Explore Your Potentials PDF
Explore Your Potentials PDF
Rahmadsyah Mind-Therapist
WARNING !
Hak @cipta adalah milik Allah. Maka, apa-apa yang tertulis
dalam e-book ini, hak Anda untuk mendistribusikannya. Di atur
dalam Al-Qur’an & Hadits
Tentang Saya
Saya dibesarkan dari keluarga sederhana, tapi penuh dengan cinta dan
kasih sayang. Ayah saya seorang guru. Sementara Ibu penuh aktivitas di
rumah. Sehingga, intensitas bersama orang tua, lengkap saya dapatkan.
Beasiswa ke Jakarta
Selama kuliah di TAZKIA lah, cara pandang saya berubah. Yaitu setelah mendapatkan training
motivasi pertama kali dalam hidup saya. Saat itu disampaikan oleh bapak Aris ahmad jaya. Pada
masa pekan ta’aruf mahasiswa baru. Training motivasi sungguh berkesan bagi saya, karena selama di
Aceh, saya belum pernah mendapatkan hal seperti itu sama sekali.
www.kursusnlp.com Rahmadsyah Mind-Therapist 3
Explore Your Potentials
Dalam hati terbesit ”Mungkin ini yang menjadikan, mengapa orang-orang di ibu Kota memiliki
semangat hidup dan belajar yang tinggi.” Kemudian terbesit dalam diri ”Saya harus menjadi
MOTIVATOR”...
Semenjak itu, saya memutuskan diri sebagai Agent of Change dengan cara menjadi Trainer & Mind-
Therapist. Kemudian, saya sering mengikuti seminar-seminar motivasi, training for trainer dan
membeli VCD live seminar, seperti; Pak Tung Dasem Waringin, Tommy siawira, James qwee dan
Krisnamurti.
Buku-buku motivasi dan pengembangan diri, menjadi konsumsi sehari-hari. Hingga suatu saat
membaca buku Unlimited Power, karya Anthony Robbins. Buku tersebut membahas tentang
bagaimana mewujudkan IMPIAN. Juga, aplikasi dari NLP (Neuro-linguistic programming).
Penasaran tentang NLP semakin besar, seiring dengan kuatnya keinginan mempelajari ilmu tersebut.
Akhir 2007, saya bisa mengikuti kelas fundamental NLP selama 2 hari bersama Pak Teddi Prasetya.
Training ini sungguh menginspirasi saya. Karena, NLP mampu menyelesaikan permasalahan emosi.
Ini semakin menambah passion saya untuk terus belajar, agar dapat menyelesaikan trauma tsunami
di Aceh, yang pernah saya alami.
Memasuki awal 2008, saya mendapat kesempatan Coaching dari Management Trainee Krisnandira,
bapak Krisnawan putra. Dari sini mulai terarah dan menambah wawasan tentang dunia pelatihan,
baik publik maupun in-house training.
Akhirnya, pada Mei 2008. Keinginan mempelajari NLP secara menyeluruh tercapai. Difasilitasi oleh
Trainers Management Indonesia. Selanjutnya bulan agustus 2008 menlanjutkan ke Jenjang Master
NLP Practitioner yang di bimbing oleh Master Trainer NLP dari Florida,USA. Guru Abdul Aziz.
Setelah menyelesaikan kursus NLP & Hypniotheray, Saya terus belajar kepada para pakar-pakar
lainnya. Seperti Bpk. Hari Subagya, Ikhwan Sopa, Eddy iskandar (EFT), Asep Hairul Gani (Ericsonian)
dan mendapatkan bimibingan Personal Coach dari bapak Krisnamurti Mindset Motivator. Saya juga
mendapat pembimbing Spiritual, bapak Noeryanto Ahipuro, pengasuh pontren NLP Pasar Minggu,
hingga saat ini.
Alamat kantor
Sampai dengan sekarang, Saya aktif memberikan pelatihan pengembangan diri, baik in-house
maupun publik training. Partner dan peserta, dari berbagai kalangan. Excecutive, Profesional,
Entrepreneur, Mahasiswa, Guru dan karyawan. Organisasi; Perusahaan, Yayasan dan lembaga
Sekolah / Kuliah (dari TK – Perguruan Tinggi). Juga, menjadi asociate di Tanthowi Yahya Public
Speaking School.
Akhir tahun 2009, saya bekerjasama dengan Bapak Syamsul Hatta dan Amarta Imron, mendirikan
Mind-Talks Training & Consulting, yang beralamat di Lt.3 dentist&dentists Jl. Wolter Monginsidi no
58 C, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Rahmadsyah Mind-Therapist
Certified Master Practitioner NLP, from Florid, USA
Certified Hypnotherapy, from IBH
Certified Multiple Intelligences, from Lazuardi Next
www.kursusnlp.com
Assalamu’alaikum wr.wb
Semoga e-book ini menjadi penyambung silaturahim antara saya dengan Anda. Saya mengucapkan
terima kasih banyak, karena Anda sudah berkenan menyempatkan waktu untuk mengunduh karya
pertama saya ini. Atau mungkin, Anda memiliki e-book ini, karena hadiah (kiriman) dari teman Anda.
E-book ini pada dasarnya modul dari pelatihan “Explore Your Potentials”. Pelatihan yang bertujuan
untuk menyadari potensi yang Allah anugerahkan pada saya dan Anda. Tujuan saya menuliskan
electronic book ini, hanya ingin berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan.
Saya berterima kasih kepada Bapak Adi W Gunawan dan Munif Chatib, karena berkat buku Born To
Be Genius dan Sekolahnya Manusia, sangat membantu saya dalam menyelesaikan e-book ini.
Terutama pembahasan pada sesi ke 2, tentang kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences).
E-book ini terbagi dalam 3 sesi. Saya tidak menggunakan istilah bab, karena sesuai dengan pelatihan
sebenarnya, yang berdurasi 3-5 jam.
Sesi pertama, membahas tentang pengalaman dalam melakukan aktifitas menulis dan berbicara
sebagai trainer. Ternyata, kegiatan tersebut, semakin saya tekuni semakin membedah sisi kehidupan
dan segala yang ada dalam diri saya. Di antaranya adalah tentang potensi yang sudah tertanam
semenjak saya berusia 3 bulan dalam rahim ibu saya.
Sesi kedua, saya membahas tentang 8 kecerdasan manusia, ciri-ciri dari setiap kecerdasan dan cara
mengenal kedelapan kecerdasan tersebut, dengan kuisioner. Serta, tips mengoptimalkan potensi
dengan berada pada habitat yang tepat.
Sesi ketiga, cerita tentang buah manfaat yang saya alami setelah menerapkan cara-cara yang saya
ceritakan dalam e-book ini. Saya juga menyelipkan, 10 pertanyaan berkualitas, untuk memahami
passion Anda.
Sementara Anda mulai membaca e-book ini, saya mau mengalawi dengan kisah kehebatan orang
Thailand dalam menaklukkan gajah. Kisah ini disampaikan turun menurun, supaya generasi
selanjutnya, memahami cara-cara jitu menaklukkan gajah. Selain itu, supaya bisa mengambil ibrah
dalam kehidupan, agar tak menjadi seperti gajah dalam konteks itu.
Gajah adalah termasuk hewan yang terkuat di alam jagat raya ini. Dari kekuatan dan ukuran
badannya. Meski demikian, para pawang gajah Thailand, memiliki trik yang sangat sederhana untuk
menjinakkan penguasa hutan itu. Mau tau?
Persiapan
Mula-mula, mereka membuat perangkap. Yaitu, merancang rangkaian rantai, yang dililitkan pada
pohon besar. Rantainya, seukuran gengaman tangan laki-laki. Pohonnya tinggi dan kokoh. Sehingga,
jika masuk perangkap, sang gajah tidak akan mampu memutuskan rantai dan merobohkan pohon,
saat berusaha melepaskan diri.
Perangkap itu dibuat, bila sang gajah melawati tempat tersebut, maka, kakinya akan terikat dan
gajah tidak bisa bergerak kemana-mana. Setelah selesai menyiapkan perangkap, maka tiba saat nya
menanti gerombolan gajah melewati perangkap tersebut.
Hari pertama, tidak ada satupun gajah yang terkena perangkap. Lalu, para pawang merapikan
kembali, dan memperbaiki ulang perangkapnya.
Singkat cerita, pada hari berikutnya, terperangkaplah seekor gajah besar. Kaki belangkang tersangkut
dan terikat rantai pada pohon besar. Sang gajah hanya bisa berteriak dan berusaha lepas. Tapi,
semua usahanya itu nihil. Setelah gajah tertangkap, para pawang tidak langsung membawa sang
gajah ketempat mereka. Karena sang gajah masih sangat liar.
Bila mereka ingin membawa pulang sang gajah tanpa susah payah, maka mereka harus menjinakkan
sang gajah terlebih dahulu. Dan, para pawang memiliki cara sederhana menjinakkan sang gajah.
Potensi dalam diri gajah sangat luar biasa, namun sayang, saat
tertangkap dan termanjakan, menjadi tidak berdaya.
Karena sadar, sang gajah memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, maka mereka menjinakkannya
dengan memberikan dan menyiapkan makan sang gajah setiap hari.
Kalau biasanya gajah liar ini harus mencari sendiri, maka mereka memanjakan gajah itu. Sementara
sang gajah, masih dalam keadaan terikat. Walau demikian, awalnya, sang gajah tetap terus berusaha
melawan untuk memutuskan rantai itu.
Tetapi, setelah sehari dua hari, dia mulai diam, berhenti mengeluarkan potensi dalam diri nya.
Karena beberapa kali berusaha tidak berhasil. Apalagi, setiap hari, pawang gajah selalu memberinya
makan.
Dengan begitu, tidak ada alasan yang besar baginya, untuk melepaskan diri.
Setelah seminggu berlalu, sang gajah sudah berhenti melakukan gerakan-gerakan untuk melepaskan
diri. Setiap hari, sang pawang tak lupa memanjakan sang gajah dengan menyiapkan makanan bagi
nya.
Melihat kondisi seperti itu, pawang mulai meregangkan rantai pada kaki sang gajah. Ingin
mengamati, apakah gajah akan bereaksi kalau direnggangkan? Ternyata, sang gajah tetap dalam
kondisi diamnya.
Setelah 2 minggu lebih, dan gajah tidak lagi menunjukkan aksi untuk melepaskan diri, pawangpun
melepaskan ikatan rantai di kaki gajah. Kemudian membiarkan gajah sendiri sampai keesokan
harinya.
Adapun yang terjadi pada keesokan harinya, gajah tetap berdiam diri di sana. Padahal, bila dia mau
pergi, dia bebas melangkahkan kakinya.
Setelah melihat sang gajah masih tetap berada di bawah pohon, barulah para pawang membawa
pulang sang gajah ke tempat mereka. Dan, gajahpun dengan mudah digiring ke tempat tujuan.
Cerita yang disampaikan turun menurun ini, bertujuan supaya generasi mereka memahami cara
termudah menjinakkan gajah. Yaitu, memanjakan sang gajah.
Dan petuah kehidupan adalah, jangan seperti sang gajah terbuai dalam kenyamanannya (comfort
zone). Yang tak mau berusaha untuk mengeluarkan seluruh potensi dalam diri. Melepaskan diri,
pergi lagi ke alam bebas. Meskipun, rantai di kakinya sudah dilepaskan.
Bapak Hadid adalah seorang pensiunan Departemen kehutanan. Selama bekerja mengabdikan diri
kepada negara, dia mempunyai aktifitas sebagai pelestari cagar alam dan menjaga keberlangsungan
hidup satwa langka.
Karena aktifitasnya sering berhubungan dengan hewan liar dan jenis-jenis satwa lainnya.
Terpupuklah cinta kasih dalam dirinya, terhadap hewan-hewan liar yang lepas. Binatang yang tak
bertuan atau yang terbuang di jalanan, sering kali dia pungut dan dibawa pulang kerumahnya.
Setelah itu, baru di tempatkan kepada habitat yang sesuai, atau dilepaskan lagi ke alam liar.
Terkecuali kucing. Sebab hewan ini termasuk hewan rumahan, dan tak mungkin dilepaskan ke hutan.
Suatu hari, beliau bersama anggotanya menyelamatkan seekor singa yang yang terperangkap
bersama dengan bayinya. Sayang, Induk singa tidak bisa tertolong nyawanya, karena terlalu banyak
keluar darah di kakinya. Sementara bayi singa tersebut, dia bawa pulang.
Setelah tiba di rumah dan kelelahan, Pak Hadid lupa, kalau hewan kecil mungil yang dia bawa pulang
adalah anak singa. Karena hampir mirip-mirip, maka disatukanlah bayi singa tersebut dengan kucing
lain yang berada di tempat kushus di belakang rumahnya.
Semenjak hari itu, bayi singa hidup bersama dengan kucing-kucing lainnya. Semakin bertambahnya
waktu, tubuhnyapun mulai membesar. Tetapi, dia tidak bisa mengaumkan suaranya. Karena, dia
hanya mendengar suara, meong..meong…meong saja. Dan sang singa tidak pernah pernah
menyadari kalau dirinya adalah singa, kecuali dia menganggap dirinya tetap sebagai kucing.
Sampai suatu hari. Pak Hadid membawa pulang kerumah, kerangka jeruji besi, di dalam nya terisi
hewan yang jauh berbeda dengan mereka. Tapi hampir mirip, dan sangat mirip dengan anak singa.
Hewan dalam kerangkeng jeruji besi tersebut memiliki suara yang sangat luar biasa kerasnya.
Ngaum… ngaum… ngaum.. sampai menggetarkan dada. Mendengar suara hewan dalam jeruji
tersebut berbeda. Anak singa mendekat, dan terjadi komunikasi di antara mereka…
“Kamu ini siapa, kok suara kamu keras, berbeda dengan kami, padahal kita mirip, cuma kamu lebih
besar saja”. Tanya anak singa yang merasa diri sebagai kucing. “Aku adalah singa sang penguasa
hutan”. Jawab singa dalam jeruji dengan suara lantang dan gagah. “Kita ini kan kucing, tapi kenapa
kamu memiliki suara yang keras, bahkan bunyinya bukan meong-meong”. Anak singa melajutkan
pertanyaannya.
Kemudian sang singa menjawab, sambil mendekatkan wajahnya kepada anak singa. Lalu menatap
mata anak singa “Apa kamu bilang, kucing? Ha..ha…ha… apakah kamu tau kalau aku dan kamu
bukan kucing. Tapi kamu dan aku adalah singa”. Dengan penasaran anak singa bertanya “Apa?
singa? Aku bukan kucing? Tapi suaraku bukan seperti mu, meong..meong…meong… aku tidak bisa
bersuara seperti mu”.
Lalu sang singa mengaum-ngaum. “Baiklah, kalau begitu, supaya kamu berbeda dengan kucing dan
menyadari dirimu adalah singa. Aku akan mengajarkanmu bagaimana mengeluarkan suara
sepertiku. Kemari, mendekat lebih dekat dengaku. Lalu perhatikan caraku bersuara”. Anak singa
mendekat seperti ajakan sang singa. Setelah anak singa mendekat, sang singa melanjutkan
arahannya “Pertama-tama tariklah nafasmu, kemudian tahan di perut. Lalu, buka mulutmu lebar-
lebar, dan hentakkan suaramu, seperti ini, ngaum..ngaum…ngaum…”
Anak singa memperhatikan, kemudian dia melakukan seperti arahan sang singa. Dan saat dia
menghentakkan suaranya, terdengarlah suara, “Ngaum…ngaum..ngaum…” Anak singa terkejut
dengan suaranya sendiri. Kemudian dia mencoba lagi berkali-kali. Sampai sang singa mengatakan
“Ketahuilah, kamu bukan kucing, tetapi, kamu anak singa, si penguasa hutan”. Kemudian dia
mengatakan “Aku adalah singa, aku bukan kucing… ngaum…ngaum..ngaum…”
Kisah di atas, menjadi salah satu inspirasi bagi saya menuliskan e-book ini. Karena, dari pengalaman
traning dan therapy yang saya lakukan, saya sering mendapat pertanyaan dari peserta “Bagaimana
cara mengenali potensi yang terpendam dalam diri?”
Terkadang, sering mendapat curhat dari beberapa teman facebook, yang baru selesai kuliah “Kak,
aku pantasnya berkarir di bidang apa?”. Selain itu, saya berharap, e-book ini bisa membantu adik-
adik calon mahasiswa baru, agar tidak salah mengambil jurusan saat kuliah. Tetapi, semoga
pilihannya, bisa sesuai dengan pontensi dalam diri nya.
Sebenarnya, potensi dalam diri Anda dan saya, sungguh luar biasa sekali. Namun sayang, banyak
yang terjadi, seperti cerita tadi, setelah sekali dua kali mencoba, kemudian menyerah dan
mengatakan “Saya tidak mampu”.
Bahkan ada juga, tidak menyadari bahwa dalam dirinya, tersimpan pontensi yang sangat luar biasa
sekali. Semoga, sharing sederhana ini, bisa menjadi loncatan untuk menyadari potensi sesungguhnya
dalam diri Anda…
Saya yakin, Anda pasti pernah mendengar uangkapan berikut ini. Dan, mengetahui siapa yang
mengucapkannya. “Apalah arti sebuah nama”. (William Shake Spear).
Padahal, kalau tidak ada nama, entah seperti apa kita mengenali sesuatu, ya kan? Kemudian, karena
sebuah nama, kita bisa mengerti dan memahami sesuatu. Mungkin itu sebabnya, ilmu pertama yang
Nabi Adam pelajari adalah tentang nama-nama di jagat raya.
Oleh karena itu, saya membuka kamus lengkap psikologi, J.P Chaplin. Yang diterbitkan oleh Rajawali
pers. Pertama saya mencari kata “Potency” (potensi), yang berarti;
Kemudian, Anda pasti sudah membaca “Explore Your Potentials” di sudut paling kanan bawah, dekat
dengan nomor halaman, iya kan? Itu merupakan tema training soft skill (motivasi), yang sering saya
bawakan. Dan e-book ini sendiri, merupakan manual book untuk pelatihan tersebut.
Oleh karena itu, setelah kata potency, mata saya melirik ke kata selanjutnya pada kamus karya JP
Chaplin tadi. Tepat setelah kata potency, kata selanjutnya adalah istilah yang saya cari Potential
(Potensial);
Jadi, potential yang saya maksud dalam e-book ini, seperti definisi kamus di atas.
Perenungan diri
Dari perenungan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas tadilah, hadir ide-ide dan jawaban-jawaban.
Kemudian, saya mencoba melakukan dan merealisasikan insght yang saya dapat dari perenungan
tadi. Ternyata, hasilnya sangat memuaskan bagi saya. Cara itu membuat saya semakin terus
menyadari, segenap potensi dalam diri saya.
Anda tentu mengetahui, dalam quatum teaching menjelaskan, puncak atau tanda seseorang
memahami suatu pelajaran, dia mampu mengungkapkan ilmu yang baru dia pelajari dan yang sudah
dia tekuni.
Nah, cara mengungkapkan ini lah, yang menjadi strategi untuk mengenal potensi, kemampuan,
pemahaman dan ilmu yang saya ketahui. Yaitu;
Terkadang, tulisan itu masih ada di tatanan pemikiran, maka saya memasukkan tulisan itu ke dalam
katagori yang saya fahami dan ketahui. Tetapi, kalau sudah pernah saya alami, saya memasukkannya
ke katagori pengalaman atau kesadaran.
Saya menuliskannya dengan metode free writing, apa itu free writing? menulis bebas, sebebas-
bebasnya. (Anda bisa membaca di www.kursusnlp.com label free writing).
Cara kedua, ini sesuai dengan salah satu metode belajar. Yaitu, self teaching. Mengajarkan kepada
diri sendiri atau orang lain.
Alhamdulilah, profesi sebagai public speaker, sangat membantu saya untuk terus menggali potensi
dalam diri saya. Karena, aktifitas saya menuntut untuk menyampaikan apa yang saya ketahui atau
sesuatu yang ada dalam diri saya. (potensi).
Sangatlah mungkin Anda bertanya-tanya, ”Bagaimana kalau profesi bukan sebagai pembicara?”.
Tenang, Anda tidak perlu khawatir. Karena, seperti yang saya sampaikan tadi. Cara kedua ini sesuai
dengan metode belajar self teaching.
Self-teaching bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun. Meskipun tidak berprofesi sebagai
pembicara. Caranya?
Cara Ini sering saya lakukan setiap hari. Tatkala sedang tidak ada jadwal training dan terapi. Saya
sering mengajarkan diri saya sendiri. Dengan menvisualisasikan sosok imajiner hadir di samping saya.
Dari sini hadir kata-kata #NasehatDiri yang sering saya posting di wall FB.
Saya menyadari, tidak semua di antara Anda mampu melakukan visualisasi dengan baik. Solusinya,
Anda bisa menggunakan barang yang sangat dekat dengan diri Anda. (Memiliki kaitan emosional
yang kuat).
Sehingga, Anda bisa menjadikannya sebagai partner untuk Anda menyampaikan, apa yang Anda
ketahui. (Lakukan di tempat yang wajar ya, agar tidak terjadi anggapan yang tak Anda inginkan. Aneh
maksud saya).
Anda bisa menggunakan handphone, Ipod, laptop, buku, cincin, boneka, bolpen, apapun itu. Langkah
sederhananya, Anda menyampaikan sesuatu, kepada benda tersebut. Bisa jadi ini lebih
gampangkan?
Sekali lagi, mungkin Anda akan bertanya, “Apa yang harus saya sampaikan?”
Kekuatan Bertanya…
Seperti yang pernah Anda ketahui, saya juga. Cara termudah merangsang sebuah ide atau gagasan,
agar kita bisa menuangkannya dalam sebuah tulisan atau menjadi topik yang akan kita bicarakan
(sampaikan) adalah, dengan cara mengajukan pertanyaan.
Maka, sama hal nya untuk mengetahui, apa yang Anda tahu. Cukup kita mengajukan suatu
pertanyaan. Pertanyaannya seperti apa? dalam hal ini, tanyakan
“What I know…”
Apa yang saya tau tentang…?
Sebagai contoh :
Atau Anda membuat sendiri pertanyaan sesuai selera dan kebutuhan Anda. Silahkan Anda
mengajukan pertanyaan-pertanyaan luar biasa itu sekarang. Kemudian, jawab saja apa yang Anda
tau, yang hadir, atau Anda mendengar suara tertentu dalam kepala Anda.
Setelah Anda selesai menbuat pertanyaan dan mendapatkan jawabannya, apa langkah selanjutnya?
Setelah mengajukan what I know. Selanjutnya, supaya lebih menyadari apa yang sebenarnya kita
ketahui, maka ajukan pertanyaan
Saya mengetahui informasi mengenai pertanyaan ini, dalam DVD Live Training Sleight of Mouth.
Yang disampaikan oleh Robert Dilts. Pertanyaan ini sungguh dahsyat sekali. Karena, setiap kita
menantang pemahaman dengan “Bagaimana saya tau kalau saya mengetahui”. Maka, pemikiran
kita akan terus mengembang.
Sehingga, tergali pemahaman dan pengetahuan yang paling mendalam terhadap yang kita ketahui
(kesadaran). Seperti pepatah “Otak manusia bagaikan perasut terjun payung. Akan bermanfaat,
setelah kita membuka dan mengembangkannya”.
By the way, Anda sudah mengajukan pertanyaan dengan what I know, kan?
Sekarang, ajukan pertanyaan “Bagaimana saya tahu kalau saya mengetahui tentang…” pada
jawaban Anda di atas.
Potensi sesungguhnya
Apa yang Anda alami setelah menjawab “Bagaimana saya tahu kalau saya mengatahui tentang…”
tadi? Entah Anda menjawab dengan menuliskan, atau menyampaikan secara lisan. Saya berharap
Anda mengalami suatu peristiwa yang sungguh fantastis, setelah menyakannya.
Lalu, setelah Anda menulis atau membicarakan apa yang Anda ketahui. Apakah Anda akan
memahami potensi dalam diri Anda? Belum. Karena, Anda dan saya benar-benar akan memahami
dan mengetahui, apa yang kita tahu? setelah kita sudah tidak mampu lagi menjelaskan dan
menjawab.
Tidak apa-apa, bingung itu alamat otak kita sedang bekerja. Tapi, saya serius mengatakan ini. Setelah
Anda terus bertanya “Bagaimana saya tahu kalau saya mengetahui tentang…” sampai Anda
tidak mampu lagi menjawabnya. Di titik itulah, letak pemahaman kita sesungguhnya.
Kemudian, kitapun akan menyadari, apa potensi yang kita miliki.
Mengapa Menulis?
Ternyata, baik kelas menulis profesional maupun menjadi pembicara hebat. Sering terdengar
kendala dari peserta pelatihan “Saya tidak bisa menulis”. “Saya tidak bisa berbicara”. Apakah benar?
Padahal, setiap hari Anda menulis. Anda tidak bisa membantah, setiap hari menulis status facebook
dan tweet. Bahkan, ada teman saya yang ahli menjadi komentator. Dia jarang posting di wall nya,
tapi paling sering mengomentari status pada wall fb bukan miliknya. Atau, setidaknya Anda pasti
mengirim atau membalas sms, betul? Kalau begitu, bukankah setiap hari Anda menulis?
Jadi, menulis saja sesuka Anda, dan katakan saja semau Anda.
(Kan tidak perlu dibaca oleh orang lain. Dan tidak mesti mengatakan kepada orang lain).
Di antara menulis dan membicarakan. Saya lebih suka menggunakan cara menulis sebagai langkah
awal untuk menggali segenap potensi dalam diri saya. Karena, dengan menulis, akan ada sesuatu
yang tertinggal, tercatat, dan terdokumentasikan.
Sehingga, kapanpun saya mau, saya dapat mengulang-ulangnya lagi. Bisa menganalisanya, atau
menghapusnya bila tidak tepat. Kemudian, baru menggunakan langkah kedua, berbicara. Untuk
menjelaskan lebih detil mengenai apa yang saya tahu. Karena, langkah tersebut lebih memudahkan
(dalam konteks penjelasan lebih panjang dan mendetail) dibandingkan menulis.
Bila kita kembali dengan kekuatan bertanya. Maka, pertanyaan dari “Apa yang saya tahu” saya
biasanya menjawab dengan menuangkan di atas kertas atau mengetikkan di laptop dan BB.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan selanjutnya “Bagaimana saya tahu kalau saya mengetahui
tentang…?”
Sementara pertanyaan “Bagaimana saya tahu kalau saya mengetahui tentang…” untuk menjelaskan
jawaban dari “What I know”. Maka saya menggunakan cara kedua, menlisankannya. (Self talk).
Biasanya saya akan berusaha menjawab dan menjelaskan terus, pemahaman yang saya ketahui
dengan menantang diri dengan pertanyaan ini. Sampai saya tidak mampu lagi menjawabnya.
Ingat…!!!!
Apa yang saya sampaikan barusan merupakan cara yang lebih cocok dan nyaman bagi saya. Jadi,
saya sangat menyarankan, Anda menggunakan pola yang tepat dan pas bagi Anda sendiri. Supaya
lebih nyaman saat Anda mengeksplore potensi dalam diri Anda.
Sementara itu, saya sangat yakin. Setelah Anda melakukan cara di atas. Maka, Anda pasti
menemukan ide-ide yang cemerlang. Seperti yang saya alami. Sungguh sangat disayangkan, bila ide
itu hilang begitu saja. Benar kan?
Mari kita simak, cara tercepat dan termudah mengeksekusi ide Anda dan saya…!
Ide itu seperti kuda liar, bila engkau tidak mengikatnya, maka dia akan
berlari meninggalkanmu.
#Imam Syafii
Saat saya belajar Multiple Intelligences System bersama bapak Munif Chatib. Saya memahami,
sedikitnya kecerdasan yang Tuhan anugerahkan kepada manusia, ada 8 kecerdasan.
Yaitu, logika, bahasa, musik, olah tubuh, natural, interpersonal, visual, dan Intra personal. Ini
menurut Howard Gardner. Saya yakin, banyak kecerdasan lainnya yang masih belum terpecahkan
misterinya dalam kejeniusan manusia.
Sementara itu, saya pernah membaca status seorang teman ”Banyak orang memiliki ide, tetapi
sedikit yang mampu mengeksekusinya”. Sepertinya ini benar. Karena, bila Anda jujur, berapa
banyak sudah, niat, ide, pemikiran, dan keinginan yang berlalu begitu saja? Saya mengakui, banyak
yang sudah saya lewatkan.
Sebenarnya, apa yang menjadi kendala bagi kita, sehingga sulit untuk mengeksekusi?
Bila kita duduk sejenak, kemudian bertanya kepada diri sendiri. Apa sebenarnya yang menghalangi
kita bertindak untuk merealisasikan setiap ide yang hadir dalam pikiran Anda menjadi kenyataan?
Jawabannya bisa bermacam-macam. Biasanya karena selimut ketakutan, berupa: tidak mungkin,
takut tidak berbobot, nanti apa kata orang? ah gak ada manfaatnya. Dan berbagai macam lagi
alasan yang tercipta dalam pikiran kita sendiri. Padahal, itu semua, kita sendiri yang menciptakannya.
(Baca virus perfectionist, pen).
Terus, bagaimana cara agar apa yang terpikirkan, dengan mudahnya kita wujudkan menjadi
kenyataan? Sehingga, kita bisa merealisasikan, apa yang telah terbangun dalam pikiran, dan kita bisa
juga mendirikan ke alam fisik (nyata)?
Gusdur’s model
Saya bersyukur, mendapatkan jawabannya tatkala mengikuti kelas NLP Modelling, bersama Coach
Krishnamurti, beberapa bulan yang lalu di Aston Hotel Serpong, Tanggerang.
Pada kelas tersebut, Coach menjelaskan hasil modeling beliau dari almarhum Abdurahman Wahid
atau kita kenal Gusdur. Ternyata, Gusdur memegang teguh prinsipnya. ”Analisa dan evaluasi itu
setelah terjadi, bukan pada perencanaan”. Maksudnya, bila memiliki sebuah ide, maka segera
beliau keluarkan (mengeksekusinya). Setelah itu, mengamati dan mengevaluasi reaksi yang terjadi.
Cara padang tersebut, setelah saya praktekkan, sangat membantu saya dalam mengeksekusi sebuah
ide yang diproduksi oleh pikiran saya. Karena, tidak ada lagi alasan ketakutan dan berbagai macam
penghalang lainnya. Seperti saya mengesekusi ide program Tele-Therapy & Coaching.
Jadi, cara tercepat mengeksekusi ide adalah dengan segera bertindak, setelah ide hadir di
benak Anda.
Atau, seperti cara yang saya peroleh saat mengikuti pelatihan kecerdasan majemuk di Depok.
Menurut Howard Gardner, kecerdasan itu adalah kreatifitas seseorang dalam menyelesaikan sebuah
masalah. Karena, strategi seseorang dalam mencapai solusi yang dinginkannya, akan mendeteksi,
kecerdasan apa saja yang dia gunakan saat mengerjakannya.
Oleh karena itu, bila Anda ingin memudahkan diri Anda dan mempercepat proses eksekusi terhadap
ide-ide yang Anda miliki. Maka, kenalilah kecendrungan kecerdasan Anda, dalam konteks bertindak
/ eksekusi. Karena, hal itu membuat Anda gampang untuk mengetahui, apa saja yang butuh Anda
lakukan. Sehingga, semua ide-ide yang Anda miliki, tidak menjadi sia-sia.
Al-kisah. Suatu hari raja hutan membuat rapat khusus bersama dengan para mentrinya. Dalam rapat
itu, raja menyampaikan kegalauan dan kegelisahannya kepada para mentri.
“Para mentri semuanya. Anda semua pasti bisa melihat sendiri, bagaimana ulah tangan manusia.
Dengan tehnologi dan kecerdasan yang mereka miliki, mereka telah menghancurkan tempat tinggal
kita.
Beberapa penduduk kita, masyarakat elang, mereka sudah mulai kehilangan tempat tinggalnya.
Masyarakat kera, habitat bermainnya juga semakin menghilang, akibat illegal loging. Masyarakat
ikan, taman bermain mereka (taman kerang) juga terus dihancurkan. Ini tidak bisa dibiarkan lagi.
Kita harus mencari solusinya. Menpertahankan tempat tinggal kita, demi kelangsungan generasi kita
mendatang”. Sang Raja menyampaikan dengan nada tegas dan serius.
Ternyata, apa yang menjadi pemikiran sang Raja hingga tidak nyenyak tidur, juga menjadi pemikiran
para mentri. Sehingga, setelah sang Raja selesai menyampaikan kegundahannya. Para mentri saling
melirik satu sama lain dalam rapat tersebut. Tanda isyarat saling bertanya “Bagaimana solusinya?”.
Kemudian, dalam keheningan tersebut. Ada seorang mentri mengusulkan ide membuat yang hadir
terkejut, karena ide itu tidak pernah terpikir oleh mereka sebelumnya.
“Yang mulia, saya punya usul. Mulai sekarang, setiap anak-anak kita, dari apapun klan (jenis) nya,
kita wajibkan untuk mempelajari setiap skill yang teranugerahkan pada klan kita. Saya yakin, kita
bisa melakukannya.
Bukankah manusia telah mengajarkan masyarakat lumba-lumba di arena sirkus membaca? Gajah
dilatih menendang bola? Simpanse membuat rumahnya sendiri? Ular bergoyang-goyang? Anjing
memiliki kemampuan menangkap piring dan bola?”
Mendirikan sekolah
“Tapi, bagaimana kita mengajarkan anak-anak kita ketrampilan tersebut?” Tanya sang raja. “Kita
buat sekolah serba bisa”. Jawab sang mentri dengan suara agak dalam.
Kemudian, mentri yang lain menyeletuk “Tapi, kita kan tidak punya kurikulum untuk itu? Dan tidak
satupun dari masyarakat kita, yang secerdas itu. Serba bisa”. Mentri pengusul menjawab “Kita
lakukan sayembara, mencari kandidat sebagai pengajar, kemudian membuat kurikulum dan system,
untuk kita aplikasikan pada sekolah serba bisa”.
Singkat cerita, usulan sang mentri diterima. Pengumuman sayembarapun, beredar keseluruh
masyarakat kerajaan hutan. Dalam sayembara tercantum 5 jenis perlombaan sebagai ketrampilan
dasar yang akan diperlombakan. Yaitu, berlari, berenang, terbang, memanjat pohon, dan menggali
tanah. Kelima ketrampilan tersebut diperlombakan, karena berkaitan erat dengan kerjaan hutan.
Setelah pendaftaran berlangsung, gelombang pertama, para peserta yang mengikuti sayembara
tersebut, dari klan Anjing, Kera, Ikan, Tikus tanah, dan Rajawali (elang).
Sayembara ini bertujuan untuk mendapatkan peserta yang paling cerdas. Karena, mereka
menganggap, kandidat tercerdas adalah yang mampu menguasai 5 dasar ketrampilan tadi.
Sementara peserta yang mengikuti perlombaan tersebut, memiliki ketrampilan khusus bawaan alami
nya. Anjing, ahli dalam penciuman. Ikan ahli berenang. Kera ahli melompat dan memanjat. Tikus
tanah ahli menggali tanah. Dan Rajawali ahli meringankan tubuh dan terbang.
Perlombaan pertama adalah ketrampilan berlari cepat. Para peserta bersiap-siap. Dan begitu aba-
aba diberikan, mereka mulai berusaha berlari secepatnya. Sudah pasti, perlombaan ini tidak sulit
bagi anjing, kera, dan tikus tanah. Karena mereka terbiasa melakukannya.
Tapi, bagaimana dengan Rajawali? Paha dan kakinya pegal-pegal dan keram, karena dia berusaha
berlari dan tidak boleh terbang. Dan yang sangat menyedihkan, nasib sang ikan. Untuk mencapai ke
garis finish. Dia mengelepak-gelepakkan tubuhnya. Hingga sisiknya ada yang jatuh. Bahkan perutnya
terluka terkena lintasan perlombaan.
Perlombaan pertama, berlari cepat, dimenangkan oleh Anjing pada urutan pertama, kera no 2 dan
tikus di posisi no 3. Kemudian dilanjutkan perlombaan kedua, berenang.
Begitu isyarat berbunyi, sang ikan langsung menyemplung ke air. Dia langsung mendahului sampai ke
garis finish. Tapi dia berenang tidak secepat biasanya. Karena badannya yang sakit akibat berlari tadi.
Anjing, kera, dan tikus berenang perlahan-lahan. Tapi, Rajawali begitu nyemplung, dia mengklepak
klepuk sayapnya minta tolong, agar tidak tenggelam.
Perlombaan ketiga, menggali tanah. Tikus tanah menggali dengan sangat cepat sekali. Sampai dia
memenangkannya. Tahap ketiga ini tidak menjadi masalah baginya. Begitu juga Anjing, dia
mengorek-ngorek dengan kaki depannya. Kera menggunakan jari-jari untuk melubangi tanah.
Namun, gara-gara dia melakukan ini, 3 jarinya patah.
Sementara sang ikan, hanya bisa mengelepak-gelepakkan dirinya. Cuma tidak ada bekas lubang
sedikitpun. Dan, di ekor nya mulai mengalir darah, akibat usahanya itu. Sementara Rajawali, dia
mengais-ngais tanah menggunakan kedua kakinya. Sesekali dia mematuk dengan paruhnya. Naaspun
terjadi pada Rajawali. Paruhnya patah, karena tanah yang dia patuk, ada batunya.
Perlombaan keempat, memanjat dan melompat di atas pohon. Pada tahap ini seharusnya
dimenangkan oleh Kera, karena itu kegiatannya sehari-hari. Tapi dia tidak bisa melakukannya, hanya
bisa memanjat seperti tikus. Karena jari-jarinya patah akibat menggali tanah, jadi dia tidak bisa
berpegangan dengan kuat. Untuk melompat dari satu dahan ke dahan yang lain.
Yang terakhir terbang. Sungguh kasihan nasib sang Rajawali. Sayapnya patah terjatuh saat berusaha
memanjat pada perlombaan sebelumnya. Sehingga, dia tidak bisa menggunakan kemampuan
alamiahnya untuk terbang. Padahal, cuma dia satu-satunya yang ahli di bidang tersebut. Peserta
yang lain dengan cederanya masing-masing, langsung mengangkat bendera putih.
Pengumuman pemenang
Setelah pertandingan selesai. Betapa terkejutnya sang Raja dan mentrinya. Saat melihat para peserta
tidak seperti mereka harapkan. Bukannya mendapatkan pemenang yang memiliki kecerdasan
terunggul. Malahan, perlombaan tersebut mencedrai para peserta. Dari ujicoba itu, Raja
memutuskan, Sekolah Serba Bisa bukanlah acuan untuk mendapatkan masyarakat tercedas di
kerajaannya.
Saya tidak tau, apakah nasib dari siswa-siswi di sekolah-sekolah bangsa kesayangan Anda dan saya
ini, juga mengalami nasib serupa seperti sang Rajawali. Kehilangan ketrampilan alami (bawaannya).
Akibat mempelajari banyak hal, padahal tidak perlu siswa menghabiskan waktunya untuk itu.
Dibandingkan menekuni pada bidang keahliannya sendiri.
Saya bertanya-tanya, apakah Anda termasuk generasi yang mendapat nasehat dari orang tua,
paman, guru, ustaz, pendeta, pedande, biksu, dan siapapun orang sekitar Anda. “Nak, belajar yang
rajin biar jadi orang pintar (cerdas). Kalau kamu cerdas, nanti hidupmu bisa berhasil”.
Namun, apakah sebenarnya yang menjadi tolak ukur kecerdasan? Orang dengan kriteria seperti apa
yang dapat dikatakan sebagai orang yang cerdas dan memiliki kecerdasan yang tinggi?
Setelah saya sharing dengan teman-teman dan orang-orang yang saya temui, baik peserta training,
atau diskusi di dunia maya (milist dan facebook). Berbagai macam jawaban, menjadi tolak ukur dan
kriteria, yang dilabelkan untuk orang-orang cerdas.
Apakah termasuk salah satu di antara 22 persepsi di atas? Atau Anda memiliki definisi tersendiri
untuk mengartikan tentang cerdas?
Definisi kecerdasan
Kamus webster :
• Kemampuan untuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman; kemampuan untuk
mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan; kemapuan mental.
• Kemampuan untuk memberikan respons secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang
baru; kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah.
Kamus Oxford:
• Kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar, kemampuan mental.
Definisi Kecerdasan
Alfred Binet:
• Kemampuan mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya.
• Kemampuan menciptakan strategi untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan menerapkan
strategi itu sambil melakukannya.
• Kemampuan untuk melakukan kritik terhadap pikiran dan tindakan sendiri.
Kecerdasan Majemuk
Teori mengenai kecerdasan majemuk dikemukakan oleh Gardner melalui bukunya yang berjudul
Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligence pada tahun 1983.
Ini bermula, saat dia menjadi co-director Project Zero, riset di Harvard Graduate school of education.
Project tersebut menelurkan teori MI. Kemudian Gardner melanjutkan dengan mengembangkan
aplikasi MI pada Project Spectrum.
Project spectrum merupakan suatu program penilaian dan kurikulum untuk anak prasekolah yang
bertujuan mengetahui kemampuan kecerdasan manjemuk anak-anak tersebut.
Sumber yang lain menyebutkan, Spectrum hadir karena ketidakpuasan Gardner akan test kecerdasan
yang telah ada. Karena menurutnya, Test IQ kembangan Alfred Binet dan Theodore, hanya menguji
kecerdasan logika dan bahasa saja.
