Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

DENGAN KASUS HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh:

RIAN ANDRIYANTO

106115023

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-


ISLAMIYYAH CILACAP

2017
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN
DENGAN KASUS HARGA DIRI RENDAH

1. DEFINISI
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang
sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA,
2005). Berbagai masalah yang berkaitan tentang aspek seksualitas dapat
mempengaruhi gairah hidup, gambaran diri, dan hubungan dengan orang
lain.
Berbagai ancaman terhadap masalah identitas seksual, kurangnya
kepedulian dan stabilitasasi hubungan dengan pasangan, dan berakhirnya
kapasitas reproduksi diimplikasikan sebagai efek negatif yang langsung
berpengaruh terhadap harga diri penderita setelah mengalami kanker dan
terapinya. Selain itu, secara tidak langsung, pengalaman depresi, cemas,
marah, dan kelelahan selama terdiagnosis kanker dan ketika menjalani
terapi kanker juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita
kanker (Brotto, et al., 2008).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri.
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 2002)

2. DIAGNOSA MEDIK TERKAIT


Harga Diri Rendah

3. PENYEBAB/ETIOLOGI MASALAH UTAMA


a. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut
Herman (2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali,kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor
predisposisi citra tubuh adalah:
1) Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
2) Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh akibat penyakit
3) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
4) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor
predisposisi harga diri rendah adalah:
a) Penolakan
b) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut
c) Persaingan antar saudara
d) Kesalahan dan kegagalan berulang
e) Tidak mau mencapai standar. Faktor predisposisi gangguan
peran adalah:
(1) Stereotipik peran seks
(2) Tuntutan peran kerja
(3) Harapan peran kultural. Faktor predisposisi gangguan
identitas dalah:
(a) Ketidak percayaan orang tua
(b) Tekanan dari peer gruup
(c) Perubahan struktur sosial
b. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri
kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma: masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayaan seksual dan psikologispada masa anak-
anak ataumerasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
2) Ketegangan peran: rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak
merasa sesuai dalam melakukan perannya. Keraguan peran terjadi
bilaindividu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau
bingung tentang peran yang sesuai. (a) trauma peran
perkembangan, (b) perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan (c) transisi peran situasi (d) perubahan jumlah
anggota keluarga baik bertambah atau berkurang (e)n transisi peran
sehat sakit (f) pergeseran kondisi pasien yang menyebabkan
kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan
fungsi tubuh, prosedur medis, dan keperawatan.
3) Perilaku:
a. Citra tubuh yaitu; menolak, menyentuh atau melihat bagian
tubuh terentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan
keterbatasan atau cacat tubuh, menolak usaha rehabilitasi,
usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat dan menyangkut
cacat tubuh
b. Harga diri rendah diantaranya; mengkritik diri atau orang lain,
produktivitas menurun, gangguan berhubungan, keteganggan
peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan
kemampuan diri, pandangan hidup bertentangan, destruktif
kepada diri, menarik diri secara sosial, penyalahgunaan zat,
menarik diri dari realitas, khawatir, merasa diri paling penting,
distruktif pada orang lain, merasa tidak mampu, merasa
bersalah, mudah tersinggung, perasaan negative terhadap tubuh
c. Keracunan identitas diantaranya: tidak ada kode
moral,kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal
yang eksploitatif, perasaan hampa, perasaan mengambang
tentang diri,kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi, tidak
mampu empati pada orang lain, masalah estimasi.
d. Depersonalisasi meliputiafektif: kehidupan identitas, perasaan
terpisah dari diri, perasaan tidak realistis, rasa terisolasiyang
kuat, kurang rasa berkesinambungan, tidak mampu mencari
kesenangan. Perseptual halusinasi dengar dan lihat, bingung
tentang seksualitas diri, sulit membedakan diri dari orang lain,
gangguan citra tubuh, dunia seperti dalam mimpi. Kognitif:
bingung, disorientasi waktu, gangguan berpikir, gangguan daya
ingat, gangguan penilaian, kepribadian ganda (Herman, 2011).

4. TANDA DAN GEJALA (SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF)


Menurut Carpenito dalam Keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain:
a. Data Subjektif: mengkritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis, perasaan lemah dan takut,
penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/
mengejek diri sendiri, hidupyang berpolarisasi, ketidakmampuan
menentukan tujuan, mengungkapkan kegagalan pribadi,
merasionalisasi penolakan.
b. Data Objektif: produktivitas menurun, perilaku destruktif pada diri
sendiri dan orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan
sosial, ekspresi wajah malu dan rasa bersalah, menunjukkan tanda
depresi (sukar tidur dan sukar makan), tampak mudah tersinggung/
mudah marah.
5. POHON MASALAH
Isolasi Sosial: Menarik Diri
Effect
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Cor Problem
Koping individu inefektif
Causa

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan kopping
individu inefektif
7. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tindakan keperawatan pada pasien:
Tujuan :

a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif


yang dimiliki
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuan
e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan keperawatan untuk pasien:
SP 1 Pasien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di
rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
dapat digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar
yang aktif
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang
perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan
pertama yang dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang
dapat dilakukan pasien.
SP KE 2 PASIEN
a. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan kedua
yang dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
b. Tindakan Keperawatan pada keluarga
Tujuan
Keluarga mampu:
a) Mengenal masalah harga diri rendah
b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
c) Merawat harga diri rendah
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan
harga diri pasien
e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
f) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
SP 1 Keluarga
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien
c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
SP 2 Keluarga
e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri
pasien
f) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA.2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Fitria, N., 2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Prabowo, Eko. 2014. Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai