0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian sistem navigasi inersial untuk roket eksperimental RKX-200 yang mampu mencapai kecepatan 972 km/jam menggunakan sensor MEMS. Penelitian ini meliputi kalibrasi sensor, uji stasioner, dan uji dinamika rendah 3 dimensi untuk menguji kinerja algoritma yang dikoreksi menggunakan Kalman filter, yang menghasilkan penurunan varians dan kesalahan posisi dibandingkan tanpa kore
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian sistem navigasi inersial untuk roket eksperimental RKX-200 yang mampu mencapai kecepatan 972 km/jam menggunakan sensor MEMS. Penelitian ini meliputi kalibrasi sensor, uji stasioner, dan uji dinamika rendah 3 dimensi untuk menguji kinerja algoritma yang dikoreksi menggunakan Kalman filter, yang menghasilkan penurunan varians dan kesalahan posisi dibandingkan tanpa kore
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian sistem navigasi inersial untuk roket eksperimental RKX-200 yang mampu mencapai kecepatan 972 km/jam menggunakan sensor MEMS. Penelitian ini meliputi kalibrasi sensor, uji stasioner, dan uji dinamika rendah 3 dimensi untuk menguji kinerja algoritma yang dikoreksi menggunakan Kalman filter, yang menghasilkan penurunan varians dan kesalahan posisi dibandingkan tanpa kore
Oki Matra Prakasa (13312053) Hilmy Hanif (13312079) | Pembimbing: Prof. Harijono A. Tjokronegoro dan Edi Sofyan, Ph.
D Program Studi Teknik Fisika | Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung | 2016
Roket RKX-200 yang digunakan dalam penelitian ini mampu
mencapai kecepatan 972 km/jam dengan kapasitas bahan Uji stasioner dilakukan dengan menjaga prototipe hasil rancangan sistem navigasi pada keadaan bakar roket maksimal 120 detik. Hal ini akan menjadi dasar diam. Pengujian ini dilakukan di Labtek VI ITB selama 30 menit. untuk menentukan kecepatan komputasi dan juga dijadikan sebagai penentu penggunaan perangkat keras sistem navigasi Tanpa Tapis Kalman Dengan Tapis Kalman yang digunakan dalam penelitian. Inertial Measurement Unit Parameter Navigasi Maksimum (IMU), atau sensor INS, yang digunakan pada penelitian ini Varians Maksimum Kesalahan Varians Kesalahan berupa Microelectromechanical Systems (MEMS) dengan mutu Latitude (m) 208748,5 3,20E+04 0,11057461 2,94E-08 industri yang terdapat di dalam VectorNav-200T. Longitude (m) 309740,825 7,11E+04 0,11130262 4,49E-08 Altitude (m) 910378,862 6,75E+10 1,25044 4,43E-02 Kecepatan North (m/s) 279,046276 5,24E+03 0,000766 1,82E-10 Tahapan-tahapan yang dikerjakan oleh perangkat lunak INS tersebut adalah sebagai berikut. Kecepatan East (m/s) 477,48568 1,91E+04 0,001074 7,96E-11 1. Membaca data yang diberikan sensor. Kecepatan Down (m/s) 1353,05071 1,60E+05 0,016499 5,75E-08 2. Mengompensasi data dengan konstanta-konstanta yang telah diperoleh dari hasil kalibrasi. 3. Menerapkan persamaan umum navigasi untuk menghilangkan pengaruh gaya gravitasi. 4. Mentransformasikan data navigasi dari koordinat badan ke dalam koordinat navigasi. Test uji dinamika rendah tiga dimensi dilakukan 5. Melakukan perhitungan dengan mengintegralkan informasi akselerasi wahana terhadap waktu satu untuk menguji kinerja algoritma prototipe INS kali untuk mendapatkan informasi kecepatan wahana & dua kali untuk mendapatkan informasi posisi yang dibuat dengan koreksi tapis Kalman secara 6. Menerapkan tapis Kalman diskrit untuk mengoreksi informasi yang telah didapatkan secara feedback feedback-feedforward. Trajektori ini dimulai dari untuk kecepatan dan feedforward untuk posisi. Persimpangan Jl. Taman Sari dengan Jl. Ganesha INS akan menghasilkan kecepatan, posisi, dan orientasi. Guna – Jl. Taman Sari – Jl. Siliwangi – Jl. Ciumbeuleuit mendapatkan output INS yang lebih baik, yang sesuai dengan – Jl. Cihampelas – Jl. Layang Pasupati dan Jl. kebutuhan, maka perlu dilakukan koreksi secara periodik. Dalam Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui parameter faktor skala dan bias null-shift Taman Sari. penelitian ini koreksi periodik dilakukan terhadap kecepatan dan yang akan menjadi konstanta kompensasi sehingga kesalahan pembacaan INS posisi dengan referensi GPS (Global Positioning System) dan Hasil uji dinamika terlihat pada gambar di samping untuk akibat pengaruh eror dari faktor skala dan bias null-shift dapat diminimalisasi perbandingan posisi latitude dan longitude oleh rancangan altimeter. Dalam penelitian ini digunakan GPS komersial tipe sekecil mungkin. Garmin 18x-5Hz, yang memiliki update rate 5 kali dalam satu navigasi (biru) dan referensi (hijau) disertai dengan penampakan Untuk menghindari kesalahan yang diakibatkan oleh tidak sejajarnya sumbu-sumbu x, y, z ketika tiga dimensi. Terlihat bahwa posisi prototipe INS mengikuti posisi detik (5Hz). melakukan Up-Down Test dan Rotation Test maka dibuat dudukan untuk VectorNav dari referensi. Kalibrasi dilakukan di Laboratorium Optik 1 Teknik Fisika ITB Hasil uji dinamika rendah tiga dimensi dirangkum dalam tabel di bawah:
Tanpa referensi Dengan referensi
Rata-Rata Akar Rata-Rata Akar Kesalahan Kuadrat Kesalahan Maksimal Kuadrat Kesalahan Maksimal Kesalahan Prinsip ini memanfaatkan gravitasi lokal di tiap Latitude (m) 18103,63 46279,2 0,45 2,1 Kalibrasi giroskop dilakukan dengan melakukan test sumbu akselerometer sebagai acuan sensor Longitude (m) 14762,44 31730,6 0,37 1,78 rotasi IMU pada meja datar dengan sudut putar 90o akselerometer. adown dan aup adalah keluaran Altitude (m) 3187,186 10052,5 0,51 2,1 berturut-turut ke arah kiri (LEFT) dan ke arah kanaan akselerometer pada saat percepatan sensor Kecepatan – North (m/s) 120,2603 200,5791 0,0337478 0,01381 (RIGHT) 𝑡𝑛 Perbaikan kinerja INS dilakukan dengan teknik koreksi feedback searah gravitasi bumi dan berlawanan arah Kecepatan- East (m/s) 66,7246 112,1231 0,041909 0,009526 dan feedforward, dalam hal ini guna memperbaiki kesalahan dengan gravitasi bumi. 𝑎𝑑𝑜𝑤𝑛 + 𝑎𝑢𝑝 න 𝜔− 𝜔 ෝ 𝑑𝑡 = 𝜔𝜃 ന 𝐵𝑖𝑎𝑠 = 𝑡1 Kecepatan – Down (m/s) 47,605 130,8978 0,0171727 0,504724 bias pada sensor akselerometer sebelum proses lebih lanjut di 2 𝜔 =kecepatan sudut hasil pengukuran, 𝜔 ෝ =bias dalam sistem INS. Sebelum itu, proses kalibrasi dan kompensasi 𝑎𝑑𝑜𝑤𝑛 − 𝑎𝑢𝑝 + 2𝑔𝑙 pengukuran, 𝜔=faktor ന skala pengukuran dan 𝜃=sudut 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = dilakukan guna mengoreksi parameter bias serta faktor skala 2𝑔𝑙 putar sumbu (gain) sensor akselerometer maupun giroskop. Identifikasi kelas nois juga dilakukan pada tahap awal, yaitu sebelum sensor Dari hasil uji stasioner didapatkan bahwa sistem INS yang dibangun memiliki kesalahan digunakan di dalam sistem INS. Dengan menggunakan kombinasi posisi maksimum sebesar 0,11 meter untuk posisi-north dan posisi-east, serta 1,25 meter feedback-feedforward, diharapkan didapat kualitas INS yang untuk ketinggian. Sementara dari uji dinamik selama 9 menit terdapat kesalahan posisi lebih baik pada keluaran yang meliputi posisi dan kecepatan. kurang dari 2,12 meter.
Ket: Keluaran sebelum dikompensasi biru , setelah dikompensasi (merah)