Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

MORBILI (CAMPAK)

Disusun Oleh :
Nama : Ella Mulimatur Rosidah
Nim : N520184015
Prodi : Profesi Ners

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AKADEMIK
2018/2019
A. PENGERTIAN
Morbili merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang dapat
menyerang pada anak (A.Aziz Alimul Hidayat,thn 2008).
Morbili adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat
menular pada anak-anak,ditandai dengan panas,batuk,pilek,konjungtivitis dan
ditemukan spesifik enantem (Koplik’s spot), diikuti dengan erupsi makulopapular
yang menyeluruh (Sri Rezeki S.Hadinegoro edisi 3,thn 2008).

B. ETIOLOGI
Penyakit morbili atau campak disebabkan oleh virus campak. Virus campak
termasuk di dalam famili paramyxovirus yang merupakan virus single sranded RNA.
Di dalam virus terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein
yang mengelilingi asam nukleat (RNA). Selubung luar merupakan suatu protein yang
bersifat hemaglutinin, cara penularan melalui droplet infeksi. ( Soegianto, 2008 ).

C. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium prodormal
Biasanya stadium ini berlangsung 4 – 5 hari disertai panas tubuh, malaise
(lemah), batuk, fotopobia, konjungtivitis, koriza. Menjelang akhir stadium kataral
dan 24 jam timbul eritema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. Kadang –
kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium
erupsi. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influensa dan sering
didiagnosis sebagai influensa. Diagnosis perkiraan dapat dibuat bila ada bercak
klopik dan pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2 minggu
terakhir.
2. Stadium erupsi
Korzia dan batuk- batuk bertambah, timbul eritema atau titik merah dipalatum
durum dan palatum mole. Kadang- kadang terlihat pula bercak koplik. Biasanya
disertai juga meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula terdapat kulit yang
normal. Mula- mula makula timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral
tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi.
Dalam dua hari bercak- bercak menjalar kemuka, lenga atas, bagian dada,
punggung, perut dan tungkai bawah. Kadang- kadang terdapat perdaraha ringan
pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah umumnya
pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat
juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah.
Variasi morbili yang biasa ini adalah : black measles yaitu ; morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, milut hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (Hiperpigmentasi)
yang lama kelamaan akan menghilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kulit
bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Suhu menurun sampai menjadi normal, kecuali jika ada komplikasi. Selanjutnya
diikuti gejala anoreksia, malaise, limfadenopati. (Ngastiyah, Perawatan anak
sakit, 351).

D. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada
saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi
berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam
timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme
imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
Patofisiologi Organisme (virus morbili) menular melalui rute udara, dalam
waktu 24 jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka akan terjadi
eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel
polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir
nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi
sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini
terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
E. PATHWAY
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat
batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan segera
terhadap komplikasi yang timbul.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Gambaran klinis yang khas
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan leukopeni
4. Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cells yang khas.
5. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test dan
complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-
3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu
kemudian.
6. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant sel yang khas.
7. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1
– 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu
kemudian.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan rasa gatal, ruam pada kulit,
eritema.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
4. Nyeri berhubungan dengan
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
6. Ketidakefektifan bersihan jalam nafas berhubungan dengan
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tiap 2 jam sekali
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Monitor perubahan warna kulit
dengan reaksi suhu dapat kembali normal pada diri pasien
inflamasi NOC :pengaturan suhu 3. Monitor adanya sianosis pada
Skala : pasien.
1. Extremely compromise 4. Monitor kelembaban kulit
2. Substantially compromise pasien
3. Moderately compromise
4. Mildly compromise
5. Not compromise
Dengan kreteria hasil :
1. Suhu kulit normal
2. Suhu tubuh dalam rentang
normal
2 Gangguan rasa Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital pasien
nyaman keperawatan selama 3x24 jam 2. Berikan bedak salisil untuk
berhubungan diharapkan pasien merasa mengurangi gatal
dengan rasa gatal nyaman dengan KH: 3. Berikan posisi yang nyaman
1. Anak dapat beristirahat 4. Kolaborasi pemberian obat
dengan nyaman sesuai advis dokter
2. Rewel berkurang
3 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital pasien
kulit berhubungan keperawatan selama 3x24 jam, 2. Pertahankan supaya anak tidak
dengan adanya rush diharapkan nyeri hilang dengan menggaruk rush.
KH: 3. Mandikan pasien dengan sabun
1. Kulit kembali bersih tidak dengan lembut untuk mencegah
ada bercak koplik. infeksi
2. Koplik tidak lagi menyebar 4. Kolaborasi pemberian obat
pada daerah tubuh yang sesuai advis dokter
lain.

4 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan 3. Kaji tanda-tanda vital pasien


dengan keperawatan selama 3x 24 jam, 4. Kaji tipe, lokasi dan intensitas
diharapkan nyeri dapat nyeri
terkontron dengan KH: 5. Berikan posisi yang nyaman
1. Nyeri skala 0-3 6. Kolaborasi pemberian obat
2. Istirahat meningkat sesuai advis dokter

5 Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan 2. Pantau kulit dari adanya: ruam
tubuh berhubungan keperawatan selama 3x24 jam, dan lecet, warna dan suhu,
dengan infeksi virus diharapkan kebutuhan struktural kelembaban dan kekeringan
morbili dan fungsi fisiologis dari kulit yang berlebih, area kemerahan
dan membran mukosa dengan dan rusak.
KH: 3. Mandikan dengan air hangat
1. Terbebas dari adanyalesi 4. Dorong pasien untuk
jaringan menghindari menggaruk kulit
5. Kolaborasi pemberian obat
sesuai dengan advis
6 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital pasien
bersihan jalan nafas keperawatan selama 3x24 jam, 2. Berikan oksigen sesuai dengan
berhubungan diharapkan jalan nafas krmbali kebutuhan
dengan efektif dengan KH: 3. Lakukan suction
penumpukan secret 1. Tidak ada dyspneu dan 4. Kolaborasi dengan dokter untuk
takhipneu. pemberian obat yang sesuai
2. Anak kembali normal
dalam bernafas antara
20 – 30 x / menit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:


Salemba Medika.
2. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1, Jakarta: Salemba Medika.
3. Soegijanto, soegeng. 2008. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di
Indonesia jilid 6. Surabaya : Airlangga University Press.
4. Hargono, Arief. 2012. Penilaian Atribut Surveilans Campak Berdasarkan
Persepsi Petugas Surveilans Puskesmas di Surabaya. Di akses 23 oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai