Anda di halaman 1dari 40

Berikut ulasan singkat obat-obat yang sering dipakai masyarakat (disusun secara alfabetis).

Allerzin Syrup

ALLERZIN syrup (5 ml) mengandung Prornethazine HCI sebanyak 5 mg. Digunakan untuk
pengobatan pada berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Karena sifat
sedatifnya, maka untuk pemakaian obat ini dapat menimbulkan rasa agak mengantuk, mirip
CTM.

Bodrex Flu dan Batuk

Komposisi: parasetamol 500 mg, pseudoephedrine HCl 30 mg, dextromethorphan HBr 12


mg. Indikasi : meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan
bersin-bersin yang disertai batuk. Analisis: parasetamol bekerja sebagai antipiretik
(pengurang demam) dan analgetik (pelerai rasa sakit kepala), pseudoefedrin (bukan PPA
yang digunakan) sebagai dekongestan (hidung tersumbat), dekstrometorfan sebagai antitusif
(penekan batuk).

Coparcetin

Isi kandungannya adalah : parasetamol 500 mg, gliseril guaiakolat 100 mg, efedrin-HCl 8
mg, CTM (klorfeniramin maleat) 2 mg. Sedangkan dalam bentuk sediaan sirup, tiap 5 ml
mengandung: parasetamol 120 mg, gliseril guaiakolat 50 mg, efedrin HCl 4 mg, CTM
(klorfeniramin maleat) 1 mg.

Coparcetin adalah obat untuk influenza, batuk pilek, salesma, bronkitis, asma dan saluran
nafas. Ada dalam 2 bentuk sediaan yaitu kaplet dan sirup. Untuk sirup sendiri ada untuk
dewasa dan anak-anak (Caporcetin Kid Cough). Aturan pakai untuk dewasa adalah 3 x sehari
1 kaplet, anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari 1/2 kaplet. Untuk sediaan sirup, anak 2-6 tahun: 3-4
x sehari 1/2 -1 sendok takar (5 ml); 6-12 tahun: 3-4 x sehari 1/2 -1 sendok takar (5 ml).

Analisis: parasetamol dan efedrin idem di atas. Gliseril guaikolat adalah ekspektoran
(pelancar dahak), CTM sebagai antialergi.

Decolgen

Setiap tablet mengandung: parasetamol 400mg, fenilpropanolamin HCI 12,5 mg, dan
klorfeniramin maleat 1mg (update 15 jan 13)

Dorbigot (Nufarindo)

Komposisinya parasetamol 500 mg dan N-acetylcysteine (NAC) 200 mg. Indikasi


meringankan batuk berdahak dan menurunkan demam yang menyertai influenza. Mekanisme
kerja? NAC adalah salah satu ekspektoran juga lho.

Flumeco

Komposisi Paracetamol 650 mg, fenilpropanolamina HCL 15 mg, dekstometorfan Hbr 15


mg, klorfeniramina maleat 2 mg. Indikasi: Meringankan gejala sakit kepala, nyeri otot,
bentuk kering, pilek dan rasa hidung tersumbat serta bersin-bersin, meenurunkan demam
yang menyertai influenza. Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun: sehari 3-4 x 1 kaplet; anak 6-
12 tahun: 3-4 hari kaplet atau sehari 3 x 2 sdth sirup

Intunal F

Komposisi per tablet : Parasetamol 500 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg,


Deksklorfeniramini maleat 2 mg, Dekstrometorfan HBr 15 mg, Gliseril guaiakolat 50
mg. Menghilangkan gejala-gejala demam, flu, sakit kepala. Analisis: parasetamol,
dekstrometorfan, gliseril guaikolat idem di atas. Tidak digunakan CTM tapi Deks-CTM, apa
bedanya? Sama saja, sama-sama antialergi. Untuk dekongestan dipakai Fenilpropanolamin
HCl 15 mg (tidak 25 mg). Obat ini antitusif di gabung dengan ekspektoran (dekstro vs GG).

Inza

Tiap tablet mengadung : Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCI 30 mg, Klorfeniramina
Maleat 1 mg. Efek samping: mengantuk, gangguan pencernaan, isomnia, gelisah, eksitasi,
tremor, takikardi, aritmia ventrikel, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih. Penggunaan dosis
besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati. Jika dibandingkan dengan Decolgen,
dosis di Inza rata-rata 2x lipat, kecuali parasetamol 6x lipat).

Neozep Forte

Komposisi Phenylpropanolamine HCl 15 mg, parasetamol 250 mg, salisilamid 150 mg,
chlorpheniramine maleate 2 mg, ascorbic acid (vitamin C) 25 mg. Indikasi: pilek, rinitis
alergika & rinitis vasomotor, sinusitis, flu, hidung berair, hay fever (demam disebabkan
kepekaan terhadap rumput kering) dan gangguan nasofaringeal lain.

Analisis: salisilamid adalah bentuk lain dari salisilat, selain juga sodium salisilat (suatu
garam salisilat). Perbedaannya terletak pada kekuatannya (potensi). Asam asetilsalisilik
adalah bentuk yang terkuat, sedangkan salisilamid adalah bentuk terlemah. Di Neozep Forte
sudah ada parasetamol, tapi mengapa masih menggunakan salisilamid dalam komposisinya
ya? Mungkin ini strategi dalam mengurangi dosis parasetamol yang hanya 250 mg saja,
sehingga efek hepatotoksiknya turun, sementara supaya efeknya tetap sama makanya di
tambah dari salisilamid (yang potensinya cukup lemah). Ada apa juga dengan Vitamin C
pada komposisi ini? Vitamin C adalah suatu vitamin penting, antioksidan, meningkatkan
metabolisme yang dibutuhkan pada kondisi-kondisi flu.

Panadol Cold dan Flu

Merek baru perluasan dari Panadol biru, dengan bintang iklan ganteng Afghan, pelantun lagu
Terima Kasih Cinta. Kemasannya adalah warna hijau, berbeda dengan merek baru lainnya
yaitu Panadol Extra yang berwarna merah. Panadol Cold & Flu mengandung kombinasi dari
parasetamol 500 mg, pseudoefedrin HCI 30 mg, dan dekstrometorfan HBr 15 mg, yang
berguna untuk demam/meringankan rasa sakit, dekongestan dan antitusif.

Analisis: Parasetamol adalah derifat non-narkotik dari para aminophenol yang berkhasiat
analgesik dan antiperetik. yang timbul karena efek selektif alat persepsi rasa sakit pada
talamus dan hipotalamus di susunan saraf pusat. Panadol Cold & Flu dapat di gunakan pada
penderita yang sensitif terhadap asetosal, atau gangguan saluran pencernan, pendarahan
lambung. Pseudoefedrin HCI merupakan dekongestan nasal yang dapat diberikan per oral.
Pseudoephedrine HCl bekerja merangsang reseptor alpha adrenegrik yang menimbulkan
vasokonstriksi kongesti selaput lendir yang menyertai rinitis alergik, koriza akut, sinusitis dan
penyakut saluran nafas lainnya. Dextromethorpan HBr, merupakan penekan batuk non-
narkotik.

Paracetin Syrup

Tiap 5 ml sirup mengandung : Parasetamol 120 mg, gliseril guaiakolat 30 mg, efedrin-HCl 3
mg, klorfeniramin maleat (CTM) 0,5 mg. Indikasi: Influenza, demam, bersin-bersin, pilek,
sakit kepala dengan batuk.

Paramex Flu dan Batuk

Komposisi : Propifenazon 150 mg, Parasetamol 250 mg, Deksklorfeniramini maleate 1


mg, Kafein anhidrat 50 mg. Indikasi: Sakit kepala, migren, sakit gigi, nyeri menstruasi, flu,
reumatisme, neuralgia (nyeri saraf) dan skiatika (pinggang pegal, linu panggul), demam.

Analisis: di kemasan tertulis kontraindikasi: pasien dengan penyakit ginjal tidak boleh
minum obat ini, hal ini karena propifenazone bisa membuat toksik pada ginjal. Propifenazon
(propilantipirin) adalah derivat fenazon tanpa daya antiradang dengan sifat sama. Di AS,
penggunaan obat dari keluarga fenazon diawasi dengan ketat (Ganiswara, 2003). Resiko
agranulositosis lebih ringan. Beberapa obat sakit kepala yang mengandung propifenazon
adalah Ultraflu, Bodrex Migra, dan Saridon.

Paramex juga mengandung kafein. Kafein merupakan stimulan sistem syaraf pusat yang
dapat memperlihatkan sifat-sifat tertentu seperti stimulasi jantung, diuretik, dan relaksasi otot
polos. Kombinasi parasetamol-kafein dapat meningkatkan efikasi analgesik. Ketika minum
obat yang ada kafein-nya, minumlah sedikit mungkin minuman lain yang mengandung
kafein, (misal: kopi, teh, cola; 1 cangkir kopi = 100 mg kafein), sebab kafein yang terlalu
banyak menyebabkan gelisah, iritabilitas, sukar tidur dan jantung berdebar. Kafein juga bisa
menyebabkan ketagihan.

Obat sakit kepala lain yang mengandung kafein: Bodrex Migra (50 mg), Neuralgin (50 mg),
Saridon (50 mg), Panadol Extra (65 mg), Puyer 16 bintang 7 (50 mg). Berapakah maksimal
sehari konsumsi kafein? 300 mg di bagi menjadi 3 dosis. Untuk panadol Extra disarankan
sehari maksimal 2 saja. Apa beda Bodrex dan Bodrex Migra? Bodrex biasa isinya 600 mg
parasetamol, 50 mg kafein. Sedangkan Bodrex Migra isinya 350 mg, kafein 50 mg,
propifenazon 150 mg. Dengan maraknya obat sakit kepala yang mengandung kafein, Dumin
(mereknya si Actavis) datang dengan iklan parasetamol tanpa kafein.

Sanaflu

Indikasi: Meringankan gejala flu. Tiap 5 ml sirop sanaflu plus: Parasetamol 120 mg,
dekstrometorfan-HBr 7,5 mg, fenilpropanolamina HCI 3,5 mg; Tiap kaplet sanaflu:
Parasetamol 500 mg, fenilpropanolamin HCl15 mg.

Stop Cold Tablet


Indikasi: meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin
yang disertai batuk. Per tablet berisi: Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCl 30
mg, Klorfeniramini Maleat 2 mg, Gliseril Guaiakolat 50 mg.

Tera F

Indikasi untuk meringankan gejala flu seperi demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan
bersin-bersin yang disertai batuk. Tiap tablet mengandung : parasetamol 650 mg, gliseril
guaiakolat 50 mg, fenilpropanolamin HCl 15 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg. Komentar:
Parasetamol tergolong tinggi di banding merek yang lain, 650 mg (lainnya 500 mg).

Termorex Plus

Indikasi: menghilangkan gejala flu yang disertai dengan demam, sakit kepala, hidung
tersumbat, dan bersin-bersin. Per 5 mL mengandung: Parasetamol 120 mg, Pseudoefedrin
HCl 7,5 mg, Gliseril Guaiakolat 25 mg, Klorfeniramini Maleat 0,5 mg.

Tremenza

Indikasi menghilangkan gejala-gejala flu. Ulasan lebih lengkap baca di sini.

Trifed

Indikasi :pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi
alergika. Tiap 5 ml mengandung Triprolidin HCl 1,25 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg. Obat
ini sebenarnya mirip benerremenza, namun sepertinya harganya lebih murah.

Tuzalos

Indikasi: Gejala-gejala flu seperti batuk, demam. Anelgesik (pengurang rasa sakit), antipiretik
(penurun panas), antitusif dan nasal dekongestan. Tiap tablet mengandung Parasetamol 500
mg, Dekstrometorfan HBr 10 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg, CTM (Klorfeniramin
maleat) 1 mg. Anak-anak usia kurang dari 6 tahun, ibu hamil dan menyusui harap berhati-
hati menggunakan obat ini.

Ultraflu

Indikasi: untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan
bersin-bersin. Tiap tablet mengandung : acetaminophenum/prasetamol 600 mg,
phenylpropanolamin HCl 15 mg, chlorpheniramini maleas 2 mg.

Alpara

Kandungan atau isinya adalah Parasetamol 500 mg, Dekstrometorfan HBr 15 mg,
Klorfeniramina maleat 2 mg, dan Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg.

Alpara digunakan ntuk mengobati penyakit influenza yang disertai demam, batuk, pilek,
bersin, dan sakit kepala.
1. Actived Plus DM 120 ml

Indikasi:
Meringankan pilek dan batuk gatal & kering

Kontra Indikasi:
N/A

Deskripsi:
Meringankan gejala yang penyebabnya secara keseluruhan ataupun sebagian tergantung pada pelepasan histamine.
Senyawa dari golongan pyrolidyne ini bekerja sebagai antagonis kompetitif untuk reseptor histamine dan mampu
menekan saraf pusat

Jenis: Fls

Produsen: PT Glaxo Smith Kline

2. Actived Plus Expectorant

Indikasi:
Meringankan pilek dan batuk berdahak

Jenis: Fls

Produsen: PT Glaxo Smith Kline


3. Benadryl CM

Indikasi:
Untuk batuk karena alergi

Kontra Indikasi:
Bayi yang baru lahir, ibu menyusui dan penderita yang hipersensitif terhadap obat ini

Deskripsi:
Difenhidramina HCI merupakan antihistaminyang bekerja menghambat histamin secara kompetitif, dengan efek antitusif, sedatif.
Efek antitusif terjadi pada dosis yang menimbulkan sedasi.

