Anda di halaman 1dari 112

Katalog Dalam Terbitan.

Kementerian Kesehatan RI

613.2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelayanan gizi di puskesmas.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014

ISBN 978-602-235-717-9

1. Judul I. HEALTH CARE FACILITIES, MANPOWER


AND SERVICES
II. NUTRITIONAL REQUIREMENTS

ii Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karuniaNya penyusunan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas dapat
selesai dengan baik. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas ini merupakan
penyempurnaan Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Perawatan yang telah
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2001.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pelaksana gizi dan
tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan di Puskesmas dalam
melakukan pelayanan gizi yang berkualitas di Puskesmas.

Pedoman ini mencakup Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas, Ketenagaan,


Sarana dan Prasarana, Manajemen Pelayanan Gizi di Puskesmas baik kegiatan dalam
gedung maupun kegiatan luar gedung, Alur Pelayanan, Jenis-jenis Pelayanan Gizi
di Dalam Gedung dan Di Luar Gedung, Mekanisme Rujukan, dan Monitoring dan
Evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas.

Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada


semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik dalam penyusunan
pedoman dan penggunaan buku ini.

Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum wr.wb.



Jakarta, Mei 2014
DIREKTUR BINA GIZI
RIAN KESE
TE
EN

HA
KEM

TAN

Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak
A
RE

SI

UB
LIK IN D O N
E
P

Ir. Doddy Izwardy, MA

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas iii


SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah membimbing dan
memberi rahmat kepada kita, sehingga buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
bisa diselesaikan dengan baik.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan


masyarakat, mengemban misi untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bermutu bagi masyarakat. Salah satu strategi untuk memenuhi harapan
tersebut adalah dengan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan di Puskesmas
khususnya tenaga gizi atau tenaga pelaksana gizi di Puskesmas.

Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan dengan pendekatan pelayanan di dalam


gedung dan pelayanan diluar gedung. Bentuk pelayanan gizi di dalam gedung antara
lain penyelenggaraan makan untuk pasien rawat inap dan konseling gizi. Sedangkan
bentuk pelayanan gizi di luar gedung misalnya pemberian vitamin A pada bayi dan
balita, pemantauan pertumbuhan di Posyandu, surveilans gizi dll.

Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk tenaga gizi atau
tenaga pelaksana gizi di Puskesmas Rawat Inap maupun Non Rawat Inap dalam
memberikan pelayanan gizi pasien rawat jalan maupun rawat inap. Buku ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari buku-buku pedoman teknis lain yang berkenaan
dengan pelayanan gizi di Puskesmas. Oleh karena itu kami sampaikan penghargaan
dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan
kritik dalam penyusunan dan penggunanaan buku ini.

Jakarta, Mei 2014


DIREKTUR JENDERAL
BINA
AN K
GIZI DAN KIA
RI ES
TE E
EN

HA
KEM

TAN

Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak
A
RE

SI

UB
LIK IN D O N
E
P

Dr. Anung Sugihantono, M.Kes

iv Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

Pelayanan gizi di Puskesmas merupakan salah satu Upaya Kesehatan Wajib


yang harus dilaksanakan oleh setiap Puskesmas sesuai Permenkes yang mengatur
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas yaitu Permenkes Nomor 128 Tahun 2004. Hal ini
merupakan salah satu upaya dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengamanatkan upaya perbaikan gizi masyarakat
ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat.

Saya memandang penting dan menyambut dengan baik terbitnya pedoman ini
untuk implementasi di lapangan. Semoga hadirnya buku Pedoman Pelayanan Gizi di
Puskesmas dapat digunakan sebagai acuan tenaga kesehatan di Puskesmas khususnya
tenaga gizi puskesmas, para pengelola program perbaikan gizi di tingkat Kabupaten/
Kota maupun Propinsi dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan gizi terintegrasi
melalui jalinan kemitraan di puskesmas dan jejaringnya. Selain itu, dengan buku
pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang
kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan gizi di Puskesmas.

Saya memberikan apresiasi pada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku pedoman ini. Oleh karena itu kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga pedoman ini dapat
bermanfaat untuk perbaikan gizi masyarakat.

Jakarta, Mei 2014


DIREKTUR JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN
RIAN KESE
TE
EN

HA
KEM

TAN

DIREKTUR JENDERAL
BINA UPAYA KESEHATAN
A
RE

SI

UB
LIK IN D O N
E
P

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp. U (K)

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas v


DAFTAR ISI

Kata Pengantar Direktur Bina Gizi......................................................................... iii


Sambutan Dirjen Bina Gizi dan KIA...................................................................... iv
Sambutan Dirjen Bina Upaya Kesehatan................................................................ v
Daftar Isi................................................................................................................. vi
Daftar Singkatan..................................................................................................... vii
Daftar Gambar........................................................................................................ viii
Daftar Lampiran ..................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Sasaran ................................................................................................. 3
D. Landasan Hukum ................................................................................. 3
E. Definisi Operasional............................................................................. 4
F. Ruang Lingkup..................................................................................... 8
BAB II. KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS............................. 9
A. Kebijakan Dasar Puskesmas................................................................. 9
B. Pelayanan Gizi di Puskesmas............................................................... 13
BAB III. PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS................................................... 23
A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung........................................................ 23
1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Dalam Gedung.................................... 23
2. Alur Pelayanan Gizi di Dalam Gedung........................................... 34
B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung ........................................................... 36
1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung....................................... 36
2. Alur Pelayanan Gizi di Luar Gedung ............................................. 46
C. Mekanisme Rujukan............................................................................. 47
BAB IV. PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI..... 48
A. Pencatatan dan Pelaporan .................................................................... 48
B. Monitoring dan Evaluasi...................................................................... 48
BAB V. PENUTUP................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 99

vi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


DAFTAR SINGKATAN

1. AGB : Anemia Gizi Besi


2. BBTT : Baik, Benar, Terukur dan Teratur
3. BP : Balai Pengobatan
4. GAKI : Gangguan Akibat Kurang Iodium
5. HDL : High Dencity Lipoprotein
6. KIA : Kesehatan Ibu Anak
7. KP-Ibu : Kelompok Pendamping Ibu
8. KP-ASI : Kelompok Pendamping ASI
9. LDL : Low Dencity Lipoprotein
10. Nutrition Related Disease : penyakit yang berhubungan dengan
masalah gizi dan dalam tindakan serta
pengobatannya memerlukan terapi gizi.
10. RIFASKES : Riset Fasilitas Kesehatan Dasar
11. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
12. RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
13. UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
14. UKK : Upaya Kesehatan Kerja
15. PMBA : Pemberian Makan Bayi dan Anak
16. PGBM : Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat
17. Posyandu : Pusat Pelayanan Terpadu
18. Posbindu : Pusat Pembinaan Terpadu
19. Poksila : Posyandu Usia Lanjut
20. Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
21. Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
22. WUS : Wanita Usia Subur

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Layout Ruang Konsultasi Gizi di Puskesmas


Gambar 2. Contoh Layout Ruang Produksi Makanan di Puskesmas
Gambar 3. Alur Penyelenggaraan Makanan di Puskesmas Rawat Inap
Gambar 4. Alur Pelayanana Gizi di Dalam Gedung
Gambar 5. Mekanisme Rujukan

viii Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Serat dan Air
Lampiran 2. Angka Kecukupan Vitamin
Lampiran 3. Angka Kecukupan Mineral
Lampiran 4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak (0-60) bulan
Lampiran 5. Klasifikasi status gizi pada Anak berdasarkan LiLA
Lampiran 6. Penilaian IMT Menggunakan Batas Ambang
Lampiran 7. Lingkar Perut
Lampiran 8. Formulir Skrining dengan Metode MST (Malnutrition Screening Tools)
Lampiran 9. Formulir Asuhan Gizi (Anak dan Dewasa)
Lampiran 10. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi
Lampiran 11. Formulir Food Frequency (FFQ)
Lampiran 12. Formulir Food Recall 24 jam
Lampiran 13. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per hari
Lampiran 14. Rekapitulasi pasien yang mendapatkan konseling gizi per bulan
Lampiran 15. Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Lampiran 16. Formulir Perencanaan Makan Pasien Rawat Inap
Lampiran 17. Formulir Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap
Lampiran 18. Formulir Stok Bahan Makanan
Lampiran 19. Contoh Langkah Penyusunan Anggaran Belanja
Lampiran 20. Langkah-langkah dalam perencanaan Menu
Lampiran 21. Laporan Harian Penerimaan dan Penggunaan Bahan Makanan
Lampiran 22. Laporan Biaya Makan Orang Per Hari
Lampiran 23. Contoh Format Buku Register
Lampiran 24. Standar Makanan Bagi Pasien
Lampiran 25. Contoh Standar Menu Sehari
Lampiran 26. Contoh Siklus Menu 7 hari
Lampiran 27. Standar Minimal Kebutuhan Peralatan Dapur

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas ix


x Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada balita
di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih 11,9%,
stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka
tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5 bulan dan
6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa sampai
saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang mempunyai persepsi
tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1% dan
menurut hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan


perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat.
Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan
kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada Puskesmas
Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap. Pendekatan pelayanan gizi
dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga peran program dan sektor
terkait harus berjalan sinergis. Pembinaan tenaga kesehatan/tenaga gizi puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal sangat penting.

Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat


pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatanan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan
untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan Puskesmas Rawat
Inap. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan per
Desember tahun 2011 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 9.321 unit,
diantaranya 3.025 unit Puskesmas Rawat Inap, dan selebihnya yaitu 6.296 unit
Puskesmas Non Rawat Inap. Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 1
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan
di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat
berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam
gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan
di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya pelayanan
gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif. Dalam
pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan yang bermutu,
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses
penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila
tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4
pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Pada tahun 2001, Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan buku Pedoman


Pelayanan Gizi di Puskesmas Perawatan, yang membahas kegiatan pokoknya yaitu
penyelenggaraan makan untuk pasien rawat inap dan konseling gizi. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi dan kesehatan serta didorong
oleh kebutuhan akan acuan pelaksanaan pelayanan gizi yang komprehensif maka
diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas yang membahas kegiatan
pelayanan gizi secara menyeluruh baik di Puskesmas Rawat Inap maupun
Puskesmas Non Rawat Inap. Oleh karena itu, maka disusunlah buku Pedoman
Pelayanan Gizi di Puskesmas. Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan
bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga gizi di Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas dan jejaringnya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan,
sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya;
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya;

2 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


c. Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/klien di
Puskesmas dan jejaringnya;
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
C. Sasaran
1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas.
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektor terkait.
3. Pengambil Kebijakan di Provinsi, Kabupaten/Kota.

D. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan
peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
8. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan SDM Kesehatan Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota Serta RS
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 3
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi
E. Definisi Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling
gizi terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI, konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular
(PTM) dan konseling bagi jemaah haji.
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip
keilmuan makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal
dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu
sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
4 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi
dan bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
7. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,
PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,
suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.
Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
8. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor
kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000
HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan
spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan
dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
10. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat
maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar
Akademi Gizi/Diploma III Gizi.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 5


12. Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan
Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
13. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan
atau gizi.
14. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk, gizi
kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat
badan, dll.
15. Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui, lansia, pasien
dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus, hipertensi,
hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll.
16. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai
status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di
dalam dan di luar gedung.
17. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas.
18. Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
19. Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

6 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


20. Pelayanan Gizi Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimuai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi,
intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien rawat jalan.
Intervensi gizi rawat jalan pada umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan
dietetik dan atau penyuluhan gizi.
21. Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis
gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien di rawat
inap. Intervensi gizi rawat inap mencakup kegiatan konseling gizi, penyediaan
makanan pasien rawat inap, pemantauan asupan makanan dan pergantian jenis
diet apabila diperlukan.
22. Preskripsi Diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual
mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup
zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute
pemberian makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi,
komponen diagnosis gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan dan prosedur, serta
kesukaan dan nilai-nilai yang dianut pasien/klien.
23. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas, melalui serangkaian
aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai
pemberian pelayanan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi.
24. Registered Dietisien (RD) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana
Gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah lulus uji
kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan dan dietetik, dan
menyelenggarakan praktik gizi mandiri.
25. Rencana Diet adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung berdasarkan
status gizi, degenerasi penyakit, dan kondisi kesehatannya.
26. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan
pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik
secara vertikal maupun horisontal.
27. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 7


28. Skrining Gizi adalah tindakan penapisan untuk mengetahui apakah seorang
pasien berisiko malnutrisi, tidak berisiko malnutrisi, atau kondisi khusus.
29. Technikal Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti
dan penyelesaikan pendidikan Diploma III Gizi sesuai aturan yang berlaku
atau Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregristrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
30. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai dengan peraturan perundangan. Tenaga gizi meliputi Technical Registered
Dietisien (TRD), Nutrisionis Registered (NR), dan Registered Dietisien (RD).
31. Tenaga Gizi Puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk melaksanakan
tugas perbaikan gizi di Puskesmas. Apabila tidak tersedia tenaga gizi maka
pelaksanaan tugas perbaikan gizi di Puskesmas dapat dilakukan oleh Tenaga
Pelaksa Gizi yang berasal dari tenaga kesehatan lain seperti perawat atau bidan.
32. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang
kesehatan serta memiliki kemampuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
dalam melakukan upaya kesehatan.
33. Terapi Diet adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
34. Tim Asuhan Gizi Puskesmas adalah sekelompok tenaga kesehatan di
Puskesmas yang terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter (umum/
spesialis), tenaga gizi, perawat dan atau bidan dari setiap unit pelayanan yang
bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai
pelayanan paripurna yang bermutu.

