Anda di halaman 1dari 46

Pengantar

Selamat datang dalam perjalanan ke dalam pikiran bawah sadar


yang penuh misteri dan keajaiban melalui buku ini, "Menembus Batas
Realitas: Panduan Praktis untuk membuat Tulpa atau Teman
Imajinasi." Buku ini adalah panduan komprehensif yang akan
membimbing Anda melalui berbagai teknik dan konsep untuk
mencapai pengalaman Tulpamancer, di mana Anda dapat menyadari
bahwa Anda sedang membuat teman imajinasi dan bahkan
mengendalikannya menjadi seorang Tulpamnacer.

Dalam halaman-halaman berikutnya, Anda akan menemukan


rahasia-rahasia untuk memasuki alam bawah sadar Anda, menjelajahi
lapisan-lapisan pikiran yang tersembunyi, dan memanfaatkan potensi
kreatif yang luar biasa yang ada dalam diri Anda. Apakah Anda seorang
pemula yang ingin memahami dasar-dasar Tulpamancer atau seorang
praktisi berpengalaman yang mencari teknik lanjutan, buku ini
dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan eksplorasi Anda.

Saya berharap buku ini memberikan inspirasi dan wawasan yang


mendalam, membantu Anda membuka pintu ke dunia pikiran bawah
sadar yang tak terbatas. Selamat membaca, dan selamat menjelajahi
alam bawah sadar Anda melalui pengalaman Tulpamancer yang
menakjubkan!

Marsal Wirdana
Peringatan

Tanggung Jawab Pribadi dalam Pembuatan


Teman Imajinasi

Melibatkan diri dalam praktik menciptakan teman imajinasi


adalah tanggung jawab serius yang memerlukan pemahaman dan
kesadaran akan implikasinya. Berikut adalah peringatan yang perlu
diperhatikan terkait dengan tanggung jawab pribadi dalam
menjalankannya.

Batas-Batas Pribadi
Pahami dan hargai batasan pribadi Anda sendiri. Jangan
memaksakan diri untuk terlibat dalam situasi atau praktik yang
membuat Anda tidak nyaman atau melebihi kenyamanan batasan
pribadi Anda.

Keseimbangan Emosional
Praktik menciptakan teman imajinasi dapat memperdalam
pemahaman tentang perasaan dan pikiran, dan bisa menjadi tantangan
emosional. Pertahankan keseimbangan emosional dan hindari terjebak
dalam energi negatif yang mungkin Anda temui.

Tujuan Positif
Gunakan kemampuan menciptakan teman imajinasi Anda
untuk tujuan yang positif dan bermakna. Hindari penggunaan yang
bersifat merugikan.

Bimbingan dan Pertumbuhan


Jika memungkinkan, carilah bimbingan dari seseorang yang
berpengalaman dalam menciptakan teman imajinasi. Bimbingan dapat
membantu Anda memahami dan mengelola perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi.

Tanggung Jawab terhadap Dampak


Setiap tindakan dalam praktik menciptakan teman imajinasi
memiliki dampak, baik itu secara positif maupun negatif. Sadari dan
terima tanggung jawab penuh terhadap dampak yang mungkin timbul
dari penggunaan kemampuan menciptakan teman imajinasi Anda.

Dengan mengutamakan tanggung jawab pribadi dan kesadaran


etika, praktik menciptakan teman imajinasi dapat menjadi alat
pemberdayaan yang positif dan bermanfaat. Teruslah memprioritaskan
integritas dan kesejahteraan bersama saat Anda menjelajahi dunia
fascinasi ini.
TULPAMANCER

Ketika manusia difase anak-anak kemampuan Visualisasi,


Imajinasi adalah kondisi yang sangat Aktif. Para pakar pengembangan
diri menyatakan 100 orang sukses didunia adalah orang-orang yang
sering menggunakan kemampuan Visualisasi dan Imajinasi yang aktif
walaupun mereka sudah dewasa. Didalam Buku Think and Grow Rich,
Napoleon Hill menceritakan pada Bab Indra keenam salah satu cara dia
mencari solusi adalah dengan membuat Rapat Penting dengan Teman
Teman Imajinasinya yang dia ciptakan dari kemampuan Visualisasi
Kreatif atau Imajinasinya.

Penelitian pertama yang berfokus pada tulpamancer atau teman


imajinasi diyakini telah dilakukan pada tahun 1890an. Penelitian ini
berfokus pada konsep teman imajinasi dalam imajinasi anak-anak.
Klausen dan Passman (2007) melaporkan bahwa teman imajinasi
awalnya digambarkan sebagai makhluk gaib dan roh yang dianggap
menghubungkan orang dengan kehidupan masa lalu mereka. Makhluk
makhluk mitology, malaikat pelindung, dan existensi yang berfungsi
sebagai teman imajinasi untuk memberikan kenyamanan, bimbingan,
dan inspirasi untuk karya kreatif.
Penelitian telah menunjukkan bahwa teman imajinasi adalah
bagian normatif dari masa kanak-kanak dan bahkan hingga dewasa.
Selain itu, beberapa psikolog berkata bahwa teman imajiner sangat
mirip dengan karakter fiksi yang dibuat oleh seorang penulis. Seperti
yang ditunjukkan oleh Eileen Kennedy-Moore (2013) , "Seorang
penulis fiksi dewasa sering berbicara tentang karakter mereka yang
menjalani kehidupan mereka sendiri, yang mungkin merupakan proses
yang serupa dengan teman imajinasi". Selain itu, Marjorie Taylor (2002)
dan rekan-rekannya telah menemukan bahwa penulis fiksi lebih
memungkin memiliki teman imajinasi.

Salah satu cerita tentang Makhluk Imajinasi dibarat adalah dari


tanah Nusantara sendiri yaitu legenda A Bao A Qu adalah makhluk
Mewar legendaris yang dijelaskan dalam The Book of Imaginary Being
tahun 1967 karya Jorge Luis Borges . Borges mengklaim telah
menemukannya baik didalam pengantar Arabian Nights oleh Richard
Francis Burton , atau dalam buku On Malay Witchcraft (1937) oleh CC
Iturvuru. Karya Burton tertulis dalam bahasa Spanyol asli, tetapi diubah
oleh Iturvuru dalam bahasa Inggris. Penulis Antares menduga bahwa
kisah Borges mungkin terinspirasi oleh Mitos "Orang Asli" (Malay).
Dalam kisah Borges, A Bao A Qu hidup di tangga Menara
Kemenangan (Tower of Victory) di Chitor (India), dari atas puncaknya
pendaki dapat melihat "pemandangan terindah di dunia". Setiap harinya
A Bao A Qu menunggu seseorang yang cukup berani untuk mencoba
melangkahkan kakinya untuk naik kepuncaknya. Setiap harinya dia
akan menghabiskan waktunya dengan tidur. A Bao A Qu adalah
makhluk yang tidak kelihatan (tidak berwarna), sehingga ketika
seorang pendaki ada yang ingin menaiki menara tersebut. Kemudian
makhluk itu pun bangun, dan mengikuti dari belakang. Ketika semakin
naik dan semakin naik menaiki anak tangga, dia mulai menjadi lebih
jelas dan berwarna. dia memancarkan cahaya biru yang meningkat
ketika pendaki itu naik. Tetapi hanya mencapai kesempurnaan apabila
pendaki mencapai puncak. Tetapi hampir semua yang mencoba
menaiki menara itu tidak dapat mencapai puncak. Apabila pendaki
tidak mampu sampai kepuncak. A Bao A Qu akan memberikan tangisan
kecil, lembut sehingga kedengarannya serupa dengan gemerincing
sutera. Apabila dia disentuh, terasa seperti sesuatu yang tidak jelas
seperti kulit buah persik. Dikatakan hanya satu kali A Bao A Qu dan
pendaki bisa sampai kepuncak dan berwarna dengan sempurna sebelum
dia menghilang.