Jenis: Fls

Produsen: PT Pfizer Indonesia

4. Biogesic

Indikasi:
Menghilangkan sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit gigi, sakit datang bulan,demam remati,nyeri radang sendi.

Kontra Indikasi:
Penderita pada gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif pada obat ini

Deskripsi:
- Tidak mengganggu lambung, sehingga cocok untuk pasien yang menderita tukak lambung atau sakit lambung
- Tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan kurang darah dan keracunan darah

5. Bisolvon Syrup

Indikasi:
Bekerja sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitf terhadap Bromhexine HCI.

Deskripsi:
Bisolvon bekerja dengan mengecerkan sekret pada saluran pernapasan dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan
mukopolisakarida yang terdapat padda spetum sehingga lebih mudah dikrluarkan.
Jenis: Fls

Produsen: PT Boehringer Ingelheim

6. Citocetin Syrup

Indikasi:
Sangat manjur untuk menyembuhkan batuk, influenza, sakit kepala, hidung tersumbat dan sesak nafas.

Kontra Indikasi:
N/A

Deskripsi:
Citocetin syr adalah kombinasi dari 5 bahan obat yang berkhasiat, sangat manjur dan aman. Dibuat dalam bentuk suspensi yang
manis dengan rasa jeruk, sangat cocok untuk anak-anak.

Jenis: Fls

7. Mextril

Indikasi:
Untuk meringankan batuk dan pilek

Kontra Indikasi:
- Penderita dengan gangguan jantung dan diabetes mellitus.
- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
- Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini

Deskripsi:
Bekerja sebagai antitusif, anthistamin, ekspektoran, dan dekongestan hidung.

Jenis: Tablet

Produsen: PT Saka Farma

8. WOODS Expectorant
Indikasi:
1. Batuk berdahak
2. Batuk karena bronchitis atau emphysema

Kontra Indikasi:
Penggunaan produk ini harus mendapat perhatian kusus pada penderita gangguan pencernaan, wanita hamil, dan menyusui

Deskripsi:
WOODS' ekspektoran adalah sirup obat batuk dengan rasa pipermint digunakan untuk batuk berdahak, bronchitis, maupun
emphysema.

Jenis: Fls

Produsen: PT Kalbe Farma

9. VICKS Formula

Indikasi:
Untuk meringankan batuk yang tidak berdahak yang disertai bersin-bersin/alergi

Kontra Indikasi:
Penderita hipersensitif , penderita glaukoma, asma bronkhial, kegagalan pernafasan dan wanita hamil atau menyusui

Deskripsi:
Cara Kerja Obat:
-Dextromethorphan merupakan penekan batuk non-opiat sintetik yang bekerja secara sentral dengan jalan meningkatkat ambang
rangsang refleks batuk
- Doxylamine Succinate bekerja sebagai antihistamin.

Jenis: Fls

Produsen: PT Darya-Varia
Albendazole
Rating: . Direkomendasikan oleh 22 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Albendazol berkhasiat membasmi cacing di usus yang hidup sebagai parasit tunggal atau
majemuk.
Albendazol efektif untuk pengobatan cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang (Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus), cacing pita (Taenia sp.) dan Strongyloides stercoralis.

Kontra Indikasi:
Albendazol menunjukkan sifat teratogenik embriotoksis pada percobaan dengan hewan.
Karena itu obat ini tidak boleh diberikan pada wanita yang sedang mengandung. Pada wanita
dengan usia kehamilan masih dapat terjadi (15 40 tahun), albendazol dapat diberikan hanya
dalam waktu 7 hari dihitung mulai dari hari pertama haid.

Komposisi:
Tiap tablet kunyah mengandung albendazol 400 mg.

Cara Kerja:
Hasil percobaan preklinis dan klinis menunjukkan bahwa albendazol mempunyai khasiat
membunuh cacing, menghancurkan telur dan larva cacing. Efek antelmintik albendazol
dengan jalan menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai
sumber energi untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan
kematian cacing karena kurangnya energi untuk mempertahankan hidup.

Dosis:
Dosis umum untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun :
400 mg sehari, diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal. Tablet dapat dikunyah, ditelan atau
digerus lalu dicampur dengan makanan.

Pada kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau Strongyloides
stercoralis, dosis 400 mg albendazol setiap hari diberikan selama tiga hari berturut-turut.

Efek samping:
Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan dan sakit kepala pernah terjadi pada
sejumlah kecil penderita, tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada
hubungannya dengan pengobatan.

Juga dapat terjadi gatal-gatal dan mulut kering.

Perhatian:
Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
Jangan diberikan pada ibu menyusui.
Sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah umur 2 tahun.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

Kemasan:
Albendazole 400 mg, kotak 5 blister @ 6 tablet kunyah

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma

Ambroxol 30 mg
Rating: . Direkomendasikan oleh 62 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal,
khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap ambroksol.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg.

Dosis:
Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet.
Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet.
Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg
Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg

Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama.

Harus diminum sesudah makan.

Efek Samping:
Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik.
Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi
alergi.
Interaksi Obat:
Kombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang berhubungan
dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida
jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik).

Perhatian:
Pemakaian pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan.
Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah suku 30 derajat Celcius) dan tempat kering, terlindung
dari cahaya.

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma

Ampicillin 125 mg/5ml


Rating: -. Direkomendasikan oleh 3 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan :
Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis,
pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap 5 ml (satu sendok teh) suspensi mengandung Ampisilina Trihidrat setara dengan
Ampisilina Anhidrat 125 mg.

Cara Kerja:
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti penisilina yaitu
asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat
bakterisid.
Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka terhadap penisilina G dan
bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus yang tidak
menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. influenzae, beberapa jenis E. coli, Shigella,
Salmonella dan P. mirabilis.

Dosis:
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan sampai 1 jam sebelum makan.

Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok sampai
serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan dalam jangka waktu
7 hari.

Pemakaian parenteral baik secara i.m. ataupun i.v. dianjurkan bagi penderita yang tidak
memungkinkan untuk pemakaian secara oral.

Cara pembuatan larutan injeksi :


Kemasan Cara pemakaian Penambahan air untuk injeksi
Vial 0,5 g i.m./i.v. 1,5 ml
Vial 1,0 g i.m./i.v. 2,0 ml

Posologi:
Terapi oral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang : 50 - 100 mg/kg BB sehari diberikan
dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi.

Terapi parenteral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 150 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3
- 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang :


Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 25 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis
terbagi setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 50 - 100 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 100 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3
- 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.

Bayi berusia 1 minggu atau kurang :


25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 8 - 12 jam.

Bayi berusia lebih dari 1 minggu :


25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 6 - 8 jam.

Perhatian:
Efek Samping:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan yang bersifat
sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus. Umumnya pengobatan tidak perlu
dihentikan. Flora usus yang normal dapat pulih kembali 3 - 5 hari setelah pengobatan
dihentikan.

Gangguan pada saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual, muntah, enterokolitis,
kolitis pseudomembran.
Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina, termasuk semua jenis penisilina dapat timbul
reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi
paling serius yang terjadi pada pemberian secara parenteral.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Sirup

Asam Mefenamat
Rating: . Direkomendasikan oleh 136 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot,
nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.

Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.

Dosis:
Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan.

Dewasa dan anak di atas 14 tahun :


Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan
selama 2-3 hari.

Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau
sampai perdarahan berhenti.

Efek samping:
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat
mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

Kontraindikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap
asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran
cerna.

Interaksi Obat:
Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

Kemasan:
Kotak isi 100

Jenis: Tablet

Captopril
Rating: . Direkomendasikan oleh 53 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif,
sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal
jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis,
dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya
pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).

Komposisi:
Setiap tablet mengandung kaptopril 12,5 mg.
Setiap tablet mengandung kaptopril 25 mg.
Setiap tablet mengandung kaptopril 50 mg.

Cara Kerja Obat:


Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan
cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal
dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi
angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah
angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor
endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan,
serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya
pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron
sehingga ginjal
mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan
penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load',
sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan
reflek takikardia.

Dosis:
Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan
penderita (individual).
Dewasa:
Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari.
Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat
ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih
belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal
hidroklorotiazida 25 mg setiap
hari.
Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua minggu. Maksimum
dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih dari 450 mg.
Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal
terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk penderita dengan gangguan
fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.

Peringatan dan Perhatian:


Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi kehamilan selama
pemakaian obat ini, maka pemberian obat harus dihentikan dengan segera.
Harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI perlu dihentikan
karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi daripada kadar dalam darah ibu.
Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga obat ini hanya
diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif.
Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek hipotensif.
Hati-hati pemberian pada penderita penyakit ginjal.
Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angiodema seperti bengkak mulut, mata,
bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar bernafas dan serak.
Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium sparing diuretic
dan garam-garam polassium.
Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/kelainan
organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan kematian fetus atau neonatus.
Pada kehamilan trimester ll dan lll dapat menimbulkan gangguan antara lain: hipotensi,
hipoplasiatengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversible atau irreversible dan kematian.
Juga dapat terjadi oligohidramnios, deformasi kraniofasial, perkembangan paru hipoplasi,
kelahiran prematur, perkembangan retardasi-intrauteri, paten duktus arteriosus.
Bayi dengan riwayat di mana selama di dalam kandungan ibunya mendapat pengobatan
penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi,
oligouria dan hiperkalemia.

Efek Samping:
Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5% penderita dan pada 1,2%
penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma nefrotik serta membran
glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8
bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum
dan setiap bulan selama 8 bulan pertama
pengobatan.
Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek samping ini terutama
terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3
bulan pengobatan, pengobatan agar dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi.
Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan,
setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang
mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian kaptopril harus segera
dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.
Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi
biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi
bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam,
dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka
pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada
penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi
berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau
diuretiknya.
Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek tersebut
biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan.
Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan
menghilang meskipun obat diteruskan.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu
diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan
hati-hati.

Interaksi Obat:
Alkohot.
Obat anti inflamasi terutama indometasin.
Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium.
Obat-obat berefek hipotensi.

Cara penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan dan Nomor Registrasi:


Captopril 12,5 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tablet
No.Reg. GKL9720916010C1
Captopril 25 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tablet
No.Reg. GKL9320916 010 A1
Captopril 50 mg tablet, kotak 10 strip @ 10 tablet
No.Reg. GKL93209160108

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Chloramphenicol 250 mg
Rating: . Direkomendasikan oleh 26 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
1.Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis
lainnya.
2.Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual),
rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang
menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk
mencegah infeksi ringan.

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 250 mg kloramfenikol

Cara Kerja:
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis
tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein
dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam
pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif,
termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk
Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas
mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan
Shigella.

Dosis:
Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :
50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 4.

Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu :


25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.

Peringatan dan Perhatian:


Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara
berkala.

Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui,
bayi prematur dan bayi yang baru lahir.

Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya


mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.

Efek Samping:
Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan
sindroma kelabu.

Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid,
klorpropamid dan siklofosfamid.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan:
Kotak 10 blister @ 12 kapsul

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Capsul

Produsen: PT Indofarma

Share di Facebook Share di Twitter Bookmark:


Gabung milis DechaCare.com! Dis
http://www.dechacare.com/informasi-obat/PT-Indofarma-D70.html
Gentamicin
Rating: . Direkomendasikan oleh 24 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Untuk pengobatan infeksi kulit primer maupun sekunder seperti impetigo kontagiosa, ektima,
furunkulosis. pioderma, psoriasis dan macam-macam dermatitis lainnya.

Kontra Indikasi:
Alergi terhadap gentamisina.

Komposisi:
Tiap gram salep mengandung gentamisina sulfatsetara dengan gentamisina 1 mg.

Cara Kerja Obat:


Gentamisina merupakan suatu antibiotika golongan aminoglikosida yang efektif untuk
menghambat kuman-kuman penyebab infeksi kulit primer maupun sekunder seperti
Staphylococcus yang menghasilkan penisilinase, Pseudomonas aeruginosa dan lain-lain.

Posologi:
Oleskan pada lesi kulit 3 - 4 kali sehari.

Cara Penggunaan:
Obat luar.

Peringatan dan Perhatian:


Penggunaan antibiotika topikal kadang-kadang menyebabkan suburnya pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak sensitif terhadap antibiotika, seperti jamur.
Bila hal ini terjadi atau terdapat iritasi, sesitisasi atau superinfeksi, pengobatan dengan
Gentamisina harus dihentikan dan harus diberi terapi pengganti yang tepat.

Gentamisina tidak untuk pengobatan mata.

Obat-obat bakterisid tidak efektif terhadap infeksi kulit yang disebabkan virus dan
jamur.

Karena keamanan pemakaian Gentamisina pada wanita hamil secara absolut belum
dipastikan, tidak boleh digunakan pada wanita hamil dalam jumlah yang banyak atau
periode waktu yang lama.
Efek Samping:
Iritasi ringan, eritema dan pruritus.