F. Ruang Lingkup

1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas


2. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
3. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan evaluasi

8 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


BAB II
DASAR KEBIJAKAN PELAYANAN DI PUSKESMAS

A. Kebijakan Dasar Puskesmas


1. Pengertian
Puskemas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu wilayah kerja.
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan kesehatan oleh seluruh
komponen bangsa secara terpadu dan saling mendukung melalui peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat kesehatan secara adil dan merata guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Pertanggung jawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Puskesmas hanya bertanggungjawab untuk sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/ kelurahan atau RW).
Masing-masing Puskesmas secara operasional bertanggungjawab langsung
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 9


2. Fungsi Puskesmas
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga, dan masyarakat diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan Kesehatan perorangan adalah upaya-upaya promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan
rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan
terhadap perorangan.
Dalam pelayanan kesehatan perorangan juga termasuk pengobatan
tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika
(SKN, 2009)

10 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan, dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, penggunaan zat adiktif (bahan tambahan makanan) dalam
makanan dan minuman, penggunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif
dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan (SKN, 2009)

3. Upaya Pelayanan dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari Sistem
Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
a. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4) Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 11
serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang
telah ada yakni:
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olahraga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta


upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya
itu merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas.
Perawatan Kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka
dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat inovasi
di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dilakukan apabila upaya kesehatan wajib Puskesmas telah terlaksana secara
optimal, yakni target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah dicapai.
Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat
pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab dan wajib
menyelenggarakannya. Sebagai contoh bila masyarakat membutuhkan
12 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
pelayanan rawat inap, maka Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan
rawat inap, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan
berbagai unit fungsional lainnya, yang dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaaan ini apabila
ada kemampuan, di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik
spesialistik baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Status
dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di Puskesmas dapat sebagai
tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional Puskesmas yang diatur oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi Puskesmas
tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Pelayanan Gizi di Puskesmas


Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas merupakan salah satu Upaya
Kesehatan Wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas.
1. Tujuan Pelayanan Gizi di Puskesmas.
Pelayanan gizi di Puskesmas mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan umum:
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas yang
menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka
mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Tujuan khusus:
1) Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.
2) Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 13


3) Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi yang baik
di Puskesmas dan jejaringnya.

2. Peran dan Fungsi Ketenagaan di Puskesmas dalam Pelaksanaan


Pelayanan Gizi
a. Dokter
Dokter berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan
pasien sekaligus sebagai Koordinator Tim Asuhan Gizi Puskesmas yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta menegakkan
diagnosis medis
2) Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan
3) Menentukan terapi obat dan preskripsi diet awal bekerjasama dengan
tenaga gizi puskesmas
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan
5) Melakukan konseling terkait penyakit
6) Melakukan rujukan
b. Perawat/bidan
Perawat/bidan berperan sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan/
kebidanan dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan keperawatan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1) Melakukan skrining awal dalam rangka membantu menentukan apakah
pasien/klien berisiko masalah gizi atau tidak
2) Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi pasien
3) Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter
4) Memotivasi pasien dan keluarga agar pasien menghabiskan makanannya
5) Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada pasien
c. Tenaga Gizi Puskesmas
Tenaga Gizi Puskesmas diharapkan telah mengikuti pelatihan terkait
gizi seperti Pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (TAGB), Pelatihan
Konselor ASI, Pelatihan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA).
Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan, dll. Kegiatan dalam rangka perbaikan
gizi yang menjadi tanggung jawab puskesmas dilakukan oleh TPG dengan

14 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


latar belakang pendidikan gizi. Apabila belum ada TPG berlatar belakang
pendidikan gizi, dapat dikerjakan oleh TPG yang bukan berlatar belakang
gizi, seperti sanitarian, perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya.
Tenaga Gizi Puskesmas sebagai penanggung jawab asuhan gizi sekaligus
sebagai pelaksana asuhan gizi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:
1) Mengkaji status gizi pasien/klien berdasarkan data rujukan
2) Melakukan anamnesis riwayat diet pasien/klien
3) Menerjemahkan rencana diet ke dalam bentuk makanan yang
disesuaikan dengan kebiasaan makan serta keperluan terapi
4) Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien/
klien dan keluarganya
5) Melakukan kunjungan keliling (visite) baik sendiri maupun bersama
dengan Tim Asuhan Gizi kepada pasien/klien
6) Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien/
klien, bersama dengan perawat
7) Mengevaluasi status gizi pasien/klien secara berkala, asupan makanan,
dan bila perlu melakukan perubahan diet pasien berdasarkan hasil
diskusi dengan Tim Asuhan Gizi Puskesmas
8) Mengkomunikasikan hasil terapi gizi dan memberikan saran kepada
anggota Tim Asuhan Gizi Puskesmas.

Tugas perbaikan gizi di Puskesmas merupakan tanggung jawab tenaga gizi.


Apabila belum terdapat tenaga gizi maka pemenuhan kebutuhan tenaga gizi di
Puskesmas dilakukan secara bertahap dan untuk sementara dapat dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan lain yaitu perawat/bidan, dengan pendidikan/pelatihan
khusus yang biasa diikuti.

Sedangkan peran dan fungsi tenaga kesehatan lain berkaitan dengan


pelayanan gizi di puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Petugas Farmasi
1) Melaksanakan permintaan obat dan cairan parenteral berdasarkan
resep dokter.
2) Mendiskusikan keadaan atau hal-hal yang dianggap perlu dengan
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 15
tim, termasuk interaksi obat dan kesehatan.
3) Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan
cairan parenteral oleh pasien/klien bersama perawat.
4) Jika perlu, menggantikan bentuk obat dari jenis yang sama sesuai
dengan persetujuan dokter.
5) Bersama dengan tenaga gizi melakukan pemantauan interaksi obat
dan makanan.
b. Analis Laboratorium dan Penata Rontgen
1) Melakukan pemeriksaan laborotarium rontgen sesuai permintaan
dokter.
2) Bekerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan
laborotarium dan rontgen.

3) Bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan laborotarium dan
rontgen.

3. Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan Gizi


di Puskesmas
a. Ruang Konsultasi Gizi
1) Letak
Letak ruang konsultasi gizi berada pada bagian depan Puskesmas, area
publik, berdekatan dengan klinik-klinik lainnya yang mempunyai akses
langsung dengan lingkungan luar puskesmas.
2) Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang konsultasi gizi adalah
sebagai berikut:
a) Luas minimal ruangan konsultasi gizi adalah 3m x 2m.
b) Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut:
(1) Atap: Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin
puting beliung, gempa, dll), tidak bocor, tahan lama dan tidak
menjadi tempat perindukan vektor.
(2) Langit-langit: langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan, ketinggian langit-langit dari lantai minimal
2,8 m.

16 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


(3) Dinding: material dinding harus keras, rata, tidak berpori/
tidak berserat, tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah
dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan.
(4) Lantai: material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin, warna terang, mudah dibersihkan.
(5) Pintu dan Jendela: lebar bukaan pintu minimal 90 cm, bukaan
jendela diupayakan dapat dibuka secara maksimal.

Gambar 1. Contoh Layout Ruang Konsultasi Gizi di Puskesmas

3) Persyaratan Prasarana
a) Sanitasi
(1) Pada ruangan konsultasi gizi sebaiknya disediakan ’wastafel’
dengan debit air mengalir yang cukup.
(2) Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup.
b) Ventilasi
(1) Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap
terjaga. Jumlah bukaan ventilasi sebaiknya 15% terhadap luas
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 17
lantai ruangan.
(2) Arah bukaan ventilasi tidak boleh berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber penularan
lainnya.
c) Pencahayaaan
(1) Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
(2) Intensitas cahaya cukup agar dapat melakukan pekerjaan dengan
baik (200 lux).
d) Listrik
(1) Tersedia kotak kontak yang aman untuk peralatan/perlengkapan
dengan jumlah + 2 titik.
4) Persyaratan Peralatan/Perlengkapan
Peralatan/perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi
antara lain :
a) Meja
b) Kursi
c) Media KIE (poster, brosur makanan sehat sesuai kelompok umur,
brosur diet penyakit, dll)
d) Standar Makanan Diet, Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita
dan Anak, Tabel IMT, dll
e) Food Model
f) Daftar Bahan Penukar Makanan
g) Alat ukur antropometri (timbangan berat badan (beambalance),
microtoise, skin fold calliper, pita LiLA, dll)
b. Ruang Produksi Makanan
1) Letak
a) Strategis dan mudah dicapai dari ruang perawatan.
b) Mudah dicapai oleh kendaraan yang membawa bahan makanan.
c) Tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), toilet,
dan sumber penularan lainnya.
2) Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang produksi makanan adalah
sebagai berikut:
18 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
a) Tata ruang produksi makanan puskesmas rawat inap harus
memperhatikan alur (flow) kegiatan mulai dari penerimaan,
penyimpanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan, penyajian
makanan, sampai dengan pencucian alat dan penyimpanan
perlengkapan.
b) Luas ruang produksi makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan
diperhitungkan kemungkinan perluasannya di masa mendatang.
Ruang produksi makanan di puskesmas rawat inap minimal
mempunyai luas ruangan 3m x 3m yang dapat memfasilitasi
beberapa area, yang terdiri dari:
(1) Area penerimaan bahan makanan
(a) Pada area ini dilaksanakan kegiatan pencatatan dan
pengujian kualitas dan kuantitas bahan makanan.
(b) Area ini dilengkapi dengan meja untuk pencatatan bahan
makanan masuk, alat uji kuantitas dan sebaiknya juga
dilengkapi dengan alat uji kualitas bahan makanan.
(2) Area penyimpanan bahan makanan
Area penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
(a) Tempat penyimpanan bahan makanan segar/basah (lemari
pendingin dengan suhu antara -5 s/d 100 C).
(b) Tempat penyimpanan bahan makanan kering (lemari/rak
tertutup)
(3) Area persiapan dan pengolahan bahan makanan
(a) Kegiatan yang dilakukan mulai dari membersihkan dan
memotong bahan makanan, mempersiapkan bumbu, sampai
dengan pengolahan/ memasak bahan makanan.
(b) Pada area ini perlu disediakan meja kerja yang dilengkapi
bak cuci (sink). Meja kerja harus cukup untuk menyiapkan
bahan makanan dan meletakkan kompor, penanak nasi,
blender, oven, dll.
(c) Meja kerja memiliki ketinggian 60 s.d. 80 cm di atas
permukaan lantai, terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, tidak mudah berkarat, tidak mudah berjamur

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 19


(contoh: meja stainless steel, meja cor yang dilapis
keramik, dll).
(4) Area penyajian makanan
(5) Area pencucian dan penyimpanan alat
(a) Pada area ini harus dilengkapi bak cuci (sink) dengan tempat
pengeringnya dan lemari/rak alat.
3) Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut:
a) Atap: Atap harus kuat, tidak bocor, material atap tidak mudah terbakar
dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.
b) Langit-langit: ketinggian plafon sebaiknya dapat membuat kalor panas
tersirkulasi dengan baik.
c) Dinding: bahan dinding tahan air, tidak mudah terbakar dan mudah
dibersihkan.
d) Lantai: bahan penutup lantai kuat, permukaan rata, tidak licin, tahan
terhadap air dan mudah dibersihkan.
e) Pintu dan Jendela: material pintu dan jendela tidak mudah terbakar dan
tidak dapat memungkinkan vektor masuk.

Gambar 2. Contoh Layout Ruang Produksi Makanan di Puskesmas

20 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


4) Persyaratan Prasarana
a) Sanitasi
(1) Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, harus dilengkapi
dengan sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air
limbah serta kotoran dan sampah.
(2) Di dalam sistem penyaluran/pembuangan air kotor dan/atau air
limbah disediakan perangkap lemak untuk memisahkan dan/atau
menyaring kotoran/lemak.
b) Ventilasi
(1) Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruang dapur tetap
terjaga dan tidak terlalu panas. Jumlah bukaan ventilasi sebaiknya
15% terhadap luas lantai ruangan.
(2) Arah bukaan ventilasi tidak boleh berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber penularan lainnya.
c) Pencahayaaan
(1) Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami.
(2) Intensitas cahaya cukup agar dapat melakukan pekerjaan dengan
baik.
d) Listrik
Listrik minimal tersedia untuk pencahayaan. Apabila dipasang kotak
kontak untuk peralatan, maka jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan dipasang pada ketinggian + 120 cm dari permukaan lantai.
5) Persyaratan Peralatan/Perlengkapan
a) Peralatan besar
Yang dimaksud dengan peralatan besar adalah:
(1) Kompor minyak/gas/listrik
(2) Dandang/kukusan nasi/penanak nasi otomatis
(3) Panci Enamel/ Stainless Steel/Aluminium diameter 30 cm
(4) Wajan Enamel/Stainless Steel diameter 40 cm
(5) Meja kerja (apabila belum terinstalasi pada ruang)
(6) Lemari Es/Kulkas 2 pintu
(7) Meja persiapan dan bak cuci (apabila belum terinstalasi pada ruang)
(8) Blender

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 21


(9) Trolley makanan susun 3
(10) Bakul plastik
(11) Lemari/rak tertutup untuk penyimpanan bahan makanan
(12) Lemari/rak tertutup untuk penyimpanan peralatan
(13) Timbangan 2 kg
b) Peralatan kecil
(1) Pisau dapur
(2) Sendok sayur
(3) Parutan
(4) Sodet
(5) Serokan
(6) Cobek + ulekan
(7) Talenan
(8) Saringan kelapa
(9) Pembuka botol/ kaleng
c) Alat-alat makan, antara lain:
(1) Sendok dan garpu
(2) Piring makan
(3) Gelas minum
(4) Mangkuk sayur
(5) Piring buah datar
(6) Piring kue cekung
(7) Cangkir bertutup
(8) Tutup dan tatakan gelas
d) Peralatan kebersihan dan pencucian alat
(1) Tempat sampah tertutup
(2) Perlengkapan kebersihan (sapu, sikat, serokan dan lap pel)

Ketersediaan sarana dan prasarana mengacu pada standar, tetapi dapat disiapkan
bertahap sesuai dengan kondisi setempat.

