Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PEMERIKSAAN LIMFOSIT T-CD4

NO. DOKUMEN HALAMAN

1 /3
B.1.038 /PARS.RSN/VI/SPO/2013
RSUD NABIRE

TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN


DIREKTUR
STANDAR 1 Juni 2013
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. JohniRiboTandisau, Sp.B-KBD


NIP. 196107161988121002

PENDAHULUAN Pemberian ARV pada penyakit infeksi HIV & AIDS perlu diketahui
jumlah limfosit T-CD4 sehubungan dengan keadaan tersebut
diperlukan pemeriksaan jumlah sel limfosit CD4.
Virion HIV menyerang limfosit T-CD4+ karena terdapat reseptor
pada limfosit T-CD4 yang merupakan pasangan ideal bagi
glikoprotein 120 (gp. 120), meskipun terjadi kompleks gp 120 dan
reseptor limfosit T-CD4, agar HIV masuk ke dalam
limfosit<^masih memerlukan bantuan koreseptor CCR5 dan
CXCR4 yang juga terdapat eft permukaan limfosit.
Di dalam limfosit terjadi rangkaian proses integrasi, transkripsi,
translasi serta repfikasi virion HIV. jumlah virion HIV yang berlipat
ganda dan kemudian keluar dari limfosit T-CD4+ untuk
selanjutnya menyerang limfosit T-CD4+ yang lain. Demikian
proses. ini terus berlangsung, sehingga jumlah limfosit T-CD4*
cenderung terus menurun.
Pengobatan ARV menghambat proses di atas sehingga jumlah
limfosit T-CD4+ akan meningkat sesuai dengan keberhasilan
pengobatan.

TUJUAN Pemeriksaan hitung sel Limfosit T-CD4+ ditujukan untuk


1. Menentukan status imun
2. Menentukan waktu pemberian antiretroviral
3. Memantauan hasil pengobatan

KEBIJAKAN 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri .Kesehatan No. 1333 Tahun 1999
tentang Penerapan Standar Pelayanan RS

PROSEDUR PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB


Pelaksana: Teknisi Labqratorium yang sudah terlatih, pelaksana
flebotomi: perat, analis, bidan.
Penanggung jawab: Dokter Spesialis Patologi Klinik.
PROSEDUR PEMERIKSAAN LIMFOSIT T-CD4

NO. DOKUMEN HALAMAN

2 /3
B.1.038 /PARS.RSN/VI/SPO/2013
RSUD NABIRE

ALUR SPESIMEN
Spesimen dikirim ke Instalasi Patologi Klinik RSUD Nabire
Persiapan Pasien:
Sebaiknya puasa 12 jam, diperbolehkan minum airputih.
Jenis spesimen
Darah dengan antikoagulan K2EDTA/K3EDTA
Pengambilan Spesimen:
1. Darah utuh diambil dengan teknik flebotomi yang benar dan
secara aseptik.
2. Darah utuh sebanyak 2 atau 3 ml (sesuai dengan volume
tabung) dimasukkan ke dalam vacutainer steril yang berisi
antikoagulan K2EDTA atau K.EDTA dan dikocok bolak-balik
kurang lebih 10 kali, tidak boleh berbuih
3. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan ulang dilakukan
pada hari yang berbeda tetapi waktu pengambilan sama

Penolakan spesimen
1. Hemolisis dan membeku
2. Ada bekuan (fibrin)
3. Lipemik
Pengiriman dan Penyimpanan
Penyimpanan
Spesimen dapat disimpan di suhu 20-25 °C sampai akan
diperiksa dalam bentuk darah utuh diperbolehkan 30 jam dari
waktu pengambilan
Pengiriman
a. Waktu pengiriman tidak boleh melampaui masa stabilitas
bahan.
b. Tabung darah diletakkan tegak/berdiri, spesimen dalam
tabling diusahakan tidak terkocok karena dapat
menyebabkan lisis
c. Tidak terkena sinar matahari secara langsung
d. Kemasan memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan "Bahan
Pemeriksaan Infeksius".
e. Di dalam kemasan suhu harus memenuhi syarat 20-25 °C
dengan menggunakan ice box.
Reagensia:
1. FACSCount control kit
2 BD TRUcount™/3 reagen kit
3. FACSFlow sheth fluid
4. FACSClean solution
PROSEDUR PEMERIKSAAN LIMFOSIT T-CD4

NO. DOKUMEN HALAMAN

3 /3
B.1.038 /PARS.RSN/VI/SPO/2013
RSUD NABIRE

5. FA CSR inse solution


6. Calibrite 3 level
7. Lysing solution
Alat:
Mikropipet
Flowcytometry BD - FACScount
vortex
Pemeriksaan Spesimen
1. Dibuat campuran lysing solution dan akuades dengan
perbandingan 1:10 (50 µL lysing solution + 450 µL
akuades)
2. Isi satu tabung trucount dengan 20 µL BD Tritest
CD3/CD4/CD45
3. Ditambahkan kedalam 'tabung 50" µL bahan darah utuh
yang sudah dicampur antikoagulan EDTA.
4. Vortex selama 5 detik
5. Inkubasi selama 15 menit pada suhu ruarig,di tempat
gelaj
6. Ditambahkan 450 µL campuran lysing solution dan
akuades
7. Vortex selama 5 detik
8. Inkubasi selama 15 menit pada suhu ruang'di tempat
gelap.
9. Baca dengan cytometer

Pencatatan
Hasil dicatat pada buku catatan kerja harian yang berisi data
masing-masing pemeriksaan dan rekapitulasi jumlah pasien dan
spesimen yang diterima. Data Pasien disimpan selama 5 tahun
untuk pasien IRJ dan 10 tahun untuk pasien IRNA.
Pelaporan
1. Hasil diketik pada lembar laporan hasil yang sudah, tersedia
dan ditanda-tangani dokter penanggung jawab.
2. Hasil: jumlah limfosit T-CD4+ dalam sel perul dan persen

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dan Instalasi Rawat Inap (IRNA),
Intencive Care Unit (ICU), Instalasi Rawat Darurat RSUD Nabire.
Rujukan luar RSUD Nabire

DOKUMEN TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai