Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Disusun oleh :

M. KHALID ARDHY MORGAN


Kelas X MIA.3

SMA NEGERI No.1


PADANG
MAKALAH BIOLOGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Disusun oleh :

M. KHALID ARDHY MORGAN


Kelas X MIA.3

SMA NEGERI No.1


PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi Biologi Lingkungan yang
bertemakan “Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) “.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik, gagasan dan saran selalu penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 8 September 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II : PEMBAHASAN

A. KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI


(BIODIVERSITAS)

B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

D. MANFAAT DAN NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI

E. DAMPAK KEGIATAN MANUSIA TERHADAP

F. UPAYA PELESTARIAN

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keaneka
ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat
keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman
hayati.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua
jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan dalam
semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan
bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang
lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen,
speses dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk
karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap
keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai
flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi
lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas?
2. Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana dengan keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati
2. Mengenal tingkat keanekaragaman hayati
3. Mengenal keanekaragaman hayati di indonesia
4. Manfaat dari pengembangan terhadap keanekaragaman hayati
5. Dan cara pelestariannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran,


warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi
keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme)
penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau
keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran,
bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan


keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti
makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama
faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara
genotip dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari
mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu
sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Keanekaragam
hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi, bentuk,
penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan ekosistem, tingkatan jenis
dan tingkatan genetik.

Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah keanekaragaman diantara


makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk diantaranya dataran, ekosistem ekuatik lain,
serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen


Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian
tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. dengan tekhnik budaya
semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka
tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan sebagainya. Yang membuat variasi tadi adalah :
Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi
perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup dilingkungan yang berbeda
maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan
sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi
hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa
dalam spesies yang sama dapat terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan
variasi antara individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam
satu spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal,
sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai keanekaragaman
individu yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat genetik.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)


Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut
keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan
makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keanekaragaman ini lebih mudah diamati
daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan
dan mikroba.Misalnya: variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk
dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan
habitat.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem


Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem,
organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai
suatu sistem. Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor
biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang
termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya.
Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan
kesatuan dari biotik dan abiotik pun bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik
lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar
organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas
dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan
perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi
jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem
yang berbeda.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara
garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
I. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
a. Bioma Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, +
25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat
mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi
oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni
daerah gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma
gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di
Amerika.

b. Bioma Padang Rumput


Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub
tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan
turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Hewannya adalah
bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan
Indonesia (Sumbawa).
c. Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil,
Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya
sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta banyak cabang dengan
daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah
kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit
yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang
menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai,
macan, gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.
d. Bioma Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan
Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4
musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama
mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur.
Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan
serangga.
e. Bioma Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik,
misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies
seperti konifer (pohon spruce, alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f. Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu
tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada
terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak
ada. Hewan-hewan yang ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam,
serigala kutub, reinder, dan caribou bull (sebangsa rusa).
g. Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan
karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya
kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan
dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi
oleh pori-pori mikro. Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

II. Ekosistem Perairan (Akuatik)


a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan
menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar.
Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik
(air tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir)
misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi
tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil,
yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng
gondok. Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru,
ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan,
ikan, dan serangga.
b. Ekosistem Air Laut
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air laut
kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah
mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part
per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di daerah
yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan
osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
c. Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan
laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut
melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton,
udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
d. Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air
yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian
karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes
caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
e. Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan
hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele
dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
f. Ekosistem Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari
karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria
yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang
clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita,
bintang laut, dan ikan karnivor.
g. Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000 m dari
permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena itu produsen
utama di ekosistem ini merupakan organisme kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut
dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen
terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
h. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga
yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai
yang dangkal.

III. Ekosistem Buatan


Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah:
a. Bendungan.
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.
d. Sawah irigasi.
e. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.
f. Ekosistem ruang angkasa.

C. Keanekaragaman hayati di Indonesia


1. FLORA:
Alfred Russel Wallace mengemukakan konsep tentang garis Wallace, yaitu garis khayal
yang membagi dua wilayah berdasarkan perbedaan kelompok tumbuhan dan hewan.
Sedangkan Weber (Zoolog dari Jerman), mengamati bahwa hewan-hewan yang berada di
Sulawesi tidak sepenuhnya seperti hewan di Australia tetapi mirip pula hewan dari daerah
Oriental. Sehingga Weber menyatakan Sulawesi merupakan wilayah peralihan antara Oriental
dan Australia (peralihan daerah Barat dan Timur). Indonesia termasuk dalam Indo Malesiana
yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Contoh
tanamannya : rotan, jati, cendana, kayu hitam, meranti, anggrek, mahoni dan lain-lain.
Sedangkan Indo Autralia terdapat hutan kayu putih, sagu, matoa dll.Memiliki Tumbuhan
(Flora) Bertipe Malesiana Malesiana merupakan suatu kawasan botani dunia yang meliputi
Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua nugini, dan kepulauan Solomon. Misalnya pohon kayu
ramin yang tersebar di Sumatra, Kalimantan dan Maluku.

2. FAUNA :
Wilayah Indonesia Barat (Oriental) :
a. Mamalia berukuran besar.Misalnya : gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis),
banteng (Bos sondaicus), harimau sumatra (Panthera tigris sondaicus)
b. Banyak jenis primata.Misalnya : orang utan sumatra (Pongo pygmaeus obelii), orang utan
Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus), kera (Macaca fascicularis)
c. Warna bulu burung kurang menarik dan tidak beragam.Misalnya : burung Rangkong
(Rhinoplax vigil), murai (Myophoneus sp)
d. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Contoh : gajah, badak, harimau, kera, siamang, orang
utan.
Wilayah Indonesia Timur (Australia) :
a. Mamalia berukuran lebih Kecil.
b. Memiliki mamalia berkantong. Misalnya walabi kecil (Dorcopsulus)vanheurni), walabi
semak (Thylogale bruijni), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)
c. Warna bulu burung lebih menarik dan beragam.Misalnya burung cendrawasih
(Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius casuarius)
d. Terdapat di Papua dan sekitarnya. Contoh : kanguru, koala, kakatua, cendrawasih,
kasuari, nuri dll.
Wilayah Indonesia Tengah (peralihan) :
a. Pada daerah peralihan atau transisi Oriental-Australis (Sulawesi dan Nusa Tenggara)
terdapat hewan-hewan dengan ciri khas tersendiri. Misalnya : komodo (Varanus
komodoensis) di Pulau Komodo (NTT), babi rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus
depressicornis), dan burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi
b. Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Contoh : kalong, kuda, tapir, anoa, tarsisius,
babirusa, dan komodo.
3. Memiliki Hewan Dan Tumbuhan Endemik
Di Indonesia terdapat jenis hewan dan tumbuhan endemik yang tidak terdapat di
negara- negara lain. Beberapa contoh hewan tersebut adalah komodo di pulau
komodo badak bercula satu di ujung kulon – banten. Dan contoh tumbuhannya yaitu
bunga raflesia di hutan bengkulu dan matoa di Papua.
4. Memiliki Tumbuhan Dan Hewan Berstatus Langka
a. Hewan Langka :
• Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
• Harimau sumatra (Panthera tgris sumatrae)
• Tapir (Tapirus indicus)
• komodo (Varanus komodoensis)
b. Tumbuhan Langka :
• Matoa (Pometia pinnata)
• Gandaria (Bouea macrophylle)
• Badali (Raermachera gigantea)
• Sawo kecik (Manilkara kauki)
• Bendo (Artrocarpus elasticus

D. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati


1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman
dahulu merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena memiliki
sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras. Hal ini seperti
yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Abasa ayat 24-34 diperoleh
pengertian bahwa manusia dapat mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.

2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah


Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui
kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan
memiliki peranan yang sangat penting. Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica).
Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis
ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber
makanan masa depan misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak
dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau lingkungan kita, masih
terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat
unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat
unggul).
3. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis
organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis
yang lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika
kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus.
Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah,
dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia,
keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk
dimanfaatkan di kemudian hari.
4. Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia.
5. Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman.
Berbagai jenis tumbuhan digunakan untuk tanaman hias. Beberapa jenis hewan juga
dimanfaatkan manusia karena keindahan atau kemerduan suaranya, misalnya burung.
6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan
internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis
tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya lumut dan paku-pakuan dan kekayaan jenis hewan
(fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh
pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam,
Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun
Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama
yaitu untuk tujuan konservasi.

E. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati


Adanya berbagai flora dan fauna tersebut merupakan sumber daya alam hayati yang
bernilai tinggi serta memberikan nilai tambah bagi manusia. Manfaat keanekaragaman hayati
bagi manusia sangatlah besar. Pemanfaatan keanekaragaman hayati ini dapat digolongkan
menjadi beberapa nilai manfaat, yaitu nilai konsumtif, nilai produktif, dan nilai nonkonsumtif.
Nilai manfaat konsumtif artinya nilai dari produk keanekaragaman hayati yang langsung
dikonsumsi seperti bahan pangan, bahan obat-obatan, dan bahan bakar. Sedangkan nilai
manfaat produktif artinya nilai dari produk keanekaragaman gayati yang diolah secara
besar-besaran dan bersifat komersial seperti industri karet, industri benang, industri
pengalengan ikan, dan lain-lain. Kemudian, nilai manfaat nonkonsumtif artinya manfaat
selain konsumtif dan produktif, misalnya ebagai sumber plasma nutfah, menjaga kelestarian
ekosistem, dan memberikan keindahan alam.
Dengan semakin majunya teknologi, tentunya berdampak pada kemajuan pemikiran
manusia. Hal tersebut menyebabkan manusia ingin mengembangkan berbagai sektor yang
terdapat dalam kehidupan. Untuk memenuhi keinginan tersebut tentunya manusia melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan. Namun terkadang manusia lupa bahwa berbagai kegiatan
yang dilakukan tersebut berdampak terhadap lingkungannya. Dampak itu tidak hanya
terhadap unsur-unsur abiotik, namun juga terhadap unsur-unsur biotik. Dengan kata lain,
banyak kegiatan manusia yang dapat mengganggu kelestarian dari keanekaragaman hayati
yang ada. Beberapa penyebab penurunan keanekaragaman hayati yang berasal dari kegiatan
manusia di antaranya perusakan habitat, penggunaan bahan kimia secara berlebihan, dan
pencemaran lingkungan.
Kerusakan habitat merupakan faktor utama penyebab kepunahan makhluk hidup. Jika
habitat suatu organisme rusak maka organisme itu tidak memiliki tempat hidup yang cocok.
Kerusakan habitat yang disebabkan manusia antara lain penebanganhutan dan perusakan
terumbu karang. Selain itu, perusakan habitat juga dapat terjadi karena pembukaan lahan baru
tanpa melakukan penanaman kembali.
Adapun penggunaan bahan kimia secara berlebihan seperti pupuk dan pestisida juga
dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada. Bahan-bahan kimia tersebut akan menyebar
ke lingkungan dan meracuni organisme di sekitarnya. Pada dasarnya, menggunakan
bahan-bahan kimia tersebut tidak ada salahnya karena pada awalnya tujuan pengguanaan
bahan kimia itu adalah untuk memberantas hama pada tanaman, namun jika digunakan secara
berlebihan tentunya akan tetap merusak ekosistem yang ada.
Di samping itu, kegiatan manusia berupa pencemaran lingkungan juga dapat merusak
keanekaragaman hayati yang ada. Bahan pencemar atau polutan dari limbah pabrik atau
limbah rumah tangga dapat mencemari dan membunuh makhluk hidup penyusun
keanekaragaman hayati. Selain itu, perubahan diperkirakan akan mempengaruhi penyebarab
dan ketahanan makhluk hidup. Akumulasi pencemar seperti DDT, dioxin, dan lain-lain di
dalam perairan telah mengakibakan kematian berbagai polusi mamalia laut.

F. Upaya Pelestarian
Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan
keanekaragaman hayati tersebut seperti penghijauan(reboisasi), pemuliaan, pelestarian in situ
maupun ex situ serta penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional.
Penghijauan (reboisasi)
Reboisasi atau penghijuan dapat menigkatkan keanekaragaman hayati dengan cara
menanam pohon-pohon baru di lingkungan yang kritis. Tindakan reboisasi ini tentunya harus
diikuti perawatan tanaman supaya tujuan penghijauan dapat tercapai.
Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan
silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu, pemuliaan hewan
dan tumbuhan dapat meningkatkan keanekaragaman gen.
Pelestarian in situ
Pelestarian insitu adalah pelestarian didalam habitan aslinya, misalnya mendirikan
cagar aalm ujung kulon dan taman nasional komodo.
Pelestarian ex situ
Adalah pelesstarian diluar habitat aslinya , misalnya penangkaran hewan didalam
kebun binatang contohnya taman ragunan dan taman safari bogor
Penegakan hukum
Adapun penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional ini sebenarnya
tergantung kepada masing-masing wilayah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut
disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan
memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh
adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup
lainnya.Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat
makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman
gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga
dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan
pemuliaan.Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.

B. SARAN
Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan adanya
keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan interaksi yang baik antara
makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam akan selalu mendukung kelanjutan
kehidupan di muka bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia/keanekaragaman hayati - wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia


bebas.html

http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-hidup.html

Saktiyono.2006.Seribu Pena Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga.

Stone,David.1997.Biodiversity of Indonesia.Tien Wah Press, Singapore.

Odum,E P, Samingan T(penerjemah), Dasar – dasar ekologi. Yogyakarta : Gadjah mada


University Press, 1993.

Anda mungkin juga menyukai