Cara Penyimapanan:
Dalam wadah tertutup rapat. Terlindung dari pengaruh panas yang berlebihan.

Bukan untuk mata

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Salep

Griseofulvin
Rating: . Direkomendasikan oleh 15 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Untuk pengobatan infeksi jamur (ring-worm) pada kulit, rambut dan kuku yang disebabkan
oleh Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton.

Kontra Indikasi:
Pasien yang menderita penyakit porfiria, gangguan sel hati dan pasien yang hipersensitif
terhadap griseofulvin.
Jangan digunakan pada penderita yang sedang hamil, menyusui dan penderita lupus
erythematosus sistemik.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung griseofulvin 125 mg.

Cara Kerja Obat:


Griseofulvin adalah antibiotik yang bersifat fungistatik. Secara invitro griseofulvin dapat
menghambat pertumbuhan berbagai spesies dari Microsporum, Epidermophyton dan
Trichophyton. Pada penggunaan per oral griseofulvin diabsorpsi secara lambat, dengan
memperkecil ukuran partikel, absorpsi dapat ditingkatkan. Griseofulvin ditimbun di sel-sel
terbawah dari sel epidermis, sehingga keratin yang baru terbentuk akan tetap dilindungi
terhadap infeksi jamur.

Dosis:
Dewasa, pada umumnya 4 kali sehari 1 tablet sudah cukup. Untuk kasus tertentu mungkin
diperlukan dosis awal yang lebih tinggi yaitu 8 tablet sehari.
Anak-anak, sehari 10 mg per kg berat badan.
Lama pengobatan dilakukan paling sedikit 4 minggu. Untuk kasus tertentu misalnya infeksi
kuku, pengobatan dapat berlangsung selama 6 - 12 bulan.
Terapi dihentikan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah infeksi hilang.

Peringatan dan Perhatian:


- Keamanan dan manfaat griseofulvi untuk pencegahan infeksi jamur belum diketahui dengan
pasti.
- Pengobatan jangka panjang harus dibawah pengawasan dan dimonitor secara periodik
fungsi-fungsi organ termasuk fungsi ginjal, hati dan hematopoietik.
- Penderita yang alergi terhadap penisilin boleh memakai obat ini, walaupun secara teoritis
dapat terjadi sensitivitas silang terhadap penisilin.
- Reaksi fotosensitivitas dapat terjadi dan dilaporkan timbulnya lupus erythematosus pada
penderita yang mendapatkan griseofulvin.

Efek Samping:
- Efek samping bersifat ringan dan sementara, misalnya: sakit kepala, rasa kering pada mulut,
iritasi lambung dan rash kulit.
- Reaksi hipersensitivitas: urtikaria, edema angioneurotik.
- Proteinuria, hepatotoksisitas.

Interaksi Obat:
Griseofulvin menurunkan aktivitas warfarin sebagai antikoagulan, kontrasepsi oral dan dapat
meningkatkan efek alkohol.
Barbiturat menurunkan aktivitas griseofulvin.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (dibawah 30 derajat Celcius) dan tempat kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Loratadine
Rating: . Direkomendasikan oleh 38 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Loratadine efektif untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rinitis alergi,
seperti pilek, bersin-bersin, rasa gatal pada hidung serta rasa gatal dan terbakar pada mata.
Selain itu loratadine juga mengobati gejala-gejala seperti urtikaria kronik dan gangguan
alergi pada kulit lainnya.

Kontra Indikasi:
Hipersensirif terhadap loratadine.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung 10 mg loratadine.

Cara Kerja Obat:


Loratadine merupakan suatu antihistamin trisiklik yang bekerja cukup lang (long acting),
mempunyai selektifitas tinggi pada reseptor histamin -H1 periter dan tidak menimbulkan efek
sedasi atau antikolinergik.

Posologi:
Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: 1 tablet sehari.

Peringatan dan Perhatian:


- Karena efek pemakaian loratadine selama kehamilan belum diketahui secara pasti, maka
loratadine diberikan pada wanita hamil hanya nila manfaatnya lebih besar dari resikonya
terhadap janin.
- Hati-hati pemakaian loratadine pada pasien dengan gangguan hati dan gagal ginjal.
- Loratadine sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui karena dieksekresikan melalui air
susu.
- Pemberian loratadine pada anak-anak di bawah 12 tahun keamanannya belum diketahui
dengan pasti.

Efek Samping:
Loratadine tidak memperlihatkan efek samping yang secara klinis bermakna, karena rasa
mual, lelah, sakit kepala, mulut kering jarang dilaporkan. Frekuensi efek-efek ini pada
loratadine maupun placebo tidak berbeda secara statistik.

Interaksi Obat:
Pemberian loratadine bersama alkohol tidak memberikan efek potensiasi seperti yang terukur
pada penampilan psikomotor.
Pemberian loratadine bersama eritromisin, ketokonazol & simetidine dapat menghambat
metabolisme loratadine.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu 2 - 30 derajat Celcius.

Kemasan:
Loratadine 10 mg tablet, kotak 5 strip @ 10 tablet.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Paracetamol
Rating: . Direkomendasikan oleh 28 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit
waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh
digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.

Deskripsi:
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik
Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan
efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.
Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.

Jenis: Tablet

Allopurinol
Rating: . Direkomendasikan oleh 40 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Gout dan hiperurisemia

Kontra Indikasi:
Alergi terhadap Alopurinol.
Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Alopurinol 100 mg

Cara Kerja Obat:


Alopurinol adalah obat penyakit priai (gout) yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam
darah. Alopurinol bekerja dengan menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat
mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah xantin menjadi asam urat.
Dalam tubuh Alopurinol mengalami metabolisme menjadi oksipurinol (alozantin) yang juga
bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase. Mekanisme kerja senyawa ini
berdasarkan katabolisme purin dan mengurangi prosuksi asam urat, tanpa mengganggu
biosintesa purin.

Posologi:
Dewasa:
Dosis awal 100 mg sehari dan ditingkatkan setiap minggu sebesar 100 mg sampai dicapai
dosis optimal.
Dosis maksimal yang dianjurkan 800 mg sehari.
Pasien dengan gangguan ginjal 100 - 200 mg sehari.
Anak 6 - 10 tahun:
Bila disertai penyakit kanker, dosis maksimal 300 mg sehari.
Anak di bawah 6 tahun:
Dosis maksimal 150 mg sehari.

Dosis tergantung individu, sebaiknya diminum sesudah makan. Pemeriksaan kadar asam urat
serum dan fungsi ginjal membantu penetapan dosis efektif minimum, untuk memelihara
kadar asam urat serum <= 7 mg/dl pada pria dan <= 6 mg/dl pada wanita.

Peringatan dan Perhatian:


Hati-hati pemberian pada penderita yang hipersensitif dan wanita hamil.
Hindari penggunaan oada penderita dengan gagal ginjal atau penderita dengan hiperurisemia
asimptometik.
Hentikan pengobatan dengan Alopurinol bila timbul kemerahan kulit atau demam.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan katarak.
Selama pengobatan dianjurkan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, hentikan
pengobatan jika terjadi kerusakan lensa mata.
Penggunaan pada wanita hamil, hanya bila ada pertimbangan manfaat dibandingkan
risikonya.
Alopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan artritis gout akut sehingga sebaiknya obat
antiinflamasi atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi.
Hati-hati bila diberikan bersama dengan vidarabin.

Efek Samping:
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi
pupura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan sindrome poliartrtis. Demam, eosinofilia, kegagalan
hati dan ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam.

Interaksi Obat:
Pemberian Alopurinol dengan azatioprin, merkaptopurin atau siklofosfamid, dapat
meningkatkan efek toksik dari obat tersebut.
Jangan diberikan bersama-sama dengan garam besi dan obat diuretik golongan tiazida.
Dengan warfarin dapat menghambat metabolisme obat di hati.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet
Amoxicillin
Rating: . Direkomendasikan oleh 88 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis
gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan
amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

Cara Kerja Obat:


Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri
spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap
sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci,
Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam
3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai
dosis tunggal.

Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

Peringatan dan Perhatian:


Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity"
(alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya
disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran
gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada
bayi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Ampicillin 500 mg
Rating: . Direkomendasikan oleh 26 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis,
pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap captab mengandung Ampisilina Trihidrat setara dengan Ampisilina Anhidrat 500 mg.

Cara Kerja:
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti penisilina yaitu
asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat
bakterisid.
Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka terhadap penisilina G dan
bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus yang tidak
menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. influenzae, beberapa jenis E. coli, Shigella,
Salmonella dan P. mirabilis.

Dosis:
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan sampai 1 jam sebelum makan.
Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok sampai
serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan dalam jangka waktu
7 hari.
Pemakaian parenteral baik secara i.m. ataupun i.v. dianjurkan bagi penderita yang tidak
memungkinkan untuk pemakaian secara oral.

Cara pembuatan larutan injeksi:


Kemasan Cara pemakaian Penambahan air untuk injeksi
Vial 0,5 g i.m./i.v. 1,5 ml
Vial 1,0 g i.m./i.v. 2,0 ml

Posologi:
Terapi oral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang : 50 - 100 mg/kg BB sehari diberikan
dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi.

Terapi parenteral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 150 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3
- 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:


Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 25 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis
terbagi setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 50 - 100 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 100 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3
- 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.

Bayi berusia 1 minggu atau kurang :


25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 8 - 12 jam.

Bayi berusia lebih dari 1 minggu :


25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 6 - 8 jam.

Efek Samping:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan yang bersifat
sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus. Umumnya pengobatan tidak perlu
dihentikan. Flora usus yang normal dapat pulih kembali 3 - 5 hari setelah pengobatan
dihentikan.
Gangguan pada saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual, muntah, enterokolitis,
kolitis pseudomembran.
Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina, termasuk semua jenis penisilina dapat timbul
reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi
paling serius yang terjadi pada pemberian secara parenteral.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Bio Vision
Rating: . Direkomendasikan oleh 11 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Suplemen untuk kesehatan mata

A. Didalam pembuluh darah kecil

Melindungi permukaan bagian dalam pembuluh yang ada atau tidak ada hubungannya
dengan Diabetes Militus (DM)

Mengatasi terjadinya pembendungan cairan pada cabang pembuluh darah yang disertai udem,
parestesia (kesemutan), kejang otot baik siang ataupun malam hari.

B. Disisi luar pembuluh darah

Mempercepat penyembuhan luka pada kulit (arteri atau vena)


Mempercepat penyembuhan Luka pada lapisan mukosa

Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Ekstrak bilberry......... 80 mg
Vitamin C................ 60 mg
Betacaroten.............. 3 mg
Vitamin B2............... 1.5 mg

Cara Kerja:
Merupakan food supplement dengan komposisi yang lengkap dan seimbang antara ekstrak
bilberry, betacaroten, vitamin C dan vitamin B2.

Dosis:
1 kapsul / hari (minum teratur)

Jenis: Capsul

Cefadroxil 500 mg
Rating: . Direkomendasikan oleh 129 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang sensitif seperti:
- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi saluran kemih dan kelamin.
- Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.

Komposisi:
Cefadroxil 500, tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil
500 mg.

Cara Kerja:
Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral.
Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri.
Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk
penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.

Dosis:
Dewasa:
Infeksi saluran kemih:
Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 2 g sehari dalam dosis tunggal atau
dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.

Infeksi saluran pernafasan:


Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.

Infeksi sedang sampai berat, 1 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis dan
tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal
atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.

Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 50 mg/kg BB sehari dalam dua
dosis terbagi.
Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.
Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal
selama 10 hari.

Efek Samping:
Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis
pseudomembran.
Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.

Interaksi Obat:
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap
ginjal.
Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan
konsentrasi obat dalam tubuh.
Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika diberikan 48 72 jam setelah
pemberian sefalosporin.

Cara Rekonstitusi Suspensi:


Tambahkan 45 ml air minum, kocok sampai suspensi homogen.
Setelah 7 hari suspensi yang sudah direkonstitusi tidak boleh digunakan lagi.

Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15 - 30C).

Kemasan: Kotak 5 strip @ 10 kapsul

Jenis: Kapsul
Clindamycin Capsul
Rating: . Direkomendasikan oleh 47 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri anaerob, streptokokus,
pneumokokus dan stafilokokus, seperti :
Infeksi saluran pernafasan yang serius.
Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius.
Septikemia.
Abses intra-abdominal.
Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap klindamisin dan linkomisin.

Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara dengan150 mg
klindamissin.
Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan 300 mg
klindamisin.

Cara Kerja Obat :


Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida tergantung konsentrasi
obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi.
klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S
yang mengakibatkan terjhambatnya pembentukan ikatan peptida.
Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh saluran pencernaan.

Dosis
Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam
Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat harus ditelan dengan
segelas air penuh.
Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan paling sedikit 10 hari.