Kalau di Indonesia Makhluk Imajinasi atau Teman Imajinasi pasti


akan dikaitkan dengan Makhluk Ghaib. Saya penulis didalam Ebook ini
akan coba menyampaikan pandangan yang berbeda dari kacamata
orang barat, saya juga akan coba menjelaskan bagaimana Teman
Imajinasi ini dapat tercipta, dan kemungkinan anda dapat mencobanya
sendiri untuk membuat teman imajinasi, Selamat membaca.
Teman Imajinasi Napoleon Hill

Sebelum kita menjelajahi langkah-langkah menjadi seorang


Tulpamancer yang memiliki Teman Imajinasi, ada baiknya kita
merujuk kepada salah satu tokoh terkenal di dunia yang melibatkan
konsep serupa dalam kehidupan dan karya-karyanya. Salah satu
contohnya adalah Napoleon Hill, seorang penulis dan motivator
terkenal yang terkenal dengan karyanya yang berjudul "Think and
Grow Rich".

Dalam bukunya yang terkenal tersebut, terdapat referensi yang


menarik terkait dengan konsep Teman Imajinasi atau "Invisible
Counselors", yang sering kali diinterpretasikan sebagai teman
imajinatif. Hill mengungkapkan konsep ini dalam bab yang membahas
tentang kekuatan Indra Keenam. Konsep ini mengajarkan pembaca
untuk memanfaatkan kekuatan imajinasi dan visualisasi untuk
mencapai tujuan dan kesuksesan dalam kehidupan.

Melalui contoh Napoleon Hill, kita dapat melihat bagaimana


konsep Teman Imajinasi dapat menjadi instrumen yang kuat dalam
mencapai tujuan hidup dan mengatasi rintangan. Ini memberikan
inspirasi bagi mereka yang tertarik untuk menjelajahi dunia Teman
Imajinasi atau Tulpamancer sebagai sarana pengembangan diri dan
pencapaian pribadi.
BAGIAN PIKIRAN MANUSIA

Ketika kita membahas tentang Tulpamancer, kita sebenarnya


sedang mengulas salah satu Fenomena Pikiran Bawah Sadar. Penting
untuk membahasnya dengan cermat agar kita memahaminya sebelum
mencoba menerapkannya. Pikiran manusia, yang luar biasa, umumnya
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Pikiran Sadar (Conscious) dan
Pikiran Bawah Sadar (Subconscious).
Pikiran Sadar (Conscious) hanya memiliki dampak sebesar 12%
terhadap kehidupan manusia, sedangkan Pikiran Bawah Sadar
(Subconscious) memiliki dampak lebih besar, yaitu sebesar 88%, dalam
menentukan jalannya kehidupan manusia. Analoginya sering
digambarkan seperti Gunung Es (The Ice Berg), di mana di bawah
permukaan terdapat es yang sangat besar. Demikian pula, dalam pikiran
manusia, terdapat suatu sistem tersembunyi yang belum atau tidak
sepenuhnya terpahami oleh kemampuan kita. Diperlukan pembelajaran
lebih mendalam untuk mengaksesnya dan menemukan sumber daya
yang dapat kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita.

Antara Pikiran Sadar (Conscious) dan Pikiran Bawah Sadar


(Subconscious), terdapat pembatas yang disebut Critical Factor.
Critical Factor berperan sebagai filter mental yang menyaring informasi
yang dapat masuk ke dalam Pikiran Bawah Sadar Manusia. Informasi
dapat disaring dan diterima oleh Pikiran Bawah Sadar hanya jika sesuai
dengan sistem keyakinan, pengetahuan, dan kebenaran yang diakui
oleh pemilik pikiran.

Tugas Critical Factor sejatinya baik, yaitu menjaga dan


melindungi setiap data yang telah disimpan di Pikiran Bawah Sadar
agar tidak mudah berubah atau diubah oleh informasi baru yang
berbeda dengan data sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa banyak
orang kesulitan untuk membuat teman imajinasi (Tulpa). Beberapa
faktor seperti kurangnya keyakinan, rasa takut, dan alasan-alasan
lainnya membuat proses pembuatan teman imajinasi menjadi sulit.
Diperlukan upaya untuk meresapi keyakinan, keberanian, dan tekad
dalam melakukannya.

GELOMBANG OTAK (BRAINWAVE)

Kita telah membahas aspek pikiran sebelumnya. Sekarang,


mari telaah fenomena perubahan antara pikiran sadar dan pikiran bawah
sadar dengan memahami variasi Frekuensi Gelombang Otak Manusia
(Brainwave). Untuk mengukur frekuensi gelombang otak, kita dapat
menggunakan alat khusus yang dikenal sebagai Electroencephalo
graphy (EEG). Dengan perangkat ini, kita dapat memantau dan
menganalisis perubahan aktivitas gelombang otak pada manusia.
Setiap keadaan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja,
beristirahat, dan tidur, menciptakan perbedaan dalam pola gelombang
otak. Jenis-jenis gelombang otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Gelombang Gamma (30 Hz - 100 Hz)

Gelombang Gamma, dengan amplitudo yang cenderung rendah


dan kecepatan tertinggi, muncul ketika seseorang mengalami aktivitas
mental yang sangat tinggi. Contohnya termasuk situasi di arena
pertandingan, kompetisi juara, penampilan di depan umum, atau ketika
mengalami kepanikan dan ketakutan. Kondisi Gamma terjadi dalam
keadaan kesadaran penuh.

Berdasarkan penelitian Dr. Jeffrey D. Thompson dari Center


for Acoustic Research, terdapat pula gelombang Gamma yang lebih
tinggi, disebut Hypergamma (tepat pada 100 Hz), dan gelombang
Lambda (tepat pada 200 Hz), yang berkaitan dengan kemampuan
supernatural atau luar biasa. Namun, kedua gelombang ini tidak dibahas
dalam konteks ini.

Gelombang Beta (12 Hz - 30 Hz)

Gelombang otak ini terjadi saat seseorang mengalami aktivitas


mental yang penuh kesadaran. Gelombang Beta muncul selama
aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial, mencerminkan kestabilan
pikiran dalam keadaan terjaga. Gelombang Beta dibagi menjadi tiga
kelompok: High Beta (lebih dari 30 Hz), yang merupakan transisi
dengan getaran gamma; Vibrasi Beta (15 Hz - 30 Hz), juga merupakan
transisi dengan getaran gamma; dan Low Beta (12 Hz ~ 15 Hz).
Gelombang Beta diperlukan oleh otak saat melakukan pemikiran
rasional, pemecahan masalah, dan dalam keadaan pikiran di mana
sebagian besar hidup telah dihabiskan.

Gelombang Alpha (8 Hz - 12 Hz)

Gelombang otak ini muncul saat seseorang mengalami


relaksasi atau memulai istirahat, ditandai dengan mata yang mulai
menutup atau gejala mengantuk. Gelombang Alpha dihasilkan saat
berada di ambang tidur, pada saat transisi antara sadar dan tidak sadar.
Para ahli hipnosis memanfaatkan fenomena Alpha untuk memberikan
sugesti kepada pasien. Gelombang Alpha juga dihasilkan saat memulai
meditasi ringan. Dengan frekuensi 8-12 Hz, ini berfungsi sebagai
penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Gelombang Alpha
memungkinkan kita mengingat mimpi dan merupakan keadaan yang
ideal untuk pemrograman bawah sadar.

Gelombang Theta (4 Hz - 8 Hz)

Gelombang otak ini muncul saat seseorang mengalami tidur


ringan atau sangat mengantuk, ditandai dengan pernapasan yang
melambat dan dalam. Gelombang Theta juga dihasilkan saat dalam
keadaan trance, hipnosis, meditasi dalam, berdoa, atau menjalani ritual
keagamaan dengan penuh khusyuk. Orang yang mampu mengalirkan
energi chi, prana, atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang
Theta saat berlatih atau menyalurkan energinya kepada orang lain.
Dengan latihan, Gelombang Theta dapat dimanfaatkan untuk mencapai
kondisi meditasi yang sangat dalam, meskipun sering kali dapat
menyebabkan tidur. Gelombang ini terjadi selama tidur, terutama saat
bermimpi, memungkinkan koneksi dengan pikiran bawah sadar dan
eksplorasi kreativitas serta kompleksitas emosional.

Gelombang Delta (0.5 Hz - 4 Hz)

Gelombang otak ini memiliki amplitudo yang besar dan


frekuensi yang rendah, yaitu di bawah 4 Hz. Gelombang Delta
dihasilkan saat seseorang tertidur lelap tanpa bermimpi. Fase Delta
merupakan periode istirahat bagi tubuh dan pikiran, di mana tubuh
melakukan proses penyembuhan, memperbaiki kerusakan jaringan, dan
aktif memproduksi sel-sel baru selama tidur lelap. Gelombang Delta
adalah gelombang terendah pada otak, dan otak tidak akan pernah
mencapai frekuensi 0 Hz karena hal tersebut akan menyebabkan
kematian.
EGO STATE

Sebelum kita membuat teman imajinasia kita harus tahu lebih


dahulu tentang Ego State. Karena pemahaman Ego State adalah salah
kunci keberhasilan dalam membuat Teman Imajinasia.

Paul Federn (1952) adalah orang pertama yang mencetuskan Teori


Ego State. Menurut teori yang dikembangkannya Federn mengatakan
bahwa kepribadian seseorang tersusun atas sekelompok bagian yang ia
sebut sebagai Ego State. Ego State yang aktif pada suatu saat tertentu
menentukan kepribadian orang tersebut.

Hilgard (1970) menyebut Ego State dengan istilah lain, dia


menemukan bagian dari diri manusia yang dia sebut dengan Hidden
Observer atau Pengamat Tersembunyi. Dia menemukan adanya Hidden
Observer melalui eksperimen fenomena trance seperti negative
auditory hallucination dan anesthesia.
Menurut Jhon Watsin (1970), Ego State adalah sebuah sistem
perilaku dan pengalaman yang terorganisir yang elemen-elemennya
saling terhubung melalui beberapa prinsip yang sama tetapi saling
dipisahkan oleh batas-batas yang dapat ditembus (permeabilitas)
hingga derajat kedalaman dan fleksibilitas tertentu.

John Waktins mengenali Hidden Observer sama dengan Ego State


yang dikatakan oleh Hilgard. Untuk memastikan hal ini, John Watkins
dan istrinya, Helen Watkins, mengulang eksperimen Hilgard dan
menemukan bukti yang memvalidasi pemikiran mereka.

Menurut Watkins Ego State terbentuk karena tiga hal. Pertama


melalui normal differentiation yaitu ketika seseorang belajar
membedakan satu hal dengan yang lainnya, misalnya makanan yang dia
suka dan tidak suka, orang yang baik dan tidak baik terhadap dirinya.

Kedua adalah introjection of significant others yaitu ketika


seseorang menyerap energi positif atau negatif dari orang “penting” di
sekitarnya, misalnya orangtua, guru, teman, atau siapa saja yang
dianggap penting oleh dirinya, dan energi ini termanifestasi dalam diri
dalam bentuk “Bagian Diri” yang dinamakan Introject. Dengan kata
lain introject adalah manifestasi/perwujudan suatu figur yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang yang
diadopsi/tersimpan dan “hidup” di dalam ingatan/mental/pikiran bawah
sadar orang tersebut. Contoh introject antara lain sosok atau figur dari
ayah, ibu, suami, istri, saudara, anak, tokoh agama, guru spiritual, dan
lain-lain.

Ketiga, Part atau bagian diri yang terbentuk akibat pengalaman


traumatik. Saat seseorang mengalami suatu pengalaman traumatik dan
tidak ada Ego State dalam dirinya yang mampu menangani trauma ini
maka akan muncul atau tercipta Ego State baru yang khusus berfungsi
menangani trauma ini.
Sedangkan menurut teori perkembangan otak, Ego State terbentuk
sebagai akibat dari pengalaman atau kejadian yang dialami yang
bersifat berkesinambungan atau berulang. Misalnya pada masa kecil
seorang anak dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kasih sayang
dan mendukungnya maka akan muncul Ego State yang mempunyai
sifat kasih sayang. Ego State ini muncul karena anak mengalami
pengalaman secara berulang (baca: stimulasi) sehingga di otak anak
terjadi pembentukan jalur saraf yang terdiri dari koneksi axon dan
dendrite yang mewakili pengalaman ini. Demikan pula bila anak
dibesarkan dalam lingkungan yang keras maka akan muncul atau
tercipta Ego State dengan sifat yang keras.

Pembagian Ego State

Executive State merupakan ego state yang keluar ke permukaan


disebut Executive state. Contoh : ketika Pelawak sedang mengeluarkan
lelucon dan menyampaikan lelucon kepada kawan bicaranya, pecanda
adalah ego state yang menjadi executive state.

Surface State adalah Ego state yang selalu mengatur dan


mengendalikan sehingga muncul ke permukaan (execute).

Underlying state adalah Ego state yang sudah berhenti mengatur


dan mengendalikan sehingga jarang sekali ke permukaan muncul / non
execute state.
Introject adalah perwujudan sosok seseorang (seperti orang tua,
teman, saudara, guru, kolega, atasan, bawahan, pasangan, anak, dan
lainnya) yang mempengaruhi hidup orang tersebut. Introject bisa positif
dan negatif. Contoh: ayah bisa berarti orang yang taat dan pekerja keras,
namun bisa berarti menjadi orang yang membuat kita marah. Introject
ini dapat dihilangkan dan kita minta pergi (“usir”) keluar dari orang
tersebut. Ego State dan Introject walaupun sama-sama disebut sebagai
Part atau Bagian Diri namun berbeda menurut sumber terciptanya. Ego
State berasal dari dalam diri individu sedangkan Introject berasal dari
luar. Introject adalah persepsi tentang seseorang yang terinternalisasi ke
dalam pikiran bawah sadar. Dengan demikian bisa terdapat sangat
banyak Introject dalam diri seseorang.

Malevolent State yakni ego state yang cenderung bertujuan


merusak, menyerang dan mencelakai diri sendiri.Misal: anak yang
diasuh di rumah dengan penuh kekerasan. Kekerasan menjadi sebuah
state untuk memproteksi diri orang tsb, sebab jika ingin selamat, ia
harus melakukan kekerasan. Saat dewasa state ini sudah tidak
diperlukan. Namun, ego state ini sudah menjadi karakter orang tersebut.
Dapat berfungsi sebagi retro, vaded atau conflict ego state.

Inner Strenght umumnya lahir bersamaan dengan klien. Nama lain


inner streght adalah inner self, higher self, spiritual self . Inner strenght
tidak dapat dihilangkan atau diganti fungsinya walaupun fungsinya bisa
diperlebar. Inner strenght mempunyai kebijakan (wisdom). Inner
strenght mempunyai level energi. Bila energinya rendah maka perannya
berkurang , bila energinya tinggi maka perannya bertambah. Semua
orang mempunyai inner strenght meski kadang tidak mudah memanggil
inner strenght saat pertama kali

Ego State dan Alter


Bila dilihat dari jalur komunikasinya maka kita mengenal dua jenis
Ego State yaitu normal Ego State dan Alter. Normal Ego State mampu
berkomunikasi dengan baik dengan Ego State lainnya. Sedangkan Alter
adalah Ego State yang jalinan komunikasinya sangat buruk atau
(hampir) terputus dengan Ego State lainnya. Putusnya komunikasi ini
mengakibatkan apabila Alter ini sedang executive maka apa yang ia
lakukan tidak diketahui oleh Ego State lainnya. Kondisi ini dikenal
dengan nama DID (Dissociative Identity Disorder) atau dulunya lebih
terkenal dengan MPD (Multiple Personality Disorder). Alter terjadi
karena seseorang mengalami pengalaman yang sangat traumatik
(severe and chronic abuse) sehingga mekanisme pertahanan diri pikiran
bawah sadar membuat orang tersebut “lupa” pada kejadian itu dengan
cara memutus jalur komunikasi antara Alter (Ego State yang
mengalami trauma) dan Ego State lainnya yang “sehat”. Dari beberapa
penelitian MPD (Kluft, Greaves, Bliss, Putnam, Lienhart, Schreiber,
Loewenstein) yang saya pelajari dan dalami ternyata ada minimal 16
(enam belas) kelompok alter. Penanganan alter menggunakan strategi
yang berbeda dengan penanganan Ego State.

Ego State Berdasar Sifat Dan Fungsinya

Ego State yang berfungsi normal, non-patologis, mempunyai


peran yang konstruktif demi kemajuan Ego State lain dan juga si
individu. Selain Ego State yang bekerja dan berfungsi normal, juga ada
yang bersifat patologis yang dikenal dengan Ego State yang bersifat
vaded, retro-functioning, conflicting, dan malevolent.
Vaded Ego State adalah Ego State yang tidak bisa lagi
menjalankan fungsi mereka yang seharusnya karena mengalami trauma
atau pengalaman yang negatif. Saat Ego State jenis ini tampil dan aktif
atau executive maka individu akan mengalami kembali emosi negatif
yang berhubungan dengan trauma. Kondisi ini yang oleh Freud disebut
dengan situational neurosis. Vaded Ego State tidak selalu tampil dan
aktif. Untuk bisa membuatnya berfungsi normal kembali maka Ego
State ini harus dibuat tampil dan aktif sehingga emosi yang
berhubungan dengan trauma yang ia alami dapat diproses tuntas.

Retro-functioning Ego State adalah Ego State yang menjalankan


peran lama yang bertentangan dengan Ego State lainnya atau tidak
mendukung kemajuan individu. Ego State jenis ini antara lain
menampilkan simtom berupa kemarahan yang tidak terkendali,
kebiasaan berbohong yang kronis, atau berbagai gejala psikosomatis.
Untuk mengatasi hal ini bisa dilakukan negosiasi sehingga Retro-
functioning Ego State bersedia menjalankan peran baru yang lebih
positif dan konstruktif. Ego State bisa bersifat vaded dan retro-
functioning.

Conflicting Ego State mempunyai tujuan yang positif bagi


individu namun mengalami konflik kepentingan dan tujuan dengan Ego
State lainnya. Contoh seseorang mengalami Conflicting Ego State
adalah saat dia ingin melakukan sesuatu tetapi mendapat pertentangan
dari dalam dirinya. Misalnya seseorang ingin berhenti merokok namun
tidak bisa karena ada bagian dari dirinya yang sangat suka merokok.
Dalam hal ini terdapat dua Ego State yang saling bertentangan. Konflik
ini juga bisa muncul saat seseorang ingin diet namun tidak bisa
menahan keinginan makannya.

Malevolent Ego State adalah Ego State yang bersifat keras, ganas,
dan bahkan bisa sangat kejam, baik terhadap Ego State lain, diri
individu, maupun orang lain. Ego State jenis ini yang biasanya
membuat seseorang memukul atau menyiksa dirinya sendiri, bahkan
bisa sampai mengakibat seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Dalam konteks terapi Malevolent Ego State adalah jenis Ego State
yang paling sulit untuk bisa diajak berkomunikasi, negosiasi, bekerja
sama, atau ditundukkan. Ego State ini jugalah yang selalu menghambat
dan menghalangi proses terapi. Teknik terapi konvensional yang hanya
mengandalkan pemberian sugesti pada klien tidak akan bisa berhasil
selama Ego State ini belum berhasil ditundukkan.

Ego State Menurut Gender dan Usia

Ego State umumnya tercipta saat seseorang masih kecil atau di


usia muda. Namun dalam diri klien juga bisa ditemukan Ego State janin,
bayi, anak kecil, remaja, dewasa, atau orang tua. Ego State juga
mempunyai jenis kelamin pria dan wanita.

Ego State ini bisa ada dalam diri baik klien pria maupun wanita.
Dengan kata lain, dalam diri seorang wanita bisa ada Ego State berjenis
kelamin baik pria maupun wanita, mulai yang usia muda hingga yang
tua. Demikian juga dalam diri seorang pria.

Masing-masing Ego State biasanya mempunyai nama atau


panggilan yang digunakan untuk berkomunikasi baik dengan sesama
Ego State, dalam bentuk komunikasi internal,maupun dengan pihak
luar melalui komunikasi eksternal.

