Nur Rohimah Fuad-Fkik PDF
Nur Rohimah Fuad-Fkik PDF
OLEH :
Nur Rohimah Fuad
NIM : 1111103000021
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan karunia-
Nya serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul “IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS
PADA TAHU PASAR TRADISIONAL DI DAERAH CIPUTAT”, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Zeti Harriyati, M.Biomed dan dr. Alyya Siddiqa, SpFK, selaku dosen
pembimbing penelitian yang selalu membimbing dan mengarahkan selama
proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
4. Ibu Endah Wulandari, M.Biomed dan Ibu Yulianti, S.Si, M.Biomed, serta
Ibu Suryani dan Ibu Ai yang sangat membantu dalam kelancaran
penelitian ini.
5. Teruntuk orangtua tercinta Umi Hj. Kholifatur Rosyidah dan Abi Drs. H.
Khoirul Fuad yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan
terhadap peneliti selama menuntut ilmu dan melakukan penelitian ini.
v
6. Teman-teman seperjuangan Riset Ice Cream Muflikha Mayazi,
Nurhabibah Edriana, Hanindyo Riezki, Rahman Aji, Faisal Rahman dan
Pendukung lainnya Niken Nurul Paramesti, Nur Zaki Hanifah, Lara Sofhy
Wahyuni, Vania Utami Putri serta teman seangkatan PSPD 2011, semoga
kita selalu dalam lindungan-Nya dan sukses menjadi Dokter Muslim
Sejati.
Penulis
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSEJUTUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian..............................................................................................3
1.4.1 Bagi Peneliti ..............................................................................................3
1.4.2 Bagi Institusi .............................................................................................4
1.4.3 Bagi Masyarakat........................................................................................4
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ...........................................................................................................17
4.2 Pembahasan ................................................................................................18
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Makanan dari olahan kedelai yang sering dikonsumsi di Indonesia adalah
tahu. Proses pembuatan tahu dilakukan dengan cara menggumpalkan
menggunakan bahan-bahan tertentu. Bahan yang biasa digunakan untuk
menggumpalkan tahu adalah garam CaSO4 atau yang biasa disebut batu tahu.
Beberapa penyimpangan yang dilakukan produsen dalam pembuatan tahu adalah
penambahan boraks. Menurut Preventive and Care (PNC) Medical Center
melaporkan bahwa boraks digunakan sebagai campuran pada tahu untuk
mendapatkan bentuk yang bagus, kenyal, tekstur padat atau tidak mudah hancur. 1
Boraks merupakan suatu bahan kimia berbentuk kristal berwarna putih dengan
rumus kimia Na2B4O7.10H2O. Boraks digunakan pada industri kaca, porselin, alat
pembersih, bahan pestisida, dan bahan pengawet lainnya. Selain itu di bidang
kedokteran boraks juga digunakan untuk antiseptik, bahan pembuatan salep, dan
obat pencuci mata. Pada beberapa laporan penelitian melaporkan boraks telah
digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan seperti bakso, mie, lontong,
kerupuk, dan tahu. Penambahan boraks bertujuan untuk memberikan tekstur
padat, meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan rasa gurih serta
bersifat tahan lama terutama pada makanan yang mengandung pati. Dan makanan
tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun di
swalayan-swalayan.2,3,4
1
2
di Medan dihasilkan bahwa 80% dari sampel yang di periksa mengandung boraks
dengan kadar berkisar antara 0,09-0,29%. 5,6,7
Selain efek toksisitasnya, boraks juga memiliki efek yang lebih berbahaya bila
dikonsumsi dalam jangka panjang seperti depresi sirkular, takikardi, sianosis,
kejang hingga koma. Beberapa penelitian pada hewan melaporkan boraks dengan
konsentrasi 6.700 ppm dapat menurunkan kuantitas sperma dan atrofi testis
sehingga mengakibatkan terjadinya infertilitas pada pria. Selain itu, juga dapat
menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, kelainan kutaneus dan retardasi
pertumbuhan serta toksisitas pada embrio atau fetus. 10
Deteksi boraks telah banyak dilakukan baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif seperti: uji nyala api, uji kertas kurkuma, titrasi volumetrik maupun
spektofotometri. Telah dipublikasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi
(2013) bahwa identifikasi kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan
dengan menggunakan kertas kunyit yang kemungkinan dapat dilakukan sendiri
oleh masyarakat dirumah.11
Sejauh ini di daerah Ciputat belum ada penelitian atas makanan khususnya
tahu yang mengandung boraks yang di publikasikan, karena hal tersebut sehingga
perlu di lakukan penelitian terhadap tahu yang dijual di pasar tradisional dan
swalayan yang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tahu yang dijual di pasar tradisional wilayah Ciputat yang
mengandung boraks.
