga bila
dipandang perlu, untuk objectivitas dan efisiensi waktu.
b) Audit internal
Audit internal direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara berkala untuk
memastikan sistem manajemen mutu telah diimplementasikan secara efektif,
sesuai persyaratan standar/persyaratan yang dijadikan referensi.Dalam setiap
pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit yang terdahulu untuk
mengevaluasi efektivitasnya.Pimpinan unit yang diaudit bertanggung jawab untuk
menindak-lanjuti setiap temuan audit.Verifikasi dilakukan oleh Auditor. Ketua tim
audit bertanggung jawab dan melapor kepada Top Management. Auditor harus
dibekali pengetahuan dan keterampilan audit sebelum melaksanakan audit.
Audit dilakukan secara objectif dan independent.Audit pada aspek-aspek kritis
dilaksanakan pada frekuensi yang lebih dari yang tidak kritis. Prosedur audit
internal harus disediakan.
c) Pemantauan dan pengukuran proses
Semua unit kerja wajib melakukan pemantauan, dan pengukuran terhadap
kegiatannya untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai, dan mengidentifikasi
deviasi atau kegagalan.Hasil pemantauan dan pengukuran dianalisa dan dijadikan
acuan untuk perbaikan.
Pemantauan dan pengukuran mengacu pada kebijakan, target yang telah
ditetapkan. Bila pemantauan dan pengukuran menggunakan alat-alat pengukuran,
harus dipastikan peralatan tersebut dalam kondisi baik, dan hasil pengukuran
akurat.Hasil pemantauan dan pengukuran dicatat.
d) Pemantauan dan hasil pengukuran layanan
Pemantauan dan pengukuran pelayanan kesehatan (input-work in process
maupun finished goods) dilakukan melalui sampling dan pengujian untuk
memastikan semua persyaratan pelayanan kesehatan terpenuhi.
2) Pengendalian jika ada produk tidak sesuai
Apabila terjadi pelayanan dan hasil pelayanan yang tidak sesuai, semua unit
membuat/mengisi formulir sesuai prosedur pengendalian Pelayanan yang tidak sesuai
dan menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan apakah
pelayanan tersebut di proses.
3) Analisis Data
Analisa dilakukan secara berkala oleh masing-masing penanggung jawab process dan
secara sentral dikoordinasikan oleh wakil manajemen atau setiap waktu bila
diperlukan.
4) Peningkatan berkelanjutan
Semua perbaikan mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
PuskesmasLompoe, Sasaran Kinerja, hasil audit analisa data, tinjauan manajemen,
hasil surveillance audit, hasil analisa data atau dari sumber lainnya, seperti keluhan
stakeholder, hasil survey kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Program perbaikan harus dibuat dan mencakup aspek mutu, aspek lingkungan
signifikan dan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Untuk mendukung perbaikan, Kepala Puskesmas mengembangkan kegiatan unit
kerja, yang akan turut berpartisipasi dalam kegiatan perbaikan secara terus menerus.
5) Tindakan korektif
Penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dikaji dan dikoreksi agar problem yang sama
tidak terjadi lagi. Tindakan koreksi disesuaikan dengan bobot persoalan dan dampak
yang dapat ditimbulkan.Hasil tindakan koreksi dievaluasi untuk memastikan
efektivitas.Tindakan koreksi dicatat dan direkaman/arsip terkait dengan tindakan
disimpan.
Bila tindakan koreksi menyebabkan perubahan sistem, maka perubahan tersebut
dipastikan dilakukan secara terkendali. Bila tindakan koreksi yang diambil
menyebabkan perubahan pada Sistem maka sistem perlu di perbaharui
6) Tindakan preventif
Tindakan pencegahan meliputi :
a) Identifikasi potensi masalah dan penyebabnya
b) Menerapkan langkah antisipasi yang diperlukan.
Setiap melakukan tindakan pencegahan hendaknya disesuaikan dengan bobot
persoalan dan potensi dampak.Hasil tindakan pencegahan harus dievaluasi untuk
memastikan tindakan yang diambil telah efektif.
Setiap tindakan pencegahan harus dicatat dan rekaman/arsipnya disimpan.
2. Pelayanan Klinis
a. Pelayanan klinis yang berorientasi pasien
b. Penunjang pelayanan klinis
c. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
1) Penilaian indicator kinerja klinis
2) Pengukuran, pencapaian, sasaran keselamatan pasien
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manual mutu ini dibuat untuk memudahkan Puskesmas Lompoe dalam menjalankan
kegiatannya, sehingga menghasilakan pelayanan yang bermutu. Sehingga dalam
pelaksanaannya seluruh jajaran Puskesmas Lompoe berupaya memberikan pelayanan
semaksimal mungkin sesuai standar mutu untuk mencapai kepuasan pasien.
B. Lampiran.

Anda mungkin juga menyukai