Anda di halaman 1dari 23

Analgesia dan Anestesia Obstetrik

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif


Definisi

Analgesia adalah hilangnya atau perubahan modus


dari persepsi nyeri yang dapat bersifat:
– lokal dan meliputi sebagian kecil dari area
tubuh;
– regional dan meliputi bagian yang lebih
besar;
– sistemik
Anestesia adalah kehilangan persepsi sensorik
secara total dan mungkin disertai dengan
kehilangan kesadaran
Nyeri Obstetrik

respons dari stimulus iritatif organ reproduksi yang


diterjemahkan oleh reseptor sensorik sebagai rasa
tidak nyaman atau nyeri

sensasi nyeri dan reaksi yang timbul mempunyai


kisaran yang sangat lebar dan bersifat individual

tugas klinisi adalah mengendalikan nyeri secara


tepat dan adekuat sehingga nyeri dapat ditoleransi
selama persalinan/melahirkan bayi
Analgesia Tanpa Medikamentosa

Mengubah modus nyeri secara


disosiatif atau pengalihan sensasi
nyeri dengan jalan:
– Psikoprofilaksis
– Hipnosis
– Komunikasi alih nyeri atau
verbokain
Hal-hal penting yang harus diperhatikan

Kesiapan mental dan fisik mengurangi kebutuhan


analgesia atau anestesia

Kebutuhan perhatian, dukungan dan obat pengendali


nyeri adalah sangat individual

Kenali jenis obat, cara pemberian, keuntungan,


keamanan, takaran dosis, efek samping dan
komplikasi

Semua analgesia melewati berier plasenta,


pemberian sistemik berefek lebih besar
dibandingkan regional atau lokal

Obat yang menguntungkan ibu dapat berdampak


negatif terhadap bayi.

Obat yang baik akan memberi kenyamanan bagi ibu


dan tidak menimbulkan efek depresif pada bayi
Aspek Farmakologik

• Cara Pemberian
• Aspek Fisik dan Kimiawi
• Transfer pada Sawar Uri (Placental
Barrier)
• Distribusi pada Jaringan Tubuh Bayi
Jenis Analgesia, Amnesia & Anestesia

• Analgesia dan Anestesia Inhalasi


• Sedatifa dan Hipnotika
• Tranqulizer dan Amnestika
• Analgesia Narkotika
• Thiobarbiturate
• Ketamine
• Potensiasi Analgesia & Anesthesia
(Phenothiazine)
Anestesia Regional

• Blokade epidural lumbal


• Blokade epidural kaudal
• Blokade sub-arachnoid (spinal)
• Blokade pudendal
• Blokade paraservikal
Pengendalian Nyeri Kala I Persalinan

Fase 1 atau tahap dini persalinan


• komunikasi alih nyeri atau verbokain
• blokade epidural (memasuki fase aktif)

Fase 2 (fase aktif dengan kontraksi >4 x/10 menit dan lama >detik)
• blokade segmental epidural + dukungan moril, hipnotika &
sedativa

Fase 3 (fase aktif dengan maximal slope Friedman,s Curve)


• blokade segmental kaudalis + analgesik & penenang
• blokade epidural kaudalis.
Pengendalian Nyeri Kala II Persalinan

• Blokade Epidural
• Blokade Subarachnoid
• Blokade Pudendal
Anestesia Seksio Sesaria

Anestesia Lokal
• Infiltrasi lidokain 1% lapis demi lapis

Anestesia Regional
• Blokade Epidural Lumbalis
• Blokade Subarachnoid

Anestesia Umum
• Persiapan Pasien
• Prosedur
Anestesia Epidural
Anestesia Spinal
Masalah nyeri pada persalinan

• Nyeri  transmisi melalui syaraf spinal


Thorakal 10 sampai L1 pada kala 1;
sedangkan pada kala 2 nyeri  transmisi
melalui Sakral 2- S4.

• Nyeri dapat dikurangi dengan


psikoprofilaksis
Analgesia

• Obat oral : fenyl butazon • Opioid – pethidin


• Tramadol 50-100 mg, oral diberikan dengan dosis
atau supp, i.m. atau iv 25-50 mg/i.m tiap 2 jam
• Fentanil – bekerja cepat
30 menit, dosis 50-100
ug/iv/im –
• Risiko depresi nafas pada
bayi. Antidotum :
nalokson dosis 0.01
mg/kg dapat diulang 5
menit.
Ketamin

• Ketamin mempunyai
kemanan yang tinggi
• Dosis : 1-2 mg/kg BB
• Indikasi : analgesi
intravena pada seksio
emergensi
• Dosis 50 mg i.v perlahan
+ drip 100 mg/500 ml RL
20tts/mn
Analgesi Infiltrasi

• Sikap : aspirasi • Dapat diberikan secara


sebelum infiltrasi– tunggal/kombinasi pada
cegah intravasasi seksio sesarea
(bahan anestesi masuk emergensi
sirkulasi) • Lidokain 0.5% - 30-40 cc
• Infiltrasi
(intra/subkutan) dan
sub peritoneal
• Lokal : episiotomi,
dosis 1% -10 ml
Anestesi Spinal

• Indikasi : seksio sesarea


• Teknik : menggunakan jarum tumpul
atau tajam no 27-29
• Cairan hiperbarik bupivakain 0.25%- 25
mg atau lidokain1%
• Kombinasi bupivacain 0.5% 12.5 mg +
fentanyl 10 ug. - cukup 2 jam
Komplikasi

• Hipotensi pada seksio • Bradikardia – terapi 


sesarea – pencegahan sulfas atropin 1 mg
ibu tidur miring ke kiri • Takikardia – terapi
30/punggung diganjal. bretilium 5mg/kg
• Terapi : infus 300-500 ml • Kejang – terapi diazepam
RL. 5 mg/iv
• Muntah : terapi primperan • Jaga pernafasan –
atau ondansetron resusitasi (ABC) intubasi
bila perlu
Rekam Medik

• Pencatatan tiap 10-15 • Pasca bedah :


menit : T/N/nafas – pengawasan dan
jumlah cairan masuk- pencatatan tiap 15
keluar menit
• Produksi urin /jam
• Komplikasi : nyeri,
perdarahan, muntah,
menggigil dsb.
Anaesthesia Complications
• In spite of an increase in the number of CS, the
incidence of anaesthetic-related complications remains
low.
• General anaesthesia is associated with a 17-fold
increase in complications (failed endotracheal intubation,
aspiration of gastric contents and hypoxia) compared to
regional anaesthesia (spinal or epidural anaesthesia)
• General anaesthesia at risk patients (e. g. morbidly
obese, hypertension, placenta praevia) should be
identified as such by the obstetricians and referred to the
anaesthetic department at an early stage.
• Pre-operative failure of regional anaesthesia included
body mass index, number of previous Caesareans, and
indication for Caesarean of acute fetal distress or
maternal medical condition.
• Inadequacy of pre-operative anaesthetic block and
duration of surgery were important risk factors for intra-
operative failure.
• For spinal anaesthesia, use of a spinal opioid was
associated with less pre-operative failure.
• For epidural top-up anaesthesia, lower epidural top-up
volume was associated with less pre-operative failure,
and use of adrenaline was associated with both less pre-
operative and intra-operative failure.

Anda mungkin juga menyukai