22 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


BAB III
PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS

Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas. Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung, sebagaimana dijelaskan berikut ini.

A. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung


1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif, preventif,
dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilakukan
di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari 2
(dua) jenis yaitu pelayanan gizi rawat jalan dan pelayanan gizi rawat inap.
Berikut adalah uraian mengenai pelayanan gizi di rawat jalan dan rawat inap.
a) Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
1) Pengkajian gizi
2) Penentuan diagnosis gizi
3) Intervensi gizi
4) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko
masalah gizi. Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko
masalah gizi maka pasien akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori
data pengkajian gizi meliputi:
(a) Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara
meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan
Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala,
Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 23
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik
meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi
seperti rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian
tubuh tertentu, dll.
(c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum
digunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan
kuantitatif:
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam, yang
dapat diukur dengan menggunakan bantuan food model.
(d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka
mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi
pasien/klien. Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga
untuk menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi
terapi gizi. Contoh data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
yang dapat digunakan misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL,
HDL, trigliserida, ureum, kreatinin, dll.

2) Penentuan Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi
puskesmas seharusnya bisa menegakkan diagnosis gizi secara mandiri
tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi lain di puskesmas dalam
memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor
penyebab, serta tanda dan gejala yang ditimbulkan. Untuk mengetahui ruang
24 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
lingkup diagnosis gizi dapat merujuk pada Buku Pedoman Proses Asuhan
Gizi Terstandar, Kementerian Kesehatan RI, 2014 atau di Buku Pedoman
Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan Kementerian Kesehatan RI, 2011.

3) Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk
mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan
individu.
Intervensi gizi dalam rangka pelayanan gizi rawat jalan meliputi:
(a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit serta kemampuan pasien/
klien untuk menerima makanan dengan memperhatikan pedoman gizi
seimbang (energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan
serat), faktor aktifitas, faktor stres serta kebiasaan makan/pola makan.
Kebutuhan gizi pasien ditentukan berdasarkan status gizi, pemeriksaan
klinis, dan data laboratorium.
(b) Edukasi Gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan terkait perbaikan gizi dan kesehatan.
(c) Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi
konseling gizi terkait penyakit, konseling ASI, konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling aktivitas fisik, dan konseling
faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan konseling adalah
untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
4) Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Jalan
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan,
keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi pada pasien/klien dengan cara:
1) Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap intervensi
gizi
2) Menentukan apakah intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
diet yang telah ditetapkan
3) Mengindektifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 25
4) Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi tidak
tercapai
5) Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta

Evaluasi hasil:
(a) Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet
atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan
tindakan selanjutnya.
(b) Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi perkembangan penyakit,
data hasil pemeriksaan laboratorium, dan status gizi.

Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi


antara lain:
1. Perkembangan data antropometri
2. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3. Perkembangan data fisik/klinis
4. Perkembangan data asupan makan
5. Perkembangan diagnosis gizi
6. Perubahan perilaku dan sikap

b) Pelayanan Gizi Rawat Inap


Intervensi gizi pada pelayanan gizi rawat inap mencakup penyelenggaraan
pemberian makan pasien, pamantauan asupan makanan, konseling gizi
dan pergantian jenis diet apabila diperlukan. Pelayanan gizi rawat inap
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
1) Pengkajian gizi
2) Penentuan diagnosis gizi
3) Intervensi gizi meliputi pelayanan makanan, pemantauan asupan,
perubahan diet dan konseling
4) Monitoring dan Evaluasi asuhan gizi

Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan


gizi oleh tenaga kesehatan Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko
masalah gizi atau tidak. Skrining gizi setidaknya dilakukan pada pasien baru

26 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap. Pasien yang berisiko masalah
gizi antara lain adalah pasien gizi kurang/buruk dengan komplikasi medis,
pasien dengan kondisi khusus seperti Diabetes Melitus, hipertensi, dll.

Anak gizi buruk dengan komplikasi medis dapat dirawat inap di Puskesmas
Rawat Inap apabila di Puskesmas sudah ada tenaga atau tim asuhan gizi
yang dilatih Tatalaksana Anak Gizi Buruk (TAGB) serta mempunyai sarana
dan prasarana perawatan yang memadai untuk anak gizi buruk. Apabila
tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien
akan memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan
faktor penyebab melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data
secara sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi:
(a) Data Antropometri
Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara
meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan
Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala,
Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berhubungan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik meliputi
tanda-tanda klinis gizi kurang atau gizi lebih seperti rambut, otot,
kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu, dll.
(c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam cara pengkajian riwayat gizi pasien yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif:
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan cara recall 24 jam,
yang dibantu dengan menggunakan food model.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 27


(d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka
mendukung diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi
pasien/klien. Data hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan
juga untuk menentukan intervensi gizi dan mengevaluasi terapi
gizi. Contoh data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang
dapat digunakan misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL, HDL,
trigliserida, ureum, kreatinin, dll.

2) Penentuan Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi
puskesmas seharusnya bisa menegakkan diagnosis gizi secara mandiri
tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi lain di puskesmas
dalam memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi,
faktor penyebab, tanda dan gejala yang ditimbulkan. Untuk mengetahui
ruang lingkup diagnosis gizi dapat merujuk pada Buku Pedoman Proses
Asuhan Gizi Terstandar, Kementerian Kesehatan RI 2014, atau di Buku
Pedoman Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan Kementerian Kesehatan.

3) Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status
kesehatan individu. Intervensi gizi dalam rangka pelayanan gizi rawat
jalan meliputi:
1) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit yang diderita
serta kemampuan pasien/klien untuk menerima makanan dengan
memperhatikan pedoman gizi seimbang (energi, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat), faktor aktifitas, faktor
stres serta kebiasaan makan/pola makan. Kebutuhan gizi pasien
ditentukan berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinis dan data
hasil pemeriksaan laboratorium.
28 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
2) Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien. Materi konseling
gizi meliputi hubungan gizi terkait penyakit, prinsip gizi seimbang,
pemilihan bahan makanan, keamanan pangan, interaksi obat dan
makanan, bentuk dan cara pemberian makanan sesuai keluhan dan
kondisi klinis pasien, kebutuhan gizi pasien, dan sebagainya. Tujuan
konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
3) Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan Puskesmas Rawat Inap merupakan
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan
bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan
makanan, distribusi dan pencatatan pelaporan serta evaluasi.
Penyelenggaraan makanan di Puskesmas Rawat Inap dilaksanakan
dengan tujuan menyediakan makanan yang berkualitas sesuai
kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh pasien guna
mencapai status gizi yang optimal.
(1) Alur Penyelenggaraan Makanan di Puskesmas Rawat Inap.
Alur penyelenggaraan makanan di Puskesmas sama dengan yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan lain termasuk rumah
sakit, tetapi lebih sederhana. Alur penyelenggraan makanan
dijabarkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3. Alur Penyelenggaraan Makanan di Puskesmas Rawat Inap


 
7. Pelayanan 1.Perencanaan 2. Pengadaan 3. Penerimaan &
Menu Bahan  Makanan Penyimpananan
makanan
Bahan  Makanan
Pasien

6. Penyajian 4. Persiapan &


Makanan di Ruang Pengolahan
5. Distribusi Makanan
Rawat  Inap Makanan

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 29


(2) Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di Puskesmas Rawat Inap
adalah pasien rawat inap.
(3) Bentuk Penyelenggaraan Makanan di Puskesmas Rawat Inap
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari
unit produksi makanan di Puskesmas Rawat Inap. Sistem
penyelenggaraan makanan di Puskesmas dilakukan secara Sistem
Swakelola. Pada sistem penyelenggaraan makanan Swakelola,
unit produksi makanan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
seluruh kegiatan penyelenggaraan makanan. Dalam sistem
swakelola ini, seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga,
dana, metode, sarana, dan prasarana) disediakan oleh pihak
Puskesmas Rawat Inap. Pada pelaksanaannya, unit produksi
makanan mengelola kegiatan gizi sesuai dengan manajemen dan
menerapkan Standar Operasinal Prosedur yang ditetapkan.
(4) Mekanisme Penyelenggaraan Makanan
((a)) Perencanaan Anggaran Belanja Makanan
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu
kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk
pengadaan bahan makanan bagi pasien/klien yang dilayani,
selama jangka waktu tertentu, biasanya 1 (satu) bulan.
Tujuannya adalah tersedianya taksiran anggaran belanja
makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
macam dan jumlah bahan makanan bagi pasien/klien yang
dilayani sesuai dengan standar kecukupan gizi. Besar
anggaran belanja makanan dalam satu bulan yang akan
datang dihitung berdasarkan gambaran pelaksanaan pada
bulan yang sedang berjalan dan kemungkinan prakiraan
kenaikan harga dengan melihat data jenis dan jumlah
pasien dalam 1 (satu) bulan terakhir. Perencanaan anggaran
belanja makanan meliputi beberapa kegiatan antara lain:
((1)) Memperhitungkan anggaran belanja makanan
Perhitungan biaya tidak termasuk untuk bahan bakar,

30 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


tenaga, peralatan dan sebagainya di luar bahan
makanan. Langkah-langkah perencanaan anggaran
belanja dapat dilihat pada lampiran.
((2)) Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan
menu yang akan diolah untuk memenuhi kebutuhan
gizi dan selera pasien/klien dengan memenuhi prinsip
gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu adalah
tersedia siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang
ada di Puskemas perawatan (misalnya siklus menu
10 hari). Langkah-langkah dalam penyusunan menu
dapat dilihat pada lampiran.
• Perencanaan kebutuhan bahan makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan merupakan
suatu proses untuk menentukan jumlah, macam
dan kualitas bahan makanan yang diperlukan
dalam kurun waktu tertentu.
((b)) Pengadaan bahan makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan
spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga, pemesanan
dan pembelian bahan makanan dan melakukan survei pasar.
Dari survei tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan
makanan yang meliputi harga terendah, harga tertinggi,
dan harga perkiraan maksimal.
((c)) Penyimpanan bahan makanan dan makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan
bahan makanan kering dan segar di tempat penyimpanan
yang aman dan memiliki lingkungan yang sehat. Tujuan
penyimpanan bahan makanan adalah tersedianya bahan
makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas
yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 31


((d)) Pengolahan bahan makanan
Proses Pengolahan bahan makanan meliputi proses
persiapan bahan makanan, pemasakan makanan,
pendistribusian dan penyajian makanan.
((1)) Persiapan bahan makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan
dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah
(mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dsb) sesuai
dengan menu, standar resep, standar porsi, standar
bumbu, dan jumlah klien/pasien yang akan dilayani.
((2)) Pemasakan makanan
Pemasakan bahan makanan merupakan suatu kegiatan
mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi
makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk
dikonsumsi. Proses pemasakan ini bertujuan untuk:
• Mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi bahan
makanan
• Meningkatkan nilai cerna
• Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa,
keempukan, dan penampilan makanan.
• Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya
untuk tubuh.
((3)) Pendistribusian dan penyajian makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian proses
kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis
makanan dan jumlah porsi pasien/konsumen yang
dilayani. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pendistribusian makanan yaitu:
• Kerjasama tim di ruang rawat inap antara dokter,
perawat/bidan, tenaga gizi dalam hal penentuan
diet, pemesanan makanan, penyajian dan
pengawasan makanan.
• Alat penyaji makanan harus sesuai dengan macam

32 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


masakan yang dihidangkan.
• Sebaiknya digunakan alat yang baik, kuat dan
menarik
• Ketepatan waktu penyajian makanan pasien
• Kerapian dan kebersihan makanan yang sampai
pada pasien.

4) Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Inap


Setelah rangkaian proses asuhan gizi yang dimulai dari pengkajian gizi,
penentuan diagnosis gizi, dan pelaksanaan intervensi gizi, kegiatan
berikutnya adalah monitoring evaluasi asuhan gizi. Kegiatan utama
dari monitoring dan evaluasi asuhan gizi adalah memantau pemberian
intervensi gizi secara berkesinambungan untuk menilai kemajuan
penyembuhan dan status gizi pasien. Hal-hal yang dimonitoring dan
evaluasi dalam asuhan gizi rawat inap antara lain:
(1) Perkembangan data antropometri
(2) Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
(3) Perkembangan data pemeriksaan fisik/klinis
(4) Perkembangan asupan makan termasuk daya terima makanan
(5) Perkembangan diagnosis gizi
(6) Perubahan perilaku dan sikap
(7) Perubahan diet
Pemantauan tersebut mencakup antara lain respon pasien terhadap diet yang
diberikan, bentuk makanan, toleransi terhadap makanan yang diberikan,
adanya mual, mutah, keadaan klinis, defekasi, perubahan data laboratorium,
dll. Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan
hasil evaluasi asuhan gizi antara lain perubahan diet, yang dilakukan dengan
mengubah preskripsi diet sesuai perkembangan kondisi pasien.
Untuk pasien yang dirawat perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
Hospital Malnutrition terutama pada pasien yang mempunyai masalah
dalam asupan makanannya seperti adanya mual, muntah, nafsu makan
berkurang. Selain itu evaluasi status gizi dan asupan makan juga
dilakukan secara rutin. Pada pasien anak, pemantauan berat badan (BB)
sebaiknya dilakukan setiap hari.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 33
2. Alur Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
1. Pasien/Klien datang sendiri atau dirujuk dari struktural Puskesmas (Pustu,
Polindes, Poskesling) atau UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, Poksila, dll)
atau sarana kesehatan lain.
2. Pasien/Klien mendaftar ke loket pendaftaran di Puskesmas.
3. Pasien/Klien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatannya di Poli Umum/Balai Pengobatan Puskesmas (BP) atau Poli
KIA atau Poli gigi oleh petugas medis atau paramedis.
4. Di Poli Umum/Balai Pengobatan atau Poli KIA pasien sekaligus
mendapatkan Skrining Gizi oleh tenaga kesehatan serta ditentukan apakah
pasien perlu dirawat inap atau cukup rawat jalan. Pasien/Klien akan dirujuk
untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan seperti
pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan lain-lain sesuai kemampuan
Puskesmas. Pasien/Klien mendapatkan obat sesuai masalah kesehatannya
dari apotek atau bagian farmasi di Puskesmas.
5. Pasien/Klien rawat jalan yang berisiko atau tidak berisiko mengalami
masalah gizi bisa mendapatkan konseling gizi atas permintaan pasien.
6. Pasien/Klien rawat inap yang berisiko atau tidak berisiko mengalami
masalah gizi mendapat pelayanan gizi sesuai kebutuhan berupa pelayanan
makanan pasien rawat inap.
7. Pasien/Klien yang mendapatkan pelayanan gizi oleh Tim Asuhan Gizi
Puskesmas. Jika diperlukan akan dilakukan Skrining Gizi Ulang oleh tenaga
gizi.
8. Pasien rawat jalan maupun rawat inap yang berisiko atau tidak berisiko
mengalami masalah gizi mendapat pelayanan gizi yang sesuai Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) mulai dari pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi, monitoring dan evaluasi.
9. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Tim Asuhan Gizi
Puskesmas. Tindak lanjut dapat berupa rujukan ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang lebih tinggi apabila masalah gizi dengan penyakit penyerta
dan atau komplikasi yang dialami pasien/klien tidak memungkinkan
ditangani di Puskesmas atau dapat berupa pengkajian ulang baik masalah
medis dan masalah gizinya.