Ego State dan Fisiologi


Setiap Ego State berperan sebagai “manusia” kecil di dalam diri
seseorang. Ego State mempunyai karakter, logika berpikir, sikap, sifat,
perilaku, memori, emosi, kebutuhan, dan tujuan sendiri.

Pada aspek fisik, saat satu Ego State tampil dan aktif maka
individu akan mengalami perubahan fisik yang nyata. Bila Ego State
mempunyai sifat percaya diri maka saat dia tampil dan aktif individu
juga akan tampil percaya diri, berdiri tegak, berbicara dengan suara
yang tegas, dan pandangan mata penuh keyakinan. Bila Ego State
mengidap suatu penyakit tertentu maka saat ia tampil dan aktif
penyakitnya akan muncul di fisik si individu.

Michael Gainer (1993) melaporkan bahwa seorang wanita yang


mengidap penyakit reflex sympathetic dystrophy tidak menunjukkan
gejala penyakit ini saat tiga Ego State lainnya tampil dan aktif. Dari
temuan ini Grainer selanjutnya menggunakan Ego State Therapy dan
berhasil menemukan Ego State, yang mengalami trauma, yang
menyebabkan sakit pada wanita ini. Setelah trauma berhasil
diselesaikan wanita ini sembuh total dari penyakit yang dideritanya.

Emmerson dan Farmer (1996) melakukan Ego State Therapy


terhadap para wanita yang menderita menstrual migraine kronis dan
berhasil mengurangi rata-rata jumlah hari migraine per bulan dari 12,2
menjai 2,5. Subjek penelitian juga menunjukkan berkurangnya depresi
dan kemarahan secara signifikan.

Lokasi Ego State


Ego State bisa menempati lokasi di luar tubuh atau di dalam tubuh.
Di luar tubuh bisa di depan, di atas, di bawah, atau di belakang.
Sedangkan kalau di dalam tubuh bisa di satu lokasi tertentu, misalnya
di dada, kepala, hati, tangan, punggung, perut, atau kaki, dan bisa juga
menempati seluruh tubuh secara merata.
ALPHA DAN THETA

Dalam membahas proses Teman Imajinasi, aspek yang


menarik untuk dibahas adalah kondisi trance yang diperlukan untuk
mencapai keberhasilan dalam membuat teman imajinasi. Diskusi ini
sering kali mempertimbangkan apakah kondisi Trance Alpha atau
Trance Theta lebih efektif dalam mencapai tujuan tersebut, serta sejauh
mana kedalaman trance yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Trance, sebagai keadaan setengah sadar atau keadaan pikiran


bawah sadar, menjadi fokus pembahasan karena menjadi kunci dalam
membuat teman imajianasi ini. Hoffman (1998) mendefinisikan trance
secara konvensional sebagai keadaan kesadaran berkurang atau
keadaan mengantuk. Lebih lanjut, kondisi trance ini ditempatkan pada
rentang gelombang otak Alpha hingga Theta. Pemahaman ini membuka
ruang diskusi mengenai bagaimana gelombang otak yang terlibat dapat
memengaruhi keberhasilan membuat teman imajinasi.

Menurut Castillo (1995), kondisi trance dapat dihasilkan


melalui perilaku pemusatan perhatian yang intens. Ini merupakan
mekanisme psikologis dari induksi trance. Respons adaptif, termasuk
dalam bentuk trance, disetel dalam jaringan saraf di otak dan sebagian
besar bergantung pada karakteristik budaya yang ada dalam otak
individu tersebut. Hal ini membawa kita pada pemahaman bahwa
keberhasilan membuat teman imajinasi mungkin lebih mudah dicapai
oleh individu yang hidup dalam lingkungan mistik, di mana
pemahaman terhadap kondisi yang tidak terlihat (mistik) menjadi lebih
melekat dibandingkan dengan individu yang hidup dalam lingkungan
rasionalitas yang tidak percaya pada hal-hal yang tidak terlihat.

Maka, dapat diargumentasikan bahwa orang yang hidup dalam


lingkungan mistik cenderung lebih mudah memasuki kondisi trance
yang diperlukan untuk membuat teman imajinasi, karena budaya dan
keyakinan mereka telah memberikan dasar yang kuat untuk menerima
dan mengakses pikiran bawah sadar dengan lebih mudah. Sebaliknya,
individu yang cenderung lebih rasional mungkin menghadapi hambatan
dalam memasuki trance, karena kecenderungan untuk tidak percaya
pada hal-hal yang bersifat mistik atau tidak terlihat.

Dengan demikian, pemahaman lebih mendalam tentang peran


kondisi trance dalam membuat teman imajinasi dapat membuka jendela
bagi eksplorasi lebih lanjut mengenai bagaimana budaya, keyakinan,
dan lingkungan psikologis seseorang dapat memengaruhi
kemampuannya untuk meraih pengalaman teman imajinasi ini. Diskusi
ini juga dapat membantu dalam merancang pendekatan yang lebih
efektif dan terpersonalisasi untuk mereka yang tertarik
mengembangkan kemampuan teman imajinasi dalam konteks
keseharian mereka.
Dalam mendiskusikan pengalaman teman imajinasi, fokusnya
sering kali melibatkan pertimbangan tentang metode yang dapat
meningkatkan keberhasilan dalam membuat teman imajinasi. Salah
satu metode yang menarik perhatian adalah pendekatan yang
menggunakan kondisi trance, yang memungkinkan individu masuk ke
dalam gelombang otak tertentu untuk mencapai keadaan sadar disaat
penbuatan Dalam hal ini, dua metode umum yang sering dibahas adalah
metode berbasis gelombang otak Theta dan gelombang otak Alpha.

Pertama-tama, metode berbasis gelombang otak Theta


menekankan penciptaan kondisi trance pada rentang gelombang otak
Theta. Ini melibatkan pendekatan yang lebih mendalam, termasuk
dalam kondisi Somnambulisme hingga Ultra High. Panduan yang
tersedia, khususnya di Indonesia, cenderung memanfaatkan Audio
Hypnoterapi sebagai sarana untuk membantu individu mencapai
kondisi ini. Metode ini sering dianggap sebagai jalur yang mendalam
dan intens, membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi dan keterlibatan
mental yang dalam.

Di sisi lain, metode berbasis gelombang otak Alpha lebih fokus


pada Light Trance atau Trance Ringan. Dalam hal ini, individu diminta
untuk memasuki kondisi gelombang otak Alpha, di mana mereka masih
dapat mempertahankan sejumlah kendali kesadaran sementara
visualisasi menjadi lebih hidup. Pendekatan ini lebih menekankan pada
keterlibatan yang lebih fleksibel dan dianggap sebagai cara untuk tetap
terhubung dengan kesadaran di dalam pembuatan teman imajinasi.

Penting untuk mencatat bahwa pandangan mengenai


keefektifan masing-masing metode ini dapat bervariasi antara individu.
Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman dengan metode berbasis
gelombang otak Theta yang mendalam, sementara yang lain lebih
memilih pendekatan gelombang otak Alpha yang lebih ringan.

Dalam keseluruhan diskusi tentang Teman Imajinasi,


pemahaman tentang peran trance dalam mencapai keadaan sadar
selama mimpi membuka peluang untuk mendalami eksplorasi batin dan
potensi pikiran bawah sadar. Diskusi ini juga dapat memberikan
perspektif lebih luas tentang bagaimana individu memanfaatkan
kondisi trance untuk mencapai pengalaman Teman Imajinasi yang lebih
beragam dan pribadi.
Basic Plane (Alpha Optimal)

Pemahaman tentang pelaksanaan pembuatan Teman Imajinasi


dengan memanfaatkan kondisi gelombang otak Alpha sejalan dengan
teori yang diusung oleh Jose Silva (1977). Teori tersebut menyatakan
bahwa di perbatasan antara gelombang Alpha dan Theta terdapat bagian
yang disebut sebagai Basic Plane (Dataran Dasar) atau sering disebut
juga Alpha Optimal. Pada kondisi ini, seseorang tetap memiliki
kesadaran namun visualisasi menjadi sangat jelas. Dengan demikian,
dalam proses pembuatan teman imajinasi, penggunaan gelombang otak
Alpha dapat mengurangi risiko terjadinya tidur dan melupakan
pengalaman tersebut.

Basic Plane, atau Alpha Optimal, ditemukan di antara


gelombang otak Alpha (8 Hz hingga 12 Hz) dan Theta (4 Hz hingga 8
Hz). Gelombang Alpha sendiri terkait dengan keadaan kesadaran yang
rileks dan tenang, memungkinkan pikiran lebih terbuka terhadap
visualisasi dan sugesti positif. Pada saat yang bersamaan, gelombang
Theta terkait dengan fase tidur ringan dan mimpi.

Dalam konteks Teman Imajinasi (Tulpamancer), Alpha


Optimal menjadi penting karena menciptakan kondisi di mana
seseorang dapat tetap memiliki kendali kesadaran sambil merasakan
ketajaman visualisasi yang tinggi. Pada titik ini, risiko tidur dan lupa
akan pengalaman pembuatan teman imajinasi dapat ditekan,
memungkinkan individu untuk tetap terkoneksi dengan kesadaran
mereka.

Mengaplikasikan Alpha Optimal dalam konteks teman


imajinasi memberikan kesempatan untuk menjelajahi potensi
kesadaran tinggi dan visualisasi yang jelas. Dengan pemahaman yang
mendalam terhadap dinamika gelombang otak ini, praktisi
Tulpamancer dapat memanfaatkannya sebagai landasan untuk
mencapai pengalaman teman imajinasi yang lebih mendalam dan
memuaskan.
Mata Alpha Optimal

Untuk meningkat ketajaman visualisasi sehingga gambaran


teman imajinasi yang kita menjadi lebih tampak nyata. Kita harus
mengetahui teori posisi mata menurut Jose Silva menjadi relevan
karena konsep ini berkaitan dengan pengaturan kondisi otak untuk
mencapai tingkat kesadaran yang diinginkan. Salah satu aspek penting
dari teori ini adalah ide "20 derajat," yang menekankan bahwa posisi
mata yang diarahkan ke atas sebanyak 20 derajat dari garis lurus dapat
memengaruhi gelombang otak, khususnya gelombang Alpha.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, gelombang otak


Alpha terkait dengan keadaan kesadaran yang santai dan rileks, yang
memungkinkan seseorang untuk lebih mudah masuk ke dalam keadaan
meditatif. Dengan menghubungkan konsep posisi mata 20 derajat
dengan pembuatan teman imajinasi, kita dapat memahami bagaimana
manipulasi posisi mata dapat menjadi salah satu elemen kunci dalam
mencapai pengalaman keberhasilan pembuatan teman imajinasi.

Pada titik Alpha Optimal atau Basic Plane yang ditemukan di


antara gelombang otak Alpha dan Theta, seseorang dapat mencapai
kesadaran tinggi sambil tetap terkoneksi dengan visualisasi yang jelas.
Penerapan konsep 20 derajat dapat dianggap sebagai metode yang
mendukung proses ini, membantu mengarahkan otak ke keadaan yang
lebih responsif terhadap sugesti dan visualisasi.

Dalam praktek Tulpamancer, penggunaan konsep ini mungkin


melibatkan kesadaran terhadap posisi mata dan upaya untuk
mengarahkannya sesuai dengan pedoman 20 derajat. Dengan
menciptakan keadaan otak yang cocok, individu dapat merespons lebih
baik terhadap latihan meditasi, sugesti, atau teknik lain yang digunakan
dalam pembuatan teman imajinasi.

Integrasi konsep posisi mata 20 derajat ke dalam praktik


Tulpamancer memberikan dimensi tambahan untuk dipelajari dan
dieksplorasi oleh para praktisi yang ingin memperdalam pengalaman
kesadaran mereka dalam pikiran bawah sadar.
Kisah Bertemu Ahli Pembuatan Teman
Imajinasi Abal-Abal

Seorang teman memberitahu saya tentang seseorang yang


memiliki kemampuan untuk menciptakan teman imajinasi pada orang
lain. Saya merasa sangat antusias untuk bertemu dan belajar dari orang
tersebut. Saya dan seorang teman pergi ke tempat orang tersebut tinggal,
dan kami terkejut melihat begitu banyak orang berkumpul di sana yang
memiliki minat yang sama dalam mempelajari ilmu pikiran bawah
sadar.

Di tempat tersebut, kami disuguhkan dengan berbagai macam


permainan hipnosis yang menarik. Melihat kesempatan tersebut, saya
meminta untuk mempraktekkan pembuatan teman imajinasi.
Ekspektasi saya saat itu sangat tinggi, namun ternyata apa yang kami
saksikan hanyalah pertunjukan hipnosis yang dilakukan oleh seorang
ahli yang membawa suyet kedalam kondisi Post Hypnosis. Mereka
terlihat seolah-olah bertemu dengan tokoh imajinatif yang mereka
inginkan, tetapi kemampuan tersebut hanya terjadi ketika dalam
keadaan hipnosis, dan tidak dapat diakses dalam keadaan normal.

Saya sedikit kecewa karena harapan untuk belajar dari orang


yang memiliki kemampuan membuat teman imajinasi nyatanya tidak
terpenuhi. Saya menyadari bahwa dalam dunia ilmu pikiran bawah
sadar, tidak semua yang terlihat spektakuler atau luar biasa benar-benar
mencerminkan kemampuan sejati. Tetapi, pengalaman ini memberi
saya pelajaran berharga bahwa tidak semua hal yang terlihat
menjanjikan adalah sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya.
Kisah Seorang Ibu Hamil Dengan Banyak
Kepribadian

Suatu hari, seorang bapak-bapak menghubungi saya melalui


WhatsApp, mengungkapkan permasalahan yang dihadapi oleh istrinya
yang sedang mengandung. Istri tersebut seringkali menunjukkan
perilaku yang tidak biasa, seperti marah-marah, bahkan melakukan
tindakan fisik terhadap dirinya sendiri, termasuk memukul-mukul
badan dan perutnya.

