Anda di halaman 1dari 8

1. Elemen coaching yang dapat di ambil dari beberapa pengertian coaching yang telah disajikan!

- Harus ada kolaborasi antara coach dan coachee, coach membuat pertanyaan yang menggali
coachee untuk menemukenali permasalahan dan menyadarkan tanpa mengajari. Kesadaran
muncul dari diri coachee sendiri
- Coach sebagai fasilitator dengan menjadi pendengar yang cerdas serta penyimak untuk
menerima pesan dari coachee.
- Sangat penting bagi seorang coach menangkap kata-kata kunci saat mendengarkan dan
menyimak curahan coachee. Pesan-pesan kunci dijadikan bahan untuk mengajukan pertanyaan
selanjutnya yang menyadarkan diri coachee untuk mengadakan perubahan secara
berkesadaran.
2. Sebagai guru, pernahkah anda menerapkan prinsip-prinsip coaching tersebut di sekolah Anda? Jika
jawaban anda "ya", berilah contoh dan penjelasannya!

Ya, ketika menghadapi anak yang melakukan pelanggaran beberapa kali sudah ditegur dan
diperingati oleh beberapa guru tetap saja belum ada perubahan. Saya coba mengajaknya
mengobrol secara empat mata memberikan pertanyaan yang membuatnya nyaman dan
mencurahkan segala permasalahan yang dihadapi. Dan mencoba mendengarkan keluh
kesahnya. Ternyata anak tersebut mencari perhatian guru. Ketika guru telah menegur ada
kepuasan dalam dirinya karena berarti ada yang memperhatikannnya. Setelah diajak mengobrol
dan diberikan pemahaman dan membangkitkan kesadaran dari dalam dirinya. Sedikit demi
sedikit anak tersebut berubah. Walaupun tidak seutuhnya karena butuh proses yang tidak hanya
dari sekolah tetapi butuh peran keluarga juga. 

3. Keterampilan manakah yang sudah anda kuasai?

      

4. Keterampilan manakah yang perlu Anda asah agar dapat menjalankan coaching dengan baik? 

Keempat keterampilan yaitu keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan


membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan memfasilitasi
pembelajaran, semuanya perlu pengasahan karena tidak semua guru menerapkan proses coaching yang
secara keilmuan itu benar. Selama ini proses coaching yang dilakukan hanya sekedar atas dasar rasa
empati dan kepedulian serta benar secara sujektif. Perlu terus belajar, menggali ilmu dan berbagi
pengalaman dengan guru lain yang telah terbiasa melakukan proses coaching dan berhasil.

5. Kendala apakah yang Anda temui ketika Anda berupa meningkatkan keterampilan tersebut?

Belum ada ruang, waktu dan kesempatan untuk menggali lebih dalam meningkatkan keterampilan
dasar seorang coach. Kalau pun ada sangat jarang sekali menemukan di dunia  pendidikan yang
mengadakan pelatihan dan pendidikan yang membuka kesempatan kepada semua guru tanpa terkecuali
untuk bisa mengikuti diklat tersebut. Biasanya jika ada panggilan pun hanya diberi kesempatan kepada
guru yang terbiasa menangani anak seperti wakil kepala sekolah bidang kesiswaan atau guru bimbingan
konseling.  
6. Bagaimana cara burung hantu membantu sang kancil menyeberang sungai?

Mengajaknya berkomunikasi dengan mengajukan pertanyaan reflektif yang membangkitkan kesadaran


akan jati diri dan potensi apa yang dimilikinya. Langkah awal Dengan menanyakan permasalahan apa
yang sedang terjadi pada sang serigala untuk menemukan kata kunci atau akar permasalahnya. Terus
apa saja yang telah dilakukan atau usaha-usaha apa yang pernah dicoba untuk menyelesaikan masalah
(menyebrangi sungai). 

Dari jawaban sang serigala, burung hantu mengajak serigala tersebut untuk merefleksi apakah-apakah
usaha-usahanya tersebut sudah sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Mengajak refleksi yang
dilakukan burung hantu terhadap serigala tersebut menyadarkan diri sang serigala untuk
memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya tidak perlu mencontoh dan mengikuti cara makhluk yang
lain.