34 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Gambar 4. Alur Pelayanan Gizi Dalam Gedung
                   Pasien      

datang  sendiri  atau  rujukan  dari  Jaringan  Puskesmas  termasuk  UKBM  

  Loket  

Pemeriksaan  Medis  dan  Skrining  Gizi  *  

Ditemukan  Pasien  Bermasalah  Gizi  dan  atau  Kondisi  Khusus  

Rawat  Jalan   Rawat  Inap   Rujuk  Ke  


Fasyankes  yang  
lebih  tinggi  
Pengkajian  Gizi  

Diagnosis  Gizi  
Rujukan  Balik  

Intervensi  Gizi   Intervensi  Gizi  

Pasien  Rawat  Jalan:   Pasien  Rawat  Inap:  

Penyuluhan  Gizi  Oleh  Tenaga   Konseling  Gizi  oleh  Tenaga  


Kesehatan/   Gizi,  Perencanaan  Diet,  
Penyediaan  makanan  
Konseling  Gizi  oleh  Tenaga  Gizi  
Pemantauan  Asupan  
  Monitoring  Evaluasi  
Penyesuaian  diet  
Tindak  Lanjut  

Sumber: Modifikasi Asuhan Gizi di Puskesmas (Pedoman Pelayanan Gizi bagi Petugas kesehatan)
Keterangan :
(*) Skrining Gizi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan medis oleh dokter atau perawat dengan metode
skrining sederhana yaitu metode MST (Malnutrition Screening Tools).
Skrining Gizi Ulang oleh tenaga gizi puskesmas dilakukan apabila diperlukan yaitu
a. Untuk pasien rawat jalan dirujuk Dokter untuk mendapatkan asuhan gizi rawat jalan
b. Untuk pasien rawat inap yang akan mendapatkan asuhan gizi rawat inap.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 35


B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif
dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya perbaikan
gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
a. Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan
sesuai dengan risiko/masalah gizi.
b. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
c. Lokasi edukasi gizi antara lain: Posyandu, Pusling, Institusi Pendidikan,
Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja
(UKK), dll.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di
Puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan, antara lain:
1) Merencanakan kegiatan edukasi di wilayah kerja Puskesmas.
2) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
3) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan
pendidikan gizi di Posyandu dan masyarakat luas.
4) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, dan pertemuan-pertemuan lainnya.
5) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.

2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA


a. Tujuan konseling ASI Ekslusif dan PMBA adalah:
1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga sehingga
bayi baru lahir segera diberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
36 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
meneruskan ASI Ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan.
2) Sejak usia 6 bulan di samping meneruskan ASI mulai diperkenalkan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3) Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia 24
bulan.
b. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang
mempuyai anak usia 0-24 bulan.
c. Lokasi konseling antara lain Posyandu, Kelompok Pendukung Ibu (KP-
Ibu), terintegrasi dengan program lain dalam kegiatan kelas balita, kelas
Ibu,
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam konseling ini disesuaikan dengan
situasi dan kondisi antara lain:
1) Merencanakan kegiatan konseling ASI dan PMBA di wilayah kerja
Puskesmas
2) Menyiapkan materi dan media konseling yang akan digunakan.
3) Melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan lain atau kader yang
ditunjuk untuk melaksanakan tugas konseling ASI dan PMBA.
4) Memberikan konseling kepada sasaran sesuai permasalahan
individualnya.
5) Materi konseling PMBA antara lain:
a) Makanan sehat selama hamil
b) Inisiasi menyusu dini (IMD)
c) ASI Ekslusif
d) Makanan MP-ASI kepada bayi mulai usia 6 bulan dan terus
memberikan ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
e) Makanan sehat Ibu menyusui
6) Membuat laporan bulanan pelaksanaan konseling di wilayah kerja
Puskesmas.

3. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak


Menular (Posbindu PTM)
a. Tujuan: mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis
masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyarakat agar
masyarakat dapat mawas diri (awareness) terhadap faktor risiko PTM.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 37
b. Sasaran: masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia >15 tahun.
c. Lokasi: Posbindu PTM di integrasikan ke kegiatan masyarakat yang
sudah aktif berjalan baik antara lain institusi pndidikan, di tempat
kerja maupun di lingkungan tempat tinggal dalam wadah desa, yang
dilakukan minimum 1 (satu) kali dalam sebulan.
d. Peran tenaga gizi puskesmas pada Posbindu PTM adalah sebagai
konselor gizi terkait faktor risiko PTM yang ditemukan saat pemeriksaan
kesehatan oleh tenaga medis.
4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
Puskesmas
2) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
3) Melakukan penimbangan
4) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
5) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di wilayah
kerja Puskesmas
6) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.

5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A


a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik
b. Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian
vitamin A antara lain:

38 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


1) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-11bulan, anak usia
12-59 bulan, dan ibu nifas setiap tahun.
2) Memantau kegiatan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas.
e. Ketentuan dalam pemberian vitamin A:
1) Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A 100.000 SI warna biru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
2) Balita 12-59bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah,
diberikan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
3) Bayi dan Balita Sakit
Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 12-59 bulan yang sedang menderita
campak, diare, gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin A dengan
dosis sesuai umur
4) Ibu nifas (0-42 hari)
Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.

6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu


Hamil dan Ibu Nifas
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian
TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi
besi yaitu Ibu Hamil melalui pembinaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia
gizi besi.
b. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu hamil dan ibu nifas
c. Lokasi: di tempat praktek bidan, Posyandu.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian
TTD antara lain:
1) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama satu
tahun.
2) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja
puskesmas.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 39
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas.
4) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Ibu hamil dan ibu nifas:
a) Pencegahan : 1 tablet/hari sejak awal kehamilan dan dilanjutkan
sampai masa nifas
b) Pengobatan : 2 tablet/hari sampai kadar Hb Normal
7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan
WUS
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada kelompok sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja putri, WUS
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian
TTD antara lain:
1) Memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS mengonsumsi
TTD secara mandiri.
2) Apabila di suatu daerah prevalensi anemia ibu hamil >20% maka tenaga
gizi puskesmas merecncanakan kebutuhan TTD untuk remaja putri dan
WUS dan melakukan pemberian TTD kepada kelompok sasaran.
3) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja
Puskesmas.
4) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas.
5) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putri dan WUS
a) Pencegahan: 1 tablet/hari selama haid dan 1 tablet/minggu
b) Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal

8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan


a. MP-ASI
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana. MP-ASI
Bufferstock didistribusikan secara bertingkat. Tenaga gizi puskesmas akan
mendistribusikan kepada masyarakat. Sasaran MP-ASI Buffer Stok: balita
40 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
6-24 bulan yang terkena bencana
MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari makanan lokal setempat
dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan tenaga
kesehatan. MP- ASI lokal dapat dialokasikan dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
atau dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran MP-ASI
lokal: balita gizi kurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizi puskesmas dalam
hal ini adalah:
1. Merencanakan menu MP-ASI lokal
2. Mengadakan bahan MP-ASI lokal
3. Mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader
4. Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader
b. PMT Pemulihan
1. Sasaran: balita gizi kurang, balita pasca perawatan gizi buruk, ibu hamil
KEK (Kurang Energi Kronik).
2. PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan ringan padat
gizi dengan kandungan 350--400 kalori energi dan 10--15 gram protein.
3. PMT bumil KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk makanan padat
gizi dengan kandungan 500 kalori energi dan 15 gram protein.
4. Lama pemberian PMT Pemulihan untuk balita dan Ibu Hamil KEK
adalah 90 hari makan anak (HMA) dan 90 hari makan bumil (HMB).
Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemen pemberian MP-ASI dan
PMT-Bumil KEK antara lain:
1) Merencanakan kebutuhan MP-ASI dan PMT Bumil KEK untuk sasaran
selama satu tahun.
2) Memantau kegiatan pemberian MP-ASI dan PMT Bumil KEK, di wilayah
kerja Puskesmas.
3) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI dan PMT Bumil KEK
wilayah kerja Puskesmas.

9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)


Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 41


oleh tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya. Pendirian PGBM
tergantung kepada besaran masalah gizi di daerah. Dalam pelaksanaan
PGBM dapat merujuk buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk,
Kementerian Kesehatan 2011.
a. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatan status gizi balita
b. Sasaran kegiatan ini adalah balita gizi buruk tanpa komplikasi
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di panti/pos pemulihan gizi
d. Fungsi tenaga gizi di PGBM adalah:
1) Melakukan terapi gizi (konseling, pemberian makanan pemulihan
gizi, pemantauan status gizi, dll) untuk pemulihan gizi buruk
2) Memberikan bimbingan teknis kepada kader dalam melaksanakan
perbaikan gizi di Pos Pemulihan Gizi berbasis masyarakat
3) Menyusun laporan pelaksanaan program perbaikan gizi di Pos
Pemulihan Gizi berbasis masyarakat

10. Surveilens gizi


Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai
acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa
menggunakan buku Surveilans Gizi, Kementerian Kesehatan RI, 2014.
a. Tujuan:
1) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
2) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
3) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
4) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
1) Data status gizi
42 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
2) Data konsumsi makanan
3) Data cakupan program gizi
c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
d. Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
1) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunanaan data
2) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data, mengolah
data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi
3) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan
gizi di posyandu
4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5) Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.)
2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a) Tujuan:
(1) Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan
akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk
pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
(2) Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahan dalam
1 kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkat kecamatan di
wilayah kerja Puskesmas.
3) Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi
Buruk
a) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi bburuk di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 43
b) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga
a) Tujuan :
ü memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi
garam beriodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
Dilaksananakan setiap satu tahun sekali.
b) Sasaran : rumah tangga

11. Pembinaan Gizi di Institusi


a. Pembinaan Gizi di Sekolah
1) Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki status gizi anak sekolah
2) Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik PAUD, Taman Kanak-
kanak/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA Pondok Pesantren, dan
sederajat.
3) Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di sekolah
a) Edukasi gizi (penyuluhan)
b) Penjaringan status gizi di sekolah
c) Pemberdayaan peserta didik sebagai dokter kecil/Kader Kesehatan
Remaja (KKR)
d) Pengawasan dan pembinaan pengelola kantin sehat
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas bersama dengan tim UKS
a) Mengkoordinir dan atau melakukan edukasi gizi di sekolah.
b) Menapis status gizi anak sekolah.
c) Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi anak
di sekolah.
d) Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam pemberdayaan peserta
didik sebagai dokter kecil/Kader Kesehatan Remaja (KKR).
e) Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam membina kantin sekolah.
f) Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah
b. Perbaikan gizi di panti, rumah tahanan/LP, gizi kantin, restoran,
penyelenggaraan makan banyak lainnya
1) Tujuan kegiatan ini adalah memperbaiki status gizi tenaga kerja,
warga panti, warga tahanan/LP, pengelola kantin, restoran, pemberian
makan banyak
44 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
2) Sasaran adalah tenaga kerja, pengelola pemberian makanan
3) Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi
a) Edukasi gizi (penyuluhan, pendidikan gizi, dan pendampingan)
b) Pemantauan status gizi
c) Membina pengelola penyelenggaraan makanan banyak
4) Fungsi tenaga gizi:
a) Mengkoordinir dan atau melakukan edukasi gizi
b) Mengkoordinir pemantauan status gizi terutama pada ibu hamil di
tempat kerja dan rumah tahanan/LP, usia lanjut di panti dan lain-lain.
c) Membina pemberian makanan di tempat kerja, panti, rumah tahanan
/ LP, dan institusi lainnya.
d) Membuat laporan program perbaikan gizi
c. Perbaikan gizi di tempat kerja
1) Tujuan : memperbaiki status gizi tenaga kerja terutama kelompok
rawan misalnya WUS, ibu hamil, ibu menyusui, dll
2) Sasaran adalah tenaga kerja, pengelola penyelenggaraan makan
pekerja
3) Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di tempat kerja meliputi:
a) Pemantauan status gizi terutama ibu hamil
b) Edukasi Gizi
c) Membina pengelola penyelenggaraan makan pekerja
4) Fungsi tenaga gizi di tempat kerja adalah:
a) Melaksanakan pemantauan status gizi terutama pada kelompok
rawan di tempat kerja
b) Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan gizi di tempat kerja
c) Bekerjasama dengan tempat kerja membina pengelola
penyelenggaraan makan banyak
d) Membuat laporan perbaikan gizi di tempat kerja

12. Kerjasama lintas sektor dan lintas program


a. Tujuan: meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program
b. Sasaran: seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh
Pertanian Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 45
Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordinator,
tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru
imunisasi, dan lain-lain.
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sektor dan lintas
program adalah:
a. Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
b. Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
c. Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
d. Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator-indikator
keberhasilan kerjasama
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
f. Membuat laporan hasil kerjasama

2. Alur Pelayanan Gizi Di Luar Gedung


Penanganan masalah gizi memerlukan pendekatan yang komprehensif (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif). Pelaksanaan pelayanan gizi luar gedung
bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Alur pelayanan gizi
luar gedung disesuaikan dengan jenis kegiatan, sasaran dan keadaan wilayah
setempat.

46 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


C. Mekanisme Rujukan
Alur mekanisme rujukan di Puskesmas adalah sebagai berikut:

  POSYANDU  

POLINDES  

PUSTU    
 
PUSKESMAS   RUMAH  SAKIT    
POKSILA    

POSBINDU  

BIDAN  SWASTA  

Keterangan:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), Polindes merupakan
unit struktural di bawah Puskesmas Induk.
2. Posyandu, poksila, posbindu adalah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
3. Puskesmas dapat menerima pasien rujukan langsung yang datang dari Posyandu,
Polindes, Pustu, Poksila, Klinik Swasta.
4. Apabila Puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan jenis dan
fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit. Pada kondisi Gawat Darurat Puskesmas
berfungsi menstabilisasi pasien yang gawat sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
5. Rumah Sakit akan merujuk kembali pasien yang telah selesai mendapatkan
perawatan ke Puskesmas. Mekanisme seperti ini disebut rujuk balik. Tujuannya
agar pasien dapat dipantau perkembangan kesembuhannya oleh tenaga kesehatan
di Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah rumahnya.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 47


BAB IV
PENCATATAN, PELAPORAN DAN MONITORING DAN EVALUASI

Pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan di Puskesmas, data


dan informasi dari hasil pencatatan diolah dan dianalisa serta dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota.

A. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan untuk mendokumentasikan pelayanan gizi di dalam dan
di luar gedung menggunakan instrumen antara lain:
1. Buku Register Pasien
2. Rekap jumlah pasien yang mendapat konseling
3. Pencatatan bulanan dan penggunaan bahan makanan (untuk Puskesmas Rawat
Inap)
4. Daftar harian permintaan makanan (untuk Puskesmas Rawat Inap)
5. Pencatatan data pasien menurut macam dietnya (Puskesmas Rawat Inap)
6. Rekapitulasi Hasil Sistem Informasi Puskesmas (Simpus)
7. Rekapitulasi Hasil Sistem Informasi Posyandu (SIP)
8. Dokumentasi Asuhan Gizi
9. F3/Gizi (Rekapitulasi data gizi dari Puskesmas)
10. F2/Gizi (Rekapitulasi data gizi dari Desa/Kelurahan)
11. F1/Gizi (Rekapitulasi data gizi dari Posyandu)
12. Pelaporan ASI Ekslusif
13. Pelaporan BGM

B. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik di dalam maupun di
luar gedung. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan jenis
dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Dari sisi jenis kegiatan, dapat dibedakan
antara monitoring di dalam gedung dan luar gedung.
1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Dalam Gedung
Kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi:
a. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
1) Frekuensi edukasi yang direncanakan diselenggarakan di Puskesmas per

48 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


bulan, triwulan, semester, tahun.
2) Frekuensi edukasi yang dilaksanakan di Puskesmas per bulan, triwulan,
semester, tahun.
3) Jenis Materi Penyuluhan yang diberikan
c. Konseling
1) Data jumlah rujukan permintaan konseling
2) Data jumlah pasien/klien yang mendapatkan konseling
3) Jenis Materi Konseling yang diberikan kepada pasien per bulan, triwulan,
semester, tahun.
d. Penyelenggaraan makanan untuk pasien/klien rawat inap
1) Data jumlah pasien rawat inap yang dilayani per bulan, triwulan, semester,
tahun.
2) Jenis diet yang diberikan kepada pasien per bulan, triwulan, semester, tahun.

2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Luar Gedung


Kegiatan yang dimonitor dan dievaluasi:
a. Penyuluhan Gizi
1) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan diselenggarakan di luar
Puskesmas per bulan dan per tahun.
2) Frekuensi penyuluhan gizi yang dilaksanakan di luar Puskesmas per bulan
dan per tahun.
3) Materi penyuluhan yang diberikan per bulan dan per tahun.
b. Konseling
1) Data jumlah rujukan permintaan konseling per bulan dan per tahun
2) Data jumlah pasien/klien yang mendapatkan konseling gizi per bulan dan
per tahun.
c. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
1) Data SKDN yang meliputi jumlah balita yang ada (S), jumlah balita yang
punya KMS (K), jumlah balita yang ditimbang (D), jumlah balita yang
naik berat badannya (N) per bulan, triwulan, semester, tahun
2) Persentase D/S dan N/D per bulan, triwulan, semester, tahun
3) Jumlah balita BGM dan 2T per bulan, triwulan, semester, tahun
4) Jumlah balita BGM dan 2T yang dirujuk per bulan, triwulan, semester,
tahun
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 49
d. Pemberian Kapsul Vitamin A
1) Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat vitamin A
2) Data jumlah sasaran yang telah mendapatkan vitamin A
e. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil
1) Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat TTD
2) Data jumlah sasaran yang telah mendapatkan TTD
f. Pengelolaan MP-ASI, PMT-Pemulihan
1) Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat MP-ASI, PMT-Pemulihan
2) Data jumlah sasaran yang telah mendapatkan mendapat MP-ASI, PMT-
Pemulihan
g. Pembinaan Gizi Institusi
1) Data jumlah edukasi gizi yang direncanakan per bulan dan per tahun di
Institusi diluar Puskesmas
2) Data jumlah edukasi gizi yang dilaksanakan per bulan dan per tahun di
Institusi diluar Puskesmas
h. PGBM (Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat)
1) Data jumlah anak gizi buruk tanpa komplikasi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas per bulan dan per tahun
2) Data jumlah anak gizi buruk tanpa komplikasi yang mendapatkan
penanganan di PGBM per bulan dan per tahun
i. Surveilans Gizi
1) Jenis kegiatan surveilans yang perlu dilakukan Puskesmas
2) Jenis kegiatan surveilans yang telah dilakukan Puskesmas
j. Kerjasama Lintas sektor dan Lintas Program
1) Jumlah rencana rapat LP/LS per bulan dan per tahun
2) Jumlah realisasi rapat LP/LS per bulan dan per tahun

50 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


BAB V
PENUTUP

Penyusunan buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas telah dilakukan melalui


serangkaian kegiatan dan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait. Buku
ini akan menjadi pelengkap dari berbagai buku petunjuk teknis sesuai dengan jenis
pelayanan gizi yang diberikan. Oleh karena itu dalam penggunaan buku ini diharapkan
disertai dengan pemanfaatan buku petunjuk teknis yang relevan.

Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga gizi puskesmas dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan gizi di Puskesmas Rawat Inap maupun
Puskesmas Non Rawat Inap. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan buku
Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas ini, hendaknya tenaga gizi puskesmas dapat
menjabarkannya dalam Protab (prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah dari setiap
kegiatan sesuai kondisi masing-masing Puskesmas.

Selain tenaga gizi puskesmas, buku ini juga sangat tepat digunakan pengelola program
gizi di Kabupaten/Kota dan Provinsi terutama dalam menyusun perencanaan termasuk
alokasi jumlah biaya yang diperlukan, pelaksanaan kegiatan, dan penilaian terhadap
hasil kegiatan. Selain itu, dengan buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan
gizi di Puskesmas.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 51


52 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
LAMPIRAN
Lampiran 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang Dianjurkan Untuk Orang
Indonesia (per orang per hari). Lampiran Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi.

BB TB Energi Protein Air


Kelompok umur Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g)
(kg) (cm) (kkal) (g) (mL)
Total n-6 n-3
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 6 61 550 12 34 4,4 0,5 58 0 -
7 – 11 bulan 9 71 725 18 36 4,4 0,5 82 10 800
1-3 tahun 13 91 1125 26 44 7,0 0,7 155 16 1200
4-6 tahun 19 112 1600 35 62 10,0 0,9 220 22 1500
7-9 tahun 27 130 1850 49 72 10,0 0,9 254 26 1900
Laki-laki
10-12 tahun 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800
13-15 tahun 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000
16-18 tahun 56 165 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200
19-29 tahun 60 168 2725 62 91 17,0 1,6 375 38 2500
30-49 tahun 62 168 2625 65 73 17,0 1,6 394 38 2600
50-64 tahun 62 168 2325 65 65 14,0 1,6 349 33 2600
65-80 tahun 60 168 1900 62 53 14,0 1,6 309 27 1900
80+ tahun 58 168 1525 60 42 14,0 1,6 248 22 1600
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800
13-15 tahun 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000
16-18 tahun 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2100
19-29 tahun 54 159 2250 56 75 12,0 1,1 309 32 2300
30-49 tahun 55 159 2150 57 60 12,0 1,1 323 30 2300
50-64 tahun 55 159 1900 57 53 11,0 1,1 285 28 2300

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


65-80 tahun 54 159 1550 56 43 11,0 1,1 252 22 1600

55
80+ tahun 53 159 1425 55 40 11,0 1,1 232 20 1500
BB TB Energi Protein Air
Kelompok umur Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g)
(kg) (cm) (kkal) (g) (mL)
Total n-6 n-3
Hamil (+an)
Timester 1 +180 +20 +6 +2,0 +0,3 +25 +3 +300
Trimester 2 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Trimester 3 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Menyusui (an)
6 bln pertama +330 +20 +11 +2,0 +0,2 +45 +5 +800
6 bln kedua +400 +20 +13 +2,0 +0,2 +55 +6 +650

*Nilai median berat dan tinggi badan orang Indonesia dengan status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan
2010. Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan tinggi badan kelompok yang bersangkutan

56 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran. 2. Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (per orang per hari)
Lampiran Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi.

Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
Kelompok Folat Biotin Kolin
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6 B12 C
umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 375 5 4 5 0,3 0,3 2 1,7 0,1 65 0,4 5 125 40
7 – 11 bulan 400 5 5 10 0,4 0,4 4 1,8 0,3 80 0,5 6 150 50
1-3 tahun 400 15 6 15 0,6 0,7 6 2,0 0,5 160 0,9 8 200 40
4-6 tahun 450 15 7 20 0,8 1,0 9 2,0 0,6 200 1,2 12 250 45
7-9 tahun 500 15 7 25 0,9 1,1 10 3,0 1,0 300 1,2 12 375 45
Laki-laki
10-12 tahun 600 15 11 35 1,1 1,3 12 4,0 1,3 400 1,8 20 375 50
13-15 tahun 600 15 12 55 1,2 1,5 14 5,0 1,3 400 2,4 25 550 75
16-18 tahun 600 15 15 55 1,3 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
19-29 tahun 600 15 15 65 1,4 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
30-49 tahun 600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
50-64 tahun 600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
65-80 tahun 600 20 15 65 1,0 1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
80+ tahun 600 20 15 65 0.8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
Perempuan
10-12 tahun 600 15 11 35 1,0 1,2 11 4,0 1,2 400 1,8 20 375 50
13-15 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 25 400 65
16-18 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 30 425 75
19-29 tahun 500 15 15 55 1,1 1,4 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
30-49 tahun 500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


50-64 tahun 500 15 15 55 1.0 1,1 10 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
65-80 tahun 500 20 15 55 0,8 0,9 9 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75

57
Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin Vitamin B5 Vitamin Vitamin Vitamin
Kelompok Folat Biotin Kolin
A D E K B1 B2 B3 (Pantotenat) B6 B12 C
umur (mcg) (mcg) (mg)
(mcg)a (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg)
80+ tahun 500 20 15 55 0,7 0,9 8 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
Hamil (+an)
Timester 1 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 2 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 3 +350 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Menyusui (+an)
6 bln pertama +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
6 bln kedua +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25

58 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 3. Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (per orang per hari)
Lampiran Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi.

Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Bayi/Anak
0 – 6 bulan 200 100 30 120 500 - 200 - - 90 - 5 -
7 – 11 bulan 250 250 55 200 700 0,6 220 6 7 120 3 10 0.4
1-3 tahun 650 500 60 1000 3000 1,2 340 11 8 120 4 17 0.6
4-6 tahun 1000 500 95 1200 3800 1,5 440 15 9 120 5 20 0.9
7-9 tahun 1000 500 120 1200 4500 1,7 570 20 10 120 11 20 1.2
Laki-laki
10-12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 1,9 700 25 13 120 14 20 1.7
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 2,2 800 30 19 150 18 30 2.4
16-18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 2,3 890 35 15 150 17 30 2.7
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.0
30-49 tahun 1000 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.1
50-64 tahun 1000 700 350 1300 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
65-80 tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
80+ tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
Perempuan
10-12 tahun 1200 1200 155 1500 4500 1,6 700 21 20 120 13 20 1.9
13-15 tahun 1200 1200 200 1500 4500 1,6 800 22 26 150 16 30 2.4
16-18 tahun 1200 1200 220 1500 4700 1,6 890 24 26 150 14 30 2.5
19-29 tahun 1100 700 310 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.5
30-49 tahun 1000 700 320 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.7
50-64 tahun 1000 700 320 1300 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


65-80 tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7

59
80+ tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Selenium Fluor
umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mcg) (mg)
Hamil (+an)
Timester 1 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +0 +70 +2 +5 +0
Trimester 2 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +9 +70 +4 +5 +0
Trimester 3 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +13 +70 +10 +5 +0
Menyusui (+an)
6 bln pertama +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +6 +100 +5 +10 +0
6 bln kedua +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +8 +100 +5 +10 +0

60 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak (0-60 bulan Berdasarkan
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
Z-Score
BB/U Gizi Buruk < -3SD
Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
TB/U Sangat Pendek < -3 SD
Pendek -3 SD sampai dengan < -2SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >-2 SD
BB/TB atau BB/PB Sangat kurus < -3SD
Kurus -3 SD sampai dengan < -2SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Sumber : Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Anak

Lampiran 5. Klasifikasi Status Gizi Pada Anak Berdasarkan LiLA


LiLA Klasifikasi
> 12,5 cm Normal
≤ 11,5 cm sd 12,5 cm Gizi Kurang
< 11,5 cm Gizi Buruk
Sumber: Buku II, Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, 2013.

