Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus Tn.P ditegakkan diagnosis katarak senilis imatur ODS dari

anamnesis dan pemeriksaan ophtalmologi. Katarak adalah kekeruhan pada lensa

mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi

protein lensa atau keduanya yang menyebabkan gangguan penglihatan.

Pasien laki-laki usia 59 tahun datang dengan keluhan utama penglihatan kabur

pada kedua mata. Keluhan ini dirasakan kurang lebih sejak 2 bulan yang lalu,

pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan mata gatal, merah, nyeri, maupun

keluar sekret yang banyak, pasien juga tidak mempunyai riwayat trauma mata.

Hal tersebut bisa digunakan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi maupun

glaukoma. Pada pemeriksaan visus didapatkan visus occuli sinistra adalah 3/6 dan

occuli dextra 3/6. Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat operasi.

Pada pemeriksaan segmen anterior mata kanan didapatkan ada kekeruhan pada

lensa di oculi dextra sinistra atau leukokoria (+). Kekeruhan pada lensa tersebut

masih belum memenuhi atau menutupi seluruh lensa mata. Pada pemeriksaan

shadow test, yakni dengan cara menyenteri mata pasien pada sudut 45 derajat dari

samping dan melihat bayangan iris didapatkan hasil (+). Berdasarkan anamnesis

dan temuan pada pemeriksaan fisik mata, pasien menderita oculi dextra sinistra

katarak senilis stadium imatur.

17
18

Katarak senilis terjadi pada usia >50 tahun dan dipengaruhi berbagai

macam faktor risiko seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, IMT yang rendah,

eksfoliatif glaukoma, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, radiasi

UV, diabetes, diare, antioksidan dan konsumsi obat-obatan. Pada pasien didapat

riwayat diabetes mellitus sejak tahun 2016.

Tatalaksana yang diutamakan pada pasien ini dapat dengan pemberian

kacamata yang sesuai, selain itu juga dapat dilakukan operasi, hal tersebut

dikarenakan adanya indikasi operasi pada pasien yakni adanya penurunan

penglihatan disertai dengan gangguan aktivitas sehari-hari. Metode yang dipilih

adalah fakoemulsifikasi dimana metode pembedahan tersebut adalah metode yang

paling sering digunakan di negara berkembang dan merupakan metode yang

memberikan faktor risiko serta insisi yang paling minimal.

Penambahan lensa tanam pada pasien dapat diberikan jika tidak terdapat

kontraindikasi dan memberikan manfaat. Salah satu keuntungan atau manfaat

lensa tanam adalah efisiensi untuk tidak berganti-ganti kacamata sehingga

membuat pasien lebih mudah dalam menjalani aktivitasnya.

Komplikasi yang dapat terjadi pasca pembedahan adalah bisa terjadi

inflamasi (pembengkakan dan kemerahan) pada mata, pembengkakan retina,

pembengkakan pada kornea, retinal detacthment, endoftalmitis , glaucoma dan

katarak sekunder. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam hal tersebut

dikarenakan besarnya kemungkinan untuk perbaikan penglihatan dan


19

menghilangnya gejala-gejala seperti silau dan mata yang berair yang terus dialami

oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai