4 PATOGENESIS WHEEZING
1. Patogenesis Asma
Gejala asma, yaitu batuk sesak dengan mengi merupakan akibat dari
obstruksi bronkus yang didasari oleh inflamsai kronik dan hiperaktivitas
bronkus(1).
Hiperaktivitas Obstruksi
Inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag
Bronkus Bronkus
alveolar, nervus vagus dan mungkin juga epitel saluran nafas. Peregangan vagal
menyebabkan refleks bronkus, Faktor Risiko
sedangkan Gejala
mediator inflamasi yang dilepaskan
oleh sel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan nafas lebih permeabel dan
memudahkan alergen masuk ke dalam submukosa sehingga memperbesar reaksi
yang terjadi(1).
Gambar 2. Proses imunologis spesifik dan non-spesifik (3)
Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan
serangan asma, melalui sel efektor sekunder seperti eusinofil, netrofil, trombosit
dan limfosit. Sel-sel inflamasi ni juga mengeluarkan mediator yang kuat seperti
leukotrien, tromboksan, Platelet Activating Factors (PAF) dan protein sititoksis
memperkuat reaksi asma. Keadaan ini menyebabkan inflamasi yang akhirnya
menimbulkan hiperaktivitas bronkus(1).
Benda Asing di Trakea dan Bronkus Disamping gejala batuk dan dengan tiba-
tiba yang berulang dengan rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, terdapat
gejala patognomonik yaitu audible slap, palpaory thud dan asthmatoid wheeze
(nafas berbunyi pada saat ekspirasi). Benda asing di trakea yang masih dapat
bergerak, pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk, benda
asing itu akan terlempar ke laring. Selain itu terdapat juga gejala suara serak,
dispne, dan sianosis, tergantung pada besar benda asing serta lokasinya.
Batuk-batuk, wheeze dan demam adalah gejala yang umum pada penderita
terinhalasi benda asing. Diagnosis wheezy bronchitis haruslah dipertanyakan
lebih dalam pada anak-anak, bila hal ini terjadi tiba-tiba tanpa didahului oleh
gejala selesma, atau bila sebelumnya tidak ada serangan seperti ini, atau tidak
terdapat riwayat alergi serta bila rhonkhi pada inspirasi dan ekspirasi yang tidak
menyeluruh pada kedua paru(6).
DAFTAR PUSTAKA
3. Busse, Williams M.D Advance immunology asthma Engl J Med, Vol. 344,.
www.nejm.org
4. Orenstein DM, Bronchiolitic. Dalam Nelson WE, Editor Nelson, Textbook
of Pediatric, 15th edition, Philadelphia, 1996, hal : 1484-85.
5. Zain, Magdalena sidhartani.Bronkiolitis. Buku Ajar Respirologi Anak.
Edisi pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. Hal. 334-343
6. Sugito, HMM Tarigan dkk, Benda Asing di Saluran Nafas Bagian Ilmu
Penyakit Paru, Fakultas Kedokteran Sumatera Utara UPF Paru Rumah
Sakit Dr Pirngadi, Medan Edisi Khusus No. 80, 1992