Lampiran 6. Penilaian Indeks Masa Tubuh (IMT) Menggunakan Batas Ambang

IMT Kategori
Kurus
< 17,0
(Kekurangan berat badan tingkat berat)
Kurus
17,0 – 18,4
(kekurangan berat badan tingkat ringan)
18,5 – 25,0 Normal
Gemuk
25,1 – 27,0
(kelebihan berat badan tingkat ringan)
Obes
> 27,0
(kelebihan berat badan tingkat berat)
Sumber : Depkes, Keluarga Sadar Gizi, 2009

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 61


Lampiran 7. Lingkar Kepala

Perkembangan Normal ukuran lingkar kepala bayi


1. Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35 cm.
2. Pada bayi usia 0 – 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran lingkar kepala sebesar
2 cm per bulannya
3. Pada bayi usia 4 – 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya
4. Pada bayi usia 6 – 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan bertambah 0,5 cm per
bulan
5. Pada bayi usia 12 – 24 bulan (1 – 2 tahun) : ukuran lingkar kepala akan bertambah
2 cm per tahun

62 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 63
Lampiran 8. Formulir Skrining Gizi, Malnutrition Screening Tools (MST)

Parameter Score
Apakah akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan BB yang tidak dikehendaki?
  Tidak 0
  Ya / tidak yakin 2
Jika Ya, berapa banyak penurunan BB (kg) yang
 
hilang?
  1-5 1
  6-10 2
  11-15 3
  >15 4
  tidak yakin 2
Apakah asupan makan pasien sulit dikarenakan penurunan nafsu makan?
  Tidak 0
  Ya 1
           
Total Score        
Skore 2 atau lebih = pasien beresiko malnutrisi 

64 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 9. Formulir Asuhan Gizi

1. FORMULIR ASUHAN GIZI (DEWASA)


Nama Pasien : Jenis Kelamin : Umur : No. Rekam
Medik
     
Diagnosis Medis :

PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
BB : kg TB : cm IMT : kg/m²  
Tinggi Lutut : cm LLA : cm  
Biokimia
   
Klinik/Fisik
   
Riwayat Gizi

Pola Makan :  
Asupan gizi :  
Riwayat Personal
   
DIAGNOSA GIZI/MASALAH
 
             

INTERVENSI GIZI

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Perkembangan data antropometri,
perkembangan data laboratorium yag terkait gizi,
perkembangan fisik/klinis,
perkembangan asupan makan,  
perkembangan perubahan perilaku dan sikap
Perkembangan diagnosis gizi

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 65


2.1. FORMULIR
FORMULIR ASUHAN
ASUHANGIZI ANAK
GIZI (ANAK)

Nama : Umur: Nama Orang Tua:

Diagnosa Medis :
ASESMEN GIZI
Antropometri
Umur : th bl
BB : kg BB/U : %
TB : cm TB/U : %
LLA : cm BB/TB : %
LK : cm LLA/U : %
BB Ideal : kg
Biokimia
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Alergi Makanan : Ya Tidak
*Telur
*Susu sapi&produk turunannya
*Kacang kedelai/tanah
*Gluten/gandum
Pola Makan
Total Asupan

Zat Gizi Nilai Kebutuhan % Perhitungan Kebuthan

Energi :
Energi (kkal)
Protein :

Cairan
Protein (g)
:

Riwayat Personal
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI
MONITORING DAN EVALUASI
Tanda Tangan,

(…………………………………………….)
Tenaga Gizi Puskesmas

66 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 10. Formulir Evaluasi Asuhan Gizi

FORMULIR EVALUASI ASUHAN GIZI


Nama Pasien : Jenis Kelamin : Umur : No. Rekam Medik :

 Diagnosis medis :

 
Hari/Tanggal Evaluasi Nama/paraf
      
   Perkembangan Antropometri  
  1. Perkembangan fisik/klinis     
  2. Perkembangan     
  Data laboratorium     
  3. Perkembangan asupan makan        
  4. Perkembangan diagnosis gizi     
      

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 67


Lampiran 11. Formulir Food Frequency (FFQ)

INSTALASI GIZI POLIKLINIK GIZI KLINIK RS


No. Rekam Medik RIWAYAT GIZI Tanggal
Jenis L/P Umur Th. TB Berat Badan
Nama cm
Ideal
Kg Kg

Agama PENDIDIKAN Pekerjaan Aktivitas Daerah asal


TK SD SMP SMA PT

Dokter yang mengirim Diagnosis


Diet
Pemeriksaan Lab./Klinik penting Pengobatan Penting
KETERANGAN TENTANG MAKANAN
Diet sebelumnya
Alergi terhadap makanan/Pantangan/Suka/tidak suka
Keterangan lain
POLA MAKANAN (Beri tanda x pada jawaban yang benar)
Lebih 1x sehari

1 x sehari

3-6 x seminggu

1-2 x seminggu

Kurang 1 x seminggu

Tak pernah

Lebih 1x sehari

1 x sehari

3-6 x seminggu

1-2 x seminggu

Kurang 1 x seminggu

Tak pernah
Beras Sayuran/tomat/wortel
Jagung Sayuran lain
Mie Pisang
Roti Pepaya
Biskuit/kue Jeruk
Kentang Buah segar lain
Singkong Buah diawet
Ubi rambat Susu segar
Tempe Susu kental manis
Tahu Susu kental tak manis
Oncom Susu tepung whole
Kacang kering Susu tepung skim
Ayam Keju
Daging Minyak/goreng-gorengan
Daging diawet Kelapa/santan
Hati/Limpa/Otak/Usus/Paru2 Margarin/mentega
Telor ayam/bebek Teh Manis
Ikan basah Kopi Manis
Ikan kering Sirop
Udang basah Minuman botol ringan
Sayuran hijau daun Minuman alkohol
Dll (bisa diisi sesuai
Sayuran kacang-kacangan
kebutuhan)

68 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 12. Formulir Hidangan Sehari (Recall 24 Jam) Sebelum Sakit
Sebelum Dirawat
Makan pagi Banyak Banyak
Selingan Pagi
gr URT gr URT

Makan Siang Banyak Banyak


Selingan Sore
gr URT gr URT

Makan Malam Banyak Banyak


Selingan Malam
gr URT gr URT

Kal Prot Lemak KH Ca Fe Vit A Vit B1 Vit C


gr gr gr gr mg SI mg mg
Rata-rata
sehari
RDA*
Sikap pasien terhadapdiet

Anjuran untuk memperbaiki kebiasaan makanan/menjalankan diet

Tanggal Dietisien Tanda tangan

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 69


Lampiran 13. Rekapitulasi Konseling Gizi Harian Pasien

Tanggal ……………………
JML
NO JENIS KONSELING DIET Rajal Ranap TOTAL
1 DIET SEIMBANG
a. Makanan Sehat Balita
b. Makanan Sehat Ibu Hamil
c. Makanan sehat Ibu
Menyusui
d. Makanan Sehat Lansia
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
6 BAHAN MAKANAN PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 LAIN-LAIN
JUMLAH

70 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 14. Rekapitulasi Pasien Yang Mendapatkan Konseling Gizi per bulan

Bulan:
Pasien
NO JENIS DIET TOTAL
Rajal Ranap %
1 DIET SEIMBANG
2 DIABETES MELITUS
3 RENDAH PROTEIN
4 RENDAH LEMAK
5 DM RP
BAHAN MAKANAN
6
PENUKAR
7 RENDAH GARAM
8 DIET LAMBUNG
9 Lain-lain
  JUMLAH

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 71


Lampiran 15. Langkah-Langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan

1. Kumpulkan data prasyarat


2. Buat garis untuk kolom pada buku tebal. Kolom lajur sebanyak jenis yang
digunakan, misalnya anak, dewasa, ibu meneteki. Kolom baris disesuaikan urutan
harian menurut siklus menu yang dipakai. Misalnya hari ke 1, ke 2 dan seterusnya.
3. Perhitungkan kebutuhan bahan makanan satu persatu.
4. Hitung frekuensi pemakaian satu jenis bahan makanan dalam satu siklus menu.
Untuk lebih jelasnya lihat format dibawah ini:
Format 1. Kebutuhan bahan makanan 1 siklus menu (5 hari) untuk 1 jenis bahan
makanan
Hari ke Jenis Pasien
Ibu Meneteki Dewasa Anak Jumlah
(10 orang) (30 orang) (10 orang)
I 500 gr. 1500 gr 500 gr
2500 gr
II - - - -
III 500 gr. 1500 gr 500 gr
2500 gr
IV - - - -
V - - - -
Keterangan:
Perhitungan di atas menggunakan siklus menu 5 hari, standar porsi daging
untuk makanan anak dewasa, ibu menyusui: 50 gram; jumlah pasien
anak 10 anak. Jadi kebutuhan 1 jenis bahan makanan dalam 1 siklus 5 hari
adalah 50 orang x 50 gram x 2 (penggunaan daging 2 kali dalam 1
putaran menu) = 5000 gram atau 5 kilogram daging.

72 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 16. Formulir Perencanaan Makanan Pasien Rawat Inap

Tanggal :
NO Makanan Satuan Jumlah Harga Total
1          
2          
3          
4          
5          
6          
7          
Mengetahui,
( _________________ )
Tenaga Gizi Puskesmas

Lampiran 17. Formulir Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap

Hari : ……………………………
Tanggal : ……………………………

NO. JENIS MAKANAN PASIEN

1. Makanan Biasa

2. Makanan Khusus
- Lunak
- Diet

J U M LAH

………………………, ……… 200..


Mengetahui

__________________________

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 73


Lampiran 18. Formulir Stok Bahan Makanan

Bahan :______________
Barang Barang
NO Tanggal Persediaan Keterangan
masuk keluar
1          
2          
3          
4          
5          
6          
7          

Lampiran 19.
Contoh Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Belanja

1. Ditetapkan standar kebutuhan gizi pasien menurut jenis pasien


2. Ditetapkan standar kebutuhan bahan makanan dalam berat kotor dan bersih,
misalnya:
◘ Berat kotor 1 buah pisang ambon : 100 g
◘ Berat bersih 1 buah pisang ambon : 50 g
◘ Berat kotor beras = berat bersih beras : 100 g
◘ Khusus bumbu diperkirakan berdasarkan kebutuhan bumbu yang digunakan
dalam 1 hari pemasakan (misalnya: Rp 1.000 / orang/ hari).

3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar yang dijadikan standar dan
buat harga rata-rata misalnya:
◘ Harga pisang di pasar A : Rp 750
◘ Harga pisang di pasar B : Rp 1000
◘ Harga rata-rata pisang : Rp 875

4. Hitung indeks Harga Makanan per orang per hari seperti pada contoh tabel dibawah
ini:
- Makanan anak < 5 tahun : Rp. 9.900
- Makanan anak > 5 tahun : Rp. 10.800
- Makanan Ibu Hamil : Rp. 10.700
- Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa : Rp. 11.200

74 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Tabel 1. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Anak < 5 Tahun Dengan Biaya ± Rp. 9.900.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 300 3.500 1050
2 Ikan 40 17.000 680
3 Telur ayam 30 8.000 240
4 Tempe 100 4.000 400
5 Sayuran 200 4.000 800
6 Buah papaya 200 3.500 700
7 Minyak goreng 25 6.000 150
8 Bumbu - - 1000
9 Susu 25 40.000 1000
10 Gula pasir 35 6.500 227,5
11 Pisang Ambon 100 8.750 875
12 Buah Melon 150 3.500 525
13 Kacang hijau 15 8.000 160
14 Daging Sapi 40 50.000 2000
Jumlah = Rp 9.807,5
Pembulatan = Rp 9.900

Tabel 2. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Anak > 5 Tahun dengan Biaya ± Rp. 10.800.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 400 3.500 1400
2 Ikan 40 17.000 680
3 Telur ayam 30 8.000 240
4 Tempe 100 4.000 400
5 Sayuran 275 4.000 1.100
6 Pisang kapok 90 8.000 720
7 Buah papaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.500 150
9 Bumbu - - 1000
10 Gula pasir 30 6.500 195
11 Susu 25 40.000 1000
13 Buah Melon 250 3.500 875
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 30 6.000 180
16 Daging sapi 40 50.000 2000
Jumlah = Rp 10.770
Pembulatan = Rp 10.800

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 75


Tabel 3. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan Kebutuhan
Standar Bahan Makanan Ibu Hamil Dengan Biaya ± Rp. 10.700.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 450 3.500 1.575
2 Ikan 40 17.000 680
3 Daging sapi 40 50.000 2000
4 Telur ayam 30 8.000 240
5 Tempe 100 4.000 400
6 Sayuran 250 4.000 1.000
7 Buah jeruk 200 6.000 1.200
8 Buah pepaya 200 3.500 700
9 Minyak goreng 25 6.500 150
10 Bumbu - - 1000
11 Gula pasir 40 6.500 260
12 Kacang hijau 20 8.000 160
13 Gula merah 20 6.500 130
14 Kelapa 30 6.000 180
15 Susu 25 40.000 1.000
Jumlah = Rp 10.675
Pembulatan = Rp 10.700,-

Tabel 4. Perhitungan Indeks Harga Makanan Per Orang Per hari Berdasarkan
Kebutuhan Standar Bahan Makanan Ibu Menyusui dan Dewasa Dengan
Biaya ± Rp.11.200.
Banyaknya Harga satuan Jumlah harga
No. Bahan makanan
(gram) (Rp/Kg) (Rp)
1 Beras 525 3.500 1.837,5
2 Ikan 40 17.000 680
3 Daging sapi 40 50.000 2.000
4 Telur ayam 30 8.000 240
5 Tempe 100 4.000 400
6 Sayuran 250 4.000 1.000
7 Buah pepaya 200 3.500 700
8 Minyak goreng 25 6.000 150
9 Bumbu - - 1.000
10 Susu 25 40.000 1.000
11 Gula pasir 60 6.500 390
12 Jeruk Manis 200 6.000 1.200
13 Kacang hijau 20 8.000 160
14 Gula merah 20 6.500 130
15 Kelapa 45 6.000 270
Jumlah = Rp 11.157,5
Pembulatan = Rp 11.200,-
76 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
Lampiran 20

Langkah-langkah dalam Perencanaan Menu


1. Tentukan terlebih dahulu macam menu yang diinginkan, menu standar atau menu
pilihan.
2. Tetapkan siklus menu yang akan dipakai, siklus menu 3 hari, 5 hari, 7 hari atau 10
hari.
3. Jangka waktu yang lebih lama akan lebih baik karena mencegah terjadinya
pengulangan menu dalam waktu dekat.
4. Tetapkan putaran menu yang telah disusun 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun.
5. Tetapkan jenis bahan makanan yang akan digunakan dalam satu siklus menu dan
tentukan frekuensi pemakaiannya.
6. Tetapkan pedoman menu.

Contoh pedoman menu


Sayur bening untuk 10 orang terdiri dari:
ü Bayam 5 ikat
ü Jagung 5 buah
ü Bawang merah 5 siung
ü Temu kunci 1 ruas jari
ü Daun salam 2 lembar
ü Garam dan gula secukupnya

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 77


Lampiran 21. Laporan Harian Penerimaan dan Penggunaan Bahan Makanan

HARI : ..............................................
TANGGAL : ..............................................
Nama Harga Diterima Digunakan
No. Satuan Sisa
Makanan Satuan Jml Biaya Pasien Jml Biaya

Jumlah

Jakarta, ...........................200.....
Penanggung Jawab

________________

78 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 22. Laporan Biaya Makan Orang Per Hari

BULAN : ..............................................

TGL JUMLAH PASIEN JUMLAH BIAYA BIAYA OR/HR

Jumlah

Jakarta, ............................200.....
Penanggung Jawab

________________

Lampiran 23. Contoh Format Buku Register

Hari/Tanggal: ..............................
Diagnosa Jenis
No Nama Almt Pekerjaan L/P Umur BB TB IMT LiLa Lab
Gizi Diet
1
2
3
4
Dst

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 79


Lampiran 24. Standar Makanan Bagi Pasien

A. Standar Makanan Biasa


BAHAN PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
SATUAN JML
MAKANAN PAGI 10.00 SIANG 16.00 MALAM
Nasi gr 450 100 - 200 - 150
Telur gr 50 50 - - - -
Daging sapi giling/ gr 100 - - 50 - 50
ayam/ikan fillet
Tempe/tahu/bihun gr 100 - - 50 - 50
Kacang hijau gr 25 - 25 - - -
Sayuran gr 150 50 - 50 - 50
Buah gr 300 - - 100 100 100
Gula pasir gr 40 15 15 - 10 -
Minyak gr 30 10 - 10 - 10
Santan kelapa gr 50 - 50 - - -
Susu full cream gr 20 20 - - - -

NILAI GIZI ;
Energi Kalori 2100
Protein gr 77,5
Lemak gr 99
Karbohidrat gr 256
Vitamin A RE 28851
Thiamin mg 1,61
Vitamin C mg 185
Kalsium mg 611
Fe mg 17,2
Fosfor mg 940
Kalori dari protein % 13
Kalori dari lemak % 30
Kalori dari KH % 57

80 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


B. Standar Makanan Lunak
BAHAN PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
SATUAN JML
MAKANAN PAGI 10.00 SIANG 16.00 MALAM 21.00
- 300
Bubur nasi gr 800 200 300 - -
- -
Telur ayam gr 50 50 - - -
- 50
Daging sapi giling/ gr 100 - 50 - -
ayam/ikan fillet gr -
- 50
Tempe/tahu/bihun gr 100 - 50 - -
25 -
Kacang hijau gr 25 - - - -
- 50
Sayuran gr 150 50 50 - -
- 100
Buah gr 300 - 100 100 -
20 -
Gula pasir gr 60 15 - 10 15
- 5
Minyak gr 20 5 10 - -
50 -
Santan kelapa gr 50 - - - -
- -
Susu full cream gr 40 20 - - 20

NILAI GIZI ;
Energi 1816
Kalori
Protein 74,5
gr
Lemak 71
gr
Karbohidrat 221
gr
Vitamin A 11912
RE
Thiamin 1,13
mg
Vitamin C 359
mg
Kalsium 1032
mg
Fe 28.1
mg
Fosfor 1422
mg
Kalori dari protein 17
%
Kalori dari lemak 29
%
Kalori dari KH 54
%

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 81


C. Standar Makanan Saring
BAHAN PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
SATUAN JML
MAKANAN PAGI 10.00 SIANG 16.00 MALAM 21.00
gr -
Tepung beras/ 100 30 - 40 - 30
havermouth
gr -
Telur ayam 150 50 - 50 - 50
gr -
Saribuah 400 100 100 100 - 100
gr -
Maezena 15 - 15 - - -
gr 25
Biskuit 25 - - - - -
gr 10
Gula pasir 40 - 15 - 15 -
gr -
Gula aren 45 15 - 15 - 15
gr -
Santan kelapa 150 50 - 50 - 50
gr 20
Susu full cream 60 20 - - 20 -
gr -
Kacang hijau 20 - - - 20 -

NILAI GIZI ;
Energi
Kalori 1845
Protein
gr 53,6
Lemak
gr 55,2
Karbohidrat
gr 290
Vitamin A
RE 3433
Thiamin
mg 0,83
Vitamin C
mg 262
Kalsium
mg 862
Fe
mg 13.1
Fosfor
mg 105811
Kalori dari protein
% 27
Kalori dari lemak
% 62
Kalori dari KH
%

82 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Lampiran 25. Contoh Standar Menu Sehari

Tabel 1. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Menyusui dan Dewasa (2400
Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)

Pagi (07.00 wib) - Nasi 125 ¾ gelas


- Lauk hewani 30 ½ butir
- Sayur 50 ½ mangkok
- Minyak goreng 5 ½ sdm
- Susu 25 5 sdm

-Gula Pasir 20 2 sdm


-Kacang hijau 20 2 sdm
Snack (10.00 wib) -Gula Merah 20 2 sdm
-Kelapa 15 1 ptg kecil

Siang (12.00 wib) - Nasi 200 1 ⅓ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 potong sedang
- Minyak 10 1 sdm
- Kelapa 15 1 potong kecil

Snack (16.00 wib) - papaya 200 1 potong sedang


- gula pasir 20 2 sdm

Malam ( 19.00 wib) - Nasi 200 1 ⅓ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 buah sedang
- Minyak 10 1 sdm
- Kelapa 15 1 potong kecil

Tabel 2. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Ibu Hamil (2100 Kalori/ 67 g Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)

Pagi - Nasi 100 ¾ gelas


- Lauk hewani 30 ½ potong sedang
- Sayur 50 ½ mangkok
- Minyak goreng 5 ½ sdm
- Susu 25 5 sdm

-Gula Pasir 20 2 sdm


-Kacang hijau 20 2 sdm
Snack (10.00 wib) -Gula Merah 20 2 sdm
-Kelapa 15 1 ptg kecil
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 83
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)

Siang - Nasi 200 1 ½ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 potong sedang
- Minyak 10 1 sdm
- Kelapa 15 1 ptg kecil
Snack (16.00 wib) - papaya 200 1 potong sedang
- gula pasir 20 2 sdm

Malam - Nasi 150 1 ⅓ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 buah sedang
- Minyak 10 1 sdm

Tabel 3. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak > 5 tahun (2100 Kalori/ 52 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)

Pagi - Nasi 100 ¾ gelas


- Lauk hewani 30 ½ butir
- Sayur 75 ½ mangkok
- Minyak goreng 5 ½ sdm
- Susu 25 5 sdm
- Gula Pasir 20 2 sdm

-Pisang kepok 90 1 buah sdg


Snack (10.00 wib) -Gula Merah 20 2 sdm
-Kelapa 15 1 ptg kecil

Siang - Nasi 150 1 ⅓ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 potong sedang
- Minyak 10 1 sdm
- Kelapa 15 1 ptg kecil

Snack (16.00 wib) - papaya 200 1 potong sedang


- gula pasir 20 2 sdm

Malam - Nasi 150 1 ⅓ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
84 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)
- Sayur 100 1 mangkok
- Buah 100 1 buah sedang
- Minyak 10 1 sdm

Tabel 4. Pola Pembagian Makanan Sehari untuk Anak < 5 tahun (1300 Kalori/ 34 g
Protein)
Ukuran Rumah
Waktu Menu Berat (g) Tangga (URT)

Pagi - Nasi 75 ¾ gelas


- Lauk hewani 30 ½ potong sedang
- Sayur 50 ½ mangkok
- Minyak goreng 5 ½ sdm
- Susu 25 4 sdm
- Gula Pasir 15 5 2 sdm

-Kacang hijau 15 1½ sdm


Snack (10.00 wib) -Gula pasir 10 1 sdm

Siang - Nasi 75 ¾ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 25 1 potong kecil
- Sayur 50 ½ mangkok
- Buah 125 1 potong sedang
- Minyak 10 1 sdm

Snack (16.00 wib) - papaya 200 1 potong sedang


- gula pasir 20 2 sdm

Malam - Nasi 150 ¾ gelas


- Lauk hewani 40 1 potong sedang
- Lauk nabati 50 1 potong sedang
- Sayur 100 ½ mangkok
- Buah 100 1 buah sedang
- Minyak 10 1 sdm

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 85


Lampiran 26. Contoh Siklus Menu 7 hari

Tabel 1. Siklus Menu 7 Hari untuk Ibu Menyusui dan Dewasa

Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon, dadar (kering
telur, tempe,
ketimun) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Belado - Dadar telur
kuning bumbu ayam Telur sayuran
kemiri ceplok (bayam+
wortel)

- Tumis - Tumis - Tumis Sawi - Tumis - Tumis


kacang Labu siam Asin + Buncis tauge+kucai
panjang tahu

- Susu - Susu - Susu - Susu - Susu - Susu

Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Kukus Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Teh manis sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis strawbery

Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Telur - Pepes Ikan - Pesmol ikan - Sambal - Ayam - Pepes Teri - Rempeyek
ceplok Tenggiri Kembung goreng goreng Basah Udang
bb.bali telur puyuh Bb
Lengkuas
- Mie - Tahu - Bakwan - Tempe - Bakwan - Tahu - Perkedel
Goreng bandung Jagung bacem Sayuran bumbu tahu
goreng rujak
- Cap cay - Asem-asem - Sayur Asem - Bobor - Gulai daun - Bening - Urap sayuran
kuah Buncis Bayam Singkong d.katuk

- Melon - Pepaya - Semangka - Nenas - Melon - Semangka - Jeruk Medan

Jam Puding Bubur Sagu Kolak Pisang Talam Ebi Lemper Bubur biji Juice Pepaya
16.00 Coklat Mutiara + kolang Teh manis Teh manis salak
Saus vanilli kaling

Malam - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Semur ati - Ayam - Telur Asin - Empal - Ikan Cue - Rendang - Sambal
ampela panggang Daging goreng daging goreng
bumbu tepung hati +
rujak kentang
- Kering - Sup - Perkedel - Tahu isi - Bihun - Tempe - Tempe
Tempe makaroni Kentang sayuran Goreng Mendoan Goreng
+ wortel

86 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
- Tumis - Ca Oyong - Soto Ayam - Sayur - Acar - Gulai - Sup Sayuran
bayam + Tauge (ayam Lodeh kuning Nangka
kedele suwir, Matang
soun
tauge,kol)

- Pisang - Jeruk - Pisang Raja - Pepaya - Jeruk - Pisang - Nanas


ambon Medan Barangan Pontianak Barangan

Tabel 2. Siklus Menu 7 Hari untuk Anak Usia > 5 tahun

Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Pagi - Nasi - Nasi - Nasi goreng - Nasi - Nasi - Nasi Uduk - Nasi
komplit komplit
(abon,dadar kering
telur, tempe,
ketimun ) perkedel,
emping )
- daging bb - Telur dadar - Susu - Ungkep ati - Telur - Dadar telur
kuning Bumbu ayam ceplok sayuran
kemiri bumbu (bayam+
kuning wortel)

- Tumis - Tumis - Tumis Sawi - Tumis - Tumis


kacang Labu siam Asin + Buncis tauge+kucai
panjang tahu

- Susu - Susu - Susu - Susu - Susu - Susu

Jam Bubur Kue pisang Pastel Kue Cucur Bolu Risoles Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis sayuran Teh manis Kukus sayuran Saus
hijau Teh manis Teh manis Teh manis strawbery

Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Telur - Pepes Ikan - Ikan - Telur - Ayam - Pepes Teri - Rempeyek
ceplok Tenggiri kembung puyuh goreng basah Udang
bb.tomat Goreng Bumbu BB
tomat Lengkuas
- Mie - Tahu - Bakwan - Tempe - Bakwan - Tahu - Perkedel
Goreng bandung Jagung bacem Sayuran bumbu tahu
goreng tomat
- Cap cay - Asem-asem - Sayur Asem - Bobor - Gulai daun - Bening - Urap
kuah Buncis Bayam Singkong d.katuk sayuran