7. Bagaimana cara burung hantu menanggapi pernyataan sang kancil tentang ketidak mampuannya?

Meyakinkan dulu apakah benar sang serigala pingin melewati sungai yang kecil itu. Menanyakan usaha-
usaha apa saja yang telah dilakukan dan Menemukan pesan atau kata-kata kunci yang akan dijadikan
pertanyaan lanjutan untuk menggali informasi dan menyadarkan sang serigala terhadap usahanya yang
telah dilakukan dan apakah usahanya itu cocok dengan dirinya ataukah tidak. 

Menyadarkan akan siapa dirinya dan kemampuan apa yang dimiliki serigala terakhir mencoba
kemampuan yang dimilki serigala untuk menyelesaikan masalahnya yaitu meyebrangi sungai.

      

Warga Jawa Tengah Yang Sakit Lutut dan Pinggul Wajib Membaca Ini!

Recommended by

8. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang diajukan oleh burung hantu untuk membantu sang
kancil?

Dengan mengajukan pertanyaan reflektif atau pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan kesadaran


terhadap terhadap sang serigala. pertanyaan yang muncul dari medengarkan curahan permasalahan
sang serigala. pertanyaan terbuka yang membantu sang serigala untuk memperhatikan siapa diriya., dan
pertanyaan yang menstimulus serigala untuk menemukan ide menyelesaikan masalahnya yaitu
menyebrangi sungai kecil tersebut. berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Burung Hantu kepada
Serigala:

bagaimana aku bisa membantumu'

pertanyaan penguatan kamu pingin menyebrangi sungai yang kecil ini

usaha apa yang pernah kamu dilakukan


menggali terus usaha lain yang pernah dilakukan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan apakah usaha yang telah dilakukan tersebut sudah benar
atau belum.

dilanjutkan pertanyaan yang menyadarkan akan jati dirinya sebagai serigala

pertanyaan yang menyadarkan akan potensi apa yang dimiliki serigala untuk menyebrangi sungai.

pertanyaan yang mendorong serigala untuk mencoba menyebrangi sungai dengan potensi atau cara
yang sesuai dengan jati dirinya.

9. Jika Anda menjadi sang kancil, apa yang Anda rasakan ketika dibantu dengan cara demikian?

Sangat senang, bahagia dan berterima kasih karena bantuan yang diberikan tidak secara langsung tetapi
menjadikan saya sadar dan cerdas menghadapi masalah. Bantuan tersebut membuat  saya berpikir
untuk menggali segala kemampuan yang dimiliki sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. 

10. Jika Anda adalah sang burung hantu dan kancil adalah murid Anda, apakah Anda cukup sabar?
Mengapa? 

Ya, belajar sabar itu penting di video tersebut hanya dihadapkan dengan satu permasalahan dan satu
murid. Mengikuti alur pikir murid untuk menggali segala potensi yang dimiliki murid sangat diperlukan
oleh seorang guru. Jika satu murid menjadi sadar maka perubahan tidak memerlukan lagi paksaan tetapi
perubahan dilakukan secara sadar sebagai buah dari proses kesabaran guru untuk menjadi coach. 

11. Apa yang seorang konselor lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi
mobil?

Mengajarkan langsung cara-cara menyelesaikan masalah orang lain/konseli dalam mengemudi.

12. Apa yang seorang coach lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi
mobil?

Berbagi pengalaman kepada mentee atau orang yang bermasalah dalam mengemudi bagaimana cara
menyelesaikan masalah dalam mengemudi yang dihadapi orang tersebut.

13. Apa yang seorang coach lakukan untuk membantu seseorang yang bermasalah dalam mengemudi
mobil?

Mengarahkan orang bermasalah yang mengemudi atau coachee untuk menggali kemampuan apa saja
yang dimiliki orang bermasalah tersebut dan memaksimalkan kemampuannya tersebut untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam mengemudi.

gar semakin memahami perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari kita pelajari
pengertian mentoring dan konseling berikut ini:
1. Definisi mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung,
atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang
dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa
mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong
pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Definisi konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan
klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan
bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan
individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Jika Anda memperhatikan definisi-definisi mengenai mentoring dan konseling, kemudian


membandingkannya dengan coaching, maka Anda dapat melihat perbedaan-perbedaan di antara ketiga
metode pengembangan diri tersebut. Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat tabel perbedaan antara
coaching, mentoring, dan konseling berikut ini:

Dari Tabel 1, kita dapat melihat perbedaan-perbedaan antara coaching, mentoring dan konseling.
Perbedaan-perbedaan tersebut dilihat dari sisi tujuan, peran, dan keahlian.