TINJAUAN PUSTAKA
Tahu memiliki nilai gizi yang cukup tinggi karena kedelai merupakan
salah satu sumber protein nabati yang berasal dari jenis kacang-kacangan dan
biji-bijian dengan kualitas protein yang hampir mendekati protein hewani. Hal
tersebut dikarenakan kedelai banyak mengandung asam amino essensial yang
sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan sel seperti
arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan.
Kandungan protein pada kedelai sekitar 35% bahkan mencapai 40-43% pada
varitas yang unggul.14
5
6
Kalori 63 Kal
Serat 0,1 mg
Besi 2,2 mg
Vitamin B1 0,04 mg
Abu 0,9 mg
2.1.2 Boraks
2.1.2.1 Sifat dan Karakteristik
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat atau garam
boraks (Na2B4O7.10H2O) dan asam borat (H3BO3). Nama lainnya adalah bleng,
pijer, atau gendar. Jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan
asam borat, dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat.2
Deskripsi asam borat yaitu : serbuk padat berwarna putih, tidak berbau,
rasa pahit, berat molekul 61,83, rumus molekul H3BO3, tekanan uap 2,6 pada 20o
C, titik didih 300o C, titik leleh 171o C, pH 5,1 (0,1 M), gravitasi spesifik 1,435
pada 15o C, kelarutan dalam air 63,4 g/L pada 30o C.4
8
Di masyarakat, Boraks atau bleng atau pijer biasanya digunakan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan makanan berikut ini: 15
- Karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuat
gendar (adonan calon kerupuk)
- Mie
- Lontong dan ketupat, sebagai pengeras
- Bakso, sebagai pengawet dan pengeras
- Kecap, sebagai pengawet
- Cenil, sebagai pengeras
- Daun singkong pada Masakan Padang, agar lebih cepak masak serta daun
tidak cepat menghitam dan tetap segar
2.1.2.3 Farmakokinetik
Boraks diabsopsi secara cepat oleh saluran cerna, kulit yang mengelupas,
dan kulit yang rusak karena luka bakar. Absopsi boraks melalui saluran cerna
9
yaitu lebih dari 90% dari dosis yang diberikan. Boraks tidak dapat diabsopsi
melalui kulit yang intak. Absopsi perkutaneus pada kulit yang intak sangat
lambat, yaitu sekitar 0,2% dari seluruh dosis yang diberikan dalam 24 jam. 16
(kronik) pada hewan dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat,
kelainan kutaneus, dan memperlambat pertumbuhan.8
2.1.3 Titrimetri
Titrasi merupakan salah satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan cara mereaksikan volume larutan tersebut terhadap volume larutan
lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya disebut larutan baku.18
Analisis titrimetri atau analisis volumetri merupakan metode yang tahan,
murah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Tetapi
keterbatasan dalam metode ini adalah kurang spesifik.19
berdasarkan pada perpindahan proton dari zat yang bersifat asam atau
basa, baik dalam lingkungan air ataupun dalam lingkungan bebas air.
1. Titrasi langsung
Adalah melakukan titrasi secara langsung terhadap zat yang akan
ditetapkan. Cara ini bersifat mudah, cepat, dan sederhana.
2. Titrasi kembali
Dilakukan dengan cara penambahan titran dalam jumlah berlebihan,
kemudian kelebihan titran dititrasi dengan titran lain. Cara ini memiliki
kelemahan seperti sumber kesalahan semakin besar karena menggunakan 2
titran dan juga memakan waktu yang lebih lama.
12
Boraks
Penyimpangan
Industri penggunaan
boraks
Makanan
Kualitatif Kuantitatif
Keterangan:
Makanan
Analisis
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Buret, statif, erlenmeyer 100
ml, labu ukur 25 ml, gelas kimia 100 ml, mikropipet, cawan porselen, timbangan
analitik, kaca arloji, dan pipet kaca tetes.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tahu, kunyit, asam borat,
pijer, aquades, NaOH 0,1 M, HCl pekat 37%, manitol, indikator fenolftalen,
kertas saring.
14
15
4.1 Hasil
Berikut hasil identifikasi boraks pada tahu di daerah Ciputat secara kualitatif
dengan menggunakan uji kertas kunyit dan secara kuantitatif menggunakan titrasi
asam-basa.
Tabel 4.1. Hasil identifikasi kadar boraks pada tahu di daerah Ciputat
Keterangan :
(+) : Pengujian pada boraks terjadi perubahan warna menjadi merah kecokelatan
Catatan : tanda (+) = positif mengandung boraks; tanda (-) = tidak terdeteksi
mengandung boraks.
17
18
4.2 Pembahasan
kadar atau konsentrasi boraks yang sedikit, faktor lain yang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan warna adalah temperatur dan
keseimbangan pH.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Triastuti (2013) menyatakan bahwa tahu Kota Manado yang dianalisis dengan
beberapa metode, terutama uji warna kertas tumerik tidak terdeteksi adanya
boraks. Setelah dilakukan konfirmasi uji menggunakan spektrofotometri UV-
Vis juga terbukti tidak terdeteksi adanya kandungan boraks.17
Hal tersebut diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Riset
dan Teknologi di Universitas Negeri Yogyakarta (2013) melaporkan bahwa
paper test kit atau uji warna kertas tumerik dapat mendeteksi kandungan
boraks pada makanan jika kadar minimalnya adalah 200 ppm.11
Penelitian lain dalam mendeteksi boraks yang dilakukan pada kurma oleh
Azas QS (2013), uji warna kertas kunyit menggunakan HCl yang ditambahkan
pada larutan sampel dapat mengidentifkasi adanya boraks pada konsentrasi
lebih dari 20 μg/mL. Hal ini dikarenakan sifat HCl yang dapat melepaskan
boraks dari ikatannya dan membentuk kompleks kelat rososianin yang
berwarna merah.6
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, tahu yang beredar di daerah Ciputat
memiliki kadar boraks yang relatif rendah, yaitu berkisar antara 103,05 ±
10,44 – 123,66 ± 10,44 ppm. Dari beberapa literatur didapatkan bahwa
konsumsi boraks dalam jangka panjang dapat mengakibatkan akumulasi di
jaringan organ dalam seperti otak, hati, ginjal dan sistem reproduksi pria.
Dari penelitian Ang Swi See (2010) melaporkan bahwa asam borat dapat
menyebabkan degenerasi epitelium spermatogonia dengan menghambat
pembentukan DNA pada sel sperma. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan
infertilitas pada pria. Asam borat dapat menurunkan konsentrasi metabolik
seperti glukosa, glikogen, dan laktat yang terkait dengan pembentukan
kompleks boron dan hidroksi. Selain itu, asam borat dapat merusak beberapa
bagian dari mitokondria. Metabolisme mitokondria terganggu menyebabkan
produksi ATP berkurang. Sehingga berdampak buruk pada fungsi dan
20
kelangsungan hidup sel itu sendiri, terutama pada jaringan yang bergantung
pada energi yang tinggi seperti otot skelet.
Menurut Ang Swi See (2010) Asam borat dapat menyebabkan keracunan
jika kadarnya mencapai 2 g/Kg pada jaringan hati dan otak, dan bersifat letal
jika melebihi 5 g/kg pada dewasa dan 3 g/kg pada neonatus. Walau demikian,
pemerintah tetep melarang penggunaan boraks sebagai zat tambahan makanan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.033 tahun 2012 tentang bahan
tambahan makanan.
BAB V
5.1 Simpulan
Tahu yang dijual di Pasar Tradisional dan swalayan daerah Ciputat terdeteksi
mengandung boraks dengan kadar yang relatif rendah, yaitu berkisar antara
103,05 ± 10,44 – 123,66 ± 10,44 ppm dengan pengujian kuantitatif, sehingga
secara kualitatif tidak dapat terdeteksi menggunakan uji warna kertas tumerik.
5.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23
12. Wasito, Hendri: Obat Tradisional Kekayaan Indonesia edisi 1, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2011, p72-73
13. Halim, Azhar Abdul, et al. 2012. Boron Removal from Aqueous Solution
Using Curcumin-Aided Electrocoagulation. Midlle-East Journal of
Scientific Research 11(5): 583-588
14. Isyuniarto, dkk. 2006. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan
Teknik Lucutan Plasma. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-
BATAN. ISSN 0216-3128
15. Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung. Mutu dan Keamanan
Pangan: Bahaya Boraks. http://bkpd.lampungprov.go.id
16. USDA Forest Service. 2006. Human Health and Ecological Risk
Assessment for Borax. http://www.fs.fed.us
17. Triastuti, Endang. Analisis Boraks pada Tahu yang Diproduksi di Kota
Manado. Pharmachon, Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.2 No. 01 Februari 2013
18. Muchtaridi dan Sandri Justiana. Kimia. Yudhistira. 2006, p199
19. Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka Pelajar. 2012, p120-122
20. Anonim, Khasiat kunyit sebagai obat tradisional. Warta penelitian dan
pengembangan tanaman industri vol. 19 No. 2, Agustus 2013
http://perkebunan.litbang.deptan.go.id
21. Padmaningrum, Regina T dan Siti Marwati. Jurnal Penelitian Saintek, Vol.
18, Nomer 1, April 2013.
24
Lampiran 1
25
Lampiran 2
Catatan : tanda (+) = positif mengandung boraks; tanda (-) = tidak terdeteksi
mengandung boraks.
Keterangan :
CP 1 : tahu ciputat kesatu
CP 2 : tahu ciputat kedua
CP 3 : tahu ciputat ketiga
CM 1 : tahu cimanggis kesatu
CM 2 : tahu cimanggis kedua
26
Lampiran 3
Lampiran 4
140
120
Kadar Boraks (ppm)
100
80
60
40
20
0
CP 1 CP 2 CP 3 CM 1 CM 2 CM 3 SW 1 SW 2 SW 3
Jenis Tahu
ppm 123,66 123,66 123,66 61,83 123,66 123,66 61,83 123,66 123,66
29
Lampiran 5
7,9
7,2
7,7
7,4
7,6
7,3
X = 14,8 ∑= 218,15
SD = √∑ ( x-x )2
n-1
= √218,15
= √109,075
= 10,44
30
Lampiran 6
Gambar Penelitian
Preparasi Sampel
Lampiran 7
Gambar Penelitian
Air Kunyit
(Lanjutan)
33
Lampiran 8
Gambar Penelitian
Lampiran 9
Gambar Penelitian
Hasil Titrasi
35
Lampiran 10
Riwayat Peneliti
Identitas:
Nama : Nur Rohimah Fuad
Agama : Islam
E-mail : nurohf@gmail.com
Riwayat Pendidikan :