- Melon - Pepaya - Semangka - Nenas - Melon - Semangka - Jeruk Medan

Jam Puding Bubur Sagu Kolak Talam Ebi Lemper Bubur biji Juice Pepaya
16.00 Coklat Mutiara Pisang + Teh manis Teh manis salak
Saus vanilli kolang-
kaling

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 87


Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Malam - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Semur ati - Ayam - Telur Asin - Empal - Ikan Cue - daging - Sambal
ampela Panggang Daging goreng panggang goreng
bumbu tepung bumbu hati +
kuning opor kentang

- Kering - Sup - Perkedel - Tahu isi - Bihun - Tempe - Tempe


tempe makaroni Kentang sayuran Goreng Mendoan Goreng
+ wortel
- Tumis - Ca Oyong - Soto Ayam - Sayur - Acar - Tumis - Sup Sayuran
Bayam + tauge (ayam Lodeh kuning
kedele suwir, Matang Kangkung
soun,tauge,
kol)
- Pisang - Jeruk - Pisang Raja - Pepaya - Jeruk - Pisang - Nanas
ambon Medan Barangan Pontianak Barangan

Tabel 3. Siklus Menu 7 Hari untuk Anak Usia < 5 tahun

Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Pagi - Nasi - Nasi -Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi

- daging - Telur dadar - Semur bola- - Ungkep ati - Telur - Tim ikan - Dadar telur
cincang bola ayam ayam ceplok tenggiri sayuran
bb. bumbu (bayam+
Kuning kuning wortel)

- Tumis - Tumis - Sup oyong - Orak-arik - Tumis - Tumis - Tumis


kacang Labu +soun wortel Buncis bayam tauge+kucai
panjang siam

- Susu - Susu - Susu - Susu - Susu - Susu - Susu

Jam Bubur Kue pisang Puding buah Bolu Kukus Kue Biskuit Puding Lapis
10.00 kacang Teh manis Saus Teh manis Hunkwe Teh manis Saus
hijau strawberry Teh manis strawbery

Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Telur - Pepes Ikan - Ikan - Telur - Ca..ayam - Pepes Teri - Rempeyek
ceplok Tenggiri kembung puyuh Basah Udang
bb.tomat Goreng Bumbu
tomat
- Mie - Tumis Tahu - Bakwan - Tempe - Bakwan - Tahu - Perkedel
Goreng bandung Jagung bacem Sayuran bumbu tahu
tomat
- Cap cay - Tumis - Tumis - Bobor - Tumis - - Tumis Labu
kuah Bayam tauge Bayam kacang. siam
+wortel panjang

88 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
- Melon - Pepaya - Semangka - Nenas - Melon - Semangka - Pepaya

Jam Puding Bubur Sagu Kolak Talam Ebi Bubur sagu Puding Roti Unyil
16.00 Coklat Mutiara Pisang+ Teh manis ambon roti + Teh manis
Saus vanilli kolang Saus vanili
Kaling

Malam - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi


- Semur - Ayam - Telur Asin - Daging - Tim ikan - daging - Telur puyuh
Ati Panggang cincang bumbu cincang bumbu tomat
ampela bumbu bb.tomat jahe bumbu
kuning opor

- Tumis - Sup - Perkedel - Tumis tahu - Bihun - Tempe - Tempe


Tempe makaroni kentang Goreng Mendoan Goreng
+ wortel
- Tumis - Ca Oyong - Soto Ayam - Sayur - Acar - Tumis - Sup Sayuran
Bayam + (ayam Lodeh kuning
tauge suwir, matang Kangkung
kedele soun,
tauge,kol)
- Pisang - Jeruk - Pisang Raja - Pepaya - Jeruk - Pisang - Melon
ambon Medan Pontianak Barangan

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 89


Lampiran 27. Standar Minimal Kebutuhan Peralatan Dapur

A. Peralatan dapur:
1. Peralatan besar
a. Tungku / kompor h. Lemari pendingin
b. Ketel nasi i. Rak
c. Panci besar j. Bak cuci
d. Penggorengan k. Meja persiapan
e. Oven dan bakaran sate l. Kereta dorong
f. Kukusan m. Timbangan 2 kg
g. Meja kerja n. Lemari penyimpan makanan

2 Peralatan kecil:
a. Pisau dapur j. Piring buah datar
b. Sendok sayur k. Piring kue
c. Parutan l. Cangkir bertutup
d. Sodet m. Tutup dan tatakan gelas
e. Pembuka botol / kaleng n. Dandang/alat kukus
f. Sendok dan garpu o. Panci
g. Piring makan p. Saringan kelapa
h. Gelas minum q. Penggorengan
i. Mangkuk sayur r. Wajan datar

B. Peralatan kebersihan dan pencucian alat:


a. Bak cuci
b. Kran air
c. Pompa air
d. Tempat sampah bertutup
e. Sapu dan sikat

90 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Contoh Menu Seimbang
Umur 6-9 Tahun

Nilai Gizi :
Energi = 1870, 5 kkal
Protein = 67 gram (14 %)
Lemak = 61,8 gram (28 %)
Karbohidrat = 276, 1 gram (58 %)

PEMBAGIAN MAKAN SEHARI :


Waktu Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT)
PAGI Nasi 100 ¾ gelas
Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 25 1 potong kecil
Sayur 100 1 mangkok
Minyak 5 ½ sdm
Gula Pasir 10 1 sdm

10.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

SIANG Nasi 100 ¾ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

16.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

MALAM Nasi 100 ¾ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 25 1 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 5 ½ sdm
Buah 150 1 ½ potong

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 91


Contoh Menu Seimbang
1900 kkal :

PAGI :
- Nasi Putih
- Ayam Bb. Smoor
- Tahu panggang isi wortel +daging gil.
- Tumis Buncis
- juice papaya + jeruk

10.00 :
- Pisang raja
- Talas kukus + kelapa ½ muda

SIANG :
- Nasi Putih
- Ayam Goreng tepung
- Perkedel panggang
- Gado-gado
- Nenas

16.00 :
- Semangka
- Pisang rebus

MALAM :
- Nasi Putih
- Sambal Goreng Telur Puyuh + Tahu
- Lalapan : Wortel dan Labu Siam kcl
- Jeruk

92 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Contoh Menu Seimbang
Umur 10 - 12 Tahun

Nilai Gizi :
Energi = 2000 kkal
Protein = 69,4 gram (14 %)
Lemak = 61,9 gram (26 %)
Karbohidrat = 304,7 gram (60 %)

PEMBAGIAN MAKAN SEHARI :


Waktu Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT)
PAGI Nasi 100 ¾ gelas
Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 25 1 potong kecil
Sayur 100 1 mangkok
Minyak 5 ½ sdm
Gula Pasir 10 1 sdm

10.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

SIANG Nasi 150 1 gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

16.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

MALAM Nasi 150 1 gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 25 1 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 5 ½ sdm
Buah 150 1 ½ potong

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 93


Contoh Menu Seimbang
2000 kkal

PAGI :
- Lontong
- Ayam panggang Bb. kecap
- Sambal Goreng Labu Siam + Tahu
- Teh Manis

10.00 :
- Jeruk
- Kue pisang

SIANG :
- Nasi Putih
- Pepes teri
- Tahu schootel
- Gulai Kacang panjang
- Jus sirsak

16.00 :
- Slada Buah

MALAM :
- Nasi Putih
- Empal gepuk
- Pangsit goreng isi tahu
- Tumis sawi Hijau + tahu
- pisang emas

94 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Contoh Menu Seimbang
Umur 13 - 15 tahun

Nilai Gizi :
Energi = 2381,1 kkal
Protein = 82,5 gram (14 %)
Lemak = 76,1 gram (27 %)
Karbohidrat = 356,1 gram (59 %)

PEMBAGIAN MAKAN SEHARI :


Waktu Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT)
PAGI Nasi 150 1 gelas
Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 100 1 mangkok
Minyak 10 1 sdm
Gula Pasir 10 1 sdm

10.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

SIANG Nasi 200 1 ½ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

16.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

MALAM Nasi 200 1 ½ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 95


CONTOH MENU 2400 kkal :

PAGI :
- Nasi Uduk
- Ayam Goreng Bumbu Lengkuas
- Tempe Bacem
- Lalapan Timun + wortel
- Teh Manis

10.00 :
- Semangka
- Pisang goreng

SIANG :
- Nasi Putih
- Ikan Bakar Bumbu Rujak
- Pepes tahu
- Tumis Taoge + Tahu

16.00 :
- Jeruk
- Getuk Ubi

MALAM :
- Nasi Putih
- Ikan balita goreng
- Keripik Tempe
- Sayur Lodeh
- Pisang raja sereh

96 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Contoh Menu Seimbang
Umur 16 - 19 tahun

Nilai Gizi :
Energi = 2511,2 kkal
Protein = 84,9 gram (13 %)
Lemak = 76,3 gram (26 %)
Karbohidrat = 384,7 gram (61 %)

PEMBAGIAN MAKAN SEHARI :
Waktu Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga (URT)
PAGI Nasi 200 1 ½ gelas
Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 100 1 mangkok
Minyak 10 1 sdm
Gula Pasir 10 1 sdm

10.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

SIANG Nasi 250 1 ¾ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

16.00 Buah 150 1 ½ potong


Snack 1 porsi 1 porsi

MALAM Nasi 200 1 ½ gelas


Lauk Hewani 50 1 potong sedang
Lauk Nabati 50 2 potong kecil
Sayur 150 1 ½ mangkok
Minyak 10 1 sdm
Buah 150 1 ½ potong

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 97


CONTOH MENU 2500 kkal :

PAGI :
- Nasi Goreng
- Telur Dadar Isi Suwiran Ayam
- Lalapan Timun + Tomat
- Teh Manis

10.00 :
- Jeruk
- Puding roti

SIANG :
- Nasi Putih
- Udang Goreng Tepung
- Tahu Bacem
- Sayur Oyong + Soun
- Sambal
- Nenas

16.00 :
- Jus Sirsak
- Kue lapis

MALAM :
- Nasi Putih
- Rendang Ayam + Kacang Merah
- Lalapan Daun Singkong
- Jeruk

98 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


DAFTAR PUSTAKA

1. Ditjen Binakesmas Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Gizi di


Puskesmas Perawatan. Jakarta: Depkes RI, 2001.
2. Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Pemantauan Tinggi Badan Anak
baru Masuk sekolah (TBABS). Jakarta: Depkes RI, 2004.
3. Ditjen Binakesmas, Departemen Kesehatan RI, Standar Pemantauan Pertumbuhan
balita. Jakarta: Depkes RI, 2005.
4. Ditjen Binakesmas, Departemen Kesehatan RI, Anemia Gizi dan Tablet Tambah
Darah (TTD) Untuk Wanita Usia Subur. Jakarta: Depkes RI, 2006.
5. Ditjen Binakesmas, Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pemantauan Wilayah
Setempat Gizi (PWS Gizi). Jakarta: Depkes RI, 2008.
6. Ditjen Binakesmas, Departemen Kesehatan RI, Pedoman Sistem Kewaspadaan
Dini Gizi Buruk. Jakarta: Depkes RI, 2008.
7. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan RI, Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, Jakarta: 2010.
8. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan
Tambahan Ibu Hamil Bebasis Pangan Lokal, Jakarta: 2010.
9. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
Kementerian Kesehatan RI, Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK (Bantuan
Operasional Kesehatan), Jakarta: 2010.
10. Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan RI, Pedoman Pemantaun Wilayah Setempa (PWS) Konsumsi Garam
Beryodium Untuk Semua (KGBS) di Rumah Tangga, Jakarta: 2011
11. Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Jakarta: 2011.
12. WHO, Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan RI, Asuhan Gizi Puskesmas, Jakarta: 2011.
13. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan RI, Panduan Tenaga
Pelaksanan Gizi Puskesmas Dalam Pembinaan Kader Posyandu, Jakarta: 2012.

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 99


1. Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS), DitBina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Ditjen BUK, Kementerian Kesehatan RI, 2013.
2. Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kementerian
Kesehatan RI, Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Jakarta: 2013.
3. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).
Jakarta: 2013.
4. Kementerian Kesehatan RI, Buku II, Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi
Buruk. Jakarta: 2013.
5. Kementerian Kesehatan RI, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013,
Jakarta: 2013.
6. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar, Jakarta:
2014.
7. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Gizi Bagi Jemaah Haji, Jakarta:
2014.
8. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta: 2014.

100 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


SUSUNAN TIM

PENGARAH
Ir. Doddy Izwardy, MA

PENANGGUNGJAWAB
dr. Marina Damajanti, MKM

TIM PENYUSUN
Iip Syaiful, SKM., M.Kes
Ir. Andry Harmany, M.Kes
dr. Yetty MP Silitonga
Entos Zainal, SP., MPHM
Mochamad Rachmat, M.Kes
Tosan PambudiWitjaksono, AMKL, SE, MM
Ramadona, ST
dr. Nita Mardiah, MKM
dr. Fida Dewi Ambarsari
dr. Rainy Fathiah
Lili Lusiana, SKM
Kiki Riezki Yudistiani, AMD
Titi Laras Ati, AMD
Maryanto, SKM
Antarobesty Sinaga, AMD
drg. Agusti Medika Putri
Arti Widiodari Yudaningrum, SE., MKM
Eko Prihastono, SKM, MA
Sri Amelia, SKM
Della Rosa, SKM., MKM
dr. Julina, MM
Retnaningsih, S.SIT
Dewi Astuti, S.Gz
Sri Nurhayati, SKM
Witrianti, SKM
Hady Mulyono, S.Kom
Rusriyanto

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas 101


102 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai