Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

Airway Remodeling in Asthma

Dosen Pembimbing Klinis


dr. Khrisma Wijayanti, Sp.P

Dokter Muda
Nuzlan Nuari (5120023035)

Departemen / SMF Radiologi


RSI Surabaya Jermursari Kepaniteraan Klinik
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2023
TAHUN
PENERBIT

JUDUL
PENULIS
PENDAHULUAN
• Asma adalah penyakit inflamasi pada saluran napas akibat paparan alergen
atau iritan lingkungan lainnya, yang mengakibatkan bronkokonstriksi, mengi,
dan sesak napas.
• Perubahan struktural saluran napas yang berhubungan dengan asma, yang
secara luas disebut sebagai remodeling saluran napas, merupakan gambaran
patologis asma kronis yang berkontribusi terhadap manifestasi klinis penyakit
ini..
• Remodeling saluran napas pada asma merupakan perubahan matriks seluler
dan ekstraseluler pada saluran napas besar dan kecil, apoptosis sel epitel,
proliferasi sel otot polos saluran napas, dan aktivasi fibroblas.
FENOTIPE
ASMA

1. High Th2
• Early onset allergic asthma
• Late onset steroid-resistant eosinophilic asthma
• Aspirin Exacerbated Respiratory Disease
2. Low Th2  steroid-resistant
• Neutrophilic asthma
• Paugranulocytic asthma
Endotype Airway Remodeling
Study post mortem  Remodeling saluran napas dapat mempengaruhi saluran napas besar dan kecil
Assesment airway remodeling :
- Endobronchial biopsy (invasive) GOLD
STANDARD
- CT scan thorax (non-invasive) Sering
digunakan

Childhood-onset asthma  Remodeling saluran napas (+), peningkatan ketebalan membran basal retikuler, dan massa
otot polos saluran napas
Adult-onset asthma  Remodeling saluran napas (-), Air trapping (+) kecuali pada gejala klinis ringan

Remodeling saluran napas tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan/atau kronisitas inflamasi.
Matrix Ekstraseluler pada
Remodeling Saluran Napas Asma
Komponen Matrix Ekstraseluler :
1. Protein structural (kolagen dan elastin)
2. Protein adhesi (fribronektin dan tenascin)
3. Glikosaminogen dan proteoglikan

Pada airway remodeling  Produksi Matriks Ekstraseluler meningkat  menyebabkan perubahan struktur
dan fungsi jaringan yang berkontribusi terhadap remodeling saluran napas.
Faktor risiko lingkungan yang diketahui seperti bahan bakar biomassa, asap rokok, dan rhinovirus telah terbukti
merangsang produksi protein ECM oleh sel epitel saluran napas, sel otot polos, dan fibroblast.
Remodeling Saluran Napas
dan Usia
Penuaan mempengaruh :
1. Penurunan faal paru
2. Perubahan struktural paru  mengurangi elasitisitas paru
3. Penyempitan saluran napas perifer
4. Kalsifikasi sendi kosto-kondral
5. Kelemahan otot rangka dan diafragma

Proses penuaan tersebut dipercepat oleh kondisi Asma


PATOFISIOLOGI
ADA 3 FAKTOR YANG BERPERAN :
1. Epitel saluran napas sebagai “inisiator” remodeling saluran napas
2. Imun sel sebagai “penguat” terjadinya remodeling saluran napas
3. Sel masenkim paru sebagai “efektor” remodeling saluran napas
Epitel Saluran Napas sebagai
“Inisiator”
Saat terjadi paparan allergen
- Sel epitel merekrut sel dendritic dan memicu respon imun
- Sel epitel apoptosis dan memicu proses regenerasi sel  jika terjadi terus menerus dan dalam jangka waktu yang
lama akan mengakibatkan perbaikan jaringan yang menyimpang
Saat terjadi bronkokonstriksi
Sel epitel terkena tekanan yang besar  mengakibatkan :
- Perekrutan sel dendritic  memicu respon imun dan inflamasi
- Memproduksi Epidermal Growth Factor dan TGF-B memicu prolifersi sel goblet & penebalan sub-epitel
peningkatan sekresi mucus & penyempitan saluran napas

Sitokin inflamasi yang terlibat dalam asma akan menyebabkan penuaan seluler  pembentukan jaringan ikat &
akumulasi fibroblast  peningkatan produksi protein ECM dan remodeling saluran napas
Respon Imun sebagai “Penguat”
Aktivasi sel T helper 2 (Th2) dan 17 (Th17)
- Sitokin Th2, seperti IL-4 dan IL-13 meningkatkan fibrosis subepitel, hiperplasia mukosa, dan deposisi kolagen
- Stiokin Th17  mempercepat akumulasi komponen matriks fibrotik danproduksi TGF-B

Gangguan fungsi Makrofag Alveolar


- Pada penderita asma, fungsi alveolar makrofag terganggu  menyebabkan inflamasi berkepanjangan
- Marofag Alveolar juga berkontribusi dalam aktivasi TGF-B yang mengakibatkan remodeling saluran napas
Peran Tumor Growth Factor-Beta (TGF-
B) dalam Remodeling Saluran Napas
• TGF-B diaktivasi oleh sel epitel saluran napas dan makrofag alveolar dan dilepaskan terutama oleh eosinophil
• TGF-B mendorong produksi Metalloproteinase-9 (MMP-9) yang secara langsung mendegradasi Matriks
Ekstraseluler dan mempercepat terjadinya remodeling jaringan
• MMP-9 diaktifkan oleh tryptase yang dihasilkan oleh sel mast
• Enzim tryptase juga menyebabkan proliferasi sel fibroblas, endotel, dan epitel yang selanjutnya memicu
remodeling saluran napas pada penderita asma.
• Neutrofil juga terbukti menghasilkan MMP-9
• Pada asma non alergi, sel epitel memulai proses inflamasi melalui pelepasan IL-6, TGF-β, dan IL1-β, yang
merangsang produksi IL-17
• Sitokin Th17 seperti IL-17 dan IL-22 memfasilitasi perekrutan neutrofil, dan produksi TGF β, yang selanjutnya
memperkuat respons inflamasi dan remodeling saluran napas
Respon Masenkim sebagai “Efektor”
• Jaringan masenkim paru terdiri dari Airway Smooth Muscle (ASM) dan sel fibroblast pada lapisan submucosa.
• Epithelial-mesenchymal Tropic Unit (EMTU) merupakan penggerak dalam respons perbaikan terhadap cedera
kronis.
• Sel Masenkim mensekresi TGF-B dan Faktor pertumbuhan fibroblast (FGFs) untuk membantu pertumbuhan dan
diferensiasi sel epitel saat terjadi kerusakan.
• Sel epitel mensekresikan (EGF), TGF-B, Sonic Hedgehog (SHH) dan protein WnT untuk membantu proliferasi
dan diferensiasi sel masenkim saat terjadi kerusakan.
• Pada pasien asma, mekanisme EMTU terganggu karena sitokin dari sel epitel terakumulasi dengan sitokin dari
respon imun sehingga menyebabkan proliferasi dan diferensiasi sel masenkim yang berlebihan ditandai dengan
meningkatnya jumlah sel ASM (Airway smooth muscle) dan fibroblas.
• Peningkatan fibroblast selanjutnya akan menstimulasi pembentukan komponen matriks ekstraseluler secara
berlebihan.
Respon Imun sebagai “Penguat”

Epitel saluran napas berfungsi sebagai antarmuka utama antara lingkungan dan paru-paru.
Ketika dipicu oleh alergen, tungau debu rumah, atau mikroba, sel epitel merespons dengan
mengeluarkan faktor larut yang merekrut dan mengaktifkan sel kekebalan. Amplifikasi respon
imun melibatkan makrofag, sel dendritik, neutrofil, sel mast, eosinofil, dan limfosit. Baik sel
epitel maupun sel imun menghasilkan sinyal parakrin yang menginduksi proliferasi, ekspansi,
dan aktivasi mesenkim submukosa yang mencakup sel otot polos saluran napas dan fibroblas.
KESIMPULAN
Pengenalan dan peningkatan pemahaman tentang subfenotipe penyakit dan endotipe patologis
telah menginformasikan perlunya ketepatan yang lebih besar dalam diagnosis dan pengobatan
kelompok “sindrom” klinis yang heterogen ini. Remodeling saluran napas dapat dipandang
sebagai endotipe spesifik dari patologi asma yang relatif refrakter terhadap terapi anti inflamasi
konvensional. Telah diusulkan bahwa asma refrakter kortikosteroid mungkin mewakili sub-
fenotipe yang ditandai dengan peningkatan respon inflamasi saluran napas neutrofilik dengan ada
atau tidaknya eosinofil, dengan bukti peningkatan cedera jaringan dan remodeling.
DAFTAR PUSTAKA
Hough, K. P., Curtiss, M. L., Blain, T. J., Liu, R. M., Trevor, J., Deshane, J. S., & Thannickal, V. J. (2020). Airway
remodeling in asthma. Frontiers in medicine, 7, 191.

Anda mungkin juga menyukai