Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

PADA Ny. U DI RSUD TASIKMALAYA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Askep Komunitas I

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

1. Ahmad Khusni Mubarok (108115037)


2. Devi Rahmah Saputri (108115039)
3. Miftahul Jannah (108115053)
4. Astuti Dewi Fathimah (108115055)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Desa P kecamatan C Tasikmalaya

No. medrek : 055347

Ruangan : cempaka

Dx. Medis : hipertensi

Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB

Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. E

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam
Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi
Tasikmalaya

Hubungan dengan klien : anak

c. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang
beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan
sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian
sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan
mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam
08.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya
dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat dikaji jam
10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak
bias tidur karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien
merasa sakit perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi
ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
e. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5
tahun yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol
tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan
darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit
tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit
maag karena pola makan yang tidak teratur.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai
riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak mempunyai riwayat
penyakit kronis lainnya, seperti TBC, DM, asma dan lain-lain.
g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika
mendengar sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan
darahnya akan naik.
h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya
bergantian menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien
dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang
menjenguknya,
i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya
klien rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
B. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : compos mentis
Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motoric :6
Repon verbal :5
- TD : 180/100 mmHg
- R : 25x/menit
- N : 85x/menit
- S : 36oC
b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil
klien baik, saat ada rangsangan cahaya miosis,
konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik,
gerakan bola mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan
nyeri tekan.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
cukup baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang
diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan
alcohol dan kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien
dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan
garam dan gula disertai tulisan garam dan gula, klien dapat
menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
5) System integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien
kembali ke semuala +/- 3-5 detik karena proses penuaan, tidak
ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit
bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal,
jumlah gigi sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4,
geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa
bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus
10x/menit.
7) System pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan
cuping hidung, retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada
adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada
dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat
peningakatan vena juulari
s, tidak ada bunyi tambahan.
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri,
tidak ada nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras
dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
10) System persarafan
N1 (olfaktorius) : klien dapat membedakan bau minyak
kayu putih
N2 (optikus) : lapang pandang klien agak berkurang
behubungan dengan penuaan,
N3 (okulomotorius) : normal (bila terkena cahaya miosis
dan midriasis bila tidak terkena cahaya)
N4 (trakelis) : mata masih terkoordinasi sesuai
perintah.

N5 (trigeminus) : reflek mengunyah ada, kelopak


mata(+), rahang dapat mengatup secara
simetris

N6 (abdusen) : klien dapat menggerakan bola mata ke


kiri dan ke kanan.
N7 (fasialis) : klien dapat menggerakan muka.

N8 (cochlealis) : pendengaran baik.

N9 (glosopharingeus) : ada reflek menelan.

N10 (vagus) : kemampuan menelan baik.


N11 (accesorius) : kedua bahu masih mampu mengatasi
tahanan dengan cukup baik.

N12 (hipoglosus) : pergerakan lidah normal.

11) System musculoskeletal


Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh,
tidak ada nyeri dan tidak ada luka.
C. Kebiasaan sehari-hari

No. ADL(Activity Daily Living) Sebelum Masuk RS Di RS


1. Nutrisi 3x/hari Kalori

1. Makan Nasi dan lauk-pauk (sayur, Diet rendah


ikan, tempe, dll) garam 1.500
Frekuensi
kall/hari
Tidak Ada
Jenis
6-7 gls/hari
Porsi/Jumlah
1.500 1.750 ml/hari
Makanan pantangan

1. Minum

Frekuensi

Jumlah
2. Eliminasi 1-2 x/hari 1 x/hari

1. BAB Lembek Lembek

Frekuensi 1
/2 -1 cc/kg berat badan/jam Tidak tentu

900 1.000
Konsistensi 900 1.000 ml/hari ml/hari

1. BAK Jernih Jernih

Frekuensi Tidak Ya

Jumlah urine output

Warna

Terpasang kateter
3. Istirahat Tidur 21.00 05.00 WIB 21.00 05.00
WIB
Waktu Tidur : Malam 12.00 13.00 WIB
11.30 13.30
Siang 8 jam
WIB

Lama Tidur : Malam 1 jam


8 jam

Siang Tidak
2 jam

Masalah tidur
Tidak
4. Personal Hygiene 2x sehari 2x sehari

1. Mandi Ya Ya

Frekuensi Sendiri Sendiri

Penggunaan Sabun 2x sehari Tidak

Cara Ya Tidak

1. Oral Hygiene Sendiri

Belum cuci
Frekuensi 2x Seminggu rambut

Penggunaan pasta gigi Ya

Cara melakukan Sendiri

1. Pemeliharaan Rambut Tidak tentu Tidak tentu

Frekuensi sendiri

Penggunaan shampoo

Cara melakukan

1. Pemeliharaan Kuku

Frekuensi

Cara melakukan
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai Klien melakukan
beraktivitas pada jam 05.30 aktivitasnya
16.30 WIB sebagai Sendiri
Petani

1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011

Hb = 11,5 gr/dl (13,5 18 gr/dl)

L = 5.900/mm3 (4.500 10.000/mm3)

T = 155.000/mm3 (150.000 400.000/mm3)

Ht = 30 % (40 48 %)
GD puasa = 105 mg/dl (75 105 mg/dl)

Kalium = 4,05 (3,5 5,1 mmol/l)

Natrium = 146 (135 148 mmol/l)

1. b. Terapi 08-04-2011

Clorotiazid 21

Ctm 31

Antasida doen 31

Pct 31

B1 31

1. E. Analisa data

No. Data fokus Etiologi masalah


1. DS: Medulla Peningkatan TD

Keluarga klien Saraf simpatis


mengatakan klien
Ganglia simpatis
mempunyai riwayat
hipertensi
Tekanan darah

DO:
Kontriksi

TD klien
Peningkatan tekanan darah
meningkat
2. DS: Saraf simpatis Sakit kepala

Keluarga klien Ach


mengatakan klien merasa
Saraf pasca ganglion
sakit kepala yang sangat
hebat
Aorepinefrine

DO:
Konriksi

Klien meringis
Sakit kepala
sampai menangis
menahan sakit kepala
yang dirasakan

TD: 170/100
mmHg

ADL klien sedikit


terhambat

3. DS: Peningkatan tekanan vaskular Gangguan pola


serebral istirahat
Keluarga klien
mengatakan klien tidak Saraf simpatis
tidur semalaman dan
Tidak mampu mengatasi nyeri
terus merasakan sakit
kepala nya.
Gangguan pola istirahat

DO:
insomnia

TD: 170/100
mmHg
Mata klien tampak
cekung
4. DS: Tidak ada makanan masuk ke Nyeri
lambung abdomenalis
Keluarga klien
mengatakan klien merasa Tidak ada proses pencernaan
sakit perut karena klien
Peningakatan asam lambung
tidak makan apapun dan
hanya minum saja sejak
Peningkatan peristaltik usus
sakit kepala dirasakan.
Nyeri abdomenalis
DO:

Peristaltik usus
12x/menit

Terpasang infus

1. F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah


2. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral
4. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
5. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi

1. G. Perencanaan

N Dx Tujuan Intervensi Rasional


o.
1. Peningakatan Setelah 1. Pantau TD klien
TD dilakukan
berhubunagn tindakan
dengan keperawata
penurunan n selama
curah 124 jam
jantung TD klien
1. Adanya
dapat
DS: pucat,
kembali
dingin,
normal

kulit
Keluar
lembab,
ga klien
dan masa
mengatakan Tupan:
pengisian
klien
kapiler
Berpartisipa
mempunyai
lambat
si dalam
riwayat
mungkin
aktivitas
hipertensi
berkaitan
yang
dengan
DO: menurunka
vasokontrik
n TD/beban
TD klien si atau
kerja 1. Amati warna kulit,
meningkat mencermin
jantung kelembaban , suhu, dan
kan
masa pengisian.
deskompen
sasi /
Tupen:
penurunan
CO.

Kelua
rga klien
mengatakan
sakit kepala
yang
dirasakna
klien
berkurang

1. Membantu
untuk
menurunka
n
rangsangan
1. Berikan lingkungan simpatis;
tenang, nyaman, kurangi meningkatk
aktivitas/ keributan an
lingkungan. Batasi relaksasi.
jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.

1. Pertahankan pembatasan
aktivitas, spt. Istirahat di
tempat tidur/kursi;
jadwal periode istirahat
tanpa gangguan; bantu
klien melakukan
aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan.

1. Menurunka
n stresss
1. Lakukan tindakan- dan
tindakan yang nyaman ketegangan
seperti pijatan punggung yang
dan leher, meninggikan mempengar
kepla tempat tidur uhi tekanan
darah dan
perjalanan
penyakit
hipertensi
1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hi
droDIURIL)
2. Perbandingan dari
tekanan memberikan
gambaran yang lebih
lengkap tentang
keterlibatan/ bidang
masalah vascular
1. Mengurang
i
ketidaknya
manan dan
dapat
menurunka
n
rangsangan
simpatis.

1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan
obat lain
untuk
menurunka
n TD pada
pasien
dengan
fungsi
ginjal
relative
normal.

2. Nyeri/ sakit Setelah 1. Mempertahankan tirah


kepala dilakukan baring selama fase akut
berhubungan tindakan
dengan keperawata
1. Tindakan
peningkatan n selama
1. Berikan tindakan yang
vascular 124 jam
nonfarmakologis untuk menurunka
serebral dengan
menghilangkan sakit n tekanan
criteria:
kepala, mis. Kompres vascular
DS:
dingin pada dahi pijat serebral
punggung bdan leher, dan yang
Keluar Tupan: redupkan lampu kamar, memperlam
ga klien teknik relaksasi, dan bat/
Klen dapat
mengatakan aktivitas di waktu memblok
kembali
klien merasa senggang respon
beraktifitas
sakit kepala simpatis
dengan nor
yang sangat efektif
mal
hebat dalam
1. Kolaborasi dalam
menghilang
pemberian analgesic
DO:
kan sakit
2. Meminimalkan
Tupen: kepala dan
Klien stimulasi/meningakatkan
komplikasi
meringis relaksasi

nya.
sampai
Kelua
menangis
rga klien
menahan
mengatakan
sakit kepala sakit kepala
yang yang
dirasakan dirasakan
klien
TD:
berkurang.
170/100
mmHg

ADL
klien sedikit
terhambat
1. Menurunka
n/
mengontrol
nyeri dan
menurunka
n rangsang
system
saraf
simpatis

3. Insomnia Setelah 1. Batasi jumlah


berhubungan dilakukan pengunjung dan lamanya
dengan tindakan tinggal
ketidakmamp keperawata
uan n selam
mengatasi 124 jam, 1. Vasodilatas
1. Kolaborasi dalam
nyeri dengan i pada
pemberian antihistamin
criteria: system
DS:
saraf
simpatis

1. Membacakan aya suci
Keluar Tupan: al-quran sebelum waktu
ga klien tidur
Tidak
mengatakan 2. Agar klien dapat istirahat
mengalami
klien tidak
1. Memberika
lagi
tidur
n
gangguan
semalaman
ketenangan
pola
dan terus
batin pada
aktifitas
merasakan
klien dan
sakit kepala
memperkua
nya.
t keimanan
Tupen:
klien
DO:
sebagai

TD: umat islam.
Kelua
170/100
rga klien
mmHg
mengatakan
klien tidak
Mata klien
terbangun
tampak
lagi pada
cekung
malam hari.
4. Nyeri Setelah 1. Kolaborasi dalam
abdomenalis klien Pemberian antasida dan
1. Merangsan
berhubungan diberikan antimual
g peristaltic
dengan tidak tindakan
usus
terpenuhinya keperawata
sehingga
kebutuhan n selama
1. Memberikan ko,pres
gerakan
nutrisi. 124 jam,
hangat di nagian perut
peristaltikn
dengan
klien
DS: ya kembali
criteria:
normal

Keluar
ga klien
1. Berikan makanan sesuai 1. Memenuhi
mengatakan
Tupan:
dengan diet yang kebutuhan
klien merasa
disarankan nutrisi klien
sakit perut Nutrisi
2. Menirmalkan kadar asam
karena klien terpenuhu
lambung sehingga dapat
tidak makan sehingga
mengurangi kembung
apapun dan metabolism
dan mual
hanya tubuh
minum saja kembali
sejak sakit normal
kepala
dirasakan.

Tupen:
DO:



Kelua
Perista
rga klien
ltik usus
mengatakan
12x/menit
klien sudah
Terpasang mau makan
infuse kembali
sesuai diet
yang
disarankan

1. H. Implementasi

No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf


1. Senin, I T = mengakaji TTV,

08-04-2011 TD:170/100 mmHg

07.30 WIB R = klien kooperatif


T = mengamati warna kulit (sedikit
pucat), kelembaban(berkeringat
sehingga lembab), dan suhu (36oC)

R = klien kooperatif
08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di perut
klien

R = klien mau dikompres


T = memberikan antasida dan antimual
jam sebelum makan

R = klien mau minum obat


08.30 WIB T = menyajikan dan memberikan makana
rendah garam

R = klien mau makan


08.45 WIB I T = memberikan obat oral klorotiazid 21

R = klien mau minum obat


II T = memberikan obat oral pct 31

R = klien mau minum obat


IV T = memberikan obat oral Ctm 31

R = klien mau minum obat


11.30 WIB I T = meninggikan kepala tempat tidur dan
menganjurkan klien untuk ROM
R = klien kooperatif dan mau melakukan
apa yang disuruh

I T = melakukan pijitan di punggung dan


leher klien

R = klien mau dipijit dan merasa nyaman


sampai tertidur
12.00 WIB III T = menyajikan dan membari makanan
rendah garam dan menyajikan obat sesuai
resep

R = klien kooperatif
13.00 WIB I T = mengaji TTV klien

TD: 150/95 mmHg

R = klien kooperatif
16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk
membatasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal

R = klien kooperatif
18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien

TD: 140/90 mmHg

R = klien kooperatif
20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk
membacakan ayat suci al-quran kepada
klien
R = keluarga kooperatif
2. Selasa, I T = mengkaji TTV klien

09-04-2011 TD: 140/80 mmHg

07.30 WIB R = klien kooperatif


III T = menyaajikan dan memberikan makanan
rendah garam dan menyiapkan obat sesuai
resep

R = klien kooperatif
10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada klien
dan keluarga sebelum pulang

R + klien dan keluarga kooperatif

1. I. Evaluasi

No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf


1. Selasa, I S : keluarga klien mengatakan TD klien
sudah normal
09-04-2011
O : TD: 140/90 mmHg
10.30 WIB
A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dan klien pulang


II S : keluarga klien mengatakan klien tidak
mengeluj sakit kepala lagi

O : TD: 140/90 mmHg

A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dan klien pulang


III S : keluarga klien mengatakan kliem tidak
lagi susah tidur

O : TD: 140/90 mmHg

Mata klien tidak cekumg.

A : masalah teratasi

P:

I:

E : terapi cukup berhasil dan klien pulang


IV S :keluarga klien mengatakan klien tidak
mengeluh sakit perut lagi

O : perut tidak kembung

Peristaltic usus 8x/menit]

A : masalah teratasi
P:

I:

E : terapi cukup berhasil dank lien pulang.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada klien Ny.


U dengan gangguan sisem kardiovaskular: hipertensi di Ruang Melati YARSI
Tasikmalaya pada tanggal 8-9 April 2011 melalui pendekatan studi kasus
didapatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan
dibahas melalui langkah-langkah keperawatan sebagai berikut:

1. A. Pengkajian

Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian


secara head tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat
mengakaji riwayat kesehatan klien, peran keluarga klien lebih dominan daripada
klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif dalam memberikan berbagai
informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa, disamping itu berbagai
dukungan penulis dikatakan baik dari perawat ruangan, dokter, maupun petugas
kesehatan yang lainya yang bekerja di Ruang Melati.

1. B. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan menurut Doenges, 1999 tentang cardiovascular/ hipertensi


adalah sebagai berikut:

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi

Dari diagnose penulis didapatkan berdasarkan pengakajian adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung


2. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral
3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi

Sedangkan beberapa diagnose yang ada di lapangan tetapi tidak terdapat di buku
acuan penulis antara lain:

1. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri


2. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi

1. C. Perencanaan

Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori Doenges pada
tahun 1999.

1. D. Implementasi

Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini
penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya.

Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan


dianatranya: peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat-alat serta adanya
bimbingan dari perawat ruangan, CI ruangan, pembimbing dari akademik, serta
adanay peran dokter yang menentukan diagnosa menurut medis.

1. E. Evaluasi

Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan kenyataan
di lapangan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara diagnosa teori dan
diagnosa yang ada di lapangan.
BAB V

PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan pada Ny, U


dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruang Melati YARSI
Tasikmalaya diperoleh kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan
dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi
yang tepat serta menunjang ke arah tercapainya tujuan. Salah satu koordinasi ini
merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat, dokter, staf ruangan, demi
peningakatan status kesehatan klien disertai dengan dukungan penuh dari
keluarga.

1. B. Saran
2. Untuk Klien dan Keluarga

Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang
menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam
berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur.
Anjurkan untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi
peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada
terhadap resiko pada keluarga klien sendiri.

1. Untuk Siswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori,
skill, amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan
melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual

1. Untuk Rumah Sakit

Diharapkan adanya penambahan personil perawat di Ruangan Melati demi


meningakatkan kinerja dan pelayanan yang lebih maksimal.
Diharapkan pemeriksaan laboratorium pada klien hipertensi dapat lebih
dilengakapi.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta,
Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,
2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya
?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta,
Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis
dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

https://www.scribd.com/doc/313554383/askep-kasus-hipertensi

Anda mungkin juga menyukai