Peringatan dan Perhatian :


Bila terjadi diare,pemakaian klindamisin harus dihentikan.
Perhatian harus diberikan untuk penderita yang mempunyai riwayat penyakit saluran
pencernaan.
Selama masa terapi yang lama,tes fungsi hati,ginjal dan hitung sel darah harus dilakukan
secara periodik.
Pemakaian pada bayi dan bayi baru lahir,fungsi dari sistem organ harus dimonitor.
Keamanan pemakaianpada waktu hamil dan menyusui belum diketahui.
Penggunaan klindamisin kadang-kadang menimbulkan pertumbuhan yang berlebihan dari
organisme yang tidak peka,terutama ragi. Oleh karena itu kemungkinan timbulnya
superinfeksi dengan bakteri dan fungsi perlu diamati. Pada pasien dengan penyakit ginjal
yang sangat berat dan atau penyakit hati yang sangat berat disertai dengan gangguan
metabolik agar diperhatikan pemberian dosisnya,serta lakukan monitoring terhadap kadar
serum klindamisin selama terapi dengan dosis tinggi.
Terapi dengan klindamisindapat menyebabkan kolitis berat yang dapat berakibat fatal. Oleh
karena itu pemberian klindamisin dibatasi untuk infeksi serius dimana tidak dapat diberikan
anti mikroba yang kurang toxis misalnya eritromisin.Klindamisin tidak boleh digunakan
untuk infeksi saluran nafas bagian atas,karena klindamisin tidak dapat mencapai cairan
screbrospinal dalam jumlah yang memadai, maka klindamisintidak dapat digunakan untuk
pengobatan meningitis.

Efek Samping :
Saluran pencernaan, seperti mual,muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Hati : Penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.
Ginjal : Klindamisin tidak bersifat langsung terhadap kerusakan ginjal.
Hematopoietic :Neutropenia (leukopenia dan eosinofilia sementara).
Muskuloskeletal : Poliartritis.

Interaksi Obat :
Senyawa penghambat neuromuskular, seperti aminoglikosida dan eritromisin.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Capsul

Glibenclamide
Rating: . Direkomendasikan oleh 29 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Diabetes militus pada orang dewasa, tanpa komplikasi yang tidak responsif dengan diet saja.

Kontra Indikasi:
Glibenklamida tidak boleh diberikan pada diabetes militus juvenil, prekoma dan koma
diabetes, gangguan fungsi ginjal berat dan wanita hamil.
Gangguan fungsi hati, gangguan berat fungsi tiroid atau adrenal.
Ibu menyusui:
- Diabetes militus dan komplikasi (demam, trauma, gangren).
- Pasien yang mengalami operasi.

Komposisi:
Tiap kaptab mengandung glibenklamida 5 mg.

Cara Kerja Obat:


Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivat sulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan
kadar gula darah. Glibenklamida bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas.
Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang
pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida
diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar
terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan
kadar gula darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida
diekskresikan bersama feses dan sebagai metabolit bersama urin.

Dosis:
Dosis awal 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 - 1
kaptab sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai.
Dosis awal untuk orang tua 2.5 mg/hari.
Dosis tertinggi 3 kaptab sehari dalam dosis terbagi.

Peringatan dan Perhatian:


- Pada keadaan stress, terapi dilakukan harus dengan insulin.
- Hati-hati bila diberikan pada orang yang lanjut usia.

Efek Samping:
Kadang-kadang terjadi gangguan saluran cerna seperti: mual, muntah dan nyeri epigastrik.
Sakit kepala, demam, reaksi alergi pada kulit.

Interaksi Obat:
- Efek hipoglikemia ditingkatkan oleh alkohol, siklofosfamid, antikoagulan kumarina,
inhibitor MAO, fenilbutazon, penghambat beta adrenergik, sulfonamida.
- Efek hipoglikemia diturunkan oleh adrenalin, kortikosteroid, tiazida.

Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celcius) dan tempat kering.

Kemasan:
Glibenklamida 5 mg kaptab, botol 100 kaptab.
Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 strip @ 10 kaptab.
Glibenklamida 5 mg kaptab, kotak 10 blister @ 10 kaptab.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Kaplet
Lincomycin
Rating: . Direkomendasikan oleh 11 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Linkomisin diindikasikan untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh stafilokokus,
streptokokus, pneumokokus.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap linkomisin dan klindamisin.
Tidak diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri yang ringan atau terhadap infeksi oleh
virus.
Pada penggunaan untuk infeksi berat (life threating) digunakan preparat linkomisin
parenteral.
Jangan digunakan pada bayi yang baru lahir.

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 272,4 mg linkomisin hidroklorida setara dengan 250 mg
linkomisin.
Tiap kapsul mengandung 545 mg linkomisin hidroklorida setara dengan 500 mg linkomisin.

Cara Kerja Obat:


Linkomisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida tergantung konsentrasi
obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi. Linkomisin menghambat sintesa
protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terhambatnya
pembentukan ikatan peptida.

Dosis:
Dewasa: 500 mg setiap 6 - 8 jam.
Anak-anak berumur lebih dari 1 bulan: 30 - 60 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 - 4.
Untuk infeksi yang disebabkan oleh kuman streptokokus betha-haemolitikus, pengobatan
paling sedikit 10 hari.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis 25 - 30% dari dosis penderita dengan penderita
ginjal normal.
Agar dapat diabsorpsi optimal dianjurkan untuk tidak makan kecuali minum air 1 jam
sebelum dan 1 - 2 jam sesudah minum obat ini.

Peringatan dan Perhatian:


Bila terjadi diare, pemakaian linkomisin harus dihentikan.
Selama terapi linkomisin jangka panjang, tes fungsi hati dan hitung sel darah harus dilakukan
secara periodik.
Linkomisin tidak dindikasikan untuk bayi yang baru lahir.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui.
Efek Samping:
Saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Rasa yang tidak umum seperti haus, letih dan kehilangan bobot tubuh (pseudomembranous
colitis).
Hematopoietik: Neutropenia, leukopenia, agranulositosis.

Interaksi Obat:
Kaolin.
Jika pemakaian kedua obat ini memang diperlukan, pasien harus menerima kaolin paling
tidak 2 jam sebelum linkomisin.
Senyawa penghambat neuromuskular.
Dapat terjadi resisten silan dengan eritromisin termasuk gejala-gejala yang diketahui terjadi
sebagai efek dari makrolida.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Capsul

Metronidazole 250 mg
Rating: . Direkomendasikan oleh 35 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Metronidazole efektif untuk pengobatan :
1. Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
2. Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E.
histolytica.
3. Sebagai obat pilihan untuk giardiasis.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap metronidazole atau derivat nitroimidazol lainnya dan
kehamilan trimester pertama.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung metronidazol 250 mg.
Tiap tablet salut selaput mengandung metronldazol 500 mg.

Cara Kerja:
Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat nitroimidazoi yang
mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid.

Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar.
Hasil reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat.

Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Gierdia


lamblia. Metronidazole bekerja efektif baik lokal maupun sistemik.

Dosis:
Trikomoniasis:
Pasangan seksual dan penderita dianjurkan menerima pengobatan yang sama dalam waktu
bersamaan.
Dewasa : Untuk pengobatan 1 hari : 2 g 1 kali atau 1 gram 2 kali sehari.
Untuk pengobatan 7 hari : 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut.

Amebiasis:
Dewasa : 750 mg 3 kali sehari selama 10 hari.
Anak-anak : 35 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3, selama
10 hari.

Giardiasis:
Dewasa : 250 - 500 mg 3 kali sehari selama 5 - 7 hari atau 2 g 1 kali
sehari selama 3 hari.
Anak-anak: 5 mg/kg BB 3 kali sehari selama 5-7 hari.

Efek Samping:
Mual, sakit kepala, anoreksia, diare, nyeri epigastrum dan konstlpasi.

Interaksi Obat:
Metronidazole menghambat metabolisme warfarin dan dosis antikoagulan kumarin lainnya
harus dikurangi.

Pemberian alkohol selama terapi dengan metronidazole dapat menimbulkan gejala seperti
pada disulfiram yaitu mual, muntah, sakit perut dan sakit kepala.

Dengan obat-obat yang menekan aktivitas enzim mikrosomal hati seperti simetidina, akan
memperpanjang waktu paruh metronidazole.

Perhatian:
Metronidazole tidak dianjurkan untuk penderita dengan gangguan pada susunan saraf pusat,
diskrasia darah, kerusakan hati, ibu menyusui dan dalam masa kehamilan trimester II dan III.
Pada terapi ulang atau pemakaian lebih dari 7 hari diperlukan pemeriksaan sel darah putih.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, teriindung dari cahaya.

Kemasan: Metronidazole 250 mg, botol 100 tablet

Jenis: Tablet
Piroxicam
Rating: . Direkomendasikan oleh 65 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Terapi simptomatik rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan
muskuloskeletal akut dan gout akut.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap piroksikam dan penderita yang mengalami urtikaria,
angioderma, bronkospasme, rinitis berat dan syok akibat Antiinflamasi Nonsteroid Agent.

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 10 mg piroksikam.
Tiap kapsul mengandung 20 mg piroksikam.

Cara Kerja Obat:


Piroksikam adalah obat antiinflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas antiinflamasi,
analgetik - antipiretik.
Aktifitas kerja piroksikam belum sepenuhnya diketahui, diperkirakan melalui interaksi
beberapa tahap respons imun dan inflamasi, antara lain: penghambat enzim siklo-oksigenase
pada biosintesa prostaglanin, penghambat pengumpulan netrofil dalam pembuluh darah, serta
penghambat migrasi polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke daerah inflamasi.

Dosis:
Dewasa: Rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis
tunggal.
Gout akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 4 - 6 hari.
Gangguan muskuloskeletal akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 2 hari, selanjutnya
20 mg sehari dalam dosis tunggal selama 7 - 14 hari.
Dosis untuk anak belum diketahui.

Peringatan dan Perhatian:


Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada
gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan
hati.
Kemanan penggunaan untuk anak-anak belum diketahui dengan pasti.

Efek Samping:
Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, flatulen, mual,
muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
gangguan hematologik seperti trombositopenia, depresi sumsum tulang.
Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson.
Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup.
Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam, penglihatan kabur,
hipertensi dan reaksi hipersensitif.

Interaksi Obat:
Pemberian piroksikam bersama antikoagulan oral, sulfonil urea atau salisilat harus hati-hati
dan dipantau.
Asetosal dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-sama.
Piroksikam dilaporkan dapat meningkatkan kadar litium dalam darah.

Cara Penyimpanan:
Simpan ditempat sejuk dan kering.

Jenis: Tablet

Prolipid
Rating: -. Direkomendasikan oleh 8 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Membantu menurunkan kelebihan lemak dan kolesterol.

Kontra Indikasi:
Tidak dianjurkan penggunan pada ibu hamil dan menyusui.

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung ekstrak tanaman :
Guazumae folium..... 670 mg
Sonchi folium....... 200 mg
Murrayae folium..... 120 mg

Dosis:
Sebaiknya dikonsumsi secara rutin sehari 2 kali 2 kapsul selama paling tidak 15 hari.
Diminum 1/2 - 1 jam sebelum makan.

Perhatian:
Kurangi makanan berlemak.

Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.


Jenis: Capsul

Spiramycin 250 mg
Rating: -. Direkomendasikan oleh 1 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran napas, seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis,
pneumonia, sinusitis dan otitis media.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin atau antibiotik makrolida lainnya.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung 250 mg spiramisin.

Cara Kerja:
Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang
bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri. Spiramisin efektif terhadap kuman
stafilokokus, streptokokus, pneumokokus dan Bordetella pertusis.

Dosis:
Dewasa : Sehari tiga kali 500 mg, selama 5 hari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan
sampai maksimal 3.000 mg/hari.
Anak-anak : Sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis

Efek Samping:
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat jarang. Mual, muntah, diare, nyeri
epigastrik, ruang kulit dan urtikaria adalah efek samping yang biasanya muncul pada
pemberian oral.

Interaksi Obat:
Efek hepatotoksik dipertinggi oleh tetrasiklin.
Spiramisin bersifat antagonis dengan penisilin, streptomisin,
kanamisin, neomisin, dan polimiksin.

Perhatian:
Spiramisin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati karena dapat
menyebabkan hepatotoksik.

Spiramisin tidak dianjurkan untuk ibu menyusui dan pada trimester pertama kehamilan.

Hati - hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.


Keamanan penggunaan pada bayi dan neonatus belum diketahui dengan pasti.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

Kemasan: Kotak 5 strip @ 10 tablet

Jenis: Tablet

Prouric
Rating: . Direkomendasikan oleh 6 pembaca. Beri rekomendasi:

Indikasi:
Mengurangi nyeri sendi yang disebabkan kelibihan asam urat.

Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung ekstrak herbal:
Andrographis paniculata..... 600 mg
Sonchus arvensis............ 475 mg
Curcuma xanthorrhiza........ 240 mg
Cyperus rotundus............ 220 mg
Piper nigrum................ 200 mg

Dosis:
Awal : 2 x 2 kapsul sehari
Pemeliharaan : 2 x 1 kapsul sehari

Perhatian:
Sebaiknya dikonsumsi sesudah makan

Kemasan:
Kotak 6 Blister @ 10 kapsul

Jenis: Capsul

Anda mungkin juga menyukai