Bapak tersebut, dalam kecintaannya kepada istrinya, telah


melakukan segala upaya untuk membawa istrinya berobat ke berbagai
tempat guna mencari penanganan yang tepat. Akhirnya, mereka berdua
memutuskan untuk mencari bantuan dan dukungan, dan itulah saat saya
masuk dalam perjalanan mereka. Bagi saya, ini adalah pengalaman
pertama dalam mencoba memberikan terapi kepada seseorang yang
mengalami masalah serupa.

Awalnya, saya merasa kaget dan sedikit takut menghadapi


tantangan baru ini. Namun, saya menyadari bahwa ini adalah
kesempatan untuk belajar dan berkembang, serta memberikan
dukungan yang dibutuhkan kepada pasangan tersebut. Setiap bulan,
mereka datang ke rumah saya untuk sesi terapi dan berbagi silaturahmi.
Interaksi ini memberi saya kesempatan untuk lebih memahami dan
tertarik pada konsep "Ego State".
Melalui proses terapi, saya mulai memahami lebih dalam
tentang latar belakang dan pengalaman masa lalu dari wanita tersebut.
Saya menyadari bahwa perilaku kompleksnya terkait dengan
pembentukan kepribadian yang kompleks, di mana dia cenderung
berbicara dengan suara-suara batin dalam dirinya sendiri dimasa
lalunya hingga intens, yang hingga membentuk suara-suara batin
menjadi tokoh-tokoh yang berbeda-beda didalam dirinya.

Kisah Adeknya Murid Saya Yang Memiliki 2


Teman Imajinasi

Seorang murid baru menghubungi saya melalui WhatsApp


untuk berbicara tentang masalah yang dihadapi oleh keluarganya. Dia
mengungkapkan bahwa adiknya sering menangis, mengalami
kesurupan, dan menolak untuk pergi sekolah. Ibunya sudah membawa
adiknya ke berbagai tempat untuk berobat, namun upaya tersebut belum
membuahkan hasil. Para praktisi yang dikonsultasi mengatakan bahwa
adiknya mungkin kesurupan oleh makhluk halus, namun meskipun
sudah berobat ke mana-mana, kondisi adiknya tetap tidak membaik.

Mereka pun dating kerumah. Dengan pengalaman saya dalam


mempelajari konsep Ego State, saya mulai berkomunikasi langsung
dengan salah satu dari "teman imajinasi" adik tersebut disaat sesi terapi.
Keluarga mereka terkejut saat mengetahui bahwa adik tersebut
memiliki dua sosok teman imajinasi.

Adik tersebut mulai menceritakan kepada saya tentang trauma


dan pengalaman awalnya yang membentuk kedua teman imajinasinya.
Awalnya, dalam situasi stres dan kesepian, dia merasa tidak memiliki
siapa-siapa untuk berbicara, bahkan tidak mampu untuk berbagi cerita
dengan keluarganya. Akhirnya, dia mulai berbicara dengan dirinya
sendiri, menciptakan sebuah ikatan dengan suara batinnya yang
kemudian menjadi teman curhatnya. Seiring berjalannya waktu, suara
batin tersebut menjadi semakin nyata baginya, dan akhirnya menjadi
manifestasi dari dua teman imajinasinya.

Kisah 2 Peserta Pramuka Yang Berhasil


Memiliki Teman Imajinasi

Saya masih jelas ingat saat itu, ketika saya sedang berada dalam
acara Pramuka bersama teman-teman saya. Tanpa diduga, mereka
memaksa saya untuk membuat sebuah permainan yang berkaitan
dengan ilmu pikiran bawah sadar, dengan tujuan untuk membantu
peserta tidak takut dengan hantu dan mencegah terjadinya kesurupan.
Pada awalnya, saya merasa agak iseng dan ragu apakah ide ini akan
berhasil.

Saat sesi permainan dimulai, saya mulai bertanya kepada


peserta apakah ada di antara mereka yang sering berbicara dengan diri
sendiri. Meskipun dengan malu-malu, dua orang peserta
mengacungkan tangan mereka. Ini menarik perhatian saya, dan saya
melanjutkan dengan pertanyaan seberapa akrab mereka dengan suara
batin mereka sendiri. Ternyata, keduanya sangat akrab dengan suara
batin mereka bahkan telah memberikan nama kepada suara tersebut, hal
ini membuat saya terkejut.
Saya kemudian meminta mereka untuk membayangkan dan
membentuk sebuah Teman Imajinasi dari suara batin yang paling akrab
dengan mereka. Dengan panduan saya, mereka berhasil
membayangkan sosok Teman Imajinasi tersebut dalam pikiran mereka.
Kemudian, saya mengajak mereka untuk berkomunikasi dengan Teman
Imajinasi mereka, dan saat itu terlihat seolah-olah mereka sedang
berbicara dengan sosok yang ada di depan mereka.

Kemudian, saya meminta mereka untuk membayangkan


Teman Imajinasi tersebut dalam kehidupan nyata mereka, dan meminta
persetujuan dari Teman Imajinasi tersebut. Saat mereka membuka mata
mereka, saya tidak bisa mempercayai apa yang saya lihat. Teman
Imajinasi yang mereka ciptakan masih terlihat jelas di hadapan mereka.
Saya sendiri terkejut, begitu juga dengan para peserta yang
menyaksikan adegan tersebut.

Setelah penampilan itu selesai, saya menunggu sekitar satu jam


untuk melihat apakah Teman Imajinasi tersebut masih ada atau telah
menghilang. Dan ternyata, Teman Imajinasi tersebut masih tetap ada.
Pengalaman ini sungguh mengagetkan saya, dan membuat saya
semakin tertarik dengan konsep dan kekuatan pikiran bawah sadar serta
kemampuan manusia dalam menciptakan sesuatu yang tampak begitu
nyata di dunia imajinasi mereka.
Latihan Pra-Telephati

Sebelum melakukan praktik pembuatan Teman Imajinasi,


tahap awal yang penting untuk dipertimbangkan adalah melakukan
pengkondisian pada Pikiran Bawah Sadar (Subconscious) dan Ego
State. Proses ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemungkinan
keberhasilan saat melaksanakan pembuatan Teman Imajinasi.
Pengkondisian ini terfokus pada upaya memunculkan keberadaan Ego
State didalam setiap kondisi sehingga keberhasilan pembuatan
mencapai 99% keberhasilan.

Sebuah pendekatan yang dapat digunakan adalah membangun


hubungan yang kuat dengan Pikiran Bawah Sadar dan Ego State.
Lapisan pikiran ini memegang peran penting dalam membentuk realitas
kita, terutama saat kita tengah berada dalam dunia pikiran bawah sadar.
Melalui serangkaian latihan, kita dapat mencapai tingkat kesadaran
yang memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan pikiran bawah
sadar sehingga teman imajinasi akan bermanifestasi didalam kehidupan
nyata.