8 Kecerdasan Manusia
Sementara menurut Gardner, ada delapan kecerdasan pada diri manusia. Sehingga, pada project
spectrum. Anak yang memiliki kecendrungan senang kepada musik, akan diberikan pelajaran yang
berhubungan dengan musik. Materi diajarkan dengan pendekatan berhubungan musikal.
Begitu pula dengan kecerdasan lainnya. Dan, tidak ada penglabelan anak cerdas atau tidak cerdas,
tetapi semua cerdas pada bidangnya masing-masing.
Lalu, apa saja kedelapan kecerdasan yang ada pada diri manusia?
Delapan kecerdasan itu adalah Linguistik, Logika – matematika, Intrapersonal, Interpersonal,
Musikal, Visual-spasial, Kinesthetik, dan Naturalis.
Lantas, bagaimana kita mengetahui ciri orang dari kedelapan kecerdasan tersebut?
• Mampu mendengar dan memberikan respons pada kata-kata yang diucapkan dalam suatu
komunikasi verbal.
• Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa, serta mampu membaca dan menulis karya
orang lain.
• Mampu belajar melalui pendengarannya, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi atau
debat.
• Mampu mendengar dengan efektif, serta mengerti dan mengingat apa yang telah didengar.
• Mampu mendengar dan mengerti apa yang dibaca.
• Mampu berbicara dan menulis dengan efektif.
• Mampu mempelajari bahasa asing.
• Mampu meningkatkan kemampuan bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari
• Tertarik pada karya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis, atau menyampaikan suatu
cerita, atau suka memainkan kata-kata, mendongeng.
• Memiliki kemampuan menceritakan dan menikmati humor.
Kecerdasan Bahasa
Komponen Inti: Kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, pilihan kata dan bahasa.
Cara mengoptimalkan: Menjadi pendengar aktif, mengajar, berdiskusi, menulis buku harian,
bermain kata (scrible), diskusi, debat, mengarang cerita, belajar mendongeng.
Profesi terbaik: Penulis, Wartawan, Orator, Trainer, Pengacara, Penyiar, Presenter, Sales, Coach,
Penceramah, Pendongeng, Narator, dll.
Sekolah / Kuliah: Jurnalistik, Komunikasi & Penyiaran, Sekolah / Kuliah bahasa, Sastra, dll.
• Mampu mengamati objek yang ada di lingkungan dan mengerti fungsi objek tersebut.
• Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu, dan prinsip sebab-akibat.
• Mempunyai dan menguji hipotesis yang ada.
• Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
• Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang menuntut pemikiran yang logis.
• Mampu mengamati dan mengenali pola serta hubungan.
• Menikmati pelajaran yang berhubungan dengan operasi yang rumit seperti kalkulus,
pemograman komputer, atau metode riset.
• Menggunakan teknologi untuk memecahkan persoalan matematika.
• Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis,
merumuskan, dan membangun argumentasi yang kuat.
• Mudah memutuskan setelah merumuskan secara logis.
Komponen Inti : Peka pada pola-pola logis atau numertis, dan mengolah alur pemikiran yang
panjang.
Cara mengoptimalkan; Mengisi TTS, Sudoku, Melakukan riset metode ilmiah, bermain dengan
angka, mengenali pola pada data, mencari urutan, mengenali pola sebab-akbat.
Profesi Terbaik : Ilmuwan, Ahli matematika, Nujum, Fisikawan, Pengacara, Psikiater, Akuntan,
Programer, Insinyur, Dokter, Banker, Financial planer, Peneliti, Quality Control, System Analist
dll.
• Mampu menyadari dan mengerti arti emosi diri sendiri dan emosi orang lain.
• Mampu mengungkapkan dan menyalurkan perasaan dan pikiran.
• Mengembangkan konsep diri yang baik dan benar.
• Termotivasi untuk menentukan dan mengejar suatu tujuan hidup.
• Menetapkan dan hidup dengan sistem nilai yang sesuai dengan etika.
• Mampu bekerja secara mandiri.
• Sangat tertarik dengan pertanyaan arti hidup, tujuan hidup, dan relevansinya dengan keadaan
saat ini.
• Mampu mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan meningkatkan diri.
• Mampu menyelami dan mengerti kerumitan suatu pribadi dan kondisi manusia pada
umumnya.
• Menyukai sesuatu yang bersifat filosofis.
Kecerdasan Intrapersonal
Komponen inti : Peka tersirat, perasaan diri, membedakan emosi, kekuatan dan kelemahan diri.
Kecerdasan Interpersonal
Komponen inti : Peka suasana hati, temperamen, motivasi, keinginan orang lain.
• Mendengarkan dan memberikan respon dengan minat yang besar terhadap berbagai jenis
suara.
• Menikmati dan mencari kesempatan untuk bisa mendengarkan musik atau suara alam.
• Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam suatu musik.
• Mengumpulkan musik baik dalam bentuk rekaman maupun dalam bentuk tulisan / cetak.
• Mampu bernyanyi dan bermain alat musik.
• Menggunakan kosakata dan notasi musik.
• Senang melakukan improvisasi dan bermain dengan suara.
• Mampu menciptakan komposisi musik.
• Mampu melakukan analisis dan kritik terhadap suatu musik.
• Peka terhadap bunyi-bunyi, nada, irama, melodi, tempo suara, dan timbre.
Kecerdasan Musik
Komponen Inti: Peka irama, nada, suara, ritme, melodi, dan vocal.
Cara mengoptimalkan; Saat mendengarkan musik berlatih menyadari ; Apa yang Anda ingat
saat mendengar nya?, perasaan apa yang hadir?, Alat musik apa saja yang digunakan?, Apa
pesan yang tersirat?, Kira-kira sang penyanyi, seperti apa suasana emosinya saat
menyanyikannya?, Juga belajar membuat lagu, untuk mengungkapkan emosi dan suasana hati.
Profesi: Komposer, Penyanyi, Pencipta lagu, Pemain musik, Musik arranger, Pendongeng, Duber,
Music director, DJ dll.
• Belajar dengan cara melihat dan mengamati, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
• Mampu mengenali suatu lokasi dan mencari jalan keluar.
• Mengamati dan membentuk gambaran mental, berpikir dengan menggunakan gambar.
Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
• Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual.
• Suka mencoret-coret, mengambar, melukis dan membuat patung.
• Suka menyusun dan membangun permainan tiga dimensi. Mampu secara mental mengubah
bentuk suatu objek.
• Mempunyai kemampuan imajinasi dengan baik.
• Mampu melihat sesuatu dengan perspektif berbeda.
• Mampu menciptakan represntasi visual atau nyata dari suatu informasi.
• Peka terhadap gambar, cahaya, warna, tataruang, 3D dan lokasi / posisi.
Kecerdasan Visual
Komponen Inti: Peka gambar, spasial, arah, lokasi dan tata ruang secara akurat.
Profesi Akhir: Arsitek, Pecatur, Stragegist, Desainer, Sutradara, Fotografer, Montir, Animator,
Pilot, Sniper, Kameraman, Visioner, Perencana tata kota, Pelukis, dll.
Sekolah / Kuliah: Tehnik Sipil, Arstek, Multimedia, Fotography, Seni lukis, Art & design,
Manjemen Tata kota, Quality control, dll.
• Suka memegang, menyentuh, atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
• Mempunyai koordinasi fisik dan ketepatan waktu yang baik.
• Sangat suka belajar dengan terlibat secara langsung. ingatannya kuat terhadap apa yang
dialami, daripada apa yang dikatakan atau dilihat.
• Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field-trip, membangun model, role play,
permainan atau olah fisik.
• Menunjukkan kekuatan dalam bekerja yang membutuhkan gerakan otot kecil maupun otot
utama.
• Mempunyai kemampuan untuk menyempurnakan gerakan fisik dengan menggunakan
penyatuan pikiran dan tubuh.
• Menciptakan pendekatan baru dengan menggunakan keahlian fisik seperti dalam menari, olah
raga atau aktifitas fisik lainnya.
• Menunjukkan keseimbangan, keindahan, ketahanan, dan ketetapan dalam melakukan tugas
yang mengandalkan fisik.
• Mengerti dan hidup sesuai standar kesehatan.
Kecerdasan Kinesthetik
Komponen Inti : Peka gerak tubuh, mengelola objek, reflek, perasa (emosi), responsif.
Cara mengoptimalkan; Berlatih drama, melakukan simulasi dan role play, melatih mimiking dan
modeling, yoga, olah raga keseluruhan tubuh.
Profesi Akhir: Olahragawan, Penari, Pematung, Pemahat, Aktor, Dokter bedah, Perakit,
Sutradara, Coreografer, Pesulap dll.
• Menjelajahi lingkungan alam dan lingkungan manusia dengan penuh ketertarikan dan
antusiasme yang tinggi.
• Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan.
• Mampu menggolongkan objek sesuai dengan karakteristik objek tersebut.
• Mampu mengenali pola di antara spesies atau kelas dari objek.
• Suka menggunakan peralatan seperti mikroskop, binokular, teleskop, dan komputer untuk
mempelajari suatu organisme atau sistem.
• Senang mempelajari siklus kehidupan flora atau fauna.
• Ingin mengerti bagaimana sesuatu itu bekerja.
• Mempelajari taksonomi tanaman dan hewan.
• Tertarik untuk berkarier di bidang biologi, ekologi, kimia, back packer dan botani.
• Senang berkebun, bertanam atau hewan.
Kecerdasan Natural
Komponen inti: Membedakan anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan
memetakan spesies.
Cara mengoptimalkan; menikmati alam terbuka, mempelajari dunia flora dan fauna, berkebun,
menyimak, traveling dan mengamati fenomen alam.
Profesi Akhir: Ahli biologi, Dokter hewan, Pecinta alam, Astronomi, Arkeolog, Fisiologist,
Geologist, Guide dll.
Sekolah / Kuliah: Biologi, Astronomi, Geograpi, Pertanian & perkebunan, Perikanan, Kedokteran
hewan, Kelautan, Tehnik Perminyakan, Pariwisata, Dll.
Setelah Anda menyimak dengan seksama, kira-kira dalam aktifitas sehari-hari, kecerdasan apakah
yang paling sering Anda gunakan?
Sebentar lagi, supaya lebih mendalam, secara bersama-sama kita mengisi kuisioner untuk
mengetahui kecerdasan apa yang lebih dominan dan menjadi kekuatan (potensi) pada diri Anda.
Mohon memahami, kuisioner ini bukan mengenai salah benar, atau akan menjudge hasil, bahwa
Anda termasuk orang cerdas bahasa, logika atau lainnya. Tetapi, hasil dari kuisioner ini menjelaskan
tentang, bagaimana cara Anda menyikapi dan merespon suatu kondisi (kejadian).
Sehingga, cara atau strategi yang Anda gunakan itu, menunjukkan kecerdasan apa yang lebih
dominan Anda gunakan. Kemudian, Anda pun akan memahami, mana yang belum Anda optimalkan
dan maksimalkan.
Jangan kau paksakan kambing dan ayam bermandikan hujan. Burung itu sempurna di udara, ikan itu
merdeka di dalam air. Maka, tempatkanlah sesuatu pada tempatnya, niscaya kesempurnaan
menyelimutimu.
#NasehatDiri
Totalkan (jumlahkan)
Silahkan Anda siapkan selembar kertas. Kemudian tulis ulang seperti lembar kerja kuisioner di atas.
Sehingga, memudahkan Anda untuk mengerjakan kuisioner ini.
Kemudian, beri respons terhadap pernyataan pada kuisioner dengan cepat. Respon jawaban, bukan
berupa salah atau benar, tetapi persepsi Anda terhadap pernyataan pada kuisioner, dengan
memberi skor;
1. Saya suka bercerita, termasuk cerita dongeng dan cerita yang lucu.
2. Saya memiliki ingatan yang baik untuk hal-hal yang sepele.
3. Saya menyukai permainan kata-kata (seperti scrabble dan puzzle).
4. Saya membaca buku hanya sebagai hobi.
5. Saya seorang pembicara yang baik (hampir setiap waktu).
6. Dalam berargumentasi, saya cenderung menggunakan kata-kata sindiran.
7. Saya senang membicarakan dan menulis ide-ide saya.
8. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya menciptakan irama-irama atau kata-kata yang membantu
saya untuk mengingatnya.
9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya akan membaca buku panduannya terlebih dahulu.
10.Saya baru yakin dan mudah mengambil keputusan, bila sudah menemukan kata-kata yang tepat.
1. Saya lebih memilih peta daripada petunjuk tertulis dalam mencari sebuah alamat.
2. Saya sering melamun.
3. Saya menikmati hobi saya dalam dalam bidang fotografi.
4. Saya senang menggambar dan menciptakan sesuatu.
5. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya menggambar diagram untuk membantu saya
mengingatnya.
6. Saya senang membuat coretan-coretan di kertas kapan pun saya bisa.
7. Ketika membaca majalah, saya lebih suka melihat gambar-gambarnya daripada membaca
teksnya.
8. Dalam berargumentasi, saya mencoba menjaga jarak, tetap berdiam diri, atau memvisualisasikan
beberapa solusi.
9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung mempelajari diagram (visual/gambar
petunjuk) mengenai cara kerjanya.
10.Saya baru yakin dan mudah memutuskan, setelah melihat gambaran yang jelas.
10.Saya baru yakin dan mudah memutuskan, setelah merenung atau berkomunikasi dengan diri
sendiri.
1. Saya sangat memperhatikan sekeliling dan apa yang sedang terjadi di sekitar saya.
2. Saya senang berjalan-jalan di hutan (atau taman) dan melihat-lihat pohon serta bunga.
3. Saya senang berkebun.
4. Saya suka mengoleksi barang-barang seperti batu-batuan, kartu olahraga, perangko, dsb.
5. Ketika dewasa, saya ingin pergi dari kota yang ramai ke tempat yang masih alamiah untuk
menikmati alam.
6. Jika saya harus mengingat sesuatu, saya cenderung mengkategorikannya dalam kelompok-
kelompok.
7. Saya senang mempelajari nama-nama makhluk hidup di lingkungan tempat saya berada, seperti
bunga dan pohon.
8. Dalam berargumentasi, saya cenderung membandingkan lawan saya dengan seseorang atau
sesuatu yang pernah saya baca atau dengar lalu bereaksi.
9. Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya memperhatikan sekeliling saya untuk melihat apa
yang bisa saya temukan untuk memperbaikinya.
10.Saya baru yakin dan mudah memutuskan atau mendapatkan insight, setelah berjalan-jalan
mengelilingi tempat tertentu, atau saat berada di tempat khusus.
Setelah Anda menjumlahkan keseluruhan sekoring. Pernyataan keberapa (th) yang lebih dominan?
Skor atau angka yang tertingi, merupakan kecerdasan Anda yang paling dominan saat
mempersepsikan tentang diri Anda..
Jadi, bila Anda dominan yang 5th, itu artinya Anda lebih dominan pada kecerdasan Musikal.
Saatnya bertindak
Saya mengucapkan selamat kepada Anda yang sudah mengerjakan kuisioner. Karena Anda sudah
mulai mengetahui potensi dan kecerdasan pada diri Anda sekarang.
Dan, jangan percaya apa yang akan saya katakan ini. Semakin sering Anda menggunakan informasi
yang telah Anda dapatkan, maka semakin jelas dan banyak Anda mengetahui potensi-potensi, yang
selama ini terbelenggu dalam diri Anda. Sekali lagi, silahkan Anda mencoba untuk tidak percaya.
Sementara itu, tatkala Anda sudah mengetahui potensi dalam diri Anda, maka tidak ada artinya,
apabila Anda tidak memanfaatkannya. Tidak akan ada untungnya, saat Anda tidak menggunakannya.
Seperti, motor yang mempunyai kekuatan 125cc, tapi hanya digunakan cuma 75cc. Maka sisanya
menjadi sia-sia.
Ambil keputusan sekarang, sebelum kamu terpaksa untuk memutuskan bukan karena kemauanmu.
#NasehatDiri
Oleh karena itu, segera manfaatkan potensi dalam diri Anda dengan menggunakannya sekarang.
Seperti apa contoh memanfaatkan potensi Anda? Hal pertama adalah mensyukurinya.
Kemudian, bagi Anda yang belum memiliki tujuan, segera rancang tujuan hidup Anda, sehingga Anda
bisa segera menunggangi pontensi yang Allah anugerahi kepada Anda.
Atau Anda memutuskan sekarang, profesi yang akan Anda jalani sesuai dengan kecerdasan yang
lebih dominan bagi Anda. Seperti hasil skoring tertinggi saya; 1.Cerdas bahasa, 2.Interpersonal dan 3.
Intrapersonal. Dan saya memutuskan menjadi Trainer & Mind-Therapist.
Sementara bagi Anda yang sudah menentukan tujuan hidup. Maka Anda hanya menjalani saja dan
menjadikan potensi Anda, sebagai faktor penunjang, pendukung, serta alat, supaya mencapai
ketujuan Anda.
Pada saat engkau bertanya dengan pertanyaan "Bagaimana" akan suatu peristiwa dalam hidupmu.
Maka, pastikan terlebih dahulu engkau telah mengetahui "Apa tujuanmu". Karena "bagaimana"
merupakan strategi dan cara meraih tujuanmu.
#NasehatDiri
Mudah-mudahan, bukan suatu tanda tanya lagi bagi Anda sekarang, setelah melakukan beberapa
proses yang telah kita lalui bersama tadi. Dan, saya yakin, Anda sangat setuju, bahwa manusia
terlahir ke dunia ini, membawa potensi dalam setiap gen yang terikat dengan bentuk rantainya
masing-masing, iya kan?
Potensi tersebut, sudah tertanam, semenjak Allah meniupkan ruh ke dalam diri saya dan Anda.
Sehingga, ada yang berani memakanai, ini bukti, bahwa manusia terlahir dengan kesempurnaannya
masing-masing.
Apalagi keberherasilan hidup, sudah menjadi hak setiap insan. Seperti kata motivator no 1 di
Indonesia, Bapak Andriewongso. “Success is my right”.
Akan tetapi, mungkin Anda juga mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya. Mengapa sangat
sedikit, tidak semua manusia menyadarinya?
Mlikilah keyakinan yang sangat kuat. Bahwa kamu tidak pernah bisa berhasil untuk gagal.
#NasehatDiri
Beberapa para praktisi pengambangan diri seperti saya berpendapat, belum tersadarinya pontensi
dalam diri karena; factor belum mengetahui, tidak mau mengetahui, pura-pura tidak mengetahui,
dan tidak berada pada lingkungan yang tepat.
Istilah the right man at the right place, pasti sudah sering Anda mendengarnya. Bahkan, Anda
sendiri, menjadikan istilah ini sebagai pertimbangan, setiap mengambil keputusan dalam menggapai
keberhasilan Anda. Supaya, posisi Anda sesuai dengan kapasitas dan ketrampilan yang Anda miliki
(baca potensi diri), bukankah seperti itu?
Tidak sedikit saya menjumpai, teman-teman yang selayaknya menjadi pelukis, tetapi berada di
lingkungan penari. Ini mungkin terjadi, karena kekurangan informasi akan jati diri nya. Ada juga yang
menyadari potensi diri nya, tetapi tidak berani untuk hidup dalam habitat itu. Sehingga,
memutuskan untuk menetap di habitat yang tidak sesuai pontensi diri nya.
Saya teringat dengan film Idiot, percakapan Ranchu dengan teman-temannya, “Apa yang terjadi bila
Mariah Carey bergabung dengan para insinyur, Apa yang terjadi bila Jet Li menetap dengan para
pemain bola?” bagi saya, itu merupakan metaphor yang sangat indah untuk menjelaskan, bahwa
Mariah Carey bisa melantunkan “When You believe” dengan merdunya, karena dia berada di habitat
yang tepat, yaitu di komunitas pemusik.
Maksudnya, setelah kita menyadari potensi dalam diri kita, langkah selanjutnya yang memang pantas
kita lakukan adalah menyesuaikan habitat kita. Karena sudah kita ketahui bersama, seorang
penyanyi tidak berada di kolam renang untuk mengoptimalkan potensinya.
Habitat atau lingkungan di sini sangat luas. Bisa tempat kerja, teman, bacaan, atau aktivitas yang
selaras dengan pontensi diri. Seperti kisah berikut ini.
Siapa di antara Anda yang pernah mengira, seorang wanita pernah terlahir di Chipping Sodbury,
Gloucestershine, England pada tanggal 31 Juli 1965. Ketika dia beranjak dewasa, orang tua nya
bercerai. Dan itupun terjadi dalam kehidupannya. Sehingga, dia harus membesarkan sendiri anak
perempuannya.
Hal itu, membuatnya terpaksa hidup sederhana. Bahkan, pada suatu titik, ia tak bisa lagi disebut
hidup sederhana. Dia menetap di sebuah apartemen yang sangat lusuh dan kecil. Ia termasuk warga
miskin, sehingga pantas mendapat santunan uang dari pemerintah. Akan tetapi, karena keputusan
kecil yang dia ambil, kini telah merubah hidupnya melebihi 100% dari kehidupanya pada masa silam.
Di tempat kelahirannya, kini dia termasuk dalam jajaran orang kaya, sekaligus termasuk wanita
terkaya di dunia. Kekayaan yang dia miliki mencapai 280 juta poundsterling (sekitar 445,5 juta dolar
AS). Ini semua berkat keputusan yang dia pilih.
Sebenarnya, dari semenjak kecil, ketika sudah berusia 7 tahun, dia telah memiliki potensi yang
mengantarkannya menjadi jutawan. Tetapi, potensi tersebut tidak terlalu dia tekuni.
Setelah dia menyelesaikan studinya di Exeter University, dia pindah ke Portugal, menikah dan
menjadi seorang guru pengajar bahasa Ingris. Gaji sebagai pengajar tidak mampu membiayai
kehidupannya. Juga untuk membesarkan anak perempuannya.
Dalam situsnya dia menuliskan, meskipun mengajar, tetapi dia juga mencuri-curi waktu untuk
menulis buku, menyalurkan potensi dalam diri nya. Namun, dia sadar, sebagai guru, hanya sedikit
waktu yang dia miliki supaya tetap bisa menuangkan ide-idenya.
Karena, harus mempersiapkan materi, lesson plan, mentode yang terus bervariasi, mencari info
tambahan supaya contextual dan mereview materi. Dia membutuhkan banyak waktu untuk
mempersiapkan itu semua.
Karena kondisi keuangan terus menghimpit kehidupannya, akhirnya dia memutuskan untuk lebih
fokus menyelesaikan buku yang sedang dia tulis. Dia bertekad menyelesaikan karyanya. Setelah
memutuskan meninggalkan kelas tempat mengajar, dan berkonsentrasi penuh menuntaskan ide
hayalannya.
Tahun 1997, terbitlah karya perdananya di Ingris, kemudian beredar juga di Amerika. Di dua Negara
tersebut, bukunya sangat fenomenal. Sampai diterjemahkan ke 35 bahasa.
Janda beranak satu itu, dialah Joane Kathleen Rowling. Dengan karya fenomenalnya novel Harry
Potter. Sampai kini, Rowling masih terus bersyukur karena Harry Potter muncul pada saat yang
tepat, tatkala sebagai orang tua tunggal ia terpaksa harus menghidupi sendiri bayinya. “Ketiadaan
uang membuat harga diri seseorang terbenam sampai dasar,” demikian pengakuannya suatu hari.
Jk Rowling adalah satu di antara orang-orang yang melejit, dan menggapai keberhasilan luar biasa,
berkat mengenali potensi dan berada di tempat yang tepat. Atau berada di lingkungannya (habitat).
Yaitu, keputusan kecil meninggalkan tempat mengajarnya, dan berfokus menuntaskan karyanya.
Setelah itu pun, dia menghabiskan hari-harinya, hanya untuk melanjutkan serial Harry potter sampai
tamat.
Jadi, mulai sekarang, setelah menyadari potensi dalam diri, langkah selanjutnya yang patut kita
pastikan, apakah kita sudah berada di tempat yang tepat? Supaya selaras. Biasanya ada yang
mengistilahkan ini agar Anda bisa berjalan di atas karpet merah kesuksesan Anda. Ada juga yang
nyaman berkata, supaya selaras dengan blueprint kesuksesan.
Seperti yang sering kita dengar, anjing itu alaminya menggonggong, ayam berkokok, kambing
embhek. Dan ketika hujan turun, ayam mencari tempat untuk berteduh, sementara bebek
bersukaria di bawah air hujan.
Pertengahan 2006, saya sudah memutuskan menjadi public speaker. Tetapi, saya belum membuka
kelas dan mendapat tawaran untuk mengisi in-house training. Meski demikian, saya berani
memploklamirkan diri sebagai trainer.
Saat itu lagi boomingnya film the secret. Sehingga, istilah law of attraction, menjadi buah bibir dalam
dunia pengembangan diri. Like attract like dalam pembahasan LoA mungkin itu yang terjadi kepada
saya. Keputusan sebagai trainer, mengantarkan saya bertemu dengan komunitas Trainersclub
Indonesia.
Komunitas ini sering mengadakan learning forum secara off line (kopdar). Juga, diskusi di dunia
mayapun, tentang pengembangan diri dan kiat-kiat menjadi trainer professional, sering jadi topik
hangat kala itu.
Komunitas tersebut menggunakan wadah mailing list (milist) dunia maya, memanfaatkan fasilitas
gratis dari yahoo groups. Bermula dari sini, saya terus mencari komunitas lain dan bergabung di
sana.
Jadi, cara yang paling mudah, hemat biaya bahkan gratis, untuk menemukan habitat Anda, dengan
cara mengoptimalkan fungsi-fungsi sumber daya di dunia maya. Milist, facebook, twitter, kaskus,
forum online dan offline. Cara nya bagaimana?
Sangat gampang. Mulai sekarang, siapkan email khusus untuk milist. Kemudian, akses yahoo groups,
cari milist sesuai dengan hobi, minat atau potensi Anda. Kemudian bergabunglah di sana. Atau, kalau
Anda lebih sering menggunakan facebook, manfaatkan group yang memang benar-benar aktif.
Pengalaman saya, komunitas di milist lebih serius dan sering kumpul darat dibandingkan facebook.
Sampai sekarang, saya terus mempertahankan untuk tetap berada dalam komunitas pemberdayaan
diri, baik milist maupun facebook. Tujuannya, supaya saya selalu berada pada lingkungan sesuai
dengan potensi diri saya.
Lalu, bayangkan manfaat yang akan Anda peroleh setelah bertindak sekarang?
Apa manfaatnya?
Selama kita masih berada di jagat raya ini, maka hukum sebab akibat tidak akan pernah lepas dari
kita. Ada aksi maka timbul reaksi. Ada stimulus maka hadir respon.
Demikian pula dengan saya. Setelah saya terus mempraktek tips (menulis dan menyampaikan hal-
hal yang saya ketahui), banyak manfaat yang saya peroleh.
Di antaranya;
Saya yakin mata Anda masih tetap melihat e-book ini kan? Karena, ke depan, saya akan
menceritakan sesuatu yang lebih menarik lagi. Anda pasti suka.
There is no passion to be found playing small - in settling for a life that is less than the one you
are capable of living.
Nelson Mandela
Passion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you.
Oprah Winfrey
Tahun 2007, saya memutuskan akan meniti karir sebagai pembicara publik (Trainer) dan Mind-
Therapist. Kalau dalam kuadrant pengarang buku Rich dad poor dad, Robert T Kyosaki. Saya
termasuk dalam kuadrant Self Employee. Atau orang-orang yang bekerja untuk dirinya sendiri.
Saya tidak menyangka, ternyata saya lebih sering menggunakan kemampuan kecerdasan
Interpersonal, intrapersonal dan bahasa. Selain dari ke 5 kecerdasan lainnya. Sehingga, meskipun
saya kuliah mengambil jurusan akuntansi. Tetapi, minat kepada psikologi sangat mendalam.
Mungkin, itu karena pengaruh dominan cerdas interpersonal dan intrapersonal tadi.
Setelah saya mengetahui kecerdasan yang lebih sering saya berdayakan. Saya menjadi lebih
semangat untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi Trainer dan Mind-Therapist. Sebagaimana telah
kita bahas di atas. Bahwa, pertanyaan merupakan peransang yang paling luar biasa, untuk
menemukan ide-ide mewujudkan apa yang kita mau. Kemudian saya pun bertanya kepada diri
imajiner saya “Bagaimana cara, agar impian ini menjadi kenyataan?”.
Persis seperti yang telah saya sampaikan. Sang kreatif memberi usul agar saya belajar langsung
kepada pembicara yang telah sukses. Tapi, saat itu saya terkendala biaya. Maka ide yang muncul
adalah belajar lewat buku, CD audio dan DVD live training. Solusi ini sangat memungkin bagi saya.
Dari sisi finansial, tidak terlalu mengeluarkan biaya yang besar, dibandingkan mengikuti trainingnya
langsung.
Kemudian, saya mencari informasi tentang DVD dan buku-buku seperti yang saya harapkan di
internet. Alhamdulillah, saya mendapatkannya dan langsung saya pesan. Setelah pesanan saya
sampai ke rumah. Saya langsung mengcopy ke hardisk komputer dan menonton rekaman
seminarnya. Mungkin apa yang terjadi pada saya malam itu, saya bisa mengakuinya sebagai passion.
Apakah Anda tau, saya menikmati vcd itu, sampai lupa makan? Dan yang lebih mengasyikkan lagi,
saya menyaksikan dari satu DVD ke dvd selanjutnya, sampai jam 3 pagi. Luar biasanya, tidak ada rasa
mengantuk sedikitpun.
Seorang Master Coach pernah bercerita. Pernah, beliau sebelum mengisi training, giginya lagi sakit.
Tetapi, saat mengisi (membawakan) training, sakitnya seolah-olah hilang. Itulah efek dari passion.
Sayapun sudah 2 kali mengalaminya. Saat itu saya sedang demam. Tapi, pas giliran saya jadi
pembicara, tubuh saya seperti melakukan penyembuhan diri (self healing).
Akan tetapi, mohon mengingat. Tidak selamanya passion itu harus membuat Anda lupa makan, lupa
tidur atau lupa segalanya. Intinya, passion rangkaian aktivitas, ketika Anda melaksanakannya,
maka itu terlahir dari pikiran, perasaan dan jiwa Anda (Selaras).
Ngomong-ngomong, Apakah Anda sedang sangat bergairah dalam hal yang Anda lakukan sekarang?
Are you in passion? Atau mungkin Anda penasaran dan bertanya-tanya, Apakah aktivitas yang sedang
Anda kerjakan sekarang, sudah menjadi passion Anda? Selanjutnya, saya akan membantu Anda
untuk menemukan jawabannya…
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, merupakan intisari dari pengalaman hidup saya, dan orang-
orang yang telah berhasil di bidang mereka masing-masing. Di antaranya adalah Silver Stone dan
bapak Mario Teguh.
Dan, saya telah mengujinya beberapa kali, kepada orang-orang yang mencintai pekerjaannya. Rata-
rata, mereka menjawab dengan “ya”, pada ke 10 pertanyaan berkualitas ini. Termasuk saya sendiri.
Sementara saat saya mengajukan kepada orang-orang yang masih setengah-setengah pada
pekerjaan yang sedang dijalaninya. Mereka belum mampu menjawab ya semuanya. Paling banyak
ya, cuma 6 soal saja. Yang lain masih tidak.
Saya tidak tau, bagaimana hasil yang akan Anda peroleh. Semakin Anda jujur menjawab, semakin
baik dan bagus untuk menjadi pengenalan diri (termasuk potensi diri) bagi Anda.
1. Apakah bisnis ini (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang) menjadi favorit bagi Anda?
Mengapa?
2. Apakah bisnis ini (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang) bisa membuat Anda
mengembangkan diri dan mengeksplorasi diri? Mengapa?
3. Bila Anda sedang mendapat masalah, Apakah bisnis (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang) ini
bisa membuat Anda merasa lega (menetralkan) emosi Anda, bila menjalankannya? Mengapa?
4. Apakah mudah untuk Anda kerjakan? Mengapa?
5. Apakah mudah bagi Anda untuk mempelajarinya? Mengapa?
6. Apakah bisnis ini membuat Anda merasa selalu ingin melakukannya, lagi dan lagi? Mengapa?
7. Apakah bisnis ini (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang) membuat Anda merasa asyik
mengerjakannya, tanpa terasa waktu cepat berlalu? Mengapa?
8. Apakah bisnis ini (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang), setelah selesai Anda
mengerjakannya, membuat Anda merasa lega, atau aktivitas yang bisa memasukkan Anda
dalam kondisi ’lelah tapi puas’ (Happy)? Mengapa?
www.kursusnlp.com Rahmadsyah Mind-Therapist 94
Explore Your Potentials
9. Apakah bisnis ini (aktifitas yang Anda kerjakan sekarang) menghasilkan kebanggaan pribadi,
“Terima kasih, Untung ada Anda ?” dan bisa mendatangkan pendapatan finansial bagi
Anda?(Anda dibayar karenanya?) Mengapa?
10.Apakah Anda rela mengerjakannya, walau tidak dibayar? Mengapa?
Saya berharap, pertanyaan berkualitas di atas, menghasilkan jawaban yang bisa memuaskan Anda.
Sehingga, terjawab penasaran Anda selama ini, yang bertanya-tanya kepada diri “Apakah ini passion
ku?” Atau “Sudahkah akitifitas saya menjadi passion saya?” entah seperti apalagi penasaran Anda.
Hanya Anda sendiri yang tau.
Akan tetapi, bagi Anda yang masih ada jawaban tidak, pada 10 pertanyaan yang saya sharingkan di
atas. Tidak perlu berkecil hati. Karena itu suatu hal yang wajar dan lumrah. Anda tidak sendiri,
banyak juga yang belum bisa menjawab dengan kata-kata iya. Namun, berusahalah berbenah diri,
supaya Anda benar-benar menjadi totalitas dalam bisnis Anda.
Biasanya, pengalaman saya dalam menterapi dan coaching, bagi Anda yang belum menjawab ya,
atau membubuhi dengan tidak, itu disebabkan oleh masih ada penghambat, penghalang atau
disebut dengan mental block dari dalam diri Anda. Seperti apakah mental block itu? Dan, bagaimana
cara mengatasinya?
Saya akan membahasnya pada penguhujung e-book ini, sebagai bonus untuk Anda…
Mungkin Anda sudah mengetahui, di antara ciri-ciri orang yang telah berhasil meraih impian, cita-cita
dan mewujudkan doa-doa mereka dalam tindakan nyata, mereka adalah orang-orang yang
mengetahui secara persis prioritas dalam hidupnya. Karena, orang yang memahami prioritas dalam
hidupnya, seperti orang mengendarai mobil. Menyadari, kapan menginjak gas, dan kapan pula
menginjak remnya.
Oleh sebab itu, efek dari metode e-buku ini, membuat saya bisa memilah-milah, mana yang penting
tetapi tidak mendesak, mendesak tetapi tidak penting, tidak penting dan tidak mendesak, dan
penting dan mendesak. Sehingga membuat saya bisa menentukan prioritas dalam hidup saya.
Sekarang, bayangkan bila Anda mengetahui bagaimana cara menentukan prioritas dalam kehidupan
dan aktivitas Anda sehari-hari. Dan, saya penasaran, apa yang terjadi saat Anda menguasainya
sekarang?
Sebentar lagi saya akan menceritakan kepada Anda, pemahaman saya tentang cara menentukan
waktu dan aktifitas apa yang penting dan mendesak dalam kehidupan saya sehari-hari.
Saya sangat yakin, cara ini sudah sering Anda baca dan dengar. Bahkan, mungkin Anda sudah
melakukannya. Cara yang saya maksudkan adalah seperti yang dibahas oleh Steven Covey dalam
bukunya Seven Habbits.
Yaitu, keahlian mengelola, mengelompokkan, memilih dan memutuskan, apa saja hal yang penting
dan mendesak, mendesak tidak penting, penting tidak mendesak, dan tidak penting tidak mendesak,
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contoh : Memiliki kendaraan pribadi, apakah motor atau mobil, sangatlah membantu aktivitas
kerja dan urusan lain sehari-hari. Terutama, dalam efektifitas waktu. Juga, penghematan dari
segi biaya. Sehingga, menguasai ilmu menyetir mobil itu menjadi penting bagi saya. Tetapi,
kondisi sekarang, saya belum punya mobil. Itu artinya, memiliki kemampuan menyetir mobil
penting bagi saya, tetapi tidak mendesak.
Contoh ; Tahun 2010 yang lalu. Saya pernah mendapat sms dari seorang teman, jam 24.00
malam. Isi nya, dia meminta saya untuk berangkat ke Bandung besok paginya. Karena ada
pelatihan Effektif Komunikasi di Hotel Nalendra. (Kalau saya fikir, apa hubunganya dengan
saya?) Ternyata, dia meminta saya untuk mengisi acara tersebut, lantaran dia harus pulang ke
Jakarta, malam itu juga. Sebab, istrinya mau melahirkan di rumah sakit. Itu artinya, keadaannya
sangat-sangat mendesak, tapi tidak terlalu penting.
Contoh ; Saat saya menuliskan e-book ini, sedang hot-hotnya pemberitaan hengkangnya
Charlie, vokalis ST12 dari group bandnya. Hampir semua program gosip di TV, memberitakan
tentang persoalan yang sedang terjadi, dalam internal group band tersebut. Kabar tersebut
sebenarnya tidak ada hubungan apapun dengan diri saya. Tetapi ikut memikirkan, apa yang
terjadi antara Charlie dan Ben, sampai hengkang? Sampai, saya melarutkan diri dengan gosip
yang tak jelas, membuang waktu, dan tenaga.
”Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang
menurut Anda baik”.
Warren Buffet
Contoh ; Hari ini jam 12.00 siang, saya harus menyerahkan dengan segera, proposal pelatihan
Stress Management kepada seorang HRD, yang telah saya prospek minggu lalu. Proposal saya
tersebut, akan dijadikan topik pembahasan pada rapat manajemen. Apakah tujuan dan manfaat
yang saya tawarkan, memenuhi seperti manajemen inginkan? Sehinga saya bisa mengisi
program pelatihan Stress Management bagi karyawan di sana.
Remote control
Setelah saya bisa menentukan prioritas dalam hidup saya. Mana yang penting tidak mendesak,
mendesak tidak penting, tidak penting tidak mendesak, dan penting mendesak. Hal itu sangat
bermanfaat bagi saya, di antaranya dalam mengontrol diri. Saya sering mengistilahkannya dengan
memegang “remote kontrol”.
Anda tentu tau remote kan? Setiap tombolnya memiliki fungsi masing-masing. Apabila tombol
tersebut terpencet (ditekan), maka langsung ada efeknya. Seperti tombol bergambar speaker dan
tanda silang. Bila tombol tersebut dipencet, maka TV atau DVD yang sedang kita nonton, suaranya
langsung senyap.
Demikian pula dengan kehidupan ini. Objek dari remote tersebut adalah diri kita sendiri. Sehingga,
apabila remote itu bukan kita yang memegangnya, maka itu sama hal nya, kehidupan kita dikontrol
oleh orang lain. Tetapi, bila remote itu saya dan Anda yang memegangnnya, maka dengan penuh
totalitas, keseluruhan hidup, kita sendiri yang mengontrolnya.
Sebagai contoh, dalam hal merespon (memikirkan) atau tidak, pandangan orang lain terhadap ide-
ide saya. Saya memiliki prinsip ”Saya tidak memperdulikan apapun kata orang lain terhadap
pemikiran dan tindakan saya lakukan. Selama ide saya tersebut sesuai dengan syariat, hukum
alam, dan hukum negara. (Baik bagi Allah, bagi al am, dan bagi kehidupan saya & sekitar)”. Tetapi
saya mendengarkan apa kata mereka.
”Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan
terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan
biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang
terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan
sampai pada apa yang Anda inginkan.”
Steve Jobs
Suatu hari, saya pernah mendapat tamu sepasang suami istri. Mereka sudah menikah lebih dari 5
tahun. Alhamdulillah sudah mendapat amanah dari Allah, 2 orang putra. Dan saat mengunjungi saya,
sang istri sedang mengandung anak yang ke tiga.
Inti masalah pada rumah tangga tersebut, sang suami pernah berselingkuh sampai 3 kali. Sehingga,
sang istri merasa sangat sakit hati kepada suaminya. Tetapi, mereka punya keinginan yang sangat
kuat untuk membangun kembali keluarga yang harmonis. Namun, rasa sakit hati sang istri, belum
termaafkan.
Kemudian saya membantu sang istri untuk bisa memaafkan dirinya dan suaminya. Dan yang menarik,
yang ingin saya ceritakan kepada Anda, kata-kata sang istri “Saya tidak akan memaafkan dan terus
sakit hati, sebelum suami saya berubah”.
Setelah mendengar ungkapan sang istri seperti itu, dengan tegas saya bertanya“Apakah ibu ingin
memberikan remote kebahagiaan kepada suami? Sehingga, mudah terkontrol oleh suami Anda?”.
“Maksudnya pak Rahmad?”. Beliau ingin memperjelas. “Barusan, bukankah ibu mensyaratkan, ibu
akan bahagia, bila suami berubah? Itu artinya, bahagia bukan atas dasar keinginan ibu sendiri. Tapi,
tersyarat pada orang lain. Sehingga, ibu akan sangat mudah menderita. Makanya saya ibaratkan,
siapa yang memegang remote kontrolnya?”. Saya memberi penjelasan, supaya pemaafan hadir atas
kesadarannya sendiri, bukan karena orang lain.
Sang istri mencoba memahami kata-kata saya. Kemudian beliau memutuskan. “Iya Pak Rahmad,
dalam hal sakit hati ini, hanya saya sendiri yang bisa memunculkan dan menghilangkan dari dalam
diri saya. Mulai hari ini, Saya mau, sayalah yang menentukan, hidup saya bahagia atau derita.
Remote kontrolnya, ada di tangan saya”.
Setelah proses pemaafan selesai, kemudian saya menyarankan mereka membuat komitmen baru.
Sementara waktunya, mereka berdua akan menentukan waktu yang tepat untuk membuka dan
mengisi halaman baru, sejarah rumah tangga mereka.
Selain itu, efek dari menentukan, mengenali, memahami dan menyadari hal yang penting atau
mendesak, juga membuat saya lebih mudah mendelegasikan urusan dalam hidup ini.
Seperti, dalam dunia bisnis pelatihan yang saya geluti. Sinergi dengan orang dan lembaga yang tepat,
akan lebih mengoptimalkan usaha dan mengefesiensi waktu. Seperti bekerjasama dengan EO. Pihak
EO mencari tempat yang available, mendesign famflet, dan memarketingkannya. Sementara saya
fokus pada produk. Saya meyakini, kita terlahir bukan untuk melakukan segala hal. Tetapi,
melakukan hal sesuai keahlian masing-masing, supaya bisa bersinergi.
Manusia terlahir ke dunia bukan untuk melakukan segala hal. Tapi, untuk
saling melengkapi.
#NasehatDiri
Manfaat berikutnya yang saya gapai adalah lebih percaya diri. Percaya diri artinya mempercayai apa
yang ada pada diri kita. Entah itu fisik, sumberdaya, dan apapun yang Allah anugerahkan. Lalu,
karena saya menyadari prioritas dalam hidup, menyikapi sesuatupun lebih mudah sesuai konteksnya.
Sehingga, hal itu membuat saya menjadi lebih percaya diri.
Contoh sepesifiknya dalam kehidupan saya. Pernah suatu ketika, saya ingin mempelajari ilmu
pemberdayaan diri lainnya, karena melihat rekan-rekan saya menguasai ilmu tersebut. Dan itu
sangat mengasyikkan sepertinya. Saya menganggap, kalau belum belajar itu, rasanya kurang pas.
Hal itu hampir membuat saya merasa kurang dari yang lain dan merasa minder. Tetapi, itu segera
bisa terabaikan. Lantaran menyadari prioritas di atas tadi, membuat saya sadar dalam memutuskan
sesuatu hal. Apakah penting bagi saya? Oleh karena nya, saya tetap yakin pada diri saya sendiri,
dengan segenap potensi yang ada, menguasai NLP, Hypnosis, EFT, Multiple Intelligences, dan
berkarir sebagai trainer & Mind-Therapist.
Tatkala rasa iri kepada makhluk masih menyelimutimu, itulah tanda, belum seutuhnya engkau
mengenali diri. Dan begitupula terhadap penciptamu. Karena dia yg telah mengenal diri, mudah
baginya mengenal Tuhannya. #NasehatDiri
#4 Lebih Berkomitmen
Pertama, Orang ingin. Kekhasan yang ada pada diri mereka, sering menggunakan kata ”ingin”.
Seperti, ”Saya ingin menunaikan ibadah haji. Saya ingin menikah. Saya ingin membuka usaha. Saya
ingin menyesuaikan berat badan”. Dan berbagai macam lainnya.
Yang kedua. Orang yang suka memilih-milih. Ciri mereka adalah, biasanya melakukan proses
perbandingan yang sangat mendalam untuk memutuskan suatu hal. Sehingga, mereka sering
memilih, apa yang enak, mudah, tidak berat, santai, tidak punya resiko besar, gampang, dan sesuatu
tanpa butuh usaha besar pada dirinya. Jadi, ciri utama orang ini seperti orang yang membenci
kekeringan, tetapi berharap hujan tidak turun.
Dan yang ketiga. Ciri-ciri pada diri mereka adalah orang-orang yang menyegerakan bertindak dan
merealisasikan, apa yang telah mereka tulis dan ucapkan. Mereka tidak berhenti bila ada rintangan
dan tantangan, sebelum apa yang telah mereka putuskan menjadi kenyataan atau tercapai. Mereka
disebut dengan orang komitmen.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai
sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut.
Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan
"T u j u a n n y a"
sekalipun semua orang meninggalkannya.
(Unknown)
Dari ketiga ciri di atas. Termasuk yang manakah Anda? Apakah orang yang cuma kepingin saja, atau
yang suka memilih-milih, atau Anda tergolong ciri ketiga, yaitu orang-orang yang berkomitmen.
Sementara itu, tatkala Anda melaksanakan tips sederhana (menulis dan menyampaikan) yang saya
bagikan ini, dengan sendirinya, komitmen terbangun dalam diri Anda. Saya mengalami hal ini, saat
menuliskan impian tahun 2009, untuk menjalankan sunnah rasul, menikah. Ternyata, tahun itu saya
belum menetapkan siapa pasangan hidup saya. Sampai tahun 2010 berjalan, teman-teman
mengingatkan, ”Mad deadlinenya sudah lewat nih”.
Berkat saya menuliskan impian tersebut, saya selalu menyadari akan impian saya. Baik saya
membaca resolusi hidup, atau teman-teman dan orang-orang yang pernah membaca dan
mendengar apa yang saya katakan, mengingatkan saya. Sehingga, komitmen itu, selalu ada.
Semua orang memiliki visi dan misi dalam hidupnya masing-masing, dan itu penting, iyakan?
Anda tentu mempercayainya, dan saya juga. Sekali lagi, cara-cara ini berdampak positif bagi
kehidupan saya, berupa; saya menjadi lebih fokus. Tidak mudah tergoyahkan, tidak tergoda untuk
pindah haluan.
Seperti, saya terus memfokuskan diri sebagai Mind-Therapist (terapi yang berhubungan dengan
pikiran, perasaan & perilaku). Dan sebagai trainer, tema training yang sering saya bawakanpun,
berhubungan tentang hal itu. Seperti, Terapi Berfikir Positif, Stress Management, Trauma & Phobia
Healing, Ease Your Nervous, Explore Your Potensial (e-book yang ada di tangan Anda ini) dan The
Limit is Nothing.
Hal ini pasti disebabkan keyakinan pada diri sendiri, menyadari prioritas, dan memiliki passion pada
aktivitas yang saya kerjakan sekarang.
Terkadang dalam perjalanan, engkau menemukan sebongkah emas. Tapi sayang, engkau terbuai
dengan karungan batu di pundakmu. Sehingga mebiarkannya berlalu saja.
#NasehatDiri
Terakhir, manfaatnya adalah pembelajaran diri yang terus menerus. Yang membuat terbangunnya
kesadaran dalam diri saya. Dari awareness ini, memudahkan saya melakukan self evaluation.
Pokoknya, meaning bangetlah (Tagline di kelas Terapi Berfikir Positif).
Berkat menulis dan menyampaikan apa yang saya ketahui, membuat saya semakin mengenal
potensi dalam diri. Hal ini mengakibatkan, semakin dalam saya memahami diri sendiri, semakin saya
menyadari kodrat diri saya sebagai manusia, dan tugas saya terlahirkan ke dunia ini.
Kemudian, memahami kodrat diri ini, akan berdampak kepada awakening of mind istilah Deepak
Copra. Kalau di Pondok Pesantren NLP, guru saya sering mengingatkan supaya selalu eling, (sadar
akan Tuhan, semesta dan diri).
Tugasmu sebagai makhluk adalah menyadari, apa fungsi kehadiranmu di dunia ini? Kemduian
lakukan sebagaimana bijaknya keberadaanmu.
#NasehatDiri
Seperti yang telah kita ketahui bersama, proses pemrograman pikiran sebenarnya telah terjadi sejak
seorang anak masih di dalam kandungan ibunya, sejak ia berusia 3 bulan. Pada saat ini pikiran bawah
sadar telah bekerja sempurna, merekam segala sesuatu yang dialami seorang anak dan ibunya.
Semua peristiwa, pengalaman, suara, atau emosi masuk ke dan terekam dengan sangat kuat di
pikiran bawah sadar dan menjadi program pikiran.
Saat kita lahir, kita lahir hanya dengan satu pikiran yaitu pikiran bawah sadar. Bekal lainnya adalah
otak yang berfungsi sebagai hard disk yang merekam semua hal yang kita alami. Sejak lahir, dan
sejalan dengan proses tumbuh kembang, kita mengalami pemrograman pikiran terus menerus,
melalui interaksi kita dengan dunia di luar dan di dalam diri kita.
Seperti saya sebutkan di atas, dari semenjak kita lahir, proses pemograman sudah terjadi dalam diri
kita. Dari mana sumber dan siapa yang melakukan pemograman itu? Mereka adalah orang-orang
yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Itu terjadi, disadari atau tidak. Seperti; Kedua orangtua,
pengasuh, keluarga, lingkungan, guru, tv, dan siapa saja yang dekat dengan kita.
Mengapa saat kita kecil, mudah sekali terjadi pemograman? karena saat itu pikiran kita belum bisa
menolak informasi yang ia terima. Ketidakmampuan memfilter informasi ini disebabkan karena pada
saat itu critical factor, atau faktor kritis, dari pikiran sadar belum terbentuk. Kalaupun sudah
terbentuk critical factor masih lemah.
Menurut bapak Adi W Gunawan, pakar mind tehnology. Proses pemograman terjadi dengan dua
cara. Pertama, karena terjadinya luapan emosi atau stress, mengakibatkan perubahan pada perilaku.
Atau disebut dengan (imprint). Kedua, karena salah pengertian yang dialami seseorang saat
memberikan makna kepada atau menarik simpulan dari suatu peristiwa atau pengalaman.
(Misunderstanding).
Baik imprint maupun misunderstanding, setelah terekam di pikiran bawah sadar, akan menjadi
program pikiran yang selanjutnya berproses dalam hidup seseorang.
Oleh karena itu, mari kita menyadari bersama dan mohon mengingat baik-baik. Sebenarnya, semua
program pikiran itu pada dasarnya memiliki tujuan yang tepat dan baik. Berdasarkan kesadaran dan
kebijaksanaan kita pada saat itu.
Contoh, silahkan Anda tanyakan kepada orang yang benar-benar sudah berhenti merokok. Apa
pendapatnya tentang merokok, sebelum dia berhenti? Pasti alasan-alasan dulu (program) itu baik
bagi nya. Tetapi, setelah dia berhenti merokok karena melebarnya kesadaran dan kebijaksanaan,
program itu menjadi tidak pas lagi untuk nya. Jelas kan?
Sehingga, kita bisa menyimpulkan. Program pikiran yang telah tertanam dalam pikiran kita, menjadi
metal block, bila menghambat atau menghalangi impian atau tujuan kita. Sebaliknya, menjadi batu
loncatan, bila mendukung dan selaras untuk mendapatkan kemauan kita.
Semakin lebih jelas sekarang kan? Supaya semakin bertambah jelas, saya berikan contoh nyata
pengalaman saya sekarang…
Apakah Anda tau? Dampak dari cara pandang kita (program) terhadap uang, sangat mempengaruhi
perilaku kita terhadap uang itu sendiri. Saya sering membahasakannya dengan, cara kita
memperlakukan uang. Sebelum tahun 2010, saya memiliki sejarah hidup kurang baik dengan uang.
Di mana, bila saya meiliki uang, dia tidak akan bertahan lama. Cepat sekali habisnya.
Selain itu, ada hal lain yang saya anggap lebih parah. Dulu saya paling tidak suka, bila ada teman yang
membahas bisnis (uang) dalam pertemuan/perkumpulan reunian (kopdar). Sayapun, sangat sensitif
kalau sudah ada pembicaraan tentang uang.
Kemudian, pelatihan maupun buku yang berhubungan dengan bisnis, financial, cara menjadi kaya,
meningkatkan profit, atau, apapun itu yang ada kata, uang, bisnis, dan kaya. Baik bahasa indonesia
maupun bahasa ingris, atau bahasa lain yang saya fahami. Saya pasti tidak suka. Lebih sering saya
menjauh atau meninggalkannya.
Sebelum tahun 2009. Saya menganggap kehidupan saya berjalan wajar-wajar saja. Dan itu sesuatu
yang sangat tepat bagi saya. Sampai, pada akhir tahun 2009, saya berani membenah diri, menyelami,
dan berusaha membangun hubungan baik dengan uang.
Alhamdulillah, dengan tehnik terapi NLP yang saya kuasai, saya memahami asbab perilaku saya di
atas. Saya juga menyadari kapan dan dari mana (siapa atau sumber) program tersebut terinstal
dalam diri saya. Ternyata, saya mempunyai program akan uang “Semakin banyak uang yang saya
miliki maka akan membuat saya, semakin bermaksiat”.
Setelah itu, saya melakukan self therapy kepada diri saya sendiri. Dengan tehnik Mental Block
Reprograming. Alhamdulillah, kini saya memiliki program yang sangat tepat akan uang, dalam
kehidupan saya. Dan, jika orang bertanya apa arti uang bagi saya, maka saya menjawab, uang adalah
nominal angka yang disetujui nilainya sebagai alat tukar saja.
Semenjak itu, perilaku saya akan uang, tentang bisnis, & kekayaan, langsung berubah 180 derajat.
Bahkan saya mempunyai keyakinan, “Hanya ada satu cara mengatasi kemiskinan di Negara ini,
saya harus kaya. Karena dengan demikian, sudah berkurang satu orang miskin, yaitu saya”.
Oh ya, saya masih penasaran, apa makna uang bagi Anda? Hayati dan sadari baik-baik. Bisa jadi,
kondisi keuangan kita hari ini, karena ada program yang keliru akan uang. Mungkin ada di antara
Anda, mengalami hal serupa dengan saya. Sehingga, Anda sangat ingin mengetahui, bagaimana cara
menyelaraskan program yang tidak tepat dalam pikiran Anda, sekarang?
Tenang, saya sudah berjanji kepada Anda, akan membagi cara menyelaraskan program yang tidak
pas bagi Anda, sehingga, setelah Anda menyelaraskannya. Mudah-mudahan Anda semakin lebih
produktif. Seperti yang sudah saya alami. Dan semoga, bisa terbuka belenggu-belenggu yang selama
ini, menutup potensi dalam diri Anda.
Baiklah, sebelum kita melangkah ke caranya. Bukankah sangat bijak bila kita langsung
mempraktekkannya? Maka, tentukan sebuah program menurut Anda, yang selama ini menjadi
penghambat karir Anda. Atau program, yang belum Anda ketahui, apakah itu bermanfaat atau
menghambat bagi Anda, juga boleh. Karena, pertama-tama kita akan melakukan langkah mental
block check up.
So, apakah Anda sudah siap sekarang? Mari kita take action…
Ini adalah langkah untuk mengetahui apakah program yang telah Anda tentukan / persiapkan tadi,
menjadi penghalang atau pendukung (Mental block atau batu loncatan) dalam kehidupan Anda.
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan Apakah belief (program) ini ….
Bila hasil dari check up ini lebih banyak ya, maka biarkan saja. Tapi, bila lebih banyak tidak, itu
artinya bisa menjadi penghambat (mental block), maka kita lanjutkan ke langkah berikutnya…
Anda bisa melakukan sendiri, atau meminta bantuan orang lain untuk bertanya. Sementara Anda
bisa memfokuskan pada jawaban-jawaban yang hadir dalam diri Anda. Biarkan saja setiap pikiran
dan perasaan yang timbul tenggelam, sampai ke proses terakhir, dan Anda mendapatkan
pemahaman baru.
Laddering Method
Semoga dengan tehnik terapi di atas, mulai sekarang dan seterusnya, Anda bisa menyelaraskan
program atau keyakinan yang kurang produktif dalam aktifitas keseharian Anda. Sehingga, Anda
menjadi lebih produktif.
Kemudian, selain Mental Block Reprogramming, saya juga akan menjelaskan kepada Anda tehnik
terapi Laddering method. Saya sudah mempraktekkan kepada diri saya dan beberapa klien saya.
Tehnik ini sangat ampuh, pas dan cocok untuk persoalan yang berhubungan dengan ketakutan,
cemas, gelisah, khawatir dan sejenisnya.
Saya sangat yakin, Laddering method sangat membantu dan mendukung untuk melepaskan
belenggu ketakutan dan kecemasan Anda. Tidak hanya menolong Anda mudah menerapkan dalam
menulis dan menyampaikan apa yang Anda ketahui. Tetapi, juga bisa menyelesaikan kecewasan
Anda lainnya.
Ini adalah tehnik tersimple dan sederhana untuk menanyelaraskan kecemasan. Silahkan Anda
mencoba untuk tidak percaya, sebelum Anda mempraktekkannya.
Mungkin Anda sudah mulai tidak sabaran untuk segera mengetahuinya ya?
Oke kalau begitu, mari kita lakukan latihan sekarang…
Oh ya, sebelum saya menjelaskan latihan praktis LM, terlebih dahulu kita pahami bersama apa
perbedaan antara takut dengan cemas. Supaya semakin memberhasilkan kita dalam mempraktekkan
LM nanti. Secara sederhana dapat saya artikan. Kalau takut itu satu reaksi emosional yang kuat,
mencakup perasaan penuh perhatian, ingin melarikan diri (sembunyi) terhadap suatu yang nyata
(jelas).
Contoh, Anda takut dengan ular kobra saat berpapasan dengan nya. Atau saat menyebrang jalan,
Anda takut tertabrak mobil atau motor. Perasaan penuh perhatian dan waspada itu, hadir karena
sesuatu yang sangat nyata dan jelas.
Sementara cemas, juga reaksi emosional yang sangat kuat, sama dengan takut tadi. Tetapi yang
membedakannya. Reaksi emosional kecemasan atau kekhawatiran (anxiety), hadir karena sesuatu
yang tidak jelas.
Contoh, ketika mendapat kesempatan menyampaikan kata sambutan, tiba-tiba saja Anda mulai
keringatan, kaki gemetaran, jantung berdebar-debar sangat cepat, dan reaksi fisik lainnya. Entah
karena Anda merasa takut ditertawakan, takut salah, atau persepsi lainnya yang akan terjadi kepada
diri Anda.
Pertama-tama, kenali baik-baik, apakah yang Anda alami sekarang sesuatu yang nyata, atau
sebaliknya? Maksud saya, apakah pikiran Anda sudah bisa membedakan dan mengkatagorikan
sebagai suatu kejelasan, terhadap hal yang Anda takuti atau belum?
Mungkin Anda bertanya, bagaimana persisnya menerapkan tehnik di atas? Oke, saya akan berikan
dua contoh dari pengalaman saya menerapkan tehnik LM ini. Saya sudah menggunakan untuk
beberapa kasus, cemas di atas panggung (public speaking), was-was tidak bisa tidur, panic attack,
sampai kecemasan akan effect dari berhenti ketergantungan obat-obatan.
Alhamdulillah, dengan tehnik ini, berhasil menyelaraskan pikiran dan perasaan klien saya. Dan
mereka kini mendapatkan kondisi seperti yang mereka inginkan.
Seorang peserta pelatihan saya, sebut saja nama beliau Susi, 45 tahun. Menetap di Semarang. Beliau
mempunyai seorang anak lelaki, yang kini sedang kuliah di Bandung. Sebuah kampus ternama di
sana. Baru-baru ini, beliau baru saja membelikan motor bebek permintaan anaknya, supaya mudah
berangkat kuliah.
Setelah membelikan motor untuk anaknya. Ibu Susi mulai sulit tidur dan tidak fokus beraktifitas.
Karena, beliau terus diselimuti oleh rasa was-was, akan terjadi sesuatu yang tidak beliau harapkan
kepada anaknya.
Setelah beliau menjelaskan kondisi yang terjadi pada diri nya, akibat kecemasan, khawatir terjadi
kecelakaan kepada anaknya. Kemudian saya baru melakukan proses terapi dengan LM kepada
beliau.
(Ibu Susi agak terbengong-bengong memikirkan pengalaman yang terjadi kepada diri beliau. Seperti
klien-klien saya lainnya. Semacam antara percaya dan tidak, karena perasaan cemas dan was-was
pada dirinya sudah tidak ada).
Supaya Anda lebih memahami cara menggunakan tehnik LM ini, saya akan menambahkan contoh
lain, pengalaman saya menbantu seorang teman yang mengalami rasa panik, ketika berpergian jauh.
Sebut saja nama teman saya ini, bapak Hadi, 33 tahun. Saya tidak terlalu menggali reaksi yang terjadi
kepada beliau. Tetapi, info yang beliau sampaikan, bapak Hadi mengalami panik bila berpergian luar
kota. Dan yang terjadi, beliau tidak bisa fokus saat mengendarai mobilnya.
MT : Kalau begitu, rasa takut itu merupakan ujian kan? Jadi, apa yang akan bapak putuskan,
terhadap hal yang bapak alami sekarang?
K : Saya menjalaninya dengan sabar dan ikhlas. Karena itu semua ujian dari Allah. Dan saya
yakin Allah akan memberikan yang terbaik bagi saya.
Kok bisa?
Barangkali, Anda bertanya-tanya dalam diri, kok bisa cuma bertanya begitu saja, bisa merubah sudut
pandang dan menyelaraskan perasaan cemas dan was-was?
Saya pernah memberikan materi ini, untuk karyawan Toyota Astra Motor di Pine wood. Seorang
peserta yang saya bantu di depan kelas, setelah selesai saya terapi, mendapat pertanya dari
temannya ”Kok bisa, apa yang kamu alami?”.
Anda tau apa jawabannya? ”Gimana ya?, mendingan kamu praktekin aja deh, biar mengalami nya
langsung. Susah aku menjelaskannya. Yang pasti, perasaan deg-degan dan khawatir jadi hilang”.
Kembali dengan penjelasan antara takut dan cemas, Anda masih ingatkan? Kalau cemas itu muatan
emosi yang sama persis seperti takut, tetapi terhadap sesuatu yang belum jelas bagi pikiran kita.
Beda dengan takut. Seperti contoh takut ular. Kita lebih mudah dan cepat bisa menyikapinya, karena
kita akan memutuskan, melarikan diri atau menyingkirkan ular tersebut.
Nah, tujuan dari LM ini sebenarnya, menggali imajinasi was-was Anda, sampai pikiran Anda bisa
menganggap itu suatu kejelasan. Maksud saya, yang namanya rasa cemas dan khawatir,
cenderungnya itu sesuatu yang tidak ada, tetapi pikiran kita menganggapnya ada.
Maka, kita dapat mengatakan, tehnik LM membantu kita mengejar sampai titik terakhir imajinasi
kita. Kemudian, kita menjadi mudah menyikapinya. Saya mempunyai pengalaman, saat training
untuk agen Asuransi. Ada peserta yang sampai akhir dari imajinasinya adalah bunuh diri.
Setelah itu, malah membuatnya menyikapi ”Saya tidak mau berakhir seperti itu. Dan itu akibat dari
rasa cemas yang saya alami. So what, saya akan menjalani tanpa rasa cemas sekarang...”
Anda sudah mengerti sekarang kan? Kalau begitu, kapan saat yang tepat untuk menyelaraskan emosi
rasa cemas dan was-was Anda? Selamat mempraktekkan, dan semoga bertambah manfaat bagi
Anda.
Adalah 9 ekor bebek angsa sedang mencari makan di sawah pedesaan. Secara bergerombolan,
mereka menundukkan kepala ke dalam sawah yang berair. Mulutnya terbuka celah sedikit untuk
menyedot air dan makanan, sementara lidah bergerak-gerak menyortir, jika makanan akan
diteruskan ke perut dan air dikeluarkan kemabli melalui samping mulutnya.
Ketika sedang asyik-asyiknya mencari sesuatu untuk mengisi perut mereka. Terdengar suara dari
langit “Kelik…kelik…kelik…”. Angsa muda, salah satu di antara mereka mencari-cari sumber suara.
Lalu dia mengangkat kepalanya, melihat ke kiri dan kenan. Sementara suara itu semakin lama semkin
mendekat. Kemudian, bebek mengangkat kepalanya lebih tinggi lagi, menengangah ke atas. Dia
melihat ada yang mengepakkan sayap dan melayang-layang di atas sana.
Lalu dia menyeletuk “Oh betapa senangnya”. Teman-temannya yang lain, keheranan dengan
celetukannya. Mereka berhenti mencari makan. Kemudian, Angsa besar yang menjadi pemimpin
bertanya “Apa yang kamu maksud, betapa senangnya?” “Itu yang sedang terbang”. Jawab angsa
muda, sambil menunjukkan kepada kelompoknya.
Angsa muda melanjutkan “Ketua, apakah kita bisa terbang seperti dia? Kitakan juga memiliki
sayap?”. “Mungkin bisa, bila kita tau caranya”. Jawab angsa besar. “Bagaimana kalau kita minta
Rajawali itu mengajarkan kita cara terbang seperti dia?” sahut angsa yang lain. “Setuju” kata angsa
muda dan yang lainnya.
Karena sepakat untuk belajar cara terbang meringankan tubuh kepada rajawali. Kemudian 9 angsa
tersebut menarik perhatian sang rajawali agar mendekat kepada mereka. Setelah dia mendarat,
angsa besar menyampaikan niat belajar cara terbang, dan mengharap rajawali berkenan
mengajarkan caranya.
“Izinkan kami belajar cara terbang kepadamu”. Kata angsa besar dengan suara pelan penuh harap.
“Baik”. Persetujuan sang rajawali. Selanjutnya Rajawali menjelaskan kepada mereka cara
memanfaatkan sayap, menahan udara supaya bisa melayang, dan langkah-langkah lain supaya bisa
terbang. Setelah menjelaskan teorinya, sang Rajawali memperagakan “Perhatikan, begini caranya”.
Rajawalipun terbang dengan kaidah-kaidah yang telah dia jelaskan kepada 9 angsa tadi. Dan
beberapa saat kemudian, dia kembali lagi bersama mereka. “Apakah kalian sudah mengerti?” tanya
sang rajawali. Angsa muda menjawab dengan penuh semangat “Ya, mengerti”. “Kalau begitu,
sekarang saat nya mempraktekkan”. Lanjut Rajawali.
“Horee..hore..hore..” Angsa muda kegirangan. Tetapi berbeda dengan angsa besar dan yang lainnya.
“Tidak, terima kasih Rajwali. Kami sudah faham dan mengerti yang kamu jelaskan. Prakteknya besok
saja, karena hari sudah sore”. Ucap sang angsa besar, sambil melangkah pulang ke rumah mereka.
“Angsa muda, kenapa kamu masih berdiri di situ? Ayo kita pulang”. Ajak angsa lain yang sedang
melangkah pulang. “Tidak, aku tetap di sini. Aku mempratekkan apa yang telah diajarkan oleh
rajawali. Sampai aku benar-benar bisa”. Akhirnya, kedelapan angsa melangkah pulang, dan satu
angsa muda, tetap bersama rajawali, asyik berlatih terbang.
Saya penasaran, menurut Anda, angsa yang manakah yang akan menguasai cara terbang dan bisa
mengelilingi angkasa?
Info Pelatihan
• Explore Your Potentials
• Terapi Berpikir Positif
• Stress Management
• The Limit is Nothing
• Ease Your Nervous
• Train For Trainer
Anda mau mengundang saya menjadi fasilitator di tempat Anda. Silahkan menghubungi saya di;
HP 081511448147
BB 270fe9B7
Email rahmadnlp@gmail.com
Follow @mind_therapist
Blog www.kursusnlp.com
TERIMA KASIH
http://www.kursusnlp.com