Makalah Fiber Optik
Makalah Fiber Optik
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN..................................................................................
Latar Belakang.......................................................................................
A. Tujuan.............................................................................................
II. PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian Fiber Optik.....................................................................
B. Sejarah Fiber Optik..........................................................................
C. Komunikasi Fiber Optik...................................................................
D. Keunggulan Dan Kelemahan Fiber Optik........................................
E. Karakteristik Komunikasi Fiber Optik
F. Aplikasi Fiber Optik
III. PENUTUP..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan
di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai
hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan Sang Pencipta dengan tulus.
Salain itu, dalam kehidupan sehari- hari manusia tidak dapat lepas dari
alat- alat teknologi yang pada setiap waktu teknologi- teknologi tersebut terus
bekembang. Serta umat manusia dituntut untuk mengembangkan dan mengikuti
perkembangan teknologi tersebut..
B. Tujuan
II. PEMBAHASAN
Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat
ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang
digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat
optik.
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter
mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya
tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang
membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding
yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis
ini.
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang
homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding
semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks
bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk
membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang
terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate).
Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain
mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat
mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan
persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka,
Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat
diperkirakan besarnya.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati
gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja
keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada
daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali
frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan.
Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga
belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya
gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran
laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan
simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi,
kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang
sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga
konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup
kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan
awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga
tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan
akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20
dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami
pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya
mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar.
Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K.
Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul
Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas
punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang
melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris
mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik
dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas
yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih
fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang
memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck,
Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang
memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang
paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan
mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada
1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per
kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell
Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan
semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua
penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber
optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O.
Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor
deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk
ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang
mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari
semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan
semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu
kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic
Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang
menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan
yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah
yang menghubungkan 2 s switching station.
1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T
mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota
antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI
mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers
David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers
yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan
sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi
listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang
pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya
dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel
Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University
of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan
kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100
kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang
menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic
fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel
ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam,
Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk
menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh
dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel
terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi
internet terbaru.
1. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi dasar
bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input
(misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat
silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat
gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang
menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik
menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-
mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik,
kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi
pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10
Gb.km/s.
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe
mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras.
Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang
gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua
mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar
daripada generasi pertama.
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi
repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari
sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat
optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode
lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi
populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam
serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah
akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan
penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap
perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik
dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat
optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya
hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah
menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
6. Generasi keenam
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang
gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu
bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan
untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu
sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang
ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa
penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu
menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang
memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan
yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak
dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
C. Komunikasi Serat Optik
Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan
kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi
dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang
membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi
frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel
atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-
an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi
tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang
memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total
internal reflection.
Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah
patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel
akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core.
Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu
sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual
sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16
core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh
mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya
sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh
mata.
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel
udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang.
Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel
khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang
keras). Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah
core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan
serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar
kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir
kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.
Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil.
Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel
tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang
sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel
menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga
cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar
hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.
Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada
jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah
semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga
switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik
sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena
ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-
nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat
optiknya sendiri (switch/bridge).
D. Keunggulan & Kelemahan Serat Optik
Ada beberapa keunggulan serat optik di banding media transmisi lainnya, yaitu :
1)Lebar bidang yang luas, sehingga sanggup menampung informasi yang besar.
2)Bentuk yang sangat kecil dan murah.
3)Tidak terpengaruh oleh medan elektris dan medan magnetis.
4)Isyarat dalam kabel terjamin keamanannya.
5)Karena di dalam serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan terjadi
ledakan maupun percikan api. Di samping itu serat tahan terhadap gas beracun,
bahan kimia dan air, sehingga cocok ditanam dalam tanah.
6)Substan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan jumlah
pengulang.
Media fiber optik, merupakan media yang memiliki banyak kelebihan, terutama
dari segi performa dan ketahanannya menghantarkan data. Media ini tampaknya
masih menjadi media yang terbaik saat ini dalam media komunikasi kabel.
Kelebihan yang dimiliki media ini memang membuat komunikasi data menjadi
lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. Maka dari itulah, media ini menjadi
pilihan banyak orang untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas.
Kehebatan media ini akan coba dibahas satu per satu dalam artikel ini. Meskipun
tidak terlalu detail dan ilmiah, namun cukup untuk menunjukkan betapa hebatnya
teknologi ini hingga begitu dipercaya oleh masyarakat dunia.
Di samping kelebihan yang telah disebutkan di atas, serat optik juga mempunyai
beberapa kelemahan di antaranya, yaitu :
1)Sulit membuat terminal pada kabel serat
2)Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi.
Berdasarkan faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak
diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:
Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar
dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan
sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti
sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat
dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus
Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan
lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya
akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang
menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan
jauh jangkauannya.
Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga
100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini
bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang
diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran
core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini
juga bertambah.
Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi
fiber optikyang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan
dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar
antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di
dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29.
Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber
optik Multi mode ini.
Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi
penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa
di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat
para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut
jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan
istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin
disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Pengaruh yang ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak
dapat meningkat, sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya.
Para pembuat kabel fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang
dibuatnya sehingga bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini
menjadi paling maksimal.
G. Apliksi Fiber Optik
Sebuah Fiber Optik line adalah media yang sangat atraktif untuk produksi video.
Karena sangat ringan maka bisa menjadi aset yang berharga dalam pembuatan
peralatannya. Kapasitasnya juga menjadi penarik perhatian dalam bidang TV
digital. Selain untuk TV optik fiber juga mampu untuk mendukung kinerja LAN.
Industri telepon dan kabel juga menaruh perhatian yang besar pada teknologi
ini. Underwater LinesAT&T telah mengepalai suatu konsorsium untuk
pengembangan jaringan fiber optik bawah laut, transatlantik, antara Amerika dan
Eropa. Fiber-Optic Lines and Satellites Sekarang sebuah FO line telah memiliki
kapasitas saluran yang besar dan tahan lama, dan akan sangat efektif untuk
aplikasi jarak jauh. Sebuah transmisi satelit sangat terpengaruh oleh keadaan
atmosfer dan traffic dari satelit itu sendiri, namun FO line tidak terpengaruh dua
hal ini. Fiber juga mempunyai segi keamanan yang jauh lebih baik. Aplikasi
Lainnya Dalam bidang kedokteran terdapat operasi tipe laser yang memanfaatkan
teknologi ini. Para ilmuwan juga telah mengaplikasikan teknologi ini dalam
beberapa material yang berguna unuk menciptakan sebuah pesawat terbang
hingga sebuah space station.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik
http://yulian.firdaus.or.id/fiber-optic/
http://www.pcmedia.co.id
http://www.waena.org/
ABSTRAK
Sistem komunikasi fiber optik telah berkembang pesat akhir-akhir ini, berupa
komunikasi suara, vidio dan data, sesuai dengan perkembangan teknologi maju.
Pemamfaatan fiber optik pada sistem komunikasi data akan memberikan nilai tambah
dari suatu teknologi handal yang berkapasitas kanal yang besar, kecepatan tinggi,
penerimaan data yang lebih akurat, teliti dapat dipercaya dan terjamin kerahasiaannya.
Sistem komunikasi data ini menggunakan laser LED sebagai sumber pembawa
gelombang optik, Fiber Optik Multimode Graded Indeks sebagai media transmisi. Untuk
modulasi dan demodulasi digunakan modem ZAT-16 dengan interface RS-232-C V.24 /
V.28 dan protokol asinkronous sebagai penghubung antara komputer dan piranti-
pirantinya. Hasil yang diperoleh adalah jangkauan transmisi data 16 km, 16 kanal data
dengan kecepatan transmisi 300 baud, 600 baud, 1200 baud, 2400 baud, 4800 baud,
19600, 57600 baud dengan kualitas 10 .
Komunikasi data yang berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan
kemajuan teknologi dalam bidang telekomunikasi dunia yang sedang maju dengan pesat serta
pengaruh era globasasi dan arus informasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat modern.
Kemajuan perekonomian serta majunya teknologi telekomunikasi merupakan titik tolak dan
potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbagai jenis pelayanan komunikasi
yang lebih canggih untuk komunikasi suara, vidio dan data
Dalam sistem komunikasi data fiber optik digunakan modem “ 16 Channel Data
Multiplexer ZAT-16 “, merupakan modem khusus yang dianggap sesuai. Interface RS-
232-C V.24/V.28 yang berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan piranti-piranti
peripheralnya. Sistim ini mampu juga menggunakan kedua jenis protokol yaitu protokol
asinkronus dan sinkronus untuk menghasilkan transmisi kecepatan tinggi.
Jenis fiber optik yang digunakan adalah fiber optik multi mode graded indeks.
Laser sumber gelombang optik dipilih LED. Pemilihannya disesuaikan dengan
kepentingan sistem yang dirancang, agar dapat menghasilkan sistem yang lebih efektif
dan optimal ditinjau dari nilai ekeonomi dan teknologinya. Sistem ini mampu
memberikan transmisi data dengan jauh lintasan sejauh 16 km Jika menggunakan
modem ZAT-16, sedangkan menggunakan lainnya hanya mampu menjangkau 15 meter
saja.
Kecepatan transmisi yang mampu dicapai adalah bervariasi dari 300 baud, 600
baud, 1200 baud, 2400 baud, 4800 baud, 9600 baud dan 19200 baud yang sudah
direkomendasikan oleh CCITT. Sedangkan kualitas transmisi dapat mencapai BER ( bit
error ) 10.
Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik ( media
yang transparan ) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai
indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber optik ( kuartz murni ) yang mempunyai
indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) fiber
optik menuju ujung yang satu.
Dewasa ini ada 3 jenis fiber optik yang populer pemamfatannya pada sistem
komunikasi Fiber Optik yaitu:
2 of 6
2.2.1. Transmitter
Receiver atau bagian penerima terdiri dari 2 bagian yaitu detektor penerima dan
rangakaian elektrik
a. Detektor penerima berfungsi untuk mengkap cahaya yang berupa gelombang optik
pembawa informasi, dapat berupa PIN diode atau APD (Avalance Photo Diode)
pemilihannya tergantung keperluan sistem komunikasinya.
Untuk komunikasi jarak jauh digunakan detektor APD yang dapat bekerja pada
panjang gelombang 1300 nm, 1500 nm serta 1550 nm dengan kualitas yang
baik. Artinya detektor APD mempunyai sensitivitas dan response yang tinggi
terhadap sinar laser LD sebagai pembawa gelombang optik informasi.
Untuk komunikasi jarak pendek lebih efisien jika menggunakan ditektor PIN
diode, karena PIN baik digunakan untuk bit rate rendah dan sensitivitasnya
tinggi untuk LED. Pada gambar 2.2.2. dapat diilustrasikan daerah kerja dari laser
LD dan LED serta detektor APD dan PIN diode dan dapat dianalisis sebagai
berikut:
Sumber cahaya LD terlihat memiliki daya lebih besar, stabil, konstan pada bit
rate berapapun, sedangkan sumber cahaya LED mempunyai daya pancar yang
lebih kecil dan pada bit rate 100 Mbps dayanya mulai menurun.
Detektor penerima PIN bereaksi baik pada bit rate rendah tetapi kurang sensitif
bila bit rate dinaikan.
Detektor penerima APD lebih sensitif pada bit rate tinggi. Untuk transmisi jarak
jauh diperlukan daya pancar yang lebih besar dan sensitifitas yang tinggi, sistem
fiber optik akan menggunakan laser LD sebagai sumber cahaya dan APD sebagai
detektor penerima. Sedangkan untuk transmisi jarak dekat cukup digunakan
LED sebagai sumber optik dan PIN sebagai ditektor penerima.
3 of 6
Atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari fiber optik yang
dinyatakan dalam dB dan disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absorpsi, hamburan
(scattering) dan mikro-bending. Gelas yang merupakan bahan pembuat fiber optik
biasanya terbentuk dari silicon-dioksida ( SiO2). Variasi indeks bias diperoleh
dengan menambahkan bahan lain seperti titanium, thallium, germanium atau
boron. Dengan susunan bahan yang tepat maka akan didapatkan atenuasi yang
sekecil mungkin. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga amplitudo
gelombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo
yang dikirimkan oleh pemancar.
a. Absorpsi.
Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat
mengabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan
oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi
absorpsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia . Oleh karena itu
sebaiknya penggunaan fiber optik harus menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah.
Penyebab absorpsi lain adanya transmisi ion-ion logam dan ion OH. Ion OH ini ternyata
memberikan sumbangan absorpsi yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka
bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya yang menyebabkan kualitas fiber
menurun.
b. Hamburan
Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias disepanjang gelas
tadi, sebagian energinya akan hilang dihamburkan oleh benda benda kecil yang ada di
dalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan partikel tersebut
dinamakan hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan Rayleigh ini berbanding terbalik
dengan pangkat empat dari pangjang gelombang cahaya yaitu : 1/ λ . Sehingga dapat
disimpulkan untuk lamda kecil, hamburan Rayleigh besar dan sebaliknya. Seberapa
besar sumbangan hamburan Rayleigh ini terhadap atenuasi transmisi dapat dilihat pada
grafik gambar 2.3. yang sudah direkomendasi oleh CCITT. Ternyata pada panjang
gelombang sekitar 0,85 μm yaitu panjang gelombang sinar laser Ga A1 As, Hamburan
Rayleigh memberikan loss akibat hamburan sangat kecil dibandingkan dengan loss fiber
optik multimode. Karena itu fiber optik singlemode lebih baik mutunya sebagai media
transmisi dibandingkan dengan fiber optik multimode.
c. Mikro-bending
Atenuasi lainya adalah atenuasi yang disebabkan mikro-bending yaitu pembengkokan
fiber optik untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula
terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya fiber optik yang mendapat tekanan cukup
keras sehingga cahaya yang merambat di dalamnya akan berbelok dari arah transmisi
dan hilang. Hal ini tentu saja menyebabkan atenuasi.
4 of 6
Sistem Komunikasi data fiber optik yang dibahas dalam paper ini menggunakan
transmisi digital dan modem ZAT-16 yaitu modem yang mempunyai 16 buah saluran
transmisi digital dan dinamkan “ 16-Channel Data Multiplexer ZAT 16 “
a. Piranti yang berfungsi sebagai Modem adalah Modem ZAT-16 berfungsi sebagai
multiplexer untuk data sampai 16 kanal dengan menggunakan interface RS-232-C
V.24 / V.28 pada inputnya dan