Anda di halaman 1dari 24

Daftar Lengkap Obat Batuk Untuk Flu, Alergi,

Asma dan Cara Pemilihannya


Posted on Agustus 6, 2013 by GrowUp Clinic

Daftar Lengkap Obat Batuk Untuk Flu, Alergi,


Asma dan Cara Pemilihannya
Obat Flu

Di pasaran obat bebas obnat flu bagi anak dan dewasa sangat banyak dan
beragam. Seringkali moranmgtua atau penderita flu kesulitan mencari obat yang
paling bagus, paling manjur dan paling cocok.

Obat Flu biasanya mengandung

 analgesik/pain killer/pelerai rasa sakit untuk sakit kepala, tenggorokan


kering, nyeri otot, dan demam
 dekongestan, untuk mengatasi bersin dan melapangkan hidung yang
tersumbat
 anti-alergi
 obat batuk, baik bersifat antitusif atau ekspektoran

Berbagai Jenis Obat Flu

 Actifed Syrup Actifed diindikasikan untuk meringankan pilek dan alergi


pernafasan hidung. Kontra Indikasi: Penderita hipersensitif terhadap obat
ini. Tripolidine membantu meringankan gejala yang penyebabnya secara
keseluruhan maupun sebagian tergantung pada pelepasan histamine.
Senyawa dari golongan pyrolidine ini bekerja sebagai antagonis kompetitif
untuk reseptor histamine H1 dan mampu menekan sistem syaraf pusat,
sehingga menyebabkan kantuk. pseudoephedrine mempunyai aktifitas
simpatonimetik langsung maupun tidak langsung dan merupakan
dekongestan saluran nafas bagian atas.
 Allerzin SyrupALLERZIN syrup (5 ml) mengandung Prornethazine HCI
sebanyak 5 mg. Digunakan untuk pengobatan pada berbagai macam
penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Karena sifat sedatifnya,
maka untuk pemakaian obat ini dapat menimbulkan rasa agak mengantuk,
mirip CTM.
 Bodrex Flu dan Batuk Komposisi: parasetamol 500 mg, pseudoephedrine
HCl 30 mg, dextromethorphan HBr 12 mg. Indikasi : meredakan gejala-
gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin
yang disertai batuk. Parasetamol bekerja sebagai antipiretik (pengurang
demam) dan analgetik (pelerai rasa sakit kepala), pseudoefedrin (bukan
PPA yang digunakan) sebagai dekongestan (hidung tersumbat),
dekstrometorfan sebagai antitusif (penekan batuk).
 Anadex Tablet Komposisi: Tiap kaplet salut gula mengandung:
Paracetamol 500 mg Dextramethorphan HBr 15 mg
Phenylpropanolamine HCl 15 mg
Chlorpheniramine maleate 1 mg Cara Kerja Obat: Bekerja sebagai
analgetik-antipiretik, antitusif, antihistamin dan dekongestan hidung.
Aturan Pakai: Dewasa: 1 kaplet salut gula 3 – 4 kali sehari. Efek
Samping: Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor,
takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin. Penggunaan dosis
besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

