Scott 9
Scott 9
html
CHAPTER 9
AN ANALYSIS OF CONFLICT
OVERVIEW
Guna memahami kepentingan managjement terhadap financial reporting, kita perlu
mengenal beberapa model dari game theory. Game theory mencoba memodelkan dan
memprediksi hasil dari conflict yang terjadi antara individu yang rasional conflict
merupakan karakteristik dari economic consequences.
Agency theory merupakan versi dari game theory yang memodelkan proses kontrak antara
dua atau lebih orang karena masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba
untuk mendapatkan yang terbaik bagi dirinya sendiri, maka conflict juga terjadi dalam
agency theory.
Game theory membantu kita dalam memahami bagaimana management, investor, dan pihak
lain secara rasional menghadapi economic consequences dari financial reporting game
theory dan agency theory relevan terhadap accounting.
Net income yang dilaporkan dalam context ‘kontrak’ memiliki peran yang berbeda dari
perannya sebagai pelaporan pada investor. Perannya adalah untuk memprediksi payoff dari
aktivitas manager saat ini Net income harus sensitive terhadap usaha manager dan precise
(keakuratan) dalam pengukuran usaha manager.
Non-
nash
cooperative
equilibrium
game
Conflict between
Moral employment Manager
investor and
hazard contracts compensation
manager
Cooperative
debt Debt
game (agency
contracts covenants
theory)
Game theory membahas beberapa masalah dalam teori akuntansi financial. Game theory
menunjukkan reaksi antara dua arah atau lebih. Setiap orang berusaha memaksimalkan utilitas.
1 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
Perbedaannya adalah pemain harus menunjukkan aksi secara formal kepada yang lainnya. Aksi
ini sulit diprediksikan karena tergantung pada pikiran pemain. Game theory cenderung lebih
kompleks. Pengenalan formal terhadap konflik memperluas pemahaman situasi.
Cara memandang game theory adalah bahwa jumlah pemain yang sesungguhnya ada di
antara jumlah dalam teori keputusan tunggal dan persaingan. Dalam teori keputusan, ada pemain
tunggal yang memikirkan realisasi keadaan seseorang. Jika persaingan sempurna, jumlah
pemainnya sangat banyak sehingga aksi seorang pemain tidak mempengaruhi persaingan.
Ada beberapa tipe permainan. Salah satu dasar klasifikasinya adalah kooperatif atau non
kooperatif. Dalam permainan kooperatif, pihak dapat masuk dalam perjanjian penawaran.
Penggabungan adalah contoh permainan kooperatif. Penggabungan dapat mendorong perjanjian
penawaran. Industri oligopolistic adalah contoh permainan yang kooperatif dalam yuridiksi di
mana perjanjian perdagangan bersifat illegal. Kita akan menggambarkan kedua tipe permainan
ini dalam pengembangan kita.
untuk membantu menilai resiko dan expected value dari investasinya. Sedangkan
managers tidak ingin mengungkapkan semua informasi yang diinginkan investor.
Manager lebih suka tidak mengungkapkan kebijakan akuntansi apa yang digunakan
sehingga dia dapat me-manage profit dengan directionary accrual dan mengubah
kebijakan akuntansi. Selain itu manager juga takut jika terlalu banyak informasi yang
dikeluarkan, akan menguntungkan kompetitornya.
Situasi seperti ini dimodelkan dalam non-cooperative game, karena sulit untuk mencapai
binding agreement antara manager dan investor mengenai informasi spesifik seperti apa yang
harus disediakan.
2 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
Agreement yang akan dicapai akan membutuhkan banyak biaya (costly) karena
keputusannya harus dinegosiasikan pada semua user yang memiliki kebutuhan yang
berbeda terhadap informasi dalam laporan keuangan.
Pada chapter 3, dijelaskan bahwa mayoritas professional accounting standard-setting bodies
menggunakan pendekatan decision usefulness yang diturunkan dari theory-nya manager
akan menggunakan kebijakan akuntansi yang disarankan standar setter (menggambarkan
kepentingan investor) dan full disclosure.