Latihan Komunikasi Ego State


Untuk memulai latihan dalam menciptakan teman imajinasi,
penting untuk meluangkan waktu setiap hari untuk berbicara dengan
suara batin (Ego State) Anda dalam berbagai situasi, dengan semakin
meningkatkan intensitasnya seiring berjalannya waktu. Anda dapat
mulai dengan menceritakan hal-hal apa pun kepada suara batin Anda
dan membangun keakraban dengan dia. Beri dia identitas yang khusus
dengan memberikannya nama dan sering memanggilnya, serta terlibat
dalam percakapan yang lebih sering.

Ketika Anda berada di lingkungan di mana tidak ada orang lain,


coba untuk berbicara dengan suara keras, meskipun hal ini mungkin
terasa sedikit aneh pada awalnya. Namun, ini adalah langkah yang
alami dan penting dalam proses penciptaan teman imajinasi. Semakin
akrab Anda dengan suara batin Anda, semakin besar kemungkinan
terciptanya sebuah teman imajinasi yang kuat dan nyata.

Selain itu, latihan konsisten dan kesabaran juga sangat penting


dalam proses ini. Berikan diri Anda waktu untuk menyesuaikan diri dan
merasakan perubahan dalam hubungan Anda dengan suara batin Anda.
Dengan tekad dan dedikasi yang tepat, Anda akan dapat menciptakan
hubungan yang mendalam dan bermanfaat dengan teman imajinasi
Anda.

Teknik 5 Hitungan
Mulailah dengan menemukan posisi yang nyaman saat
berbaring. Fokuslah pada relaksasi fisik secara menyeluruh, dimulai
dari ujung kaki dan perlahan menanjak ke atas menuju kepala. Pastikan
setiap bagian tubuh benar-benar rileks sebelum melanjutkan ke bagian
berikutnya.

Posisikan mata Anda menghadap ke atas sejauh 20 derajat,


menciptakan keadaan kesadaran Alpha yang mendalam. Pada tahap ini,
pikiran lebih menerima sugesti positif dan terbuka untuk visualisasi.
Ambil beberapa napas dalam secara perlahan untuk merilekskan tubuh
secara menyeluruh. Tarik napas melalui hidung, tahan sebentar di perut,
dan hembuskan secara perlahan melalui mulut.

Bayangkan angka 1 muncul dalam benak pikiran Anda, lalu


hilangkan. Lanjutkan dengan angka 2, dan terus hilangkan hingga
mencapai angka 5. Setelah itu, diam dan amati visualisasi Anda tanpa
perlawanan, hindari tertidur. Jika sudah berlangsung selama 5 atau 10
menit, mulailah bangun dengan menghitung mundur dari 5 hingga 1,
dan bangun dengan perlahan. Lakukanlah latihan ini setidaknya 3 kali
sebelum melakukan pembuatan Teman Imajinasi.

Teknik Natural Tulpamancer

Ego State Basic Plane Layar Manifestasi


(Siap) Mental

Tahap Ego State


Pastikan dengan sungguh keyakinan bahwa Suara Batin (Ego State)
anda siap untuk diwujudkan di Realita.

Tahap Basic Plane


Mulailah dengan menemukan posisi yang nyaman saat
berbaring. Fokuslah pada relaksasi fisik secara menyeluruh, dimulai
dari ujung kaki dan perlahan menanjak ke atas menuju kepala. Pastikan
setiap bagian tubuh benar-benar rileks sebelum melanjutkan ke bagian
berikutnya.

Posisikan mata Anda menghadap ke atas sejauh 20 derajat,


menciptakan keadaan kesadaran Alpha yang mendalam. Pada tahap ini,
pikiran lebih menerima sugesti positif dan terbuka untuk visualisasi.
Ambil beberapa napas dalam secara perlahan untuk merilekskan tubuh
secara menyeluruh. Tarik napas melalui hidung, tahan sebentar di perut,
dan hembuskan secara perlahan melalui mulut.

Bayangkan angka 1 muncul dalam benak pikiran Anda, lalu


hilangkan. Lanjutkan dengan angka 2, dan terus hilangkan hingga
mencapai angka 5. Setelah itu

Tahapan Layar Mental

Bayangkanlah di depan mata Anda, terbentang sebuah Layar


Mental yang transparan, dan tampilkanlah dengan sangat rinci Teman
Imajinasi yang hendak Anda buat. Saat visualisasi tentang individu
tersebut telah mencapai tingkat kejelasan yang optimal, masuklah ke
dalam lapisan mental tersebut, dan temuilah orang tersebut secara
langsung.

Dalam proses ini, penting untuk mendalami bagaimana Layar


Mental tersebut memfasilitasi penciptaan citra yang sangat tajam dan
mendetail dari Teman Imajinasi yang menjadi objek visualisasi Anda.
Dengan memastikan bahwa setiap detail tercermin secara jelas, Anda
dapat memperkuat koneksi mental dengan teman imajinasi yang
merupakan ego state tersebut melalui representasi mental yang kuat.

Saat melangkah masuk ke dalam lapisan mental, bayangkan


diri Anda secara perlahan menyatu dengan lingkungan visual yang telah
Anda ciptakan. Biarkan diri Anda merasakan kehadiran teman imajinasi
tersebut secara mendalam, seolah-olah Anda benar-benar berada di
tempat di mana Anda bertemu dengannya. Perhatikan bagaimana
suasana dan interaksi berlangsung dengan alami di dalam ruang mental
tersebut.

Tahap Manifestasi

Untuk memperkuat keyakinan dalam hubungan dengan teman


imajinasi, langkah berikutnya adalah meminta persetujuannya untuk
muncul dalam kehidupan nyata Anda. Dalam proses ini, Anda akan
berkomunikasi dengan teman imajinasi Anda melalui Layar Mental,
tempat di mana Anda membayangkan dan berinteraksi dengan sosok
imajinatif tersebut.

" Wahai Teman Imajinasi ku, yang saya beri nama (Sebutkan Nama),
saya memerintahkanmu untuk muncul dalam kehidupan nyataku,
dengan kejelasan dan kenyataan yang sepenuhnya."
Dengan menyampaikan perintah ini dengan keyakinan yang
tulus, Anda meminta persetujuan dari teman imajinasi Anda untuk hadir
dalam kehidupan nyata Anda. Kemudian, secara perlahan, keluarkan
teman imajinasi dari Layar Mental dan bayangkan dia berada di depan
Anda. Dengan mata tertutup, Anda bisa membayangkan dengan jelas
sosok teman imajinasi Anda.

Setelah itu, perlahan buka mata Anda dan mulailah fokus pada
interaksi dengan teman imajinasi Anda. Berikan pertanyaan kepada
teman imajinasi Anda dan dengarkan dengan seksama respon yang
Anda terima. Dengan memperkuat keyakinan dan kepercayaan dalam
hubungan dengan teman imajinasi Anda, Anda akan dapat merasakan
manfaat yang lebih besar dari interaksi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagi Cerita/Testimoni Pengalaman
Lucid Dream ke No WhatsApp: 0895377438811
(Marsal Wirdana)

Bergabung didalam Group Pikiran Bawah


Sadar:
https://chat.whatsapp.com/LHVuKYA4Diw2L8t
W2TAOnY

Anda mungkin juga menyukai