Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Rekayasa Ide yang
berjudul,”MEMANFAATKAN APLIKASI TERMODINAMIKA DALAM BIDANG
KELAUTAN” ini.

Dalam makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah
tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemanfaatan Laut sebagai sumber Energi Termodinamika

Pemanfaatan Laut sebagai sumber Energi Termodinamika dianggap sebagai salah satu
bagian terpenting dari kehidupan kita sehari-hari. Apakah Anda bepergian dalam kendaraan
apapun, duduk nyaman di ruangan Anda ber-AC, menonton televisi dll, Anda akan melihat
aplikasi termodinamika hampir di mana-mana secara langsung atau tidak langsung. Ketika Sadi
Carnot, anak dianggap sebagai ayah dari termodinamika, diusulkan teorema dan siklus, hampir
tidak ada yang membayangkan bahwa usulannya akan memainkan peran utama dalam
penciptaan mobil yang akan menjadi salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia.
Perkembangan hampir semua jenis mesin dapat ditelusuri ke Teorema Carnot Carnot dan
Siklus. Pada tahap ini kehidupan kita bisa kita membayangkan hidup tanpa mobil. Tentu saja
kita tidak bisa melupakan pentingnya Stirling, Diesel, Otto dan Ericsson juga menciptakan
siklus independen mereka sendiri yang menghasilkan lebih banyak inovasi dan perbaikan dari
mobil. Studi termodinamika melibatkan berbagai hukum termodinamika yang mencakup:
Hukum Pertama Termodinamika, Hukum Kedua Termodinamika, Hukum Ketiga
Termodinamika, Zeroth Hukum Termodinamika, hukum Boyle, Hukum Charles, dll Landasan
hukum-hukum ini diletakkan oleh Sadi Carnot dengan penemuannya Siklus Carnot dan
Teorema Carnot. Studi tentang hukum-hukum termodinamika membantu mengungkap
berbagai misteri alam, bukan hanya untuk pencapaian materialistis, tetapi juga untuk
memperoleh kebijaksanaan spiritual, untuk sejumlah undang-undang seperti hukum ketiga
terkait dengan entropi membantu memahami rahasia keberadaan manusia hidup. Untuk
memahami berbagai konsep termodinamika beberapa istilah penting yang berhubungan dengan
termodinamika harus dipahami. Studi tentang termodinamika melibatkan sistem dan
lingkungannya di mana semua eksperimen dilakukan untuk penemuan perangkat. Ada berbagai
jenis proses termodinamika yang membantu menerapkan hukum termodinamika
termodinamika untuk berbagai aplikasi. Energi yang berasal dari laut (ocean energy).
2.2. Pemanfaatan Energi Laut : Pasang Surut
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemanfaatannya
dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga
dua kali siklus pasang surut.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:
a. Dam pasang surut (tidal barrages)
Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan
air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui
terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan
untuk memutar turbin.

Gambar 1. Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut.
Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut/

Gambar 2. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin.
Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut/

Berikut salah satu contoh dari penggunaan energi pasang surut dengan menggunakan
metodologiDam pasang surut (tidal barrages).
Gambar 3. PLTPs La Rance, Brittany, Perancis.
Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut/

Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara
sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini berkapasitas 240 MW. PLTPs
La Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya
membutuhkan dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari.
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka hanya
dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar
(surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu
operasinya dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapat digunakan pembangkit
listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut lagi.
b. Turbin lepas pantai (offshore turbines)
Turbin lepas pantai menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut.
Keunggulannya dibandingkan metode Dam pasang surut (tidal barrages) yaitu lebih murah
biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam,
dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
Gambar 4. Macam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut.

Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut/

Kelebihan:
 Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
 Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
 Tidak membutuhkan bahan bakar.
 Biaya operasi rendah.
 Produksi listrik stabil.
 Pasang surut air laut dapat diprediksi.
 Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar.
Kekurangan:
 Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal,
dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu
maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
 Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak
masuk ataupun keluar.

2. Pemanfaatan Energi Laut : Ombak


Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut. Sesungguhnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar namun, untuk memanfaatkan energi yang
terkandungnya tidaklah mudah terlebih lagi mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang
memadai. Inilah sebabnya jumlah pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat
sedikit.
Salah satu metode yang efektif untuk memanfaatkan energi ombak adalah dengan
membalik cara kerja alat pembuat ombak yang biasa terdapat di kolam renang. Pada kolam
renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan keluar masuk sebuah ruang di tepi kolam yang
mendorong air sehingga bergoyang naik turun menjadi ombak.
Gambar 5. Skema Oscillating Water Column
Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-1-ombak/

Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk dan keluarnya
ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui
sebuah saluran di atas ruang tersebut. Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka
aliran udara yang keluar masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan generator.
Masalah dengan desain ini ialah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan,
akan tetapi, karena aliran ombak pun sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah
besar.
Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis, tidak butuh bahan
bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun polusi. Namun tantangannya adalah
bagaimana membangun alat yang mampu bertahan dalam kondisi cuaca buruk di laut yang
terkadang sangat ganas, tetapi pada saat bersamaan mampu menghasilkan listrik dalam jumlah
yang memadai dari ombak-ombak kecil (jika hanya dapat menghasilkan listrik ketika terjadi
badai besar maka suplai listriknya kurang dapat diandalkan).

Gambar 6. Berbagai Desain Inovatif dari Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak.


Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-1-ombak/

Kelebihan:
 Energi bisa diperoleh secara gratis.
 Tidak butuh bahan bakar.
 Tidak menghasilkan limbah.
 Mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah.
 Dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Kekurangan:
 Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak.
 Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten

3. Pemanfaatan Energi Laut : Panas Laut


Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya perbedaan
temperatur di dalam laut. Jika kalian pernah berenang di laut dan menyelam ke bawah
permukaannya, kalian tentu menyadari bahwa semakin dalam di bawah permukaan, airnya
akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar
matahari diserap sebagian oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan
turun dengan cukup drastis.
Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk
menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan konversi energi
panas laut (Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC). Perbedaan temperatur antara
permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar
770 Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik.

Gambar 7. Ocean Thermal Energy Conversion dengan Siklus Tertutup


Sumber: http://majarimagazine.com/2008/01/pemanfaatan-energi-laut-3-panas-laut/
Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga macam:
siklus tertutup, siklus terbuka, dan siklus gabungan (hybrid).
a. Siklus tertutup
Siklus tertutup menggunakan fluida dengan titik didih rendah, misalnya amonia, untuk
memutar turbin dan menghasilkan listrik. Air hangat di permukaan dipompa ke penukar panas
di mana fluida bertitik didih rendah dididihkan. Fluida yang mengalami perubahan wujud
menjadi uap akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi ini lalu dialirkan ke
turbin untuk menghasilkan listrik. Uap tersebut lalu didinginkan kembali dengan air dingin dari
laut dalam dan mengembun. Lalu fluida kembali melakukan siklusnya (lihat gambar 7).
b. Siklus terbuka
Siklus terbuka menggunakan air laut untuk menghasilkan listrik. Air laut yang hangat
dimasukkan ke dalam tangki bertekanan rendah sehingga menguap. Uap ini dugunakan untuk
menggerakkan turbin. Air laut yang menguap meninggalkan mineral laut seperti garam dan
lain sebagainya sehingga bermanfaat untuk menghasilkan air tawar untuk diminum dan irigasi.
c. Siklus hybrid
Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup. Siklus hybrid
menggunakan air laut yang dilekatakkan di tangki bertekanan rendah untuk dijaikan uap. Lalu
uap tersebut digunakan untuk menguapkan fluida bertitik didih rendah (amonia atau yang
lainnya). Uap air laut tersebut lalu dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar desalinasi.
Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia dalam jumlah besar,
murah, dan mudah ditransportasikan. Namun, amonia beracun dan mudah terbakar. Senyawa
seperti CFC dan HCFC juga merupakan pilihan yang baik, sayangnya menimbulkan efek
penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon juga dapat digunakan, akan tetapi menjadi tidak ekonomis
karena menjadikan OTEC sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara langsung.
Selain itu, yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit listrik OTEC bergantung
pada tekanan uap dari fluida kerja yang digunakan. Semakin tinggi tekanan uapnya maka
semakin kecil ukuran turbin dan alat penukar panas yang dibutuhkan, sementara ukuran tebal
pipa dan alat penukar panas bertambah untuk menahan tingginya tekanan terutama pada bagian
evaporator.
Kelebihan:
 Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
 Tidak membutuhkan bahan bakar.
 Biaya operasi rendah.
 Produksi listrik stabil.
 Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air
minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara
elektrolisis.
Kekurangan:
 Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
 Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya
kebocoran.
 Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
 Biaya pembangunan tidak murah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan
kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

Semoga teknologi untuk memanfaatkan energi dari laut yang sangat menggiurkan ini
dapat dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem laut
yang sudah lebih dulu ada. Aplikasi ini membuktikan bahwa pemanfaatan pergerakan dengan
pemasangan turbin didaerah pasang surut dan pemanfaatan ombak juga panas
laut,menggunakan peralatan yang tentunya memiliki manfaat untuk mengubah pasang
surut,ombak serta panas laut menjadi energi listrik menggunakan konsep-konsep
termodinamika yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

www.slideshare.net/tahangpette/penerapan-hukum-2-thermodinamika

kk.mercubuana.ac.id/files/13015-3-860358017731.doc

Halliday, Resnick. 1998. Fisika Edisi Ke 3. Jakarta; Erlangga

Anda mungkin juga menyukai