Anda di halaman 1dari 10

Bahaya Kebisingan Di Lingkungan Kerja Pada Industri Penarikan

Kawat Dan Metode Pengendaliannya


Muhammad Gunara1
1
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta.
Jalan Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Indonesia.
Telp: +62-21-7256659, Fax: +62-21-7256659, Hp.+6281585324277

Abstrak
Permasalahan kebisingan di lingkungan kerja terutama industri
logam pada hakekatnya merupakan permasalahan multi dimensi,
dari waktu ke waktu menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan
dikendalikan sejalan dengan bertambahnya jenis dan jumlah sistem/
produk/komponen engineering. Tuntutan akan produk/komponen dengan
rendah bising sudah merupakan parameter yang sangat menentukan
guna menghasilkan produk dan rancangan yang kompetitif, apalagi bila
dikaitkan dengan era pasar bebas.
Aspek pengendalian kebisingan ini menjadi sangat penting,
karena disamping membawa efek fisis dan biologis pada tenaga kerja,
juga merupakan permasalahan kenyamanan. Sebagai bunyi yang tidak
dikehendaki dan merusak, kebisingan mempengaruhi konsentrasi,
mengganggu komunikasi verbal (speech communication), menyebabkan
berkurangnya kemampuan pendengaran secara temporer dan bertanggung
jawab atas kerusakan indera pendengaran secara permanen.
Keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja di industri logam
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan
mengingat keselamatan dan kenyamanan ini berkaitan erat dengan elemen-
elemen sistim didalamnya seperti material, mesin, metode kerja dan yang
tak kalah pentingnya adalah elemen manusia dimana hal tersebut sebagai
asset yang berguna untuk menjaga kelangsungan suatu perusahaan.
Keterkaitan antara elemen-elemen diatas dalam suatu aktivitas
produksi mempunyai peluang untuk menimbulkan potensi bahaya, dimana
potensi bahaya tersebut bisa berkembang lagi menjadi bentuk kerugian
seperti yang ditemui pada proses penarikan kawat untuk kabel listrik dari
bahan aluminium atau tembaga. .

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kebisingan, Proses Pembuatan kawat,

1 PENDAHULUAN tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan


dan pendengaran.
Suara yang dihasilkan oleh suatu sumber
bunyi bagi seseorang atau sebagian orang Bunyi yang menimbulkan kebisingan
merupakan suara yang disenangi, namun bagi disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
beberapa orang lainnya justru dianggap sebagai Getaran sumber suara ini mengganggu
hal yang sangat mengganggu. Secara definisi, keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga
suara yang tidak dikehendaki ini dapat dikatakan molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran
sebagai bising. Bising yang didengar sehari-hari sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang
berasal dari banyak sumber baik dekat maupun rambatan energi mekanis dalam medium udara
jauh. menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan
gelombang diudara ini dikenal sebagai suara
Kebisingan juga dapat didefinisikan
atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan
sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang
waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan
mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.
kenyamanan dan kesehatan
Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah
suara yang tidak dikehendaki yang bersumber Kemajuan peradaban telah menggeser
dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat perkembangan industri ke arah penggunaan

Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 31


berbagai jenis mesin-mesin, alat-alat transportasi perambatan suara. Dari suatu titik sumber bunyi,
berat, dan lain sebagainya. Biaya yang harus suara akan terpropagasi dalam bentuk spherical
ditanggung akibat kebisingan ini sangat (bola) atau hemispherical (bola lonjong). Pada
besar. Apabila hal ini terjadi di perusahaan- saat merambat, energi yang terkandung dalam
perusahaan atau industri logam, maka bising gelombang suara akan semakin berkurang
dapat mengganggu komunikasi yang akustik karena berbagai faktor yang menghalangi
ataupun gangguan pendengaran lain yang timbul perambatan udara seperti keberadaan
akibat kebisingan, penurunan kemampuan kerja penghalang serta penyerapan oleh udara dan
bila dihitung kerugiannya secara minimal dapat tanah. Penurunan energi dari gelombang suara
mencapai milyaran rupiah. Untuk itu perlu ini akan mengakibatkan penurunan intensitas
mengenali pengaruh bising terhadap kesehatan dan tekanan gelombang suara.
tenaga kerja, melakukan deteksi dini dan Sound Pressure Level (SPL) merupakan
pengendalian bising di tempat kerja. Penelitian besaran yang umum digunakan untuk
yang dilakukan ini hanya akan dibatasi pada merepresentasikan tekanan dari gelombang
efek kebisingan terhadap kesehatan tenaga suara. Besaran ini diukur dengan menggunakan
kerja di lingkungan kerja industri penarikan referensi tekanan pref = 2×10-5 Pa. Referensi
kawat, terutama kemampuan pendengaran, tersebut merupakan batas minimal tekanan
cara mendeteksi gangguan pendengaran gelombang suara yang dapat didengar oleh
akibat kebisingan, serta tatalaksana gangguan manusia. SPL dihitung dengan menggunakan
pendengaran akibat kebisingan. persamaan sebagai berikut:
2 BAHAN DAN METODE

2.1 Tinjauan Pustaka Saat gelombang suara merambat, suara


Efek bising terhadap pendengaran dapat akan melemah karena berbagai faktor yang
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu trauma terdapat dalam lingkungan. Pelemahan suara
akustik, perubahan ambang pendengaran karena berbagai faktor tersebut dinamakan
akibat bising yang berlangsung sementara atenuasi. Terdapat tiga jenis atenuasi yang
(noise-induced temporary threshold shift) umum berpengaruh pada propagasi suara,
dan perubahan ambang pendengaran akibat yaitu: atenuasi karena absorpsi molekuler
bising yang berlangsung permanen (noise- oleh udara, atenuasi karena keberadaan
induced permanent threshold shift). Paparan obstruksi, dan atenuasi karena keadaan-
bising intensitas tinggi secara berulang dapat keadaan tertentu di titik penerima.
menimbulkan kerusakan sel-sel rambut organ
korti di telinga bagian dalam. Kerusakan dapat 2.2 Perhitungan Perambatan Suara
terlokalisasi di beberapa tempat di koklea atau
di seluruh sel rambut di koklea. Pada trauma Tekanan suara dari sumber ke-i (SPLi) yang
akustik, cedera koklea terjadi akibat rangsangan diterima di suatu titik penerima suara dihitung
fisik berlebihan berupa getaran yang sangat dengan menggunakan persamaan berikut:
besar sehingga merusak sel-sel rambut. Namun
pada pajanan berulang kerusakan bukan hanya
semata-mata akibat proses fisika, namun juga
proses kimiawi berupa rangsang metabolik yang
secara berlebihan merangsang sel-sel tersebut. Tekanan suara yang diterima seseorang
Akibat rangsangan ini dapat terjadi disfungsi di suatu titik ialah hasil interaksi dari sekian
sel-sel rambut yang mengakibatkan gangguan sumber suara yang berada di sekitarnya. Jumlah
ambang pendengaran sementara atau justru keseluruhan tekanan suara di suatu titik penerima
kerusakan sel-sel rambut yang mengakibatkan suara (SPLt) dihitung dengan menggunakan
gangguan ambang pendengaran yang permanen. persamaan berikut:
Suara yang diterima merambat dalam bentuk SPLi = SPbi + 10Log10Si – 10Log10 4 π Ri2 +
gelombang suara dan memerlukan medium untuk 10Log10 Qi – A1 – A2 – A3 (dB)
merambat. Udara merupakan salah satu medium

32 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011


SPLbi merupakan tekanan suara dasar dari 2.3 Kebisingan dan Kemampuan Kerja
suatu alat yang umumnya diukur pada jarak
Gangguan terhadap kemampuan kerja
1meter dari permukaan alat. Si merupakan luas
pada umumnya terjadi karena meningkatnya
permukaan alat dimana SPLbi diukur, sedangkan
kewaspadaan umum akibat rangsangan terus
Ri merupakan jarak dari sumber suara ke titik
menerus pada susunan saraf pusat. Pada awalnya
penerima. Qi merupakan directivity factor
sulit dibedakan dengan gangguan emosional
(Q=1 untuk spherical diffusion dan Q=3 untuk
yang timbul akibat bising, namun pada
hemispherical diffusion). A merupakan atenuasi
pemeriksaan efisiensi kerja terlihat pengaruh
karena absoprsi molekuler oleh udara (A1),
yang cukup bermakna. Namun tetap perlu hati-
atenuasi karena keberadaan obstruksi (A2), dan
hati untuk melakukan interpretasi penelitian
atenuasi karena keadaan khusus di titik penerima
tentang kemampuan atau performa kerja. Suara
suara (A3).
yang asing, interupsi suara berulang, suara diatas
95 dB adalah beberapa keadaan kebisingan
yang dapat mempengaruhi kemampuan bekerja.
Namun penelitian efek kebisingan terhadap
kemampuan kerja masih perlu dilakukan dengan
seksama, terutama pada lingkungan industri.

2.4 Akibat Ketulian Terhadap aktivitas


Tenaga Kerja
1. Hearing Impairment, yaitu kerusakan fisik
telinga yang irreversible maupun yang
reversible.
2. Hearing Disability, yaitu kesulitan
mendengarkan akibat hearing impairment,
misalnya: problem komunikasi di tempat
Efek suara terhadap pendengaran dapat kerja, problem dalam mendengarkan
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu trauma musik, problem mencari arah/asal suara
akustik, perubahan ambang pendengaran atau problem membedakan suara. Secara
akibat bising yang berlangsung sementara ringkas, dapat dikatakan bahwa efek hearing
(noise-induced temporary threshold shift) impairment terhadap disability berbeda pada
dan perubahan ambang pendengaran akibat setiap individu tergantung fungsi psikologis
bising yang berlangsung permanen (noise- dan aktivitas sosial yang bersangkutan.
induced permanent threshold shift). Paparan 3. Handicap, yaitu ketidakmampuan atau
bising intensitas tinggi secara berulang dapat keterbatasan seseorang untuk melakukan
menimbulkan kerusakan sel-sel rambut organ suatu tugas yang normal dan berguna baginya.
korti di telinga bagian dalam. Kerusakan dapat
terlokalisasi di beberapa tempat di koklea atau
di seluruh sel rambut di koklea. Pada trauma
2.5 Sumber Kebisingan Di Industri
akustik, cedera koklea terjadi akibat rangsangan
Logam
fisik berlebihan berupa getaran yang sangat
besar sehingga merusak sel-sel rambut. Namun Sumber bising ialah sumber bunyi
pada pajanan berulang kerusakan bukan hanya yang kehadirannya dianggap mengganggu
semata-mata akibat proses fisika, namun juga pendengaran baik dari sumber bergerak
proses kimiawi berupa rangsang metabolik yang maupun tidak bergerak. Umumnya sumber
secara berlebihan merangsang sel-sel tersebut. kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri,
Akibat rangsangan ini dapat terjadi disfungsi proses produksi, alat pembangkit tenaga, alat
sel-sel rambut yang mengakibatkan gangguan pengangkut dan lain-lain. Dalam industi, sumber
ambang pendengaran sementara atau justru kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3
kerusakan sel-sel rambut yang mengakibatkan macam, yaitu:
gangguan ambang pendengaran yang permanen. - Mesin, Kebisingan yang ditimbulkan oleh

Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 33


aktifitas berbagai mesin, seperti mesin
penarik kawat (wire drawing) (Gambar 1).
- Vibrasi, Kebisingan yang ditimbulkan oleh
akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidakseimbangan
gerakan bagian mesin (Gambar 2). Misalnya,
yang terjadi saat proses penarikan kawat
dimana terjadi gesekan yang besar antara
kawat dengan dies. Gambar 2 Wire drawing
- Pergerakan udara, gas dan cairan,
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan Untuk menentuksn tingkat resiko kebisingan
udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses dilakukan dengan 3 cara yaitu: secara kualitatif,
kerja industri misalnya pada pipa penyalur semikuantitatif dan kuantitatif. Analisa
cairan, outlet pipa, gas buang, dan lain-lain. kualitatif yaitu menganalisa dan menilai
Telah diketahui bahwa, pengaruh utama dari suatu resiko dengan cara membandingkan
kebisingan kepada kesehatan adalah ketulian terhadap suatu deskripsi/uraian dari parameter
progresif. Mula-mula efek kebisingan pada (peluang dan akibat) yang digunakan. Untuk
pendengaran sifatnya sementara. Pemulihannya analisa ini menggunakan metode matriks.
terjadi secara cepat sesudah sumber kebisingan Analisa semikuantitatif, pada prinsipnya sama
dijauhkan atau mesin dimatikan. Tetapi, apabila dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada
kita terus-menerus melakukan aktifitas di tempat metode ini uraian/deskripsi dari parameter
bising, kehilangan daya dengar yang terjadi yang ada dinyatakan dengan nilai/score
bisa menetap dan tidak pulih kembali. Hal ini tertentu. Sedangkan analisa kuantitatif, yaitu
sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lamanya dengan menentukan nilai dari masing-masing
pendengaran terpapar kebisingan. Intensitas parameter yang didapat dari hasil analisa data-
bunyi adalah arus energi persatuan luas yang data yang representatif. Pengertian resiko yang
dinyatakan dalam satuan decible (dB). dimaksudkan disini adalah kesempatan untuk
terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya,
atau kombinasi dari kemungkinan dan peluang.
Bila suatu resiko tidak dapat diterima, maka
harus dilakukan upaya pengendalian agar tidak
terjadi kerugian yaitu dengan cara Eliminasi,
Substitusi, Rekayasa Teknik, Administratif dan
Alat Pelindung Diri (APD). Penilaian tingkat
resiko dalam penelitian ini, dianalisis dengan
menggunakan metode Matrix Penilaian Resiko
dari Australian Standard dan New Zealand
Standard 4360:1999 (lihat Tabel 1 & Tabel 2)

Gambar 1 Mesin penarik kawat

34 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011


Tabel 1 Peluang/Kemungkinan

Peluang Akibat
A = Hampir pasti akan terjadi / Almost certain 1 = Tidak ada cedera, kerugian materi sangat kecil
B = Cenderung untuk terjadi / Likely 2 = Cedera ringan, kerugian materi sedang
C = Mungkin dapat terjadi / Moderate 3 = Hilang hari kerja, kerugian cukup besar
4= Cedera yang menimbulkan cacat / hilang fungsi
D = Kecil kemungkinan dapat terjadi / Unlikely
tubuh secara total, kerugian materi besar
5 = Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat
E = Jarang terjadi / Rare
besar

Tabel 2 Matriks Penilaian Resiko


Akibat
Peluang 1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H

E = Extrim Risk, memerlukan penanganan/ tindakan segera


H = High Risk, memerlukan perhatian pihak senior manajemen
M = Moderat Risk, harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait
L = Low Risk, kendalikan dengan prosedur rutin.

3 DATA PENELITIAN bisa menghirupnya hingga kadang-kadang


Pada penelitian ini dimulai dengan sampai batuk. Begitu pula yang terjadi pada ear-
mengamati kondisi mesin yang digunakan plug/muff belum mampu mereduksi kebisingan
Usia mesin drawing rata-rata sudah berusia pada tingkat kebisingan tertentu hingga operator
lebih dari 5 tahun. Melihat dari usia proses masih perlu untuk menyelipkan kain kecil untuk
mesin tersebut yang berjumlah 8 buah itu, meski disumbatkan pada telinganya. Tapi yang terbuat
dilakukan tindakan preventif atau pemeliharaan dari kain memang sudah melindungi kepala dari
rutin secara berkala, namun kegiatan tersebut dari debu-debu logam namun belum mampu
lebih terarah kepada perbaikan bagian-bagian untuk melindungi dari kemungkinan kejatuhan
yang rusak atau penggantian beberapa bahan benda logam yang lebih berat atau lebih besar.
pendukung mesin dan bagian yang sudah aus Dilihat dari sistim input material coil
tapi belum menjangkau kegiatan perbaikan aluminium/tembaga adalah dengan sistim elevasi
mengenai sumber kebisingan yang timbul. yaitu coil ditempatkan dengan jarak tertentu dari
Sedangkan alat pelindung diri sudah mesin tarik, kemudian disalurkan keatas dengan
disediakan oleh perusahaan secara cuma- ketinggian tertentu dan dilewatkan pada sebuah
cuma, seperti sarung tangan (kain), ear-plug/ rol penuntun untuk mengarahkan ke arah mesin.
muff, masker (kain) dan topi. Namun demikian, Kontak antara coil aluminium atau tembaga
setelah dilakukan pengamatan ternayata kualitas dengan roll yang terbuat dari besi itulah yang
dari masing-masing APD tersebut masih belum menimbulkan sumber bunyi hingga ke tingkat
mengacu pada standar, misalnya pada sarung bising dan lebih terasa lagi bila kecepatan (line
tangan yaitu mengenai ketebalan, kerapatan/ speed) mesin ditambah.
mesh, sehingga kadang-kadang operator harus Material utama yang digunakan adalah
merangkap sarung tangannya tersebut, begitu tembaga (Cu) dan aluminium (Al) berbentuk
pula masker kain, mesh atau daya saringnya coil (gulungan menumpuk keatas) dimana
masih belum secara sempurna menangkal masing-masing coil Cu atau Al itu mempunyai
debu debu logam yang berterbangan sehingga sifat material yang berbeda-beda. Jika kebetulan
meskipun telah memakainya, operator masih memakai bahan Al yang keras, maka akan terasa

Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 35


sekali perbedaannya, tingkat kebisingan- nya 1. Occupational Safety and Health
akan meningkat. Administration
Beberapa industri memang secara rutin o OSHA 1910.95 Occupational
melakukan kegiatan pengukuran kebisingan Noise Exposure
dengan menggunakan jasa dari pihak independent o OSHA 1926.52 Occupational
yang kompeten dalam hal tersebut. Noise Exposure
Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di 2. American National Standards Institute
tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan (ANSI)
merupakan rata-rata yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya o ANSI S1.1 Acoustical Terminology
daya dengar yang tetap untuk waktu terus- o ANSI S1.2 Physical Measurement
menerus tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau of Sound
40 jam seminggunya. o ANSI S1.4 Specification for Sound
Berdasarkan NAB (Nilai Ambang Batas) yang Level Meters
diizinkan (KepMen Tenaga Kerja No.:Kep.51/ o ANSI S1.11 Specification for
MEN/1999), besarnya rata-rata adalah 85 dB Octave, Half-Octave and Third-
untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari Octave Band Filter Sets
8 jam/hari atau 40 jam seminggu. Selanjutnya
apabila pekerja menerima pemaparan o ANSI S1.13 Methods for the
kebisingan lebih dari ketetapan tersebut, maka Measurement of Sound Pressure
harus dilakukan pengurangan waktu atau Levels
harus berhenti beberapa saat, baru kemudian o ANSI S5.1 CAGI-PNEUROP
melanjutkan kembali pekerjaan. Test Code for the Measurement of
Di perusahaan industri kawat logam Sound form Pneumatic Equipment
misalnya, para karyawan berada di lingkungan 3. American Petroleum Institute (API)
mesin-mesin penggulung kawat yang intensitas o API 615 Sound of Control of
bunyinya bisa mencapai 90 dB selama rata-rata 8 Mechanical Equipment for
jam sehari. Kebanyakan tanpa pelindung telinga. Refinery Services
Setidaknya akan banyak pekerja mengidap
4. Handbooks
tinnitus, yaitu denging di telinga yang sering
muncul tiba-tiba. Meskipun denging itu akan o Genrad Company Handbook of
hilang dalam beberapa jam, namun bisa dijadikan Noise Measurement
sebagai indikator rusaknya pendengaran. 5. Institute of Electronic and Electrical
Begitu pula pekerjaan yang memerlukan Engineers (IEEE)
perhatian terus menerus. Jenis pekerjaan o IEEE Std 85 IEEE Test Procedure
semacam ini akan terganggu oleh for Airborne Sound Measurement
kebisingan, sehingga tidak jarang tenaga on Rotating Electric Machinery
kerja yang bertugas melakukan pengamanan/ Apabila terjadi ketidaksepadanan dalam
pengawasan terhadap satu proses pemberlakuan peraturan-peraturan tersebut,
produksi dapat membuat kesalahan akibat maka urutan prioritas peraturan yang akan
konsentrasinya terganggu. Kebisingan juga diberlakukan ialah peraturan pemerintah
meningkatkan kelelahan. Pada pekerjaan Indonesia, peraturan pemerintah daerah setempat,
yang menuntut banyak berpikir, kebisingan basis desain dan standar serta spesifikasi proyek,
sebaiknya ditekan serendah-rendahnya. peraturan dan standar internasional. Tabel
Untuk menciptakan suasana kerja yang aman berikut ini merupakan peraturan pemerintah
dan keberadaan pabrik yang tidak berbahaya Indonesia mengenai kebisingan tercantum
bagi lingkungan, beberapa peraturan standar dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Kep-51/MEN/1999. Waktu maksimum bekerja
internasional telah dibuat dan mengatur
adalah sebagai berikut (Tabel 3):
batas-batas kebisingan pabrik. Peraturan-
peraturan internasional tersebut antara lain:

36 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011


Batas waktu Pemaparan Intensitas 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
/hari kerja Kebisingan (dB)
8 Jam 85 Berdasarkan data-data dan fakta diatas dapat
4 88 kita analisa lebih lanjut untuk mengetahui sejauh
2 91 mana resiko akibat kerja tersebut perlu untuk
1 94
30 Menit 97 dikendalikan dan ditindak lanjuti yaitu dengan
15 100 Metode Matriks Penilaian Resiko.
7.5 103 Melalui analisa ini, dengan menilai peluang
3.75 106
1.88 109 dan akibat, maka akan diketahui tingkat resiko
0.94 112 yang terjadi untuk kemudian dapat diambil suatu
28.12 Detik 115 keputusan apakah resiko tersebut dapat diterima
14.06 118
7.03 121 atau tidak. Jika tidak dapat diterima, maka perlu
3.52 124 dilakukan langkah-langkah pengendaliannya
1.76 127 agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih
0.88 130
0.44 133 besar lagi.
0.22 135
0.11 139

Tabel 3 Batas waktu pemaparan kebisingan per-hari


kerja berdasarkan intensitas kebisingan yang
diterima pekerja

4.1 Matriks Identifikasi Bahaya dan akibat

Akibat Bahaya Akibat Pengendalian yang telah ada


Terhirup operator mesin drawing
Proses Debu logam Cu & dan operator lain yang area
kerjanya berdekatan. Pemakaian APD (Masker kain)
Drawing Al
Telinga terasa berdengung
Suara bising mesin
hingga fungsi pendengaran Penyediaan APD (ear-plug/muff)
& roll guide
berkurang

Dari identifikasi bahaya tersebut maka dilakukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui nilai
resikonya sebagai berikut:

4.2 Matriks Penilaian Resiko

Bahaya Penilaian Resiko


Akibat Peluang Tingkat Resiko
Debu logam Cu & Al 3 B H
Suara bising mesin & roll guide 3 B H

Dari hasil penelitian tersebut diatas, maka frekuensi dan volumenya. Sebagai contoh, suara
bahaya debu dari Cu atau Al dan kebisingan berfrekuensi tinggi lebih menggangu dari suara
yang diakibatkan oleh mesin dan roll penuntun berfrekuensi rendah. Untuk menentukan tingkat
(roll guide) mempunyai tingkat resiko H (High bahaya dari kebisingan, maka perlu dilakukan
Risk/Resiko Tinggi), yang artinya bahwa keadaan monitoring dengan bantuan alat:
diatas memang perlu pengendalian dengan - Noise Level Meter dan Noise Analyzer, untuk
urgensi yang cukup tinggi, karena bisa berakibat mengidentifikasi paparan
fatal bagi pelaksana atau operator maupun
terhadap perusahaan secara tidak langsung. - Peralatan audiometric, untuk mengetes
secara periodik selama paparan dan untuk
4.3 Pengendalian Kebisingan menganalisis dampak paparan pada pekerja.
Ada beberapa macam peralatan pengukuran
Kebisingan bisa menggangu karena

Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 37


kebisingan, antara lain sound level meter, octave media transmisi menghabiskan biaya lebih
band analyzer, narrow sound survey meter, band murah dengan teknologi lebih sederhana
analyzer, dan lain-lain. Untuk permasalahan asalkan perencanaannya matang. Bahan
bising kebanyakan sound level meter (Gambar yang dapat menyerap suara, semisal busa
3), dan octave band analyzer sudah cukup atau ijuk, dapat ditaruh di antara mesin dan
banyak memberikan informasi.
manusia.
Pengendalian kebisingan bisa juga dilakukan
dengan memproteksi telinga. Ada tutup telinga,
ada juga sumbat telinga. Yang pertama biasanya
lebih efektif daripada yang kedua. Kalau tutup
telinga bisa menurunkan kebisingan antara
25-40 dB, kemampuan sumbat telinga lebih
kecil, tergantung bahannya. Sumbat karet dapat
menurunkan kebisingan 18-25 dB. Apalagi
bahan cotton wool yang hanya menurunkan 8
dB.

4.4 Program Pencegahan Kebisingan


Pencegahan merupakan penatalaksanaan
http://www.asia.ru/en/ProductInfo/1321816.html pertama dan uatama pada kebisingan di lingkungan
Gambar 3 Portable sound level meter kerja. Pelaksanaan program pemeliharaan
pendengaran (hearing program concervation)
merupakan upaya pencegahan primer yang dapat
dilakukan di tempat kerja. Survei kebisingan
Atau bisa juga menggunakan alat yang mampu
di tempat kerja harus memperhatikan teknik
menyimpan data yaitu noise logging dosimeter
sampling agar pemeriksaan tingkat kebisingan
(Gambar 4), namun alat ini menuntut keahlian
dapat memberikan gambaran keadaan yang
khusus untuk menggunakannya, termasuk untuk
terjadi; pemeriksaan audiometri berkala juga
menentukan titik pengukurannya.
merupakan upaya deteksi dini pula. Penggunaan
alat pelindung diri telinga, pengawasan dan
pengendalian administrasi merupakan upaya
penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan oleh
dokter dan tenaga kesehatan di lingkungan kerja.
Bila sudah terjadi gangguan pendengaran
yang mengakibatkan gangguan komunikasi,
maka dapat diperkirakan penggunaan alat bantu
dengar. Jika pendengaran sudah sedemikian
buruknya sehingga komunikasi sangat sulit,
maka perlu dilakukan psikoterapi lebih intensif
agar pekerja dapat menerima keadaannya.
Jika dipergunakan alat bantu dengar, perlu
dilakukan latihan pendengaran agar pekerja
Gambar 4 Noise dosimeters dapat menggunakan sisa pendengaran dengan
alat bantu dengar secara efisien dibantu dengan
membaca ucapan bibir, mimik dan gerakan
anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat
Pengurangan kebisingan pada sumbernya
berkomunikasi. Selain itu, penderita tuli akibat
dapat dilakukan dengan memodifikasi mesin atau
bising ini juga sulit mendengar suaranya sendiri
menempatkan peredam pada sumber getaran.
sehingga diperlukan rehabilitasi suara agar dapat
Tetapi alternatif ini memerlukan penelitian
mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama
intensif dan umumnya juga biaya sangat tinggi.
percakapan. Pada penderita yang mengalami
Sebaliknya, pengurangan kebisingan pada
38 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011
tuli total bilateral dapat dipertimbangkan Ada beberapa sumbat telinga:
pemasangan implan koklea. a.Formable type
Program pencegahan yang dapat dilakukan
b. Custom-molded type
meliputi berikut ini::
1 Monitoring paparan bising c. Premolded type.
Tujuannya: Sumbat telinga bisa mengurangi bising
sampai dengan 30 dB atau lebih.
a. Memperoleh informasi spesifik tentang
tingkat kebisingan yang ada pada setiap 2. Tutup Telinga (earmuff/ protective caps/
tempat kerja. cirmaural protectors)
b. Menetapkan tempat-tempat yang akan Menutupi seluruh telinga eksternal dan
diharuskan menggunakan alat pelindung diri dipergunakan untuk mengurangi bising sampai
(APD). dengan 40-50 dB dan frekwensi 100-8000Hz.
c. Menetapkan pekerja yang harus (compulsary) 3. Helmet (Enclosure)
menjalanai pemeriksaan audiometri secara Menutupi seluruh kepala dan digunakan
periodik. untuk mengurangi maksimum 35 dB pada 250
d. Menetapkan kontrol bising (baik administratif sampai 50 dB pada frekwensi tinggi.
maupun teknis).
5 SIMPULAN
e. Menilai apakah perusahaan telah memenuhi
persyratan UU yang berlaku. Berdasarkan analisa dan pembahasan diatas,
maka dapat dsimpulkan sebagai berikut:
2. Kontrol dan administrasi 1.
Kebisingan di tempat kerja dapat
Kontrol engineering ditujukan pada menimbulkan gangguan pendengaran dan
sumber bising dan sebaran bising. Contohnya: gangguan sistemik yang dalam jangka waktu
pemeliharaan mesin (maintenace) yaitu panjang dapat menimbulkan gangguan
mengganti, mengencangkan bagian mesin yang kesehatan dan penurunan produktivitas
longgar, mengganti mesin bising tinggi ke yang tenaga kerja. Oleh rskarena itu, perlu
bisingnya kurang atau mengurangi vibrasi. dilakukan pemantauan dan deteksi dini untuk
pencegahan karena kerugian yang harus
4.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri dibayarkan akibat kebisingan ini cukup besar.
(APD) Pemeriksaan gangguan pendengaran harus
dilakukan secara teliti, cermat, dan hati-hati
Beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menghindari kesalahan prosedur dalam
penggunaan alat pelindung telinga: memberikan kompensasi kepada tenaga
1. Kecocokan: alat pelindung telinga tidak akan kerja.
memberikan perlindungan bila tidak dapat 2. Kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin
menutupi liang telinga rapat-rapat. penarikan kawat, dapat dikurangi dengan
2.
Nyaman dipakai: tenaga kerja tidak men-desain kembali roll-guidenya dengan
menggunakan APD ini bila tidak nyaman menggunakan bahan peredam suara (damping
dipakai. capacity) yang baik atau dengan merubah
parameter proses penarikan
3. Penyluhan khusus, terutama tentang cara
memakai dan merawat APD tersebut. 3. Diharapkan kepada para supervisor/manager
lebih ketat dalam pengawasan dan kontrol
langsung terhadap para pekerja guna
4.6 Jenis-jenis Alat Pelindung Telinga meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja.
1. Sumbat Telinga (earplugs/ insert device/
4. Cara terbaik untuk pengendalian kebisingan
aural insert protector)
bukan pada penggunaan alat-alat pelindung
Dimasukkan ke dalam liang telinga sampai telinga, karena bagaimanapun para pekerja
menutup rapat sehingga suara tidak mencapai akan merasa kurang nyaman, apabila selalu
membran timpani. menggunakan alat-alat pelindung telinga.
Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 39
Sebaiknya pengendalian secara teknis pada [3] Keputusan Menteri Tenaga Kerja, No.51:
sumber-sumber bunyi itu jauh lebih penting. 1999. Nilai Ambang Batas faktor Fisika di
Tempat Kerja, Jakarta.
DAFTAR KEPUSTAKAAN [4] Sanders, M.S and Mc Mormick, E.J.:Human
[1] PK Suma’mur, Dr, MSc.: Keselamatan Factors in Engineering and Design, Sixth
& Pencegahan Kecelakaan, PT Gunung ed.McGraw-Hill Book Company (1987).
Agung, Jakarta (1981). [5] http://www.asia.ru/en/ProductInfo/.
[2] Modul Training OHSAS 18001, Sucofindo. [6] http://majarimagazine.com/2007/.

40 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011

Anda mungkin juga menyukai