Setelah menyimak perbedaan-perbedaan antara mentoring, konseling, dan coaching, mari melakukan
refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.

14. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai konselor? Bagaimana cara Anda membantu murid
ketika Anda berperan sebagai konselor?

Sebagai guru saya akan berperan sebagai konselor ketika mengadakan bimbingan pribadi, bimbingan
sosial dan bimbingan karier. Terutama murid mengalami masalah dan membutuhkan orang untuk bisa
berkonsultasi sekaligus membantunya dalam menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapinya.

Dengan cara menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif (tenang, nyama dan aman). Guru
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap murid untuk mampu berinteraksi dan bekerja sama
dalam lingkungan sosial kelas. Guru memberikan waktu dan kesempatan kepada murid untuk
merasakan pekerjaan yang tengah dihadapinya secara langsung. Memberikan ruang dan waktu untuk
Berbagi pengalaman dengan orang lain yang sedang bekerja

15. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai mentor? Bagaimana cara Anda membantu murid
ketika Anda berperan sebagai mentor?
Sebagai guru, peran saya sebagai mentor dilakukan ketika membimbing siswa menjadi manusia yang
memiliki keterampilan dan bertanggung jawab. Membimbing murid untuk bertanggung jawab terhadap
tugasnya sebagai pelajar dengan memberikan strategi atau tips-tips yang tepat dari pengalaman untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi murid.

16. Sebagai guru, kapankah Anda berperan sebagai coach? Bagaimana cara Anda membantu murid
ketika Anda berperan sebagai coach?

Sebagai guru, peran saya sebagai coach dilakukan ketika guru membina, mendorong, membantu,
mengawasi dan memberikan dukungan kepada murid untuk memperoleh pengalaman belajar bermakna
dan aktivitas pembelajaran yang sealami mungkin sesuai dengan potensi yang mereka miliki agar
mereka dapat dengan kekuatan atau potensi yang dimiliki dapat menyelesaikan persoalan mereka
sendiri

Sebagai seorang coach kita akan membuat jadwalkan untuk mengadakan pertemuan, berkomunikasi
dan bersama-sama dengan coachee mengidentifikasi dan menganalisa masalah, membuat point-point
penyelesaian beserta dengan konsekuensi yang akan dihadapinya, melakukan aksi, menerima umpan
balik, melakukan refleksi dan membuat komitmen.

17. Untuk mendorong potensi murid, peran apakah yang Anda pilih? Mengapa?

Agar dapat menumbuhkembangkan dan memaksimalkan potensi atau kekuatan yang ada pada murid
maka yang harus dibiasakan oleh seorang guru adalah dengan menjadi coach bagi muridnya. Sebagai
seorang coach kita tidak mengajarkan langsung bagaimana seorang murid bisa paham terhadap ilmu
pengetahuan baru atau berbagi pengalaman untuk menyelesaikan masalah murid dalam belajar.

Akan tetapi sebagai seorang coach kita akan mengarahkan dan menuntun pengetahuan awal /
kemampuan yang dimiliki oleh murid, yang dapat diberdayakan untuk memahami materi selanjutnya
atau untuk menyelesaikan masalah belajar yang tengah dihadapinya sendiri. Seorang guru yang menjadi
coach bagi murid akan selalu tahu setiap keunikan karakter dan potensi yang dimiliki setiap murid untuk
menyelesaikan masalahnya masing-masing dengan tidak membantu secara langsung.

18. Ceritakan kendala yang Anda alami ketika Anda berperan sebagai seorang coach?

Kendala yang paling utama adalah sering merasa tidak memiliki waktu yang luang atau tidak
meluangkan waktu untuk melakukan proses coaching apalagi dengan beban mengajar yang cukup tinggi
dan ditambah lagi dengan administrasi yang sangat banyak. Dengan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan coching menjadi hambatan tersendiri bagi saya ketika melakukan
coaching. Di samping itu kebanyakan murid belum terbiasa mengeksplorasi potensi dan kemampuan,
serta kekuatan yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapinya. Murid lebih
cenderung memanfaatkan teman untuk  membantunya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Apalagi ditambah dengan  mental malas yang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Sekarang, tentunya Anda sudah memahami bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah.
Sebagai seorang coach, mari berupaya menguasai keterampilan dasar seorang coach, salah satunya
dengan menguasai keterampilan berkomunikasi yang memberdayakan sebagaimana akan dijelaskan
pada materi selanjutnya.

MENTORING COACHING KONSELING TRAINING FASILITATOR

mentoring sebagai suatu lebih kepada konseling merupakan suatu usaha yang sebuah proses dimana
proses dimana seorang membantu seseorang rangkaian-rangkaian terencana untuk seseorang yang

teman, guru, pelindung, atau kontak atau hubungan membantu

pembimbing yang bijak dan untuk belajar secara langsung dengan memfasilitasi
penolong menggunakan daripada individu yang tujuannya pembelajaran menyelesaikan berbagai
pengalamannya untuk memberikan bantuan masalah, serta membantu
membantu seseorang dalam mengajarinya. dalam merubah sikap dan membuat keputusan agar

mengatasi kesulitan tingkah lakunya. bisa meningkatkan


efektifitas kelompok.

1. Yang saya ketahui mengenai mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi yaitu Mentoring :
memberikan arahan dan panduan untuk membantu seseorang belajar lebih cepat dibanding jika orang
tersebut melakukannya sendirian. Konseling : membantu individu untuk mengatasi masalah agar sikap
dan tingkah lakunya lebih baik di saat ini dan di masa yang akan datang. Fasilitasi : suatu proses
mempermudah kegiatan seseorang/kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Training : melibatkan
seorang yang ahli yang bertindak sebagai trainer yang memberikan pengetahuan kepada peserta
training. 2. Pengalaman saya ketika berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator, dan trainer di
sekolah yaitu Coach : membimbing siswa lomba. Mentor : memandu rekan guru menggunakan aplikasi
PMM, e-rapot. Konselor : membantu siswa memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.
Fasilitator : memfasilitasi pembelajaran di kelas. Trainer : memandu PMM Kab. Semarang, Pentadik
kab.Semarang

 Di antara paradigma berpikir dan prinsip coaching di bawah ini, manakah yang sudah Anda
miliki? Jawab : Semua telah dimiliki hanya jika digunakan rentang nilai antara 7 s.d. 9

 Skala 1-10, jika 10 sudah dimiliki dan diterapkan setiap hari, 1 belum dimiliki, ada di angka
berapakah Anda? Jawab : 7 s.d. 9

 Di akhir Program Guru Penggerak, Anda ingin meningkatkannya ke angka berapa? Di akhir
Program Guru Penggerak , memotivasi diri untuk dapat meningkatkan ke angka 10. Dasar saya
mengoptimalkan ke nilai 10 karena keyakinan dengan mempelajari modul-modul dan kolaborasi
sesama CGP serta pemahaman konsep yang nantinya akan disampaikan oleh instruktur dalam
mempelajari paradigma berpikir dan prinsip coaching, saya termotivasi untuk bisa melakukan
sebuah perubahan. 

 Saya meyakini bahwa melalui coaching, saya bisa bermanfaat bagi murid dan rekan sejawat saya
, karena coaching ini sebagai langkah pengembangan kompetensi diri dan orang lain.
Pengalaman saat berhasil menghadirkan fokus selama melakukan percakapan dengan seseorang.

Beberapa hari yang lalu saya dengan salah seorang rekan melakukan percakapan dimana rekan yang
menceritakan salah satu permaslahannya dan saya sebagai pendengarnya. Percakapan itu dilakukan di
ruang Guru di waktu istirahat pertama.

. Hal-hal yang biasanya dilakukan untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama berkegiatan.

