Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecenderungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring dengan
terus berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu,
prevalensinya bukan saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak
langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan menengah
keatassebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidakmampuan
individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus
berubah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita
gangguan jiwa, dengan 4 jenis penyakit langsung yang ditimbulkannya yaitu
depresi, penggunaan alkohol, gangguan bipolar, danskizoprenia. Dalam hidup
semua manusia memiliki perasaan yang berbeda-beda dalam setiap harinya.
Perasaan itu terkadang sedih, senang, marah, dan lain sebagainya yang
biasanya berlangsung sementara. Namun jika berlangsung berkepanjangan
dapan mengakibatkan gangguan terhadap suasana hati (mood) atau depresi
berat yang membuat seseorang selalu tidak bergairah murung dan apatis.
Kelompok kondisi kejiwaan, juga dikenal sebagai mood disorder, dicirikan
oleh gangguan yang mempengaruhi emosi, berpikir, dan prilaku. Depresi
adalah dampak yang paling umum terjadi, dan sekitar 10-20% dari orang –
orang yg terkena dampak juga mengalami manic episode. (Abdul Nasir,
2010).
Suasana perasaan (mood) yang menurun itu berubah sedikit dari hari ke
hari, dan sering kali terpengaruh oleh keadaan sekitarnya, namun dapat
memperlihatkan variasi diurnal yang khas seiring berlalunya waktu. (Depkes
RI, 1993) Pengalaman yang kurang menyenangkan menyebabkan seseorang
mengalami rasa tidak aman, kehampaan, kesedihan, dan kemarahan. Hal
tersebut menimbulkan kemarahan yang tidak terkendali dan diintroyeksikan
ke dalam alam bawah sadar. Apa yang dialami sebagai suatu pengalaman
yang kurang menyenangkan berakibat duka cita yang mendalam, kepahitan
jiwa, yang semuanya merupakan bentuk gejala depresi. (Abdul Nasir, 2010)

1
Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan
besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawab sehari -
harinya (WHO,2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gangguan alam perasaan ?
2. Bagaimana rentang respon emosional dalam gangguan alam perasaan ?
3. Apa saja tipe gangguan alam perasaan ?
4. Apa saja gejala dari gangguan alam perasaan?
5. Bagaimana asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami maksud dari gangguan alam perasaan
2. Mengetahui dan memahami rentang respon emosional dalam gangguan
alam perasaan
3. Mengetahui dan memahami tipe gangguan alam perasaan
4. Mengetahui dan memahami gejala dari gangguan alam perasaan
5. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan dengan gangguan alam
perasaan

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang


mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang.
Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau
penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam
aktifitas sehari-hari dan rekreasi (Gibbson Towsend , M C, 1995).

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan


manifestasi gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan
alam perasaan biasanya akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus
asa, gembira berlebihan dan khawatir (Keliat B.A. 1999).Keadaan emosional
yang berkepanjangan dan mempengaruhi seluruh seluruh kehidupan dan
fungsi kehidupan seseorang.

Gangguan mood (alam perasaan), juga dikenal sebagai gangguan afektif,


adalah perubahan pervasive emosi individu, yang ditandai dengan depresi
atau mania. Gangguan mood merupakan disfungsi neurobiology yang
menimbulkan perubahan respons emosional. Individu diliputi kesedihan
jangka panjang dan drastic, agitasi atau elusi, disertai keraguan terhadap diri
sendiri, rasa bersalah, dan marah, yang mengubah aktivitas hidupnya,
terutama aktivitas yang melibatkan harga diri, pekerjaan, dan hubungan.
(Sheila L. Videbeck, 2008 : 387)

Alam perasaan (mood) adalah perpanjangan keadaan emosional yang


memepengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Alam
perasaan ini meliputi emosi seseorang yang kuat dan menyebar dan
mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. (Stuart,
Gail W, 2006 : 206)

3
Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya
perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kea rah depresi
dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya, atau kea rah elasi (suasana
perasaan meningkat). (Arief Mansjoer dkk, 2001 : 200)

B. Rentang Respon Emosiaonal

Menurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Reaksi Emosi Adaptif Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang
terhadap rangsangan yang diterima dan berlangsung singkat. Ada dua
macam reaksi adaptif :

a. Respon emosi yang responsive Keadaan individu yang terbuka dan


sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu dapat
berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.
b. Reaksi kehilangan yang wajar Merupakan posisi rentang yang
normal dialami oleh individu yang mengalami kehilangan. Pada
rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan
mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti kegiatan
sehari-hari, takut pada diri sendiri, berlangsung tidak lama.

2. Reaksi Emosi Maladaptif Merupakan reaksi emosi yang sudah


merupakan gangguan, respon ini dapat dibagi 3 tingkatan, yaitu

a. Supresi

Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal,


menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap
lingkungan.

b. Reaksi kehilangan yang memanjang Supresi memanjang sehingga


mengganggu fungsi kehidupan individu.

Gejala : bermusuhan, sedih berlebihan, rendah diri.

4
c. Mania/Depresi

Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal


melalui intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan
fungsi social.

C. Tipe Gangguan Alam Perasaan Secara garis besar, tipe gangguan dapat
diklasifikasikan menjadi mood episode, depressive disorder, dan bipolar
disorders (Yosep, 2007)

1. Mood Episode

a. Mayor depressive episode Pada tipe ini, terdapat 5 atau lebih gejala-
gejala yang ditampilkan selama periode 2 minggu dan menampilkan
perubahan fungsi sebelumnya. Adapun

1) Tanda-tanda secara lengkap adalah sebagai berikut:Perasaan


depresif lebih banayk dalam sehari, hampir setiap hari yang
diindikasikan berdasarkan data subjektif atau hasil observasi.
2) Menurunnya secara nyata minat terhadap kesenangan, hampir
semua aktivitas dalam sehari atau hampir setiap hari.
3) Kehilangan berat badan yang berarti meskipun tidak diet.
4) Kesulitan tidur (insomnia)
5) Terjadi peningkatan aktivitas psikomotor atau perlambatan
motorik hampir setiap hari.
6) Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
7) Perasaan-perasaan tidak berharga atau berlebihan atau perasaan
berdosa yang berlebihan hampir setiap hari.
8) Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi, atau
perasaan ragu-ragu hampir setiap hariterus-menerus berpikir
tentang kematian, berulangnya ide-ide untuk bunuh diri.

b. Manic Episode Pada tipe ini, ditandai dengan periode gangguan yang
nyata dan peningkatan secara menetap, mood mudah terangsang

5
selama 1 minggu. Selama periode gangguan, 3 atau lebih gejala
berikut telah menetap dan telah nampak dalam tingkat yang berarti:

1) Melambungnya harga diri


2) Menurunnya kebutuhan untuk tidur
3) Lebih banayk bicara dibanding biasanya
4) Flight of ideas
5) Perhatian yang mudah teralih
6) Peningkatan perilaku
7) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan yang berpotensi untuk mengakibatkan cedera.

2. Depressive disorders

a. Mayor Depressive Disorders

Dapat berupa episode berulang atau episode tunggal. Hal ini dapat
juga memiliki gambaran khusus seperti adanya penampilan diam
melamun (catatonic) atau melankolik atau menyertai kejadian
postpartum.

b. Dysthymic disorder

Dikenal dengan Depresi Neurosis, yang ditandai dengan mood yang


terdepresi dalam sebagain besar hari

3. Bipolar Disorders

a. Bipolar Disorders klien dengan tipe bipolar mendemonstrasikan


kekuatan, meluap-luap dan menggambarkan siklus irama mood.
Bentuk yang ditemukan dalam tipe gangguan mental ini adalah
kapanpun mengalami keadaan meluap-luap selama waktu satu mingu
atau satu bulan.
b. Cyclothymic Disorders Individu dengan kelainan ini cenderung
untuk mengalami irama mood diantara keriangan dan depresif.

6
D. Tanda dan Gejala
1. Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun
2. Nafsu makan dan berat badan menurun
3. Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan)di sertai mimpi-mimpi
yang tidak menyenangkan,misal: mimpi orang yang sudah meninggal.
4. Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan
motorik).
5. Hilang perasaan senang,semangat,minat dan meninggalkan hobby.
6. Kreatifetas dan produktifitas menurun.
7. Gangguan seksual (libido menurun)
8. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri.

E. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor


presdisposisi,perubahan perilaku,sumber stressor,mekanisme
koping,sumber koping dan penilaian stressor.

2. Faktor predisposisi dan presipitasi

a. Faktor Predisposisi

Beberapa teori di temukan untuk menjelaskan gangguan alam


perasaan.Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan gangguan alam
perasaan adalah:

1) Faktor genetik. Mengemukakan transmisi gangguan alam


perasaan diteruskan mulai garis keturunan.
2) Teori agresi berbalik pada diri sendiri. Mengemukakan bahwa
depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri
sendiri.
3) Teori kehilangan. Menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat
traumatis dengan orang yang di cintai.

7
4) Teori kepribadian. Mengambarkan bagaimana konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah mempengaruhi kepercayaan
dan penilaian terhadap stressor.
5) Teori kognitif. Mengemukakan bahwa depresi adalah masalah
kognitif yang di dominasi oleh penilaian negatif terhadap diri
sendiri,lingkungan dan masa depan.
6) Model ketidak berdayaan yang dipelajari. Mengemukakan bahwa
bukan trauma yang menghasilkan depresi,tetapi keyakinan
individu akan ketidakmampuanya mengontrol kehidupanya.
7) Model perilaku. Belajar dari pengalaman belajar di masa
lalu,depresi di anggap terjadi karena kurangnya reinforcement
positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
8) Model biologi. Menggambarkan perubahan kimiawi di dalam
tubuh yang terjadi pada keadaan depresi,termasuk defisiensi dari
katekolamin,tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi
cortisol.
9) Masalah dalam bounding and attachment dan genetic. Gangguan
ikatan antara ibu dan anak (mother-child bounding) pada usia
dini, sangat penting dalam terjadinya keadaan patologis pada
perkembangan kepribadian dikemudian hari. Bila seorang ibu ,
menderita depresi maka peran dan fungsinya sebagai ibu akan
terganggu , yang mengakibatkan relasi patologik pada anak .
b. Faktor Presipitasi
Ada empat faktor yang menyababkan gangguan alam perasaan :
1) Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan,termasuk
kehilangan cinta seseorang,fungsi tubuh,status atau harga diri.
2) Banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi
berkembangnya depresi terutama pada wanita.
3) Kejadian penting dalam kehidupan,sering kali sebagai keadaan
yang mempengaruhi episode depresi dan mempunyai dampak
pada individu untuk menyelesaikan masalah.

8
4) Sumber koping termasuk status sosial
ekonomi,keluarga,hubungan interpersonal dan organisasi
kemasyarakatan.
3. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang di gunakan pada reaksi berduka yang
tertunda adalah penyangkalan dan supresi yang berlebihan untuk
menghindari distress hebat yang berhubungan dengan berduka. Pada
depresi menggunakan mekanisme denial, represi, supresi dan disosiasi.
Mania merupakan cerminan dari depresi walaupun perilajunya tidak
sama namun dinamika dan mekanisme koping yang digunakan saling
berhubungan.
4. Sumber Koping
Sumber yang dapat menjadi individu yaitu keluarga,sekelompok
sosial, status sosial-ekonimi, dan lingkungan. Kurangnya sistem
pendukung tersebut dapat meningkatkan stress personal.
5. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan Peningkatan
mobilitas fisik: Mania
b. Gangguan alam perasaan ; Mania berhubungan dengan berduka
disfungsional
6. Perencanaan
a. Tujuan Keperawatan
1) Tujuan Umum :
Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan
meningkatkan rasa puas serta kesenagan yang dapat diterima oleh
lingkungan
2) Tujuan Khusus :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
c) Klien dapat mengungkapakan perasaanya
d) Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping)
yang konstruktif

9
e) Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam
perasaannya
f) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
3) TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan Keperawatan
a) Kenalkan diri pada klien
b) Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
menyangkal
c) Bicara dengan tegas, jelas dan simpati
d) Bersifat hangat dan bersahabat
e) Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya
meningkat (hiperaktivitas)
4) TUK 2 :
Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
Tindakan Keperawatan
a) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat
menurunkan kegiatan motorik
b) Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat
c) Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan
seperti musik yang lembut, penataan ruangannyang tidak
banyak peralatan
d) Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya
mandi, makan, dan lain-lain
e) Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang
dapat menyalurkan energi, seperti menyapu, mengepel, dan
olahraga
f) Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan
tersebut
g) Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku
yang negatif

10
h) Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh
anggota tim kesehatan
i) Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi
di antara anggota tim kesehatan
j) Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif
lainnya
5) TUK 3 :
Klien dapat mengungkapakan perasaanya
Tindakan Keperawatan
a) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
b) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
keinginannya, perasaan dan pikiran dengan
menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan
tujuan membantu isi pembicaraan pada tujuan yang
ditetapkan)
c) Berikan respon empati dan menerima klien
d) Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya

6) TUK 4 :
Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah
(koping) yang konstruktif
Tindakan Keperawatan
a) Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan
untuk mengatasi perasaan marah, kesal, atau sesuatu
yang tidak menyenangkan
b) Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan
c) Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi
perasaan yang tidak menyenangkan
d) Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian
masalah yang tepat serta diskusikan konsekkuensi dari
cara yang dipilih

11
e) Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut

7) TUK 5 :
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam
perasaannya
Tindakan keperawatan
a) Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien
b) Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat
c) Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang
sesuai dengan keadaan klien
8) TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk
mengontrol perilaku mania
Tindakan Keperawatan
a) Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis,
frekuensi dan manfaat obat) untuk mengontrol perilaku
mania.
b) Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat
teratur untuk mengontrol perilaku mania (dengan
prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara
pemberian, dan obat).
c) Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah
minum obat.
7. Evaluasi
a. Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.
b. Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan
interpersonal dapat digali.
c. Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.
d. Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat
dievaluasi sepenuhnya.

12
e. Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah
dilakukan.
f. Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.
g. Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik
oleh klien.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati)
dengan manifestasi gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan
gangguan alam perasaan biasanya akan didapat suatu keadaan sedih,
ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir (Keliat B.A.
1999).
B. Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa, sebagai tenaga
keperawtan yang professional diharapkan :
1. Mampu menerapkan teori yang ada kedalam implementasi tindakan
dilapangan.
2. Pemanfaatan Instrumen diri pribadi agar lebih meningkatkan
penerapan tekhnik komunikasi terapeutik sehingga asuhan
keperawatan yang telah direncanakan dapat terlaksana secara
optimal.
3. Klien dengan gangguan isi pikir agar, selalu diikutsertakan dalam
kegiatan kelompok, meningkatkan interaksi dengan orang lain,
berkomunikasi secara efektif dan klien dapat mengenal orientasi
secara realita.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://widayantibhayangkari.wordpress.com/2013/01/20/asuhan-
keperawatan-pada-klien-gangguan-alam-perasaan-depresi-dan-mania/

https://kangwahiid.wordpress.com/

https://www.scribd.com/document/363060144/Lp-Gangguan-Alam-Perasaan

15

Anda mungkin juga menyukai