Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA: WAHAM

1. DEFINISI
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham.
Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau
berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar
belakang budaya (Keliat, 2009).
Waham adalah keyakinan yang tidak berdasarkan realitas, akan
tetapi dipertahankan oleh pasien (Prabowo, 2014).

2. DIAGNOSA MEDIK TERKAIT


Waham

3. PENYEBAB/ ETIOLOGI MASALAH UTAMA


a. FAKTOR PREDISPOSISI
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, pasien menekankan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi
tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
3) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikeldi otak atau perubahaan pada sel kortikol dan lindik.
5) Faktor genetic

b. FAKTOR PERSIPITASI
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau di asingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga pasien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.

4. TANDA DAN GEJALA


Menurut Nita Fitria (2009) tanda dan gejala pada klien dengan
perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :
1) Menolak makan
2) Tidak ada perhatian pada perawatn diri
3) Ekspresi wajah sedih atau gembira atau ketakutan.
4) Gerakan tidak terkontrol.
5) Mudah tersinggung.
6) Isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan.
7) Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
8) Menghindar dari orang lain.
9) Mendominasi pembicaraan.
10) Berbicara kasar.
11) Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
Menurut Prabowo (2014) tanda dan gejala dari waham adalah
sebagai berikut:
1) Pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan).
2) Pasien tampak tidak mempunyai orang lain
3) Curiga
4) Bermusuhan
5) Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6) Takut, sangat waspada
7) Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8) Ekspresi wajah tegang
9) Mudah tersinggung

5. POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
Effect

Cor Problem
Gangguan proses pikir: waham

Isolasi sosial: menarik diri


Causa
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan waham
b. Gangguan proses pikir: waham berhubungan dengan menarik diri

7. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tindakan Keperawatan pada Klien
Tujuan :
1) Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
2) Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
3) Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
Tindakan :

1) Bina Hubungan Saling Percaya


Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, kita harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus kita lakukan
adalah :
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
klien
2) Tidak mendukung atau membantah waham klien
3) Yakinkanlah klien berada dalam keadaan aman
4) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi
karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
6) Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti
membicarakannya
7) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan
realitas
8) Diskusikan dengan klien kemampuan re balistis yang dimilikinya pada
saat yang lalu dan saat ini
9) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya
10) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien.
11) Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan
pujian yang sesuai
12) Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis
obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum
obat yang benar)
13) Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa
konsultasi.
b. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
2) Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan
yang belum dipenuhi oleh wahamnya
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien
secara optimal.
Tindakan Keperawatan :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
2) Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di
rumah, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk
klien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, dan akibat penghentian obat)
4) Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N., 2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat BA.2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Prabowo, Eko. 2014. Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN
DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA: WAHAM

Disusun oleh:

ELMA OCTA MILARRINA


D2016022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ‘AISYIYAH

SURAKARTA

2016

Anda mungkin juga menyukai