Tetapi dalam asumsi positive accounting theory, manager adalah individu rasional
yang memicu timbulkan tindakan ’opportunistic’ terlihat jelas bahwa management
memiliki kepentingan sendiri untuk memilih kebijakan akuntansi. Sehingga juga tidak
dapat diasumsikan bahawa laporan keuangan disajikan dengan full disclosure, dan
tidak dapat diasumsikan bahwa kebijakan akuntansi dipilih berdasarkan kegunaannya
terhadap shareholder dan investor.
Dari konflik yang terjadi, terlihat bahwa masalah pemilihan kebijakan akuntansi
kontrak adalah employment contract (antara perusahaan dan top manager) dan lending
contract (antara manager perusahaan dan bondholder).
Agency theory merupakan cabang dari game theory yang mempelajari design kontrak untuk
memotivasi rational agent agar bertindak berdasarkan kepentingan principal ketika
kepentingan kepentingan agent bertentangan dengan principal.
Dalam emloyment contract, pemilik perusahaan sebagai principal dan top manager
sebagai agent yang direkrut untuk menjalankan perusahaan berdasarkan kepentingan
pemilik. Sedangkan dalam lending contract, lender (pemilik dana) merupakan
principal dan perusahaan sebagai agent.
Asumsi :
3 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
kecenderungan effort-averse.
Perusahaan dimodelkan terdiri dari 2 individu yang rational (investor dan manager) dengan
kepentingan yang bertentangan. Kondisi yang terjadi adalah principal tidak dapat mengamati
usaha yang dilakukan oleh manager (moral hazard), sehingga mendorong manager untuk
shirk on effort (tidak bekerja secara maksimal, bermalas-malasan).
manager’s disutility of effort V(a) menggambarkan semakin besar effort yang
dikeluarkan oleh manager, akan semakin besar ’disutility’ yang dirasakan manager.
Owner yang diasumsikan rational dan risk-neutral ingin memaksimalkan expected payoff
bagi perusahaan. Sedangkan manager yang diasumsikan rational, risk-averse and effort-
averse ingin memaksimalkan expected utilitas kompensasi yang diterima. Untuk
menangani timbulnya shrking, mengapa tidak memberi management bagian dari payoff?
Masalah yang timbul : payoff perusahaan tidak dapat diketahui sampai kontrak
berakhir (dengan asumsi single period), sehingga manager dibayar saat kontrak jatuh
tempo.
Dasar pemberian kompensasi manager adalah pengukuran kinerja, seperti net income,
yang tersedia saat akhir periode.
Jadi untuk memotivasi usaha yang dilakukan manager, manager dapat diberi bagian
dari net income perusahaan. Konsep reservation utility jika manager mau bekerja
untuk owner dalam suatu periode, kompensasi yang ditawarkan harus cukup besar,
yang lebih dibanding informasi yang dimiliki owner. Hal ini disebabkan manager
mengendalikan sistem akuntansi perusahaan, sedangkan owner hanya dapat mengamati
perusahaan berdasarkan net income yang dihasilkan oleh manager sehingga memicu
4 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
Berdasarkan teori, kontrak kompensasi untuk manager bisa saja didesign untuk memotivasi
tetapi payoff nya dapat diamati pada akhir periode tertentu. Di lain pihak, Feltham dan Xie
(1994) menunjukan bahwa model Holmstrom atas kasus payoff tidak dapat diamati, jika
sekumpulan manejer mungkin melakukan aksi yang konstan.
Holmstrom menunjukan secara formal bahwa sebuah kontak yang didasarkan pada
sebuah pengukuran performa seperti net income kurang efisien daripada first-best, sumber dari
kerugian efisiensi adalah kebutuhan agen yang risk averse untuk mentoleransi risiko dalam
rangka menghasilkan kecenderungan untuk menolak. Hal ini mengakibatkan munculnya sebuah
pertanyaan apakah second-best contract dapat dibuat lebih efisien dengan mendasarkan nya pada
pengukuran second performance dalam penambahan nya pada net income. Sebagai contoh,
harga saham juga merupakan informasi mengenai performa manajer.
