Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Tuberculosis Sepsis
Tenggelam Overdosis
c.Patofisiologi
Terlepas dari awal mula prosesnya, ARDS selalu berhubungan dengan penambahan
cairan dalam paru-paru sehingga membentuk edema paru-paru. Namun hal ini berbeda
dengan edema paru-paru kardiogenik karena tekanan hidrostatik kapiler paru-paru tidak
meningkat. Awalnya terdapat cidera pada membrane alveola kapiler yang menyebabkan
kebocoran cairan, makro molekul, dan komponen-komponen sel darah kedalam ruang
interstisial. Seiring dengan bertambah parahnya penyakit, kebocoran tersebut masuk ke
dalam alveoli. Peningkatn permeabilitas vascular terhadap protein membuat perbedaan
hidrostatik yang besar sehingga peningkatan tekanan kapiler yang ringanpun dapat
meningkatkan edema interstisial dan alveolar.
d.Manifestasi Klinis
1. Sindroma gawat pernafasan akut terjadi dalam 24-48 jam
2. Hipoksemia
3. Dispnea
4. Pernapasan yang cepat dan dangkal
5. Takipneu
6. Ronchi basah
7. Kulit terlihat pucat atau biru
8. Cemas
e.Pemeriksaan Diagnostik
Analisa Gas Darah
Radiografi
CT-scan
Tes fungsi paru
EKG
f.Penatalaksanaan
Tujuan terapi :
Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan, umumnya bersifat suportif .
Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan yang adekuat.
Mencegah komplikasi.
1. Terapi oksigen
2. Ventilasi mekanik
3. Pemantauan oksigen arteri adekuat
4. Terapi farmakologi
5. Pemeliharaan jalan napas
6. Dukungan nutrisi
g.Asuhan Kegawatdaruratan
1. Primary Survey
Airway (Jalan Napas)
– Bersihan Jalan nafas
– Ada / tidaknya sumbatan jalan napas
– Distress pernapasan
– Tanda-tanda perdarahan dijalan nafas, muntahan
Breathing
– Frekuensi Nafas
– Pergerakan Dinding Dada
– Nafas Dangkal Dan Cepat
– Menggunakan Otot Pernafasan
– Irama Nafas
– Bunyi Nafas
Circulation
– Denyut nadi
– Tekanan darah
– Warna kulit dan kelembaban kulit
Disability
– Kesadaran
– GCS
– Gerakan Ekstremitas
– Respon Pupil Terhadap Cahaya
2.Secondary Survey
– Pengelompokan data
– Pemeriksaan fisik
h.Masalah Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Nyeri Akut
4. Pola nafas tidak efektif
mengempiskan paru. Pneumothorax dapat juga berkembang sebagai akibat dari penyakit-
penyakit paru yang mendasarinya, termasuk cystic fibrosis, chronic obstructive pulmonary disease
(COPD), kanker paru, asma, dan infeksi- infeksi dari paru-paru.
c.Patofisiologi
Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
Pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding dada), sehingga
tidak ada hubungan dengan dunia luar. Tekanan di dalam rongga pleura awalnya
mungkin positif, namun lambat laun berubah menjadi negatif karena diserap oleh
jaringan paru disekitarnya.
Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax)
Pneumotoraks dimana terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang
merupakan bagian dari dunia luar (terdapat luka terbuka pada dada). Dalam keadaan ini
tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar
Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax)
Pneumotoraks dengan tekanan intrapleura positif,makin lama makin bertambah besar
karena fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Inspirasi, udara masuk melalui
trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus menuju pleura melalui fistel
yang terbuka espirasi udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar.
d.Pathway
e.Gejala Klinis
1. Nyeri dada yang biasanya mempunyai suatu pencetusan yang tiba-tiba (tajam dan
sesak).
2. Napas yang pendek,
3. Denyut jantung yang cepat,
4. Napas yang cepat,
5. Batuk, dan kelelahan.
6. Cyanosis
f.Pemeriksaan Fisik
1. Auskultasi : suara bronchial, suara vesikuler yang hilang, friksi bila ada infeksi
2. Perkusi :suara metalik kadang-kandag suara timpani. Bagian yang atelektasis seperti
kuali pecah.
3. Perbedaan tekanan udara pleura kanan dan kiri, mediastinum dan jantung tergeser ,
hingga suara jantung teredam dengan suara systole yang menurun.
4. Oleh kurangnya bagian paru-paru yang masih berfungsi normal frekuensi
pernafasan akan dipercepat.(Hiperventilasi)
g.Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray
2.Ct-Scan
h.Terapi
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran
udara sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui
dada dan pemasangan selang untuk mengalirkan udara.
• Terapi Oksigen
• Aspirasi Sederhana
• Selang Torakostomi/Kateter Interkostal
• Pembedahan
i.Asuhan Kegawatdaruratan
Pengkajian
1. Primary Survey
Airway (Jalan Napas)
– Bersihan Jalan nafas
– Ada / tidaknya sumbatan jalan napas
– Distress pernapasan
– Tanda-tanda perdarahan dijalan nafas, muntahan
Breathing
– Frekuensi nafas
– Pergerakan dinding dada
– Nafas dangkal dan cepat
– Menggunakan otot pernafasan
– Irama nafas
– Bunyi nafas
Circulation
– Denyut nadi
– Tekanan darah
– Warna kulit dan kelembaban kulit
Disability
– Kesadaran
– GCS
– Gerakan ekstremitas
– Respon pupil terhadap cahaya
j.Masalah Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Nyeri Akut
4. Gangguan Mobilitas Fisik
5. Ansietas
6. Resiko Infeksi