Anda di halaman 1dari 4

SALISILAT

Asam asetil salisilat =asetosal=aspirin adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang
sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini
merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis (Lelo, 2004).

Sediaan:

Dalam bentuk tablet 100mg untuk anak dan tablet 500mg utk dewasa. Metil salisilat
=minyak wintergreen hanya digunakan sebagai obat luar dalam bentuk salep atau linimen dan
dimaksudkan sebagai counter irritant bagi kulit,sedangkan bentuk bubuk digunakan sebagai
keratolitik dengan dosis tergantung dari penyakit yang akan diobati (Lelo, 2004).

Indikasi:

 Antipiresis: dosis salisilat utk dewasa 325 – 650mg,diberikan secara oral tiap 3 – 4jam.Utk
anak 15-20mg/kgBB,diberikan tiap 4-6jam dengan dosis total tidak melebihi 3,6gr/hr.
 Analgesik: bermanfaat utk mengobati nyeri yang tidak spesifik misalnya sakit kepala,nyeri
sendi, nyeri haid, neuralgia dan mialgia. Dosis sama spt pd penggunaan antipiresis.
 Demam reumatik akut: dosis untuk dewasa 5-8g/hr,diberikan 1gr/kali. Dosis untuk anak 100-
125mg/kgB/hr, diberikan tiap 4-6jam selama 1mgg,setelah itu tiap mgg dosis diturunkan
sampai 60mg/kgBB/hr.
 Artritis rheumatoid : dosisnya 4-6g/hr tetapi dg dosis 3g sehari kadang2 cukup memuaskan.
 Penggunaan lain aspirin untuk mencegah trombus vena&koroner,berdasarkan penghambatan
agregasi trombosit dg dosis kecil 325mg/hr yg diminum tiap hari dpt mengurangi insiden
infark miokard akut&kematian pd penderita angina tdk stabil (Lelo, 2004).

DIFLUNISAL

Merupakan derivat difluorofenil dr asam salisilat, bersifat analgesik dan anti inflamasi
tetapi hampir tidak bersifat antipiretik. Indikasinya hanya sebagai analgesik ringan sampai sedang
dg dosis awal 500mg disusul 250-500mg tiap 8-12jam. Utk osteoartritis dosis awal 2×250-
500mg/hr dg dosis penunjang tdk melampaui 1,5g/hr (Lelo, 2004).
PARA AMINO FENOL (Derivatnya=Fenasetin &Asetaminofen/Parasetamol)

Indikasi:

 Penggunaan parasetamol sebagai analgesik antipiretik telah menggantikan penggunaan


salisilat. Sebagai analgesik sebaiknya tidak digunakan untuk jangka panjang sbb
menimbulkan nefropati, jika dosis terapi tidak memberi manfaat biasanya dosis lebih besar
tidak menolong. Penggunaannya untuk meredakan demam tidak seluas penggunaannya sbg
analgesik (Lelo, 2004).

Sediaan:

Tersedia dlm bentuk tunggal tablet 500mg atau sirup yang mengandung120mg/5ml& tersedia pula
dalam bentuk kombinasi tetap dlm btk tablet atau cairan. Dosis parasetamol dewasa 300mg-1g/kali
dengan dosis maksimum 4g/hr. Untuk anak 6-12th:150-300mg/kali dg maksimum 1,2g/hr. Untuk
anak 1-6th:60-120mg/kali & bayi dibawah 1th:60mg/kali, pada keduanya diberikan maksimum
6x/hr (Lelo, 2004).

ASAM MEFENAMAT & MEKLOFENAMAT

Digunakan sbg analgesik&sbg anti-inflamasi kurang efektif dibandingkan aspirin, digunakan sbg
anti-inflamasi pd terapi artritis reumatoid &osteoartritis.Dosis asam mefenamat 2-3×250-
500mg/hr, sedangkan dosis meklofenamat untuk terapi penyakit sendi 200-400mg/hr. Krn efek
toksiknya tidak dianjurkan diberikan kpd anak dibwh 14th& wanita hamil& pemberian tidak
melebihi 7hr (Lelo, 2004).

DIKLOFENAK

Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat & lengkap,diakumulasikan di cairan
sinovia shg berguna utk terapi osteoartritis&artritis reumatoid. Efek samping yang lazim
mual,gastritis, eritema & sakit kepala sama spt semua obat AINS& hrs hati-hati pd penderita tukak
lambung. Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan, dg dosis 2-3×100-150mg/hr (Lelo,
2004).
FENEBUFEN

Berbeda dg obat AINS lainnya, fenebufen merupakan suatu pro-drug, bersifat inaktif & metabolit
aktifnya adalah asam 4-bifenil-asetat. Diindikasikan untuk penyakit rematik sendi dengan waktu
paruh 10 jam, maka dosisnya cukup diberikan 1x600mg seblm tidur atau 2x300mg/hr (Lelo, 2004).

IBUPROFEN

Bersifat analgesik kuat sama dengan aspirin &dg daya anti-inflamasi yang tidak terlalu
kuat,berinteraksi kurang baik dengan pemberian obat diuresis,anti hipertensi & warfarin. Dosis
sebagai analgesik 4x400mg/hr,namun sebaiknya ditentukan secara individual. Tidak dianjurkan
diminum oleh wanita hamil&menyusui. Dg alasan ibuprofen relatif lama dikenal& tidak
menimbulkan ES serius pada dosis analgesik,maka ibuprofen dijual sbg obat generik bebas di
beberapa negara (Lelo, 2004).

KETOPROFEN

Memiliki efektivitas seperti ibuprofen dg sifat anti-inflamasi sedang, dg ES sama dg AINS yg lain
terutama gangguan saluran cerna& reaksi hipersensitivitas. Dosis 2x100mg/hr,tetapi sebaiknya
ditentukan secara individual (Lelo, 2004).

NAPROKSEN

Naproksen bersama dg Ibuprofen dianggap paling tidak toksik diantara derivat asam propionat.
Dosis untuk terapi penyakit reumatik sendi adalah 2×250-375mg/hr, bila perlu dapat diberikan
2x500mg/hr (Lelo, 2004).

ASAM TIAPROFENAT

Memperlihatkan sifat sama spt derivat asam propionat lainnya, dg ES sama spt obat AINS lainnya.
Dosis 3x200mg/hr (Lelo, 2004).
INDOMETASIN

Indometasin memiliki efek anti-inflamasi & analgesik-antipiretik sebanding dg aspirin, namun ES


insidennya cukup tinggi. Karena toksisitasnya, indometasin tidak dianjurkan diberikan kepada
anak, wanita hamil,gangguan psikiatris& penderita penyakit lambung. Penggunaan hanya AINS
lain kurang berhasil misalnya pd spondilitis ankilosa, artritis pirai akut&osteoartritis tungkai.
Dosis lazim 2-4x25mg/hr (Lelo, 2004).

PIROKSIKAM

Obat ini merupakan salah satu AINS dg struktur baru yaitu oksikam. Diindikasikan hanya untuk
inflamasi sendi misalnya artritis reumatoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa dg dosis 10-20mg/hr
(Lelo, 2004).

NABUMETON

Merupakan pro-drug,obat ini diserap saluran cerna dan di hati akan dikonversi ke satu atau lebih
zat aktifnya. Efektivitasnya sama dg obat AINS lainnya& ES yang timbul selama pengobatan
relatif lebih sedikit pd saluran cerna. Dosis 1gr/hr (Lelo, 2004).

Pemilihan Obat

 Untuk memilih antipiretik-analgesik tidak banyak masalah krn obat yg tersedia tidak banyak
jenisnya, untuk anak pilihan sebaiknya antara aspirin atau parasetamol. Efektivitas praktis
sama, hanya perlu dipertimbangkan kemungkinan ES terhadap kondisi tubuh anak.
 Untuk mengatasi nyeri inflamasi seperti pada penyakit reumatik,tersedia banyak pilihan obat
anti-inflamasi non steroid(AINS). Perlu dimengerti blm ada AINS yg ideal, pilih 4 AINS yg
telah dianggap sesuai dan pilih salah satu yang sesuai dengan kondisi pasien.Mulai dari dosis
kecil,lalu tingkatkan sampai dosis maksimal yg dianjurkan.
 Penilaian hasil terapi biasanya 7hr dilihat dari pemantauan ES yang timbul. Apabila dianggap
respon tidak memuaskan baru diganti dengan salah satu 3 AINS yg lainnya (Lelo, 2004).

Daftar Pustaka

Lelo A, Hidayat DS, dan Juli S. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non Steroidyang Rasional pada
Penanggulangan Nyeri Rematik. [Repositori]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anda mungkin juga menyukai