 Coparcetin Isi kandungannya adalah : parasetamol 500 mg, gliseril


guaiakolat 100 mg, efedrin-HCl 8 mg, CTM (klorfeniramin maleat) 2
mg. Sedangkan dalam bentuk sediaan sirup, tiap 5 ml
mengandung: parasetamol 120 mg, gliseril guaiakolat 50 mg, efedrin HCl
4 mg, CTM (klorfeniramin maleat) 1 mg. Coparcetin adalah obat untuk
influenza, batuk pilek, salesma, bronkitis, asma dan saluran nafas. Ada
dalam 2 bentuk sediaan yaitu kaplet dan sirup. Untuk sirup sendiri ada
untuk dewasa dan anak-anak (Caporcetin Kid Cough). Aturan pakai untuk
dewasa adalah 3 x sehari 1 kaplet, anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari 1/2
kaplet. Untuk sediaan sirup, anak 2-6 tahun: 3-4 x sehari 1/2 -1 sendok
takar (5 ml); 6-12 tahun: 3-4 x sehari 1/2 -1 sendok takar (5
ml).Parasetamol dan efedrin idem di atas. Gliseril guaikolat adalah
ekspektoran (pelancar dahak), CTM sebagai antialergi.
 Decolgen Setiap tablet mengandung: parasetamol 400mg,
fenilpropanolamon HCI 12,5 mg, dan klorfeniramin maleat 1mg
 Dorbigot (Nufarindo) Komposisinya parasetamol 500 mg dan N-
acetylcysteine (NAC) 200 mg. Indikasi meringankan batuk berdahak dan
menurunkan demam yang menyertai influenza. NAC adalah salah satu
ekspektoran.
 Fludexin Komposisi: Tiap sendok takar 5 ml sirup mengandung:
Parasetamol 120 mg,Klorfeniramin maleat 0.5 mg, Fenilefrin HCL 1.75
mg, Dekstrometorfan HBr 3.5 mg Cara Kerja Obat: Bekerja sebagai
analgetik-antipiretik, antitusif, antihistamin dan dekongestan hidung.
Dosis: Anak 6 – 12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), 3 kali sehari.
 Hufagrip Indikasi: Meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Komposisi: Kapsul biru
(tidak menyebabkan kantuk) Paracetamol 500 mg Pseudosephedrine
HCL 30 mg Kapsul merah (menyebabkan kantuk) Paracetamol 325 mg
Pseudosephedrine HCL 15 mg Diphenhyldramine HCL 12.5 mg Dosis:
Dewasa dan anak > 12 tahun: 1 kapsul biru pada pagi dan siang hari. 2
kapsul merah pada malam hari.
 Intunal F Komposisi : Parasetamol 500 mg, Fenilpropanolamin HCl 15
mg, Deksklorfeniramini maleat 2 mg, Dekstrometorfan HBr 15 mg,
Gliseril guaiakolat 50 mg. Menghilangkan gejala-gejala demam, flu, sakit
kepala. Tidak digunakan CTM tapi Deks-CTM, apa bedanya? Sama saja,
sama-sama antialergi. Untuk dekongestan dipakai Fenilpropanolamin HCl
15 mg (tidak 25 mg). Obat ini antitusif di gabung dengan ekspektoran
(dekstro vs GG).
 Inza Komposisi : Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCI 30 mg,
Klorfeniramina Maleat 1 mg. Efek samping: mengantuk, gangguan
pencernaan, isomnia, gelisah, eksitasi, tremor, takikardi, aritmia ventrikel,
mulut kering, palpitasi, sulit berkemih. Penggunaan dosis besar dan jangka
panjang menyebabkan kerusakan hati.
 Neozep Forte Komposisi Phenylpropanolamine HCl 15 mg, parasetamol
250 mg, salisilamid 150 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg, ascorbic
acid (vitamin C) 25 mg. Indikasi: pilek, rinitis alergika & rinitis
vasomotor, sinusitis, flu, hidung berair, hay fever (demam disebabkan
kepekaan terhadap rumput kering) dan gangguan nasofaringeal lain.
Salisilamid adalah bentuk lain dari salisilat, selain juga sodium salisilat
(suatu garam salisilat). Perbedaannya terletak pada kekuatannya (potensi).
Asam asetilsalisilik adalah bentuk yang terkuat, sedangkan salisilamid
adalah bentuk terlemah. Di Neozep Forte sudah ada parasetamol, tapi
mengapa masih menggunakan salisilamid dalam komposisinya ya?
Mungkin ini strategi dalam mengurangi dosis parasetamol yang hanya 250
mg saja, sehingga efek hepatotoksiknya turun, sementara supaya efeknya
tetap sama makanya di tambah dari salisilamid (yang potensinya cukup
lemah).
 Panadol Cold dan Flu Merek baru perluasan dari Panadol biru, dengan
bintang iklan ganteng Afghan, pelantun lagu Terima Kasih Cinta.
Kemasannya adalah warna hijau, berbeda dengan merek baru lainnya yaitu
Panadol Extra yang berwarna merah. Panadol Cold & Flu mengandung
kombinasi dari parasetamol 500 mg, pseudoefedrin HCI 30 mg, dan
dekstrometorfan HBr 15 mg, yang berguna untuk demam/meringankan
rasa sakit, dekongestan dan antitusif. Parasetamol adalah derifat non-
narkotik dari para aminophenol yang berkhasiat analgesik dan antiperetik.
yang timbul karena efek selektif alat persepsi rasa sakit pada talamus dan
hipotalamus di susunan saraf pusat. Panadol Cold & Flu dapat di gunakan
pada penderita yang sensitif terhadap asetosal, atau gangguan saluran
pencernan, pendarahan lambung. Pseudoefedrin HCI merupakan
dekongestan nasal yang dapat diberikan per oral. Pseudoephedrine HCl
bekerja merangsang reseptor alpha adrenegric yang menimbulkan
vasokonstriksi kongesti selaput lendir yang menyertai rinitis alergik,
koriza akut, sinusitis dan penyakut saluran nafas lainnya.
Dextromethorpan HBr, merupakan penekan batuk non-narkotik.
 Paracetin Syrup Tiap 5 ml sirup komposisi : : Parasetamol 120 mg,
gliseril guaiakolat 30 mg, efedrin-HCl 3 mg, klorfeniramin maleat (CTM)
0,5 mg. Indikasi: Influenza, demam, bersin-bersin, pilek, sakit kepala
dengan batuk.
 Paramex Flu dan Batuk Komposisi : Propifenazon 150 mg, Parasetamol
250 mg, Deksklorfeniramini maleate 1 mg, Kafein anhidrat 50
mg. Indikasi: Sakit kepala, migren, sakit gigi, nyeri menstruasi, flu,
reumatisme, neuralgia (nyeri saraf) dan skiatika (pinggang pegal, linu
panggul), demam. Kontraindikasi: pasien dengan penyakit ginjal tidak
boleh minum obat ini, hal ini karena propifeanzone bisa membuat toksik
pada ginjal. Propifenazon (propilantipirin) adalah derivat fenazon tanpa
daya antiradang dengan sifat sama. Di AS, penggunaan obat dari keluarga
fenazon diawasi dengan ketat (Ganiswara, 2003). Resiko agranulositosis
lebih ringan. Beberapa obat sakit kepala yang mengandung propifenazon
adalah Ultraflu, Bodrex Migra, dan Saridon. Paramex juga mengandung
kafein. Kafein merupakan stimulan sistem syaraf pusat yang dapat
memperlihatkan sifat-sifat tertentu seperti stimulasi jantung, diuretik, dan
relaksasi otot polos. Kombinasi parasetamol-kafein dapat meningkatkan
efikasi analgesik. Ketika minum obat yang ada kafein-nya, minumlah
sedikit mungkin minuman lain yang mengandung kafein, (misal: kopi, teh,
cola; 1 cangkir kopi = 100 mg kafein), sebab kafein yang terlalu banyak
menyebabkan gelisah, iritabilitas, sukar tidur dan jantung berdebar. Kafein
juga bisa menyebabkan ketagihan. Obat sakit kepala lain yang
mengandung kafein: Bodrex Migra (50 mg), Neuralgin (50 mg), Saridon
(50 mg), Panadol Extra (65 mg), Puyer 16 bintang 7 (50 mg). Berapakah
maksimal sehari konsumsi kafein? 300 mg di bagi menjadi 3 dosis. Untuk
panadol Extra disarankan sehari maksimal 2 saja. Apa beda Bodrex dan
Bodrex Migra? Bodrex biasa isinya 600 mg parasetamol, 50 mg kafein.
Sedangkan Bodrex Migra isinya 350 mg, kafein 50 mg, propifenazon 150
mg. Dengan maraknya obat sakit kepala yang mengandung kafein, Dumin
(mereknya si Actavis) datang dengan iklan parasetamol tanpa kafein.
 Refagan Indikasi: Melagakan gejala bersin-bersin, hidung berlendir,
hidung tersumbat, pegal-pegal, sakit kepala dan demam yang disebabkan
oleh flu, termasuk rhinitis alergi. Kontra Indikasi: Terapi MAOI,
glaucoma. Komposisi: Tiap tablet mengandung: Paracetamol 500 mg,
analgesik, penurun panas demam, Pseudoephedrine HCl 30 mg pelega
hidug tersumbat, Chlorpheniramine maleate 2 mg antihistamin.
Dosis/Petunjuk: Dewasa : 1 tablet, 3 kali sehari. Anak usia 6-12 tahun : ½
tablet, 3 kali sehari.
 Sanaflu Indikasi: Meringankan gejala flu. Tiap 5 ml sirop sanaflu plus:
Parasetamol 120 mg, dekstrometorfan-HBr 7,5 mg, fenilpropanolamina
HCI 3,5 mg; Tiap kaplet sanaflu: Parasetamol 500 mg, fenilpropanolamin
HCl15 mg.
 Stop Cold Tablet Indikasi: meringankan gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat, dan bersin yang disertai batuk. Per tablet
berisi: Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg, Klorfeniramini
Maleat 2 mg, Gliseril Guaiakolat 50 mg.
 Tera F Indikasi untuk meringankan gejala flu seperi demam, sakit kepala,
hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk. Tiap tablet
mengandung : parasetamol 650 mg, gliseril guaiakolat 50 mg,
fenilpropanolamin HCl 15 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg. Komentar:
Parasetamol tergolong tinggi di banding merek yang lain, 650 mg (lainnya
500 mg).
 Termorex Plus Indikasi: menghilangkan gejala flu yang disertai dengan
demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Per 5 mL
mengandung: Parasetamol 120 mg, Pseudoefedrin HCl 7,5 mg, Gliseril
Guaiakolat 25 mg, Klorfeniramini Maleat 0,5 mg.
 Tremenza Indikasi menghilangkan gejala-gejala flu.
 Trifed Indikasi :pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek,
sinusitis, dan kondisi alergika. Tiap 5 ml mengandung Triprolidin HCl
1,25 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg. Obat ini sebenarnya mirip
benerremenza, namun sepertinya harganya lebih murah.
 Tuzalos Indikasi: Gejala-gejala flu seperti batuk, demam. Anelgesik
(pengurang rasa sakit), antipiretik (penurun panas), antitusif dan nasal
dekongestan. Tiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg,
Dekstrometorfan HBr 10 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg, CTM
(Klorfeniramin maleat) 1 mg. Anak-anak usia kurang dari 6 tahun, ibu
hamil dan menyusui harap berhati-hati menggunakan obat ini.
 Ultraflu Indikasi: untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit
kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin. Tiap tablet mengandung :
acetaminophenum/prasetamol 600 mg, phenylpropanolamin HCl 15 mg,
chlorpheniramini maleas 2 mg.
 Vicks Inhaler. Indikasi: Melegakan hidung tersumbat karena pilek.
Kontra Indikasi: tidak ada. Komposisi: Minimum per tube: Menthol 197
mg Camphor 197 mg. Gunakan hanya dalam posisi tegak. Hirup dalam-
dalam melalui tiap lubang hidung, membuat bernafas terasa lega dan
sejuk. Gunakan tiap kali diperlukan. Bila sakit berlanjut, konsultasi ke
dokter. Untuk obat luar. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Bila sampai
termakan, konsultasi ke dokter. Tidak dapat digunakan untuk bayi.

Indikasi Obat Flu:

 Meredakan gejala flu, sakit kepala, badan pegal, demam, bersin-bersin


dan hidung tersumbat.
 Meringankan gejala alergi

Efek Samping Obat Flu

 Mengantuk, gangguan pencernaan


 insomnia, gelisah, eksitasi, tremor
 gangguan psikomotor, takikardi, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi
urin.
 Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.

Kontra Indikasi:

 Penderita dengan gangguan jantung dan diabetes mellitus.


 penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
 penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.

HARUS DIWASPADAI PADA OBAT FLU


 Lihat kotak peringatan.
 Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat
simpatomimetik lain (misal ephedrine, pseudoephedrine, phenylephrine),
penderita tekanan darah tinggi berat, dan yang mendapat terapi obat
antidepresan tipe penghambat Monoamin Oksidase
 Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
 Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang
mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, seperti pada
penderita dengan berat badan berlebih (over weight) atau penderita usia
lanjut.
 Bila dalam 3 hari gejala flu tidak berkurang segera hubungi dokter atau
unit pelayanan kesehatan.
 Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jangtung berdebar,
dan pusing.
 Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan
ginjal, galukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid dan retensi urin.
 Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di bawah 6 tahun, wanita
hamil dan menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.
 Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.
 Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang menekan
susunan saraf pusat.
 Penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat
mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.
 Hati-hati untuk penderita debil dan hipoksia (kekurangan oksigen).
 Dapat menyebabkan depresi pernafasan dan susunan saraf pusat pada
penggunaan dengan dosis besar atau pada pasien dengan gangguan fungsi
pernafasan (misal asma, emfisema).
 Interaksi Obat: Penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat MAO
dapat mengakibatkan krisis hipertensi.
 Penyimpanan: Jangan disimpan di dalam lemari es atau freezer. Simpan
pada suhu kamar (25 – 30 derajat Celsius), terlindung dari cahaya.

Obat Batuk Ekspektoran


Ekspektoran meningkatkan pembersihan mukus dari saluran bronkus. Satu-
satunya preparat yang paling efektif adalah air, terutama pada pasien
dehidrasi. Karena itu anjurkan pasien asma untuk minum sebanyak
mungkin karena hal ini akan mencegah pengeringan mukus. Pada asma
berat, setelah terapi inhalasi dengan bronkodilator dapat dilanjutkan dengan
cairan NaCl 0,9% memakai nebulizer selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari.
Manfaat obat ekspektoran dan mukolitik tergantung dari masukan air yang
adekuat. Obat yang terdapat di pasaran pada saat ini misalnya gliseril
guaiakolat, iodida, asetilsistein, bromheksin, dan ambroksol.
 Ekspektoran Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran pernafasan. Ekspektoran bekerja dengan
cara merangsang selaput lendir lambung dan selanjutnya secara refleks
memicu pengeluaran lendir saluran nafas sehingga menurunkan tingkat
kekentalan dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat ini juga
merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak. Yang
termasuk ke dalam golongan obat ini adalah Glyceril Guaiacolate,
Ammonium Klorida, Succus liquiritae dan lain-lain.
 Mukolitik Mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja dengan
cara membuat hancur bentuk dahak sehingga dahak tidak lagi memiliki
sifat-sifat alaminya. Mukolitik bekerja dengan cara menghancurkan
benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari dahak. Sebagai
hasil akhir, dahak tidak lagi bersifat kental dan dengan begitu tidak dapat
bertahan di tenggorokan lagi seperti sebelumnya. Membuat saluran nafas
bebas dari dahak.

Ambroxol
Ambroxol, yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir
yang kental dan lengket dari saluran pernafasan dan mengurangi staknasi cairan
sekresi. Pengeluaran lendir dipermudah sehingga melegakan pernafasan. Sekresi
lendir menjadi normal kembali selama pengobatan dengan Ambril. Baik batuk
maupun volume dahak dapat berkurang secara bermakna. Dengan demikian cairan
sekresi yang berupa selaput pada permukaan mukosa saluran pernafasan dapat
melaksanakan fungsi proteksi secara normal kembali. Penggunaan jangka panjang
dimungkinkan karena preparat ini mempunyai toleransi yang baik.

 Indikasi :
Gangguan saluran pernafasan sehubungan dengan sekresi
bronkial yang abnormal baik akut maupun kronis,
khususnya pada keadaan-
keadaan eksaserbasi dari penyakit-
penyakit bronkitis kronis, bronkitis asmatis, asma bronkial.
 Dosis pemakaian: Bila tidak dianjurkan lain oleh dokter,
anjuran pemakaian untuk anak berdasarkan jumlah dosis p
erhari yaitu 1,2 – 1,6 mg Ambroxol HCI per kg
berat badan.

Tablet :

Dewasa dan anak-anak diatas 12


tablet 3 kali sehari.
tahun
Anak-anak antara 5-12 tahun 1/2 tablet 3 kali sehari.
pada pemakaian jangka panjang dosis pemberian sebaiknya diku
rangi menjadi 2 kali sehari.Tablet sebaiknya
ditelan sesudah makan bersama sedikit air.

Sirup :

2,5 ml (V; sendok takaran), 2


Anak-anaks/d 2 tahun
kali sehari
2,5 ml (V2 sendok takaran), 3
Anak-anak2-5 tahun
kali sehari.
5ml{ 1 sendok takaran), 2- 3
Anak-anakdi atas 5 tahun
kali sehari.
10 ml (2 sendok takaran), 3 kali
Dewasa
sehari.

Takaran pemakaian di
atas cocok untuk pengobatan gangguan saluran pernafasan akut
dan untuk pengobatan awal pada keadaan kronis sampai 14 hari.
Pada pemakaian lebih lama
takaran pemakaian bisa diturunkan menjadi separuhnya. Sirup
sebaiknya diminum sesudah makan.

 Interaksi Obat Penggunaan Ambroxol dapat meningkatkan


kerja atau efektivitas dari antibiotik karena dapat dikataka
n jika mukus semakin cepat dan
mudah untuk dikeluarkan,maka bakteri atau virus
penyebab penyakit yang
terjerat pada mukus juga akandikeluarkan
 Pada studi preklinis tidak menunjukkan adanya efek yang
mengkhawatirkan,
akan tetapi keamanan pemakaian pada wanita hamil/meny
usui belum diketahui dengan pasti. Meskipun demikian,
seperti halnya dengan penggunaan obat-obat lain,
pemakaian pada kehamilan trimester I harus hati-hati.

Efek samping :

 Ambrixol umumnya mempunyai toleransi yang baik.


Efek samping ringan pada saluran pencernaan pernah dilap
orkan walaupun jarang. Reaksi alergi jarang terjadi,
beberapa pasien yang
alergi tersebut juga menunjukkan reaksi alergi terhadap pr
eparat lain.
 Kontraindikasi : Tidak diketahui adanya kontraindikasi.
BROMHEKSIN

 Sediaan : Tablet, sirup.


 Manfaat obat Mukolitik dan ekspektoran.
 Mekanisme kerja Pengurangan viskositas dahak. Stimulasi pada sekresi,
gerakan siliar, pembentuk surfaktan.
Perbaikan penangkal imunologis setempat.
 Indikasi Sekretolitik pada infeksi jalan pernapasan yang akut dan
kronis serta pada penyakit paru dengan pembentukan mucus berlebih.
 Kontraindikasi Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui,
 Efek samping Reaksi alergi, gangguaan gastrointestinal ringan.
 Interaksi obat Hati-hati penggunaan dengan obat lain.
 Dosis Dewasa: 3x 8mg/hari.

Erdosteine (Edotin®)

 Sifat mukolitik lebih baik daripada bromheksin


 Efek samping ringan, biasanya hanya di saluran cerna.

Asetilsistein (Fluimucil®)

 Digunakan sebagai mukolitik, dan mencegah keracunan parasetamol


 Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran cerna
 Asetilsistein memecah ikatan disulfida pada dahak.

Bromheksin (Bisolvon®)

 Digunakan sebagai mukolitik


 Efek samping: diare, mual, muntah.
 Juga memiliki efek antioksidan

OBAT BATUK EKSPEKTORAN


Guaifenesin/gliseril guaiakolat/GG

 Digunakan sebagai ekspektoran pd batuk berdahak, mekanisme kerjanya


dg cara meningkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea
dan bronki, kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju faring.Efek
samping: mual, muntah, batu ginjal.

Agonis β2

Salbutamol (Ventolin®, Asmacare®)

 Digunakan sebagai pilihan pertama obat asma.


 Efek samping: tremor, sakit kepala, kram otot, mulut kering, serta aritmia.
 Biasanya diberikan dalam bentuk MDI (metered dose inhaler), atau
nebulizer supaya efeknya lebih cepat. Dapat pula diberikan per oral dan
juga intra vena.

Fenoterol (Berotec®)

 Efek samping meliputi tremor ringan pada otot rangka, palpitasi, takikardi,
sakit kepala, batuk, berkeringat.
 Diberikan dalam bentuk MDI atau juga cairan untuk inhalasi (dihirup
lewat nebulizer).

Terbutaline (Bricasma®)

 Efek samping hampir sama dg efek samping fenoterol.


 Dapat diberikan dalam bentuk tablet, infus, respule, atau juga turbuhaler.

Orciprenaline/metaproterenol (Alupent®)

 Efek samping: palpitasi, tremor di jari.


 Dapat diberikan dalam bentuk tablet, dan MDI.

Salmeterol (Seretide®, kombinasi salmeterol dg fluticasone)

 Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)


 Waktu kerja lebih lama (12 jam) daripada salbutamol (4-6 jam)
 Hanya digunakan utk kasus severe persistent asthma yg sebelumnya
pernah diterapi dg salbutamol.
 Biasanya salmeterol dikombinasikan dg kortikosteroid.

Formoterol (Symbicort®, suatu kombinasi budesonide (golongan


kortikosteroid) dg formoterol)

 Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)


 Lebih cepat mula kerjanya dan lebih manjur dibanding salmeterol

Antikolinergik

Ipatropium bromida (Atrovent®)

 Mekanisme kerja: menghambat mAChR (reseptor asetilkolin muskarinik),


shg terjadi bronkodilasi.
 Efek samping: mengantuk, mulut kering.
 Biasanya diberikan dalam bentuk MDI, atau juga larutan inhalasi (hirup)
utk nebulizer.

