Anda di halaman 1dari 17

[Type here]

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. U
Jenis Kelamin : Laki – laki
Usia : 44 tahun
Alamat : Cikupa, Banjaranyar, Banjar
Pekerjaan : Buruh
Pendidika : SD
Agama : Islam
Kunjungan RS : 10 September 2018

II. ANAMNESIS (dilakukan Aloanamnesis kepada istri pasien)

Keluhan Utama :

Badan kaku

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Kota Banjar dengan keluhan badan kaku sejak 1 minggu
SMRS. Selain itu, istri pasien juga mengatakan bahwa pasien terkadang mengalami kejang.
Kejang bersifat kelojotan di seluruh tubuh dan mata mendelik ke atas, mulut berbusa, dalam
sehari bisa mencapai 5 kali, durasi kejang antara 30 menit hingga 1 jam, dan kesadaran pasien
baik diantara kejang. Istri pasien juga mengatakan terkadang tubuh pasien sangat kaku, kedua
tangan menekuk, saat kejang punggung pasien naik, mulut pasien rapat dan tak bisa dibuka serta
saat pasien sadar pasien mengeluh leher dan bahu kaku dan nyeri. Selain itu pasien juga
terkadang badannya meriang.

Lima bulan SMRS, istri pasien mengatakan bahwa telapak kaki kanan pasien tertusuk
paku, lalu paku diambil dan setelah itu kaki pasien tak diobati lagi sehingga menjadi bengkak.
[Type here]

BAB dan BAK tak ada keluhan. Pasien tidak pernah mengalami kejang sebelum telapak kaki
tertusuk paku.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.


- Hipertensi disangkal
- Diabetes Mellitus disangkal
- Epilepsi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Hipertensi disangkal
- Diabetes Mellitus disangkal
- Epilepsi disangkal

Riwayat Pengobatan :

- Pasien sebelumnya tidak pernah diobati pada area luka yang tertusuk paku.
- Pasien belum pernah dibawa ke Klinik ataupun Puskesmas.

Riwayat Imunisasi :
Pasien belum pernah mendapatkan suntikan vaksin anti tetanus.

Riwayat Alergi :
- Pasien tidak memiliki alergi obat-obatan maupun makanan.

Riwayat Psikososial :
- Pasien tidak merokok.
[Type here]

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : 4E 5V 6M
 Tanda vital :
o TD : 110/80 mmHg
o Nadi : 108 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
o RR : 35 x/ menit
o Suhu : 37.8° C

b. Pemeriksaan Sistem
Kepala : Normocephal, rambut hitam
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Normotia, abses pre/retroaurikula (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut : Mukosa mulut kering (-), sianosis (-), trismus 1 jari (+)
Leher : Tidak ada benjolan, trakea ditengah, kaku kuduk (+), risus sardonicus (+)
Thorax :
 Paru
I : Simetris saat insipasi dan ekspirasi
P: vocal fremitus kanan dan kiri teraba sama
P: Sonor dikedua lapang paru
A: Terdengar vesikuler dikedua lapang paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
I: Tidak tampak pulsasi iktus kordis
P: Tidak tampak iktus kordis
P: Batas jantung normal
A: Bunyi jantung I dan II, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
[Type here]

I : Datar, distensi (-), opistotonus (-)


A : Bising usus (+) normal
P : otot abdomen tegang (+) di seluruh kuadran, nyeri tekan (-)
P : timpani (+) di seluruh kuadran
Ektremitas :
Atas : Akral hangat, edem (-/-), CRT < 2 detik
Bawah : kanan : tampak luka bekas tusukan paku, terdapat edem (+), gangrene (+) pus (+)
Kiri : Akral hangat, edem (-/-), CRT < 2 detik

c. Pemeriksaan Status Neurologis


Kesadaran kuantitatif : GCS (E4 V6M5)
Orientasi : Baik

Tanda Rangsang Meningeal


Kuduk Kaku : +
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Kernig : -/-
Laseq : -/-

Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas Atas :
- Kekuatan Otot : 5/5
- Tonus : hipertonus
Ekstremitas Bawah :
- Kekuatan otot : tak dilakukan
- Tonus : hipertonus

Pemeriksaan Sensorik
Ekstremitas Atas : normal/normal
Ekstremitas Bawah : normal/normal
[Type here]

Refleks Fisiologis

Pemeriksaan Kanan Kiri

Sup dan Inf

Bisep ++ ++

Trisep ++ ++

Patela ++ ++

Achiles ++ ++

Refleks Patologis :
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Hofmann-Tromner : -/-

