Disusun oleh :
1102008114
Pembimbing :
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan dan
lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak
Secara klinis, fraktur dibagi menurut ada tidaknya hubungan patahan tulang
dengan dunia luar, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur tulang
terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya
luka dan fraktur yang terjadi, seperti yang dijelaskan pada tabel 1.
7
Fraktur sangat bervariasi dari segi klinis, namun untuk alasan praktis,
a. Complete fractures
Tulang terbagi menjadi dua atau lebih fragmen. Patahan fraktur yang
fraktur tidak jelas. Pada raktur kominutif terdapat lebih dari dua
b. Incomplete fractures
yang retak. Hal ini dapat terlihat pada anak‒anak, yang tulangnya
tulang pada posisi yang benar dan mempercepat pergerakan tubuh dan
makrofag dan matriks yang rusak, tulang yang bebas dari sel di resorpsi oleh
Proses ini adalah bentuk alamiah dari penyembuhan fraktur pada tulang
tubular tanpa fiksasi, proses ini terdiri dari lima fase, yaitu (Solomon et
al., 2010) :
sel inflamatorik dan inisiasi proliferasi dan diferensiasi dari stem sel
3. Pembentukan kalus
tulang yang mati. Massa seluler yang tebal bersama pulau‒pulau tulang
setelah cidera.
4. Konsolidasi
fragmen dan tulang baru. Proses ini berjalan lambat sebelum tulang
5. Remodeling
(a) Pembentukan (b) Pembentukan kalus (c) Pembentukan kalus (d) Tulang yang
hematom pada fraktur fibrokartilago yang keras mengalami remodeling
Gap antar permukaan fraktur diselubungi oleh kapiler baru dan sel
pada permukaan luar (gap healing). Saat celah atau gap sangat kecil,
sebagai contoh dari hukum Wolff. Dengan penggunaan fiksasi metal, disisi
lain, tidak terdapatnya kalus berarti tulang akan bergantung pada implan metal
dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena, implan akan mengurangi
stress, yang mungkin dapat menyebabkan osteoporotik dan tidak sembuh total
Proses perbaikan tulang dimulai dari korteks perifer beberapa sentimeter dari
jaringan hipoksia akibat dari kerusakan suplai darah, hal ini mengawali
pembentukan oleh lapisan dalam periosteum dan sel mesenkimal yang belum
berdiferensiasi dari massa kartilago baik di luar korteks disebut external callus
fraktur. Kemudian melalui peran vaskuler, kalus bertambah dari lapisan korteks
paling jauh dari lokasi fraktur dan dari periosteum yang terletak pada batas luar
External callus (gambar 4), terlihat jaringan fibrosa pada bagian atas dan awal
sebelah kanan dari korteks dan pembentukkan kartilago pada sebelah kiri
korteks yang lebih mobile dan kurang stabil pada lokasi fraktur (gambar 5).
Dengan cara seperti ini tulang anyaman disintesis pada kartilago yang
menjadi tulang kompak. Proses ini melalui resorbsi external callus yang tidak
lagi dibutuhkan sejak ujung patahan tulang telah mengalami bridging dan
stabil dengan pemulihan jaringan dan remodeling korteks tulang Havers. Pada
fase ini, external callus yang digambarkan secara mikroskopis terdapat tulang
anyaman yang telah dilapisi dengan proses sintesis tulang lamelar. Tulang
lamelar membesar dan berubah menjadi jaringan tulang kompak (gambar 6).
15
Gambar 6. Tulang anyaman (W) dan tulang lamelar (L) (Shapiro, 2008)
Setelah 6 minggu gap telah terisi dengan tulang baru. Terlihat (gambar 7)
berwarna ungu terang dan osteoblas yang mengisi rongga kosong. Jaringan ini
Gambar 7. Tulang anyaman (ungu gelap), tulang lamelar (ungu terang) dan
osteoblas (Shapiro, 2008).
tahun 1800‒an, Lister mengenalkan ORIF fraktur patella pada tahun 1860.
16
Penggunaan plate, screw dan kawat pertama kali dilakukan pada tahun 1880
proses penyembuhan fraktur secara biologis. Pada tahun 1950, Dannis dan
kemudian, kemajuan ilmu biologi dan mekanikal saat ini telah mempermudah
ORIF merupakan reposisi secara operatif yang diikuti dengan fiksasi interna.
Fiksasi interna yang dipakai biasanya berupa plate and screw. Keuntungan ORIF
adalah tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga
pascaoperasi tidak perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa dilakukan.
Kerugiannya adalah adanya risiko infeksi tulang (Sjamsuhidajat & Jong, 2010).
Indikasi tindakan ORIF pada fraktur femur bagian distal antara lain fraktur
Prinsip umum dari fiksasi interna antara lain dengan menggunakan pin and
mulai dari traksi skeletal hingga fiksasi fraktur yang sementara dan definitif.
17
Metode ini juga memberikan fiksasi sementara untuk rekonstruksi dari fraktur
yang melibatkan kerusakan tulang dan soft tissue yang minimal (Lakatos,
2014).
Bone screw adalah bagian dasar dari metode fiksasi interna modern dan dapat
dibutuhkan dari substansi yang hilang akibat kompresi dan fiksasi (Lakatos,
ukuran dan bentuk untuk tulang dan lokasi yang berbeda. Dynamic
compression plates (DCPs) tersedia dalam ukuran 3,5 mm dan 4,5 mm.
Lubang screw pada DCP membentuk sudut kemiringan pada satu sisi
intramedullary (IM) nails menjadi teknik fiksasi standar untuk tulang femur.
IM nails memiliki keuntungan dari plate dan fiksasi eksternal karena lokasi
(Lakatos, 2014).
18
dilakukan dengan dua metode yaitu dengan liofilisasi dan suhu ruangan (air
wujud padat (es) langsung menjadi wujud gas (uap) sehingga menghambat
senyawa di dalam bahan biologi. Sehingga pengeringan dengan cara ini dapat
Proses pengawetan jaringan agar jaringan biologi dapat disimpan dalam waktu
lama, BJRB melakukan beberapa cara proses pengawetan, antara lain (Abbas,
2010) :
tahun.
Jaringan yang telah diproses dengan cara liofilisasi hingga kadar air 5‒7%,
dikemas dalam kantung plastik poli etilen, dan diiradiasi dengan dosis 25kGγ.
Jaringan tersebut dapat disimpan pada suhu 4‒10°C dan terhindar dari cahaya
tahun, tergantung dari jenis jaringannya. Untuk menjaga kualitas dan sterilitas
jaringan, kemasan yang rusak atau terbuka akibat pemakaian (jaringan sisa)
epitel yang terlihat kuboid selapis, beberapa lapisan stratifikasi dan stroma
imunohistokimia.
kandungan growth factor yang berperan dalam bone healing antara lain
morphogenetic protein (BMP)‒2 dan ‒4 dan juga kolagen tipe 2 yang memiliki
potensi terapeutik sebagai terapi dari kerusakan atau penyakit kartilago (Toda
et al., 2007).
Growth factor adalah protein yang disekresikan oleh sel yang aktif pada sel target
atau sel yang memiliki aksi yang spesifik. Growth factor memiliki kegunaan klinis
yang termasuk dalam terapi gen untuk tatalaksana permasalahan bone loss
mitogenik dan kemotaktik poten bagi sel pembentuk tulang, faktor kemotaktik
Selain TGF‒β dan BMPs, growth factor lain yang terkandung dalam ALS‒R
mitogenik pada sel mesenkimal dan epitel, osteoblas dan kondrosit. α‒FGF
TGF‒β dalam mitogenik bagi sel mesenkimal dan osteoblas, kemotaktik bagi
makrofag, fibroblas, sel otot polos, osteoblas dan kondrosit hipertrofik. VEGF
secara tidak langsung VEGF menginduksi proliferasi dan diferensiasi dari sel
prekursor osteoblas. Hal ini dihasilkan dari sekresi faktor osteoanabolik seperti
endotelin‒I dan IGF‒I oleh sel endotel yang distimulasi VEGF (Beamer et al.,
2009).
Baik secara seluler, atau aseluler membran amnion memiliki fungsi dalam
kartilago adalah seed cell, scaffold, dan growth factors. Seed cells adalah
elemen dasar dari perbaikan jaringan dan menjadi kandungan utama dalam
perbaikan defek kartilago. Sebagai sel pemicu (cell scaffold), human amniotic
dan diferensiasi dengan lebih banyak substansi adhesi (seperti kolagen dan
berdasarkan waktu dan proses penyembuhan seperti yang dijelaskan pada tabel
2.
Winanto et al., telah melakukan penelitian pada tikus Sprague Dawley yang
mengalami fraktur femur yang diberikan ALS‒R dan xenograf. Hasil yang
dengan kelompok kontrol, namun secara skor histopatologi lebih baik daripada
dibandingkan kelompok kontrol, dengan hasil yang sama pada skor radiologi
Penyembuhan fraktur dibagi menjadi direct union dan indirect union. Penanganan
TGF, FGF, VEGF, IGFs, BMP‒2, BMP‒4 dan cell scaffold seperti kolagen dan
growth factor dan cell scaffold tersaji pada gambar 9 (Dimitriou et al., 2005;
Fraktur
Inflamasi dan
FGF
proliferasi seluler
Growth
factor VEGF
IGFs
Pembentukkan
ALS‒R kalus
BMP‒2,
dan BMP‒
Kolagen Remodeling
Cell
Scaffold
Laminin Union
(Dimitriou et al., 2005; Grzywocz et al., 2014; Rodriguez et al., 2009; Solomon et
al., 2010)
27
Fraktur femur
ORIF
(Variabel Independen)
Union
(Variabel Dependen)
histopatologi
28