Bercerita tentang hal-hal yang lucu, cerita ringan atau sederhana, menanyakan aktifitas sebelumnya dan
hal-hal menarik lainnnya dan lain sebagainya

Pengalaman saat hilang focus disaat sedang melakukan percakapan dengn seseorang

Penyebab hilangnya focus:

Percakapan yang dilakukan dengan tema yang sudah berulang kali di sampaikan

Ada rekan lain yang mempunyai kepentingan mendesak yang harus segera diselesaikan

Waktu senggang habis

Ada tamu datang

Ada masalah penting yang urgen yang harus segera diselesaikan

Lingkungan kurang kondusif (terlalu ramai)

HP berdering

Yang dilakukan untuk mengembalikan focus:

Mendengarkan dan memberi respon positif

Meminta waktu jeda sebentar untuk menyelesaikan kepentingan rekan lain yang lebih mendesak

Meminta waktu melanjutkan di waktu senggang nanti setelah jam istirahat berikutnya

Meminta rekan guru lain untuk menyambut tamu dan menanyakan keperluan tamu tersebut.

Meminta rekan untuk pindah lokasi pembicaraan atau meminta rekan lain untuk mengecilkan volume
pembicaraan agar semua dapat menyelesaiakan keperluannya.

Meminta izin untuk mengangkat telp sebentar karena sepertinya telp mendesak.

Bagaimana pertanyaan reflektif yang membantu murid mengembangkan


kemampuannya? Berikut ini hanya contoh. Masih banyak pertanyaan yang
bisa dikembangkan, disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan.

1. Apa yang membuatmu tertarik saat belajar tadi? Mengapa?

2. Apa yang terpenting yang kamu pelajari hari ini? Mengapa itu penting?

3. Apa yang ingin kamu pelajari lebih lanjut? Mengapa?

4. Apa yang membuat kamu penasaran? Mengapa kamu penasaran demgan


hal tersebut?

5. Pada saat melakukan apa kamu merasa paling bagus dalam belajar tadi?
Mengapa?
6. Ide apa yang kamu dapatkan setelah belajar pada hari ini?

7. Apakah kamu puas dengan proses belajarmu hari ini? Mengapa?

8. Apakah yang kamu lakukan hari ini sudah mencapai tujuan (target)
belajarmu?

9. Apakah tantangan yang kamu jumpai dalam proses belajar tadi?

10. Bagaimana cara kamu menunjukkan bahwa kamu memahami materi yang
dipelajari tadi?

Punya pertanyaan-pertanyaan reflektif lainnya?

Jawaban :

(1)a.

https://www.scribd.com/document/630699458/REFLEKSI-3-SITUASI-pdf#

https://www.sahabatsains.com/2021/03/23a43-eksplorasi-konsep-tirta-sebagai.html

Supervisi akademik di sekolah sering diasumsikan sebagai suatu kegiatan observasi  atau penilaian
terhadap kinerja guru. Sehingga kata supervisi identik menjadi sebuah kegiatan kekurangan guru dan
guru merasa terbebani ketika guru tersebut disupervisi. Pemimpin pembelajaran yang baik menurut
saya adalah seorang yang memiliki prinsip dan mampu menerapkan paradigma coaching  untuk supervisi
akademik. Paradigma coacing dan prinsip coaching untuk supervisi akademik sangat perlu dimiliki oleh
seorang pemimipin pembelajaran untuk dapat melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran sebagai
bahan perbaikan kedepan. Selain itu, kemampuan coaching seorang pemimpin pembelajaran harus
selalu ditingkatkan dan diasah guna supervisi akademik yang dilakukan. Melakukan supervisi akademik
dengan teknik coaching akan lebih efektif dibandingkan dengan teknik lain. Karena
dalam coaching  seorang coachee  mampu menemukan potensi positif dalam diri maupun potensi lain
disekeliling sebagai solusi atas masalah yang dihadapi. Suatu hal yang muncul atas inisitif atau hasil
pemikiran reflektif seseorang biasanya lebih bertahan lama atau berjangka panjang dan memberikan
kesan makna yang mendalam ketika berhasil diterapkan.

Ketika bekerja di tempat kerja, terkadang ada konflik dan masalah yang timbul diantara senior atau
atasan di tempat kita bekerja, baik masalah sepele maupun besar, hal itu dapat kita antisipasi dengan
membangun komunikasi yang baik terhadap senior atau atasan ditempat kita bekerja. Atasan atau
senior adalah orang yang disegani ditempat kerja, dan mereka akan senang jika kita menghormatinya.
Luangkan waktu Anda untuk membangun komunikasi dengannya melalui diskusi dua arah,
dimana Anda memposisikan diri lebih sebagai pendengar,dan selalu bangun komunikasi
yang baik dan tidak kontraaktif

Anda mungkin juga menyukai