Saraf Kranial
Nervus I Olfaktorius : tak dilakukan
Nervus II Optikus
Kanan Kiri

Ketajaman penglihatan Tak dilakukan Tak dilakukan

Menilai warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus III Okulomotorius


[Type here]

Kanan Kiri

Ptosis - -

Gerakan mata ke medial + +

Gerakan mata ke atas + +

Gerakan mata ke bawah + +

Bentuk Pupil Bulat, isokor 3mm Bulat,isokor 3mm

Reflek Cahaya Langsung + +

Reflek Cahaya Tidak Langsung + +

Reflek Akomodatif + +

Strabismus - -

Nervus IV Troklearis

Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral bawah + +

Strabismus - -

Nervus V Trigeminus

Bagian Motorik

Menggigit +

Membuka mulut 1 jari, trismus(+)

Bagian Sensorik

Ophtalmik Tak dilakukan

Maxilla Tak dilakukan

Mandibula Tak dilakukan

Nervus VI Abdusen
[Type here]

Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral + +

Strabismus konvergen - -

Nervus VII Fasialis

Kanan Kiri

Fungsi Motorik

Mengerutkan dahi + +

Mengangkat alis + +

Memejamkan mata + +

Menyeringai Tak dilakukan Tak dilakukan

Mengembungkan pipi Tak dilakukan Tak dilakukan

Mencucurkan bibir Tak dilakukan Tak dilakukan

Nervus VIII Vestibulokoklearis

Kanan Kiri

Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus IX dan X Glossofaringeus dan Vagus

Arkus faring Sulit dinilai

Uvula Sulit dinilai

Refleks muntah Tidak dilakukan

Disartria Tidak dilakukan


[Type here]

Nervus XI Aksesorius

Mengangkat bahu &Menoleh

Kanan Tak dilakukan

Kiri Tak dilakukan

Nervus XII Hipoglosus

Menjulurkan lidah Sulit dinilai

Atrofi Sulit dinilai

Artikulasi Sulit dinilai

Tremor Sulit dinilai

Fungsi Vegetatif
BAB dan BAK tak ada keluhan

Fungsi Koordinasi
Tak ada keluhan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


(Tanggal 13 September 2019)

Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 13,1 g/dl 14 – 17,5 g/dl

Leukosit 25.900 /mm3 4.400 – 11.300/mm3

Trombosit 455.000 /mm3 150.000-450.000/mm3

Hematokrit 37 % 40 – 52%
[Type here]

Eritrosit 4,5 x 106 /mm3 4,5 – 5,9 x 106/mm3

MCV 83 fl 80 – 96 fl

MCH 29 pg 26 – 33 pg

MCHC 36 % 32 – 36

Kreatinin 1,7 Mg/dl 0,8 – 1,3 mg/dl

Ureum 47 Mg/dl 15 – 50 mg/dl

Glukosa Darah Sewaktu 171 Mg/dl < 140 mg/dl

V. RESUME

Pasien laki-laki usia 44 tahun datang dengan keluhan badan kaku sejak 1 minggu
SMRS. Selain itu, istri pasien juga mengatakan bahwa pasien terkadang mengalami kejang (+).
Kejang bersifat kelojotan di seluruh tubuh dan mata mendelik ke atas, mulut berbusa, dalam
sehari bisa mencapai 5 kali, durasi kejang antara 30 menit hingga 1 jam, dan kesadaran pasien
baik diantara kejang. Istri pasien juga mengatakan terkadang tubuh pasien sangat kaku (+), kedua
tangan menekuk, saat kejang punggung pasien naik (+), mulut pasien rapat dan tak bisa dibuka
(+) serta saat pasien sadar pasien mengeluh leher dan bahu kaku (+) dan nyeri (+) . Selain itu
pasien juga terkadang badannya meriang (+).

Lima bulan SMRS, istri pasien mengatakan bahwa telapak kaki kanan pasien tertusuk
paku (+), lalu paku diambil dan setelah itu kaki pasien tak diobati lagi sehingga menjadi
bengkak.

Pemeriksaan Fisik :

Tanda Vital : Nadi : 108 x/menit


RR : 35 x/ menit
Suhu : 37.8° C

Mulut : trismus 1 jari (+)


Leher : kuduk kaku (+), risus sardonicus (+)
Abdomen : otot abdomen tegang (+) di seluruh kuadran
[Type here]

Ekstremitas Bawah kanan : tampak luka bekas tusukan paku, terdapat edem (+), gangrene (+),
pus (+).

Pemeriksaan Neurologis :
Kuduk Kaku : +
Ekstremitas Atas : hipertonus
Ekstremitas Bawah : hipertonus

Pemeriksaan Penunjang (Lab) :


Leukosit : 25.900 /mm3 (meningkat)

VI. DIAGNOSA KERJA

Tetanus Grade III

VII. DIAGNOSIS BANDING


Meningitis bakterial

VIII. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :
- O2 nasal kanul 3L/menit
- IVFD RL : D5 = 1 : 1= 20 tpm
- Tetagam 3000 IU IM
- Injeksi Ceftriaxone 2 g/24 jam
- Injeksi Metronidazol 500 mg/8 jam
- Injeksi Diazepam 1 ampul/8 jam, bolus pelan
- Pemasangan NGT

Nonmedikamentosa
Isolasi di kamar gelap dan minimalisasi suara untuk menghindari rangsang
[Type here]

Edukasi mengenai penyakit serta penatalaksanaan

IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
[Type here]

TINJAUAN PUSTAKA

TETANUS

1. Definisi
Tetanus adalah suatu penyakit Infeksi akut yang disebabkan oleh eksotoksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani yang ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan
kejang-kejang otot rangka.1

2. Etiologi

Bakteri Clostridium tetani; gram positif dan bersifat anaerob. Kuman ini memproduksi
2 macam eksotoksin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanospasmin disebut juga
neurotoksin karena toksin ini melalui beberapa jalan dapat mencapai susunan saraf pusat dan
menimbulkan gejala berupa kekakuan (rigiditas), spasme otot dan kejang-kejang. Tetanolisin
menyebabkan lisis dari sel-sel darah merah.1

3. Patogenesis

Tetanus dapat terjadi apabila tubuh terkena luka dan luka tersebut kemudian
terkontaminasi oleh spora dari Clostridium tetani. Bentuk spora dan bakteri akan berubah
menjadi vegetatif bila lingkungannya memungkinkan untuk perubahan bentuk tersebut
(anaerobik) dan kemudian mengeluarkan eksotoksin (tetanolisin dan tetanospasmin) yang
menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem limfa.1

Manifestasi klinis terutama disebabkan oleh pengaruh eksotoksin terhadap sususan


saraf tepi dan pusat. Pengaruh tersebut berupa gangguan terhadap inhibisa presinaptik sehingga
mencegah keluarnya neurotransmitter inhibisi yaitu Gama Aminobutiric Acid (GABA) dan
Glisin, sehingga terjadi eksitasi terus-menerus dan spasme.1
[Type here]

4. Gejala Klinis

Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 21 hari.1


Secara klinis tetanus ada 3 macam :1,2
1. Tetanus Umum/Generalisata
 Gambaran Tetanus yang paling sering dijumpai.
 Awalnya dapat berupa tetanus lokal yang berkembang luas setelah beberapa hari.
 Berhubungan dengan luka yang luas dan dalam.
 Timbul kekakuan otot secara mendadak berupa :
a. Trismus (kekakuan pada rahang) dan lockjaw. Kekakuan otot rahang terutama Masseter
menyebabkan mulut sukar dibuka.
b. Hipertonus otot
c. Abdomen papan (abdomen terasa keras dan rata)
d. Kaku di leher, bahu serta ekstremitas (biasanya terekstensi).
e. Opistotonus (kontraksi pada otot punggung sehingga menyebabkan perubahan bentuk
menjadi melengkung).
f. Risus sardonicus (alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan bawah, bibir tertekan
kuat pada gigi, mata tertutup parsial karena spasme M.orbicularis oculi).
g. Dalam 24 – 48 jam dari kekauan otot menjadi menyeluruh sampai ke ekstremitas.
- Kejang umum tonik secara spontan maupun rangsangan minimal (rabaan, sinar dan bunyi).
- Kesadaran penderita tetap baik
- Spasme otot-otot laring dan otot pernapasan dapat menyebabkan gangguan menelan,
asfiksia dan sianosis.
- Retensi urin sering terjadi karena spasme sfingter kandung kemih.
- Kenaikan temperatur badan umumnya tidak tinggi.
- Pada kasus yang berat mudah terjadi overaktivitas simpatis berupa takikardi, hipertensi
yang labil, berkeringat banyak, panas yang tinggi dan aritmia jantung.

2. Tetanus Lokal
 Tetanus bentuk ringan
[Type here]

 Biasanya gejala yng muncul berupa rasa kaku, kenacang dan nyeri pada otot di sekitar
luka.
 Seringkali terjadi sepasme dan twitching dari otot yang terkena.