5 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
Holmstrom menyatakan bahwa menyediakan pengukuran yang kedua (harga saham) juga
dapat diobservasi, dan memberikan beberapa informasi mengenai usaha manejer yang
terkandung dalam pengukuran yang pertama. Sebagai efeknya, net income dan harga saham
bersama-sama akan memberikan refleksi yang lebih baik mengenai usaha manajer sekarang
daripada hanya salah satu saja. Tentu saja, harga saham cenderung tidak stabil, dan dipengaruhi
oleh kejadian ekonomi secara luas. Namun, analisa Holmstrom menunjukan bahwa tidak peduli
seberapa mengganggunya variabel kedua, variabel tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
efisiensi dari second-best contract jika variabel tersebut mengandung paling sedikit beberapa
tambahan informasi usaha.
Pertanyaan yang kemudian muncul menjadi satu dari proporsi relatif dari kompensasi
yang didasarkan pada net income, versus didasarkan pada harga saham, dalam compensation
contracts. Sehingga, implikasi yang menarik dari model Holmstrom adalah bahwa seiring
dengan net income bersaing dengan sumber informasi lainnya untuk investor dalam teori pasar
sekuritas yang efisien, net income juga bersaing dengan sumber informasi lain nya untuk
memotivasi manejer dalam agency theory.
Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apa karakteristik yang harus dimiliki sebuah
pengukuran performa jika pengukuran tersebut digunakan untuk kontribusi pada efficient
compensation contracts. Salah satu karakteristik penting adalah sensitivitas nya. Sensitivitas
adalah rate di mana nilai ekspektasi dari sebuah pengukuran performa meningkat seiring dengan
manajer bekerja keras, atau menurun jika terjadi sebaliknya. Karakteristik penting lain nya
adalah keakuratan nya dalam memprediksikan payoff dari usaha manajer sekarang.
Karakteristik yang diperlukan oleh net income jika digunakan untuk mengukur performa
tidak sama dengan jika digunakan sebagai input yang yang berguna dalam keputusan investasi.
Dapat disimpulkan bahwa tantangan untuk akuntan untuk maintain dan meningkatkan peran dari
net income sebagai pengukuran performa seorang manejer adalah menghasilkan angka net
income yang merepresentasikan tradeoff terbaik yang mungkin antar sensitivitas dan keakuratan.
Rigidity of contracts
Contract cenderung untuk rigid pada waktu ditandatangani. Alasan untuk rigiditas ini
memerlukan beberapa diskusi. Dilain pihak, kita mungkin bertanya, jika konsekuensi ekonomi
6 of 7 27/06/2014 9:25
Microsoft Word - scott 9 http://dc396.4shared.com/doc/dJom_5cw/preview.html
mempunyai tempat dalam contract yang diikuti oleh manejer, mengapa tidak menegosiasi ulang
contracts yang mengikuti perubahan dalam GAAP atau state realisasi lain nya.
Kontak yang tidak mengantisipasi semua state realisasi yang mungkin adalah tidak
lengkap. Membangun sebuah provisi normal untuk negosiasi kembali contract dibawah tangan
adalah mungkin, namun jika negosiasi kembali tersebut adalah baik untuk manejer, prospek dari
negosiasi kembali tersebut mengurangi usaha insentif manejer, yang tidak termasuk dalam
ketertarikan investor.
Dalam efeknya, konsekuensi dari memasuki contracts hanya karena itu adalah contracts,
state realisasi yang tidak kelihatan sebelumnya menyebabkan biaya atas perusahan dan/atau
manejer tersebut. Manejer yang unfavourably dipengaruhi oleh sebuah perubahan dari
peraturan-peraturan akuntansi in midstream mungkin ditekan untuk menghilangakn
ketidaksukaan mereka pada akuntan-akuntan yang memperkenalkan perubahan peraturan
daripada pihak lainnya.
7 of 7 27/06/2014 9:25