Tiotropium bromida (Spiriva®)


 Digunakan untuk terapi pemeliharaan (maintenance) pasien dg penyakit
paru obstruktif kronik.
 Mekanisme kerja sama dg ipatropium bromida, juga memiliki efek
samping yang sama.

Glukokortikoid

Budesonide (Pulmicort®)

 Tidak digunakan pada pasien dg TBC


 Efek samping: candidiasis (tumbuhnya jamur candida) di
mulut/tenggorokan, perubahan sensasi indra pembau dan pengecap.
 Tidak seperti steroid lainnya, budesonide memiliki efek sedikit pada poros
hipotalamik-pituitari-adrenal, hal ini menyebabkan budesonide tidak
begitu memerlukan tapering off (dikurangi perlahan) dosisnya sebelum
dihentikan.

Deksametason

 Kontraindikasi: infeksi parah, ulkus gastrointestinal, osteoporosis, sistemik


TBC.
 Efek samping: gastritis, osteoporosis
 Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi

Metilprednisolon

Prednison

Antagonis Leukotriene

 Nama lain Leukast


 Mekanisme kerja: menghambat leukotriene, yg merupakan senyawa yg
diproduksi sistem kekebalan tubuh. Leukotriene menyebabkan inflamasi
pada asma dan bronkitis, serta mengecilkan jalan pernafasan.
 Antagonis leukotriene kurang efektif dibandingkan kortikosteroid dlm
menangani asma, shg kurang disukai.

Zafirlukast (Accolate®

 Tersedia dalam bentuk tablet Zileuton


 Montelukast

ANTIHISTAMIN

 Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap histamin. Di


pasaran banyak dijumpai berbagai jenis antihistamin dengan berbagai
macam indikasinya. Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi
simtomatik terhadap reaksi alergi atau keadaan lain yang disertai
pelepasan histamin berlebih. Penggunaan antihistamin secara rasional
perlu dipelajari untuk lebih menjelaskan perannya dalam terapi karena
pada saat ini banyak antihistamin generasi baru yang diajukan sebagai obat
yang banyak menjanjikan keuntungan.
 Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2 golongan besar, yang
menghambat reseptor H1 dan yang menghambat reseptor H2. Yang lazim
disebut antihistamin adalah antagonis reseptor histamin H1 (AH1). Semua
kelas antihistamin H1 struktur kimianya menyerupai histamin.
Antihistamin H1 dikelompokkan dalam AH1 tradisional atau konvensional
(generasi I), dan AH1 non-sedatif (generasi I). Mereka dibagi dalam
beberapa subkelas.

 EtilendiaminAntazolin, tripelanamin, pirilamin.


 EtanolaminKarbinoksamin, difenhidramin, doksilamin.
 AlkilaminKlorfeniramin, deksklorfeniramin, dimetinden, feniramin.
 PiperazinSetirizin, homoklorsiklizin, hidroksizin, oksatomid.
 PiperidinSiproheptadin.
 FenotiasinPrometasin.
 Lain-LainAkrivastin, astemizol, azatadin, klemastin, levokobastin,
loratadin, mebhidrolin, terfenadin, ketotifen.
 Yang termasuk golongan antihistamin generasi baru adalah setirizin,
akrivastin, astemizol, levokobastin, loratadin, dan terfenadin.

 Farmakokinetik Absorbsi AH1 berjalan sangat cepat setelah pemberian


secara oral menyebabkan efek sistemik dalam waktu kurang dari 30 menit.
Hepar merupakan tempat metabolisme utama (70-90%), dengan sedikit
obat yang diekskresi dalam urin dalam bentuk yang tidak berubah.
 Mekanisme kerja Antihistamin bekerja dengan cara kompetisi dengan
histamin untuk suatu reseptor yang spesifik pada permukaan sel. Hampir
semua AH1 mempunyai kemampuan yang sama dalam memblok histamin.
Pemilihan antihistamin terutama adalah berkenaan dengan efek
sampingnya. Antihistamin juga lebih baik sebagai pengobatan profilaksis
daripada untuk mengatasi serangan. Mula kerja AH1 nonsedatif relatif
lebih lambat; afinitas terhadap reseptor AH1 lebih kuat dan masa kerjanya
lebih lama. Astemizol, loratadin dan setirizin merupakan preparat dengan
masa kerja lama sehingga cukup diberi 1 kali sehari. Beberapa jenis AH1
golongan baru dan ketotifen dapat menstabilkan sel mast sehingga dapat
mencegah pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya; juga ada yang
menunjukkan penghambatan terhadap ekspresi molekul adhesi (ICAM-1)
dan penghambatan adhesi antara eosinofil dan neutrofil pada sel endotel.
Oleh karena dapat mencegah pelepasan mediator kimia dari sel mast, maka
ketotifen dan beberapa jenis AH1 generasi baru dapat digunakan sebagai
terapi profilaksis yang lebih kuat untuk reaksi alergi yang bersifat kronik.
 Penggunaan klinis Antihistamin adalah obat yang paling banyak
dipakai sebagai terapi simtomatik untuk reaksi alergi yang terjadi. Semua
jenis antihistamin sangat mirip aktivitas farmakologinya. Pemilihan
antihistamin terutama terhadap efek sampingnya dan bersifat individual.
Pada seorang pasien yang memberikan hasil kurang memuaskan dengan
satu jenis antihistamin dapat ditukar dengan jenis lain, terutama dari
subkelas yang berbeda

Efek yang tidak diinginkan

 Mengantuk Antihistamin termasuk dalam golongan obat yang sangat


aman pemakaiannya. Efek samping yang sering terjadi adalah rasa
mengantuk dan gangguan kesadaran yang ringan (somnolen).
 Efek antikolinergikPada pasien yang sensitif atau kalau diberikan dalam
dosis besar. Eksitasi, kegelisahan, mulut kering, palpitasi dan retensi urin
dapat terjadi. Pada pasien dengan gangguan saraf pusat dapat terjadi
kejang.
 DiskrasiaMeskipun efek samping ini jarang, tetapi kadang-kadang dapat
menimbulkan diskrasia darah, panas dan neuropati.
 SensitisasiPada pemakaian topikal sensitisasi dapat terjadi dan
menimbulkan urtikaria, eksim dan petekie.

OBAT ADRENERGIK

Obat ini disebut juga golongan simpatomimetik amin. Efeknya paling sedikit
melalui 2 sistem yang berbeda. Reseptor adrenergik α berperan dalam konstriksi
otot polos arteri, vena, bronkus, sfingter kandung kencing serta relaksasi otot usus
halus. Reseptor adrenergik β berperan sebaliknya dalam relasaksi otot polos
bronkus, uterus, dan pembuluh darah. Konsep adrenergik β telah membedakan
agonis β1 yang menimbulkan lipolisis dan stimulasi jantung serta agonis β2 yang
berperan pada bronkodilatasi, vasodilatasi, inhibisi pelepasan histamin, tremor
otot rangka.

 Agonis Adrenergik α Obat ini terutama dipakai sebagai dekongestan


hidung karena efek vasokonstriksinya pada arteriol mukosa hidung yang
melebar sehinga memperbaiki ventilasi nasal dan jalan sinus. Dekongestan
hidung hanya memperbaiki gejala sementara pada rinitis alergik,
vasomotor atau infeksi. Efeknya dapat membantu kerja antibiotik pada
otitis media. Indikasi lain adalah pada otitis media serosa untuk
menghilangkan obstruksi pada ostia tuba Eustachii. Pada waktu akut
diberikan dalam bentuk dekongestan topikal (uap, semprotan, atau tetes);
lebih efektif darpada preparat oral. Diberikan tidak lebih dari lima hari.
Pada keadaan yang kronis diberikan preparat oral, karena pemberian
topikal lebih dari lima hari sel menimbulkan efek kebalikan.
 Agonis Adrenergik β Banyak dipakai pada pengobatan asma karena
kemampuannya menimbulkan bronkodilatasi melalui reseptor beta
adrenergik di paru.Mengaktifkan kompleks reseptor β-adenil siklase yang
mengkatalisasi produksi adenosine monofosfat (AMP) dari adenosine
trifosfat (ATP), hingga mengakibatkan peningkatan kadar cAMP dalam sel
yang menyebabkan relaksasi otot polos bronkus. Efek ini menyebabkan
stabilisasi sel mast sehingga dapat mencegah pelepasan mediator kimia.
Katekolamin seperti epinefrin, selproterenol dan isoetarin tidak efektif
diberikan peroral oleh karena perusakan yang sangat cepat di saluran
cerna. Nonkatekolamin sebaliknya dari katekolamin, jenis ini efektif bila
diberikan peroral dan dapat bekerja lebih lama oleh karena lebih tahan
terhadap enzim yang ada di saluran cerna. Contohnya metaproterenol,
terbutalin, fenoterol. Efek yang tidak diinginkanObat agonis β sel
menimbulkan takikardia, palpitasi, gelisah, tremor, nausea. dan muntah;
kadang pusing, lemas, keringat dingin, dan sakit prekordial. Jangan
dipakai berlebihan terutama dalam bentuk inhalasi. Hindari pemakaian
adrenergik β nonselektif pada pasien dengan hipertensi, tirotoksikosis, dan
penyakit jantung. Dalam hal tersebut pakailah agonis selektif β2 dan lebih
baik lagi secara inhalasi. Agonis adrenergik β2 secara inhalasi dapat
menimbulkan efek samping yang kurang dibandingkan dengan pemakaian
sistemik yang sering menimbulkan tremor dan palpitasi. Untuk mengatasi
serangan asma akut dan mencegah exercise induced asthma.

METILXANTIN

 Teofilin merupakan salah satu obat utama untuk pengobatan asma akut
maupun kronik. Bekerja dengan menghalangi kerja enzim fosfodiesterase
sehingga menghindari perusakan cAMP dalam sel, antagonis adenosin,
stimulasi pelepasan katekolamin dari medula adrenal, mengurang;
konsentrasi Ca bebas di otot polos, menghalangi pembentukan
prostaglandin, dan memperbaiki kontraktilitas diafragma. Preparat cair
diserap kurang lebih l/2 sampai 1 jam, tablet yang tak berlapis 2 jam, dan
preparat lepas lambat 4 sampai 6 jam.Teofilin dieliminasi dalam hati dan
disekresi dalam urin. Terdapat variasi individual dalam eliminasi teofilin.
Harus diperhatikan umur dan gemuknya seseorang.
 Dosis oral. Oleh karena terdapat variasi antara setiap individu maka dosis
harus disesuaikan dengan melihat perbaikan klinis, efek samping, dan
kadar pemeliharaan dalam darah antara 10-20 μg/ml. Dosis permulaan
yang umum antara 10-16 mg/kgBB/hari, bilamana dosis akan ditingkatkan
maka perlu monitorkadar teofilin dalam plasma. Untuk preparat lepas
lambat dosis seharinya lebih rendah dari preparat biasa Bila tampak tanda
intoksikasi maka dosis harus segera diturunkan.
 Dosis intravena. Tujuan utama pemberian teofilin intravena adalah untuk
secara cepat mendapatkan kadar dalam plasma antara 10-20 sel/ml. Bila
pasien belum mendapat teofilin sebelumnya, diberikan loading dose 6
mg/kgBB selama 20-30 menit melaui infus, selanjutnya diteruskan dengan
dosis pemeliharaan.
 Terdapat beberapa jenis preparat teofilin, yaitu dalam bentuk sirop yang
bekerja cepat, tablet, kapsul, tablet lepas lambat, dan kombinasi teofilin
dengan obat lainnya. Dalam memilih preparat yang akan dipakai,
pertimbangkan hal seperti berikut. Adanya alkohol dalam sirop dapat
mengakibatkan efek samping bila dipakai terus-menerus, jadi preparat ini
sebaiknya hanya dipakai sebagai terapi permulaan untuk mengatasi
keadaan akut. Hindari kombinasi teofilin dengan obat lain dalam satu
preparat karena preparat jenis ini sering terjadi efek samping. Preparat
lepas lambat sangat berguna untuk pengobatan asma kronik sebab dapat
diberikan dosis dua kali sehari sehingga meningkatkan kepatuhan pasien.
 Reaksi yang merugikan mulai timbul bila dosis teofilin dalam darah telah
melebihi 15 μg/ml. Efek samping yang sering terjadi adalah muntah dan
gangguan saraf pusat.

NATRIUM KROMOLAT

 Obat ini mampu menghambat pelepasan mediator dari sel mast dan basofil
sehingga alergen yang masuk ke dalam badan tidak lagi menimbulkan
reaksi alergi. Diperlukan waktu 2-3 bulan untuk evaluasi efek natrium
kromolat. Telah dilaporkan bahwa pada waktu penghirupan obat ini dapat
terjadi bronkokonstriksi, oleh karena itu dianjurkan untuk memakai
inhalasi β2 terlebih dahulu sebelum penggunaan obat ini.
 Indikasi adalah untuk asma, rinitis alergik, konjungtivitis alergik, alergi
makanan, ulserasi mukosa (protokolitis, sariawan). Untuk rinitis alergik
diberikan dalam bentuk tetes hidung, untuk konyungtivitis alergik dalam
bentuk tetes mata, dan untuk alergi makanan diberikan peroral 30 menit
sebelum makan.

OBAT ANTIKOLINERGIK

 Asetilkolin berperan dalam bronkospasme. Atropin sulfat, beladona, dan


skopolamin efektif untuk mencegah bronkospame oleh metakolin, tetapi
tidak untuk bronkospasme oleh histamin.
 Pada mulanya pemakaian aerosol atropin sangat terbatas oleh karena efek
samping seperti peninggian viskositas dan menurunnya jumlah sputum,
orofaring jadi kering, denyut jantung meningkat, sedasi, dan gangguan
visus. Tetapi dengan preparat baru (ipratropium bromide) yang dapat
mengurangi efek samping tersebut maka obat ini mulai banyak lagi
dipakai, terutama untuk orang dewasa yang menderita asma intrinsik atau
asma bronkitis yang bronkospasmenya dipengaruhi oleh asetilkolin.

KORTIKOSTEROID
 Kortikosteroid dikenal mempunyai efek yang kuat sebagai anti-inflamasi
pada penyakit artritis reumatoid, asma berat, asma kronik, penyakit
inflamasi kronik dan berbagai kelainan imunologik. Oleh karena efek anti
inflamasi dan sebagai immunoregulator, kortikosteroid memegang peranan
penting pada pengobatan medikamentosa penyakit alergi baik yang akut
maupun kronik. Tetapi di samping manfaatnya, karena efek sampingnya
yang banyak juga menyebabkan penggunaan kortikosteroid ini harus tepat
guna dan tepat cara.
 Kortikosteroid alamiah dan buatan secara garis besar terbagi dalam
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Walaupun pada saat ini pada
preparat yang baru semakin diusahakan untuk hanya mempunyai efek
glukokortikoid, tetap masih mempunyai efek minerelokortikoid walaupun
sedikit.
 Walaupun tampaknya ada bermacam efek pada fungsi fisiologik,
kortikosteroid tampaknya mempengaruhi produksi protein tertentu dari sel.
Molekul steroid memasuki sel dan berikatan dengan protein spesifik dalam
sitoplasma. Kompleks yang terjadi dibawa ke dalam nukleus, lalu
menimbulkan terbentuknya mRNA yang kemudian dikembalikan ke
dalam sitoplasma untuk membantu pembentukan protein baru, terutama
enzim, sehingga melalui jalan ini kortikosteroid dapat mempengaruhi
berbagai proses. Kortikosteroid juga mempunyai efek terhadap eosinofil,
mengurangi jumlah dan menghalangi terhadap stimulus. Pada pemakaian
topikal juga dapat mengurangi jumlah sel mast di mukosa. Kortikosteroid
juga bekerja sinergistik dengan agonis β2 dalam menaikkan kadar cAMP
dalam sel.
 Indikasi utama adalah untuk reaksi alergi akut berat yang dapat
membahayakan kehidupan, seperti status asmatikus, anafilaksis, dan
dermalitis exfoliativa. Selain itu, juga untuk reaksi alergi berat yang tidak
membahayakan kehidupan tetapi sangat mengganggu, misalnya dermatitis
kontak berat, serum sickness, dan asma akut yang berat. Indikasi lain
adalah untuk penyakit alergi kronik berat sambil menunggu hasil
pengobatan konvensional, atau untuk mengatasi keadaan eksaserbasi akut
pada pasien yang memakai kortikosteroid dosis rendah jangka panjang,
harus dinaikkan dosisnya bila terjadi eksaserbasi.

Farmakologi Antitusif, Mukolitik, Ekspektoran,


dan Bronkodilator
15.16

Sistem Pernafasan
sistem pernafasan

Batuk dan Asma


Batuk
 tanpa dahak :antitusif
 berdahak : ekspektoran, mukolitik
Asma
 obat asma
Obat Batuk Antitusif
Dekstrometorfan HBr (Bisoltussin®)
Adalah obat batuk antitusif (menekan respon batuk), digunakan untuk batuk tidak
berdahak.
Mekanisme kerja: aksi sentral pada pusat batuk di medulla.
Jangan digunakan pada wanita hamil trimester ketiga, anak < 1 tahun, kerusakan
ginjal parah.
Efek samping: pusing, gangguan saluran cerna.
Codeine (Codipront®)
Selain digunakan sebagai antitusif, juga dapat digunakan utk analgesik serta
antidiare.
Mekanisme kerja: aksi sentral pada pusat batuk di medulla.
Efek samping: ketergantungan, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, sakit kepala.

Mukolitik
Mukolitik = penghancur dahak
Produksi dahak meningkat antara lain pada kondisi alergi, merokok, dan infeksi.
Beberapa penyakit yg meningkatkan produksi dahak antara lain pneumonia, asma,
dan bronkhitis akut.

Mekanisme Kerja Mukolitik

Ambroxol (Epexol®)
Digunakan sebagai mukolitik pada batuk berdahak.
Merupakan metabolit dari bromheksin
Hendaknya digunakan bersama makanan
Efek samping: efek samping ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi.
Selain utk obat batuk, ambroxol juga memiliki sifat pereda nyeri pada sakit
tenggorokan/faringitis, shg dikembangkan tablet hisap ambroxol.
Erdosteine (Edotin®)
Sifat mukolitik lebih baik daripada bromheksin
Efek samping ringan, biasanya hanya di saluran cerna.
Asetilsistein (Fluimucil®)
Digunakan sebagai mukolitik, dan mencegah keracunan parasetamol
Efek samping: bronkospasme, gangguan saluran cerna
Asetilsistein memecah ikatan disulfida pada dahak.

Bromheksin (Bisolvon®)
Digunakan sebagai mukolitik
Efek samping: diare, mual, muntah.
Juga memiliki efek antioksidan

Obat Batuk Ekspektoran


Guaifenesin/gliseril guaiakolat/GG
Digunakan sebagai ekspektoran pd batuk berdahak, mekanisme kerjanya dg cara
meningkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki,
kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju faring.
Efek samping: mual, muntah, batu ginjal.

Obat asma
Asma = penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan, gejalanya berulang,
terdapat obstruksi saluran udara reversibel, dan bronkospasme.
Diobati dg agonis β2 yg berkerja pendek, antikolinergik, serta kortikosteroid.
Pengobatan Asma
Pencetus alergi harus dihindari
Obat asma dibagi menjadi 2 kelas umum, yakni pengobatan aksi cepat (untuk
mengatasi gejala akut) dan pengobatan jangka panjang (untuk mencegah
eksaserbasi dan utk mengkontrol asma)

Aksi cepat
 Agonis β2
 Antikolinergik
Pengobatan jangka panjang
 Glukokortikoid
 Antagonis leukotriene
 Penstabil sel mast

..Agonis β2
Salbutamol (Ventolin®, Asmacare®)
Digunakan sebagai pilihan pertama obat asma.
Efek samping: tremor, sakit kepala, kram otot, mulut kering, serta aritmia.
Biasanya diberikan dalam bentuk MDI (metered dose inhaler), atau nebulizer supaya
efeknya lebih cepat. Dapat pula diberikan per oral dan juga intra vena.
Fenoterol (Berotec®)
Efek samping meliputi tremor ringan pada otot rangka, palpitasi, takikardi, sakit
kepala, batuk, berkeringat.
Diberikan dalam bentuk MDI atau juga cairan untuk inhalasi (dihirup lewat
nebulizer).
Terbutaline (Bricasma®)
Efek samping hampir sama dg efek samping fenoterol.
Dapat diberikan dalam bentuk tablet, infus, respule, atau juga turbuhaler.
Orciprenaline/metaproterenol (Alupent®)
Efek samping: palpitasi, tremor di jari.
Dapat diberikan dalam bentuk tablet, dan MDI.
Salmeterol (Seretide®, kombinasi salmeterol dg fluticasone)
Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)
Waktu kerja lebih lama (12 jam) daripada salbutamol (4-6 jam)
Hanya digunakan utk kasus severe persistent asthma yg sebelumnya pernah diterapi
dg salbutamol.
Biasanya salmeterol dikombinasikan dg kortikosteroid.
Formoterol (Symbicort®, suatu kombinasi budesonide (golongan kortikosteroid)
dg formoterol)
Tergolong LABA (long acting beta adrenoceptor agonist)
Lebih cepat mula kerjanya dan lebih manjur dibanding salmeterol
Manfaat lain Agonis β2
Salbutamol, Terbutaline, dan Fenoterol digunakan untuk relaksasi otot polos rahim
guna mencegah kelahiran prematur.

..Antikolinergik
Ipatropium bromida (Atrovent®)
Mekanisme kerja: menghambat mAChR (reseptor asetilkolin muskarinik), shg terjadi
bronkodilasi.
Efek samping: mengantuk, mulut kering.
Biasanya diberikan dalam bentuk MDI, atau juga larutan inhalasi (hirup) utk
nebulizer.
Tiotropium bromida (Spiriva®)
Digunakan untuk terapi pemeliharaan (maintenance) pasien dg penyakit paru
obstruktif kronik.
Mekanisme kerja sama dg ipatropium bromida, juga memiliki efek samping yang
sama.

..Glukokortikoid
Budesonide (Pulmicort®)
Tidak digunakan pada pasien dg TBC
Efek samping: candidiasis (tumbuhnya jamur candida) di mulut/tenggorokan,
perubahan sensasi indra pembau dan pengecap.
Tidak seperti steroid lainnya, budesonide memiliki efek sedikit pada poros
hipotalamik-pituitari-adrenal, hal ini menyebabkan budesonide tidak begitu
memerlukan tapering off (dikurangi perlahan) dosisnya sebelum dihentikan.
Deksametason
Jangan digunakan pada pasien dg infeksi parah, ulkus gastrointestinal, osteoporosis,
sistemik TBC.
Efek samping: gastritis, osteoporosis
Tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi
Metilprednisolon
Prednison

..Antagonis Leukotriene
Disebut juga dg nama Leukast
Mekanisme kerja: menghambat leukotriene, yg merupakan senyawa yg diproduksi
sistem kekebalan tubuh. Leukotriene menyebabkan inflamasi pada asma dan
bronkitis, serta mengecilkan jalan pernafasan.
Antagonis leukotriene kurang efektif dibandingkan kortikosteroid dlm menangani
asma, shg kurang disukai.
Zafirlukast (Accolate®)
Tersedia dalam bentuk tablet
Zileuton
Montelukast

Obat Asma Lainnya


Teofilin
Kini mulai jarang digunakan karena berbagai efek samping.
Khasiat teofilin: relaksasi otot halus bronkial, inotropik positif (meningkatkan
kekuatan denyut jantung), kronotropik positif (meningkatkan denyut jantung),
meningkatkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah ke ginjal.
Efek samping: pusing, diare, aritmia.
Efek toksik ditingkatkan dg ciprofloxacin dan makanan berlemak.
ini adalah mata kuliahku S1 keperawatan yang diajarkan oleh M. Wellyan T.W.H
mata pelajaran farmakologi di blok pernapasan semester 3. UNIVERSITAS

[Forex Cheating]
Rekan trader sekalian, pernah terlintas dalam pikiran saya bagaimana
caranya agar kita para trader bisa maju bersama, terutama untuk trader
pemula. Saya menyadari betul bagaimana rasanya jatuh bangun ketika
mulai membangun bisnis forex, karena saya sendiri pernah merasakan dan
mengalami masa-masa trial and erorr yang banyak menguras pikiran,
emosi dan uang. Dalam masa-masa trial and error tersebut akhirnya saya
menemukan cara bagaimana cara mendapatkan akun gratis + deposit
modal $7000 sebagai modal untuk bertrader di beberapa situs terkenal
seperti marketiva.com dan instaforex.Bayangkan saja jika anda memiliki 3
akun di situs yg sama maka anda akan memiliki modal sekitar $21000an...

Oleh karena itu saya menciptakan sebuah robot forex yang bisa digunakan
oleh siapa saja secara gratis. Silahkan manfaatkan dan gunakan robot ini
untuk membantu anda meraih profit. Silahkan gunakan software ini secara
baik,, agar akun anda tidak dicurigai oleh admin broker forex tersebut.

SOFTWARE FOREX INI SAYA NAMAKAN "BADROS ROBOT


FOREX" INGAT RESIKO DI TANGGUNG PENUMPANG, PENULIS
NGGAK TANGGUNG JAWAB, INI DIMAKSUDKAN AGAR SIAPA
SAJA BERHATI HATI DLM MENGGUNAKAN SOFTWARE INI.
SILAHKAN DONLOT SOFTWARE ROBOT FOREX INI SESUAI
DGN WEBSITE BROKER PENGELOLA FOREX INI

Anda mungkin juga menyukai