3. Bentuk Cephalic
 Merupakan salah satu varian tetanus lokal.
 Periode inkubasi biasanya pendek, hanya sekitar 1-2 hari.
 Terjadi kelemahan dan paralisis otot-otot wajah, pada periode spasme otot wajah
biasanya berkontraksi.
 Gejala berupa disfungsi saraf cranial antara lain : Nervus III, IV, VII, IX, X,XI.
 Luka mengenai daerah mata, kulit kepala, muka, telingan, leher, otitis media kronis dan
jarang akibat tonsilektomi. Dalam beberapa hari bahkan beberapa bulan.
 Bisa berkembang menjadi tetanus umum.

5. Diagnosis

1. Anamnesis
 Pertanyaan seputar luka sangat penting, terutama waktu terkena luka serta waktu dari
luka sampai munculnya gejala. Selain itu tanyakan lokasi luka, jenis luka (kotor atau
bersih).
 Port d’entrée lain seperti penggunaan jarum suntik, adanya otitis media supuratif kronik
berulang dan lainnya.
 Riwayat Imunisasi tetanus.2
2. Pemeriksaan fisik
 Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda dan gejala yang telah dituliskan dalam
manifetasi/gejala klinis. 2
3. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak menunjukkan perubahan.2
[Type here]

6. Diagnosis Banding

Meningitis bacterial, poliomyelitis, rabies, tetani karena hipokalsemia dan


hipofosfatemia, retrofaringeal abses, tonsillitis berat dan lain-lain.1

7. Tatalaksana
Prinsip penetalaksanaan :1
 Organisme dalam tubuh dihancurkan untuk mencegah pelepasan toksin lebih lanjut.
 Toksin yang sudah di dalam tubuh tapi masih diluar system saraf pusat hendaknya
dinetralisir.
 Efek dari toksin yang telah terikat pada system saraf pusat hendaknya diminimalisasi.
Penatalaksanaan Umum :1
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa :
 Membersihkan, irigasi dan debridement luka dengan cara eksisi jaringan nekrotik,
membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan H2O2, sekitar luka disuntik
ATS (Anti Tetanus Serum).
 Diet cukup kalori dan protein.
 Isolasi untuk menghindari rangsang.
 Oksigen, pernapasan buatan dan tracheostomy bila perlu.
 Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Pasien yang dirawat di Rumah Sakit sebaiknya dipisahkan dengan pasien lain.
Farmakologis : 1
1. Antibiotika
 Metronidazole 500 mg oral / intravena setiap 6 jam selama 7-14 hari, dikatakan
Metronidazol lebih baik dibanding Penicillin Procain karena bioavaibilitasnya tinggi dan
mengurangi kejadian spasme.
 Penicillin 1,2 juta unit/hari selama 10 hari, intramuscular. Pada anak dosis 50.000
Unit.kgBB/12 jam secara IM diberikan selama 7-10 hari. Bila tersedia Penicillin
intravena dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit/jgbb/24 jam, dibagi 6 dosis selama
10 hari.
2. Antitoksin
[Type here]

Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) dengan dosis 3.000-6.000 U,
satu kali pemberian saja, secara IM.
3. Tetanus Toksoid
Dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat
suntik yang berbeda.

4. Anti Kejang

Jenis Obat Dosis Efek samping


Diazepam 0,5 – 1 mg/kgBB/4 jam IM Depresi pernapasan, stupor, koma
Meprobamat 300-400 mg/4 jam IM Tidak ada
Clorpromazin 25-75 mg/4 jam IM Hipotensi
Fenobarbital 50-100 mg/4 jam IM Depresi pernapasan

Setiap pasien yang telah mengalami tetanus sebaiknya mendapatkan vaksinasi tetanus
yang lengkap. Untuk dewasa, vaksinasi dibagi dalam 3 dosis. Dosis pertama dan kedua diberikan
dalam jarak 4-8 minggu. Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua. Diperlukan
booster setiap 10 tahun.2

8. Komplikasi

Kematian biasanya diakibatkan asfiksia yang ditimbulkan spasme laring. Komplikasi


lain yang dapat timbul adalah pneumonia.2
[Type here]

DAFTAR PUSTAKA

1. Munir, B. Neurologi Dasar. Jakarta : Sagung Seto. 2017.


2. FKUI. Kapita Selekta Kedokteran : Essentials of Medicine. Jilid II. Edisi IV. Jakarta : Media
Aesculapius. 2014.

Anda mungkin juga menyukai