Anda di halaman 1dari 85

Kebijakan dan Konsep

Keperawatan pada Geriatri

Edy Rizal Wachyudi


Pengurus Besar
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia
(PB PERGEMI)
Tujuan
Peserta Simposium dan workshop;
 Mengetahui Kebijakan yang ada terkait
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Indonesia
 Memahami Konsep Pengelolaan pada
Geriatri
 Mampu menyesuaikan pelayanan
keperawatan yang sesuai kebijakan dan
konsep yang ada
#Tujuan - 1#

Kebijakan Pelayanan Geriatri


di Indonesia
Kebijakan Pelayanan Geriatri di Indonesia

Adanya Pengaturan Penyelenggaraan


Pelayanan Geriatri bertujuan untuk:
 Memberikan acuan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan
pelayanan Geriatri.
 Memastikan kualitas pelayanan dan
keselamatan Pasien Geriatri sesuai
dengan yang diharapkan
PERMENKES 67 Tahun 2015

PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA DI PUSKESMAS
Pelayanan kesehatan bagi pra usia lanjut
(umur 45 – 59 tahun)
Prioritas Pelayanan
Peningkatan kesehatan
Pencegahan penyakit
Deteksi dini penyakit merupakan.

Untuk pelayanan di Puskesmas, bagi pra usia lanjut sehat dapat


mengikuti kegiatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
bersama-sama dengan pasien lanjut usia sehat di ruangan
kegiatan usia lanjut.
Pasien pra usia lanjut sakit diberikan pelayanan dan penatalaksanaan
sesuai dengan masalah kesehatan yang dialaminya dan selanjutnya
penatalaksanaan disesuaikan dengan standar yang berlaku.
Pelayanan kesehatan bagi usia lanjut

Pelayanan kesehatan bagi usia lanjut

Pelayanan kepada usialanjut yang datang ke Puskesmas sebaiknya


diberikan di ruangan khusus supaya usia lanjut tidak harus
mengantri bersama dengan pasien umum lainnya.
Tapi apabila kondisi Puskesmas tidak memungkinkan dapat dilakukan
di ruangan pemeriksaan umum dengan syarat pasien usia
lanjut harus didahulukan.

Mekanisme pelayanan bagi usia lanjut di Puskesmas dapat


dilaksanakan seperti pada alur:
Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (PITSELNAS III),
8 - 9 Agustus 2017, di Jakarta Convention Center
(JCC) JAKARTA
“Sosialisasikan Standar Nasional Rumah Sakit
oleh KARS; yang mengacu pada Standar Joint
Commission International (JCI) edisi 4 dan 5

Akan diterapkan mulai tanggal 1 Januari 2018,”


SARS Edisi 1 (versi 2012)
I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN
BERFOKUS PADA PASIEN

II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RS


STANDAR AKREDITASI
RUMAH SAKIT
EDISI 1 III. SASARAN KESELAMATAN PASIEN

PONEK
IV. SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT
HIV/ AIDS
GOALS
TB

Merupakan terjemahan dari standar akreditasi ; Joint Commission International (JCI) Edisi 4.
SNARS Edisi 1 (versi terbaru KARS; 2017)
I. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN
BERFOKUS PADA PASIEN

II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RS

STANDAR
III. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
NASIONAL AKREDITASI RUMAH
SAKIT PONEK
EDISI 1 HIV/ AIDS
IV. SASARAN PROGRAM NASIONAL TB
PPRA

V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN


GERIATRI
DALAM PELAYANAN

Mengacu pada standar The International Society for Quality in Health Care (ISQua)
dan Joint Commission International (JCI) edisi 4 dan 5.
PERUBAHAN Standar Akreditasi RS
Standar Akreditasi RS; versi 2012 Standar Nasional Akreditasi RS; versi 2017
(SARS Ed 1) (SNARS Ed 1)

 Standar IV Sasaran Milenium  Standar IV Sasaran Program Nasional.


Development Goals (MDGs)
 Meliputi Sasaran I Penurunan Angka
 Meliputi Sasaran I Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan
Kematian Bayi dan Peningkatan Kesehatan Kesehatan Ibu, Sasaran II Penurunan
Ibu, Sasaran II Penurunan Angka Kesakitan
Angka Kesakitan HIV/AIDS, Sasaran III
HIV/AIDS, Sasaran III Penurunan Angka
Penurunan Angka Kesakitan TB dan
Kesakitan TB
Sasaran IV Pengelolaan Pengendalian
Resistensi Antimikroba (PPRA) dan
Sasaran V Program Pelayanan
Geriatri.
IV.Sasaran PROGRAM NASIONAL
1. PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial /
Emergensi Komperhensif); Menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi
2. Menurunkan Angka Kesakitan HIV/ AIDS
3. Menurunkan Angka Kesakitan TB
4. PPRA (Pengendalian Resistensi Antimikroba)
5. Program PELAYANAN GERIATRI
Program PELAYANAN GERIATRI

Standar 5
Rumah Sakit menyediakan pelayanan Geriatri rawat jalan,
rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat
jenis pelayanan

Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai
bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service)
PENGERTIAN;
Hospital Based Community Geriatric Service ( HAL 16)
Kontinuitas Pelayanan Kesehatan Geriatri
• Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat (Community Based Geriatric
Service)
• Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital
Based Community Geriatric Service)
• Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Geriatric
Service)
Elemen PENILAIAN Standar 5
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis
layanan.(R)
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi
kegiatan.(D,O,W)
4. Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di
rumah sakit. (D,W)
Elemen PENILAIAN Standar 5
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis
layanan.(R)
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi
kegiatan.(D,O,W)
4. Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di
rumah sakit. (D,W)
(R) = Regulasi
Dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah
sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur
(SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur RS,
keputusan Direktur RS dan atau program.
Elemen PENILAIAN Standar 5
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis
layanan.(R)
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
(R) = Regulasi
Dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah
sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur
(SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur RS,
keputusan Direktur RS dan atau program.

(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.
(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis
layanan.(R)
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi
kegiatan.(D,O,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(O) = Observasi
Bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil
penglihatan/ observasi yang dilakukan oleh
surveior.
(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis
layanan.(R)
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi
kegiatan.(D,O,W)
4. Ada pelaporan penyelenggaraan pelayanan geriatri di
rumah sakit. (D,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,leaflet dll).
(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan. (D,W)
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,leaflet dll).
(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan. (D,W)
(R) = Regulasi
Dokumen pengaturan yang disusun oleh rumah
sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur
(SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur RS,
keputusan Direktur RS dan atau program.
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,leaflet dll).
(D,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,leaflet dll).
(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(O) = Observasi
Bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil
penglihatan/ observasi yang dilakukan oleh
surveior.
(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
Elemen PENILAIAN Standar 5.1
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service). (R)
2. Ada program terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut
Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (D,W)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur,leaflet dll).
(D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan. (D,W)
(D) = Dokumen
Bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat
berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau
notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(W) = Wawancara
Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh
surveior yang ditujukan kepada pemilik/
representasi pemilik, Direktur RS, pimpinan RS,
Profesional Pemberi Asuhan (PPA), staf klinis, staf
non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll.
PERMENKES 79 Tahun 2014

PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
GERIATRI
DI RUMAH SAKIT
BAB II
TINGKATAN PELAYANAN GERIATRI
Pasal 3

(1) Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia dengan


kriteria:
a. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
b. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat
penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

(2) Selain pasien Lanjut Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pelayanan Geriatri juga diberikan kepada pasien dengan usia 70
(tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik
dan/atau psikis.
BAB II
TINGKATAN PELAYANAN GERIATRI
Pasal 4

(1) Berdasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan


kesehatan Geriatri di Rumah Sakit dibagi
menjadi:
a. tingkat sederhana;
b. tingkat lengkap;
c. tingkat sempurna; dan
d. tingkat paripurna
BAB II
TINGKATAN PELAYANAN GERIATRI
Pasal 4

(2) Tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditetapkan berdasarkan:
a. jenis pelayanan;
b. sarana dan prasarana;
c. peralatan; dan
d. ketenagaan.
BAB III
JENIS PELAYANAN
Pasal 5

(1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana


paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan
kunjungan rumah (home care).
(2) Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap
paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap
akut, dan kunjungan rumah (home care).
BAB III
JENIS PELAYANAN
Pasal 5

(3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna


paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap
akut, kunjungan rumah (home care), dan Klinik
Asuhan Siang.
(4) Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna
terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat
inap akut, rawat inap kronik, rawat inap
Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri (respite
care), kunjungan rumah (home care), dan
Hospice.
BAB IV (Bagian kesatu)
PERSYARATAN
Pasal 7

(1) Pelayanan Geriatri dilakukan secara mandiri,


terpisah dengan pelayanan lainnya di Rumah
Sakit.
(2) Lokasi pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdekatan dengan ruang
perawatan dan ruang Rehabilitasi Medik serta
berdekatan dengan akses masuk Rumah Sakit.
BAB IV (Bagian Kedua)
BANGUNAN
Pasal 8, 9, 10 dan 11

Syarat minimal ruangan yang harus ada pada tiap


jenis tingkat layanan
Penjelasan yang melengkapi ada pada lampiran
BAB IV (Bagian Kedua)
BANGUNAN
Pasal 8

(1) Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sederhana


paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa; dan
d. ruang Tim Terpadu Geriatri.
(2) Ruang pendaftaran/administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat bergabung
dengan ruang pendaftaran/ administrasi lain di RS.
BAB IV (Bagian Kedua)
BANGUNAN
Pasal 9
(1) Bangunan pelayanan Geriatri tingkat lengkap
paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa;
d. ruang bangsal Geriatri akut; dan
e. ruang Tim Terpadu Geriatri.
(2) Ruang bangsal Geriatri akut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas ruang
rawat inap dan ruang fisioterapi.
BAB IV (Bagian Kedua)
BANGUNAN
Pasal 10
(1) Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sempurna
dan tingkat paripurna paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa;
d. ruang bangsal Geriatri akut;
e. ruang Klinik Asuhan Siang;
f. ruang bangsal Geriatri kronis;
g. ruang penitipan Pasien Geriatri (respite care);
h. ruang Hospice care; dan
i. ruang Tim Terpadu Geriatri.
BAB IV (Bagian Kedua)
BANGUNAN
Pasal 11
(1) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 10,
bangunan pelayanan Geriatri juga harus memenuhi
konstruksi bangunan yang sesuai dengan standar
keamanan, keselamatan,dan kesehatan pasien
Geriatri.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bangunan pada
pelayanan Geriatri tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
BAB IV (Bagian Ketiga)
PERALATAN
Pasal 12

(2) Jenis peralatan sebagaimana disusun sesuai


tingkatan pelayanan Geriatri.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis
peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 13, 14, 15, 16, 17, 18

Syarat minimal ketenagaan yang harus ada pada


tiap jenis tingkat layanan
Juga dijelaskan tentang tim terpadu; ketua dan
koordinator; dengan uraian tugas masing-masing
Penjelasan yang melengkapi ada pada lampiran
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 13
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 14
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 15
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 16
BAB IV (Bagian Keempat)
KETENAGAAN
Pasal 17
BAB V
ALUR PELAYANAN DAN SISTEM RUJUKAN
Pasal 19

(1) Pelayanan Geriatri diberikan sesuai dengan alur


pelayanan Geriatri.
(2) Alur pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
PERMENKES 25 Tahun 2016

RENCANA AKSI
NASIONAL
KESEHATAN LANJUT
USIA TAHUN 2016-
2019
Visi dan Misi RAN 2016-2019

Visi Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia


Tahun 2016-2019 adalah

Terwujudnya lanjut usia yang sehat


dan produktif tahun 2019.
Visi dan Misi RAN 2016-2019
Misi Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun
2016-2019, meliputi:

a. Mewujudkan upaya pelayanan kesehatan


santun lanjut usia dengan pendekatan siklus
hidup, holistik, komprehensif dan terpadu,
mulai dari keluarga, masyarakat, fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

b. Meningkatkan pemberdayaan lanjut usia, keluarga, dan masyarakat untuk


mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif selama mungkin.
#Tujuan - 1#

Konsep Pengelolaan
pada Geriatri
PERMENKES 67 Tahun 2015

PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA DI PUSKESMAS
Penerapan CGA di Puskesmas
PERMENKES 79 Tahun 2014

PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
GERIATRI
DI RUMAH SAKIT
KONSEP PENGELOLAAN
PASIEN GERIATRI

 Pengkajian Paripurna dan ‘Terpadu’


 Comprehensive Geriatric Assesment
 Paripurna: aspek fisik ( termasuk fungsional ),
psikologik dan sosial
 Terpadu: diantara dokter, petugas paramedik dan
non medik
 Pendekatan interdisiplin  tim pelayanan terpadu
#Tujuan - 1#

Pelayanan Keperawatan
sesuai Kebijakan dan Konsep
Karakteristik Geriatri
 Multipatologi (Polifarmasi)
 Daya Cadangan Faali Menurun
 Gangguan status fungsional
 Gejala & tanda penyakit tidak khas
 Gangguan status nutrisi
Layanan Kesehatan GERIATRI
Karakteristik Geriatri

Masalah kesehatan pada Geriatri; KOMPLEKS

Membutuhkan PENDEKATAN KHUSUS

Comprehensive Geriatric Assessment (CGA)


Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
Pengkajian MULTIDIMENSI
pada CGA
 Pengkajian masalah medis (diagnosis medis)
 Pengkajian status fungsional (diagnosis fungsional)
 Pengkajian status mental kognitif dan emosi/ afek
 Pengkajian status nutrisi
 Pengkajian kondisi sosial

Komponen CGA (pasien)


Cara Penerapan CGA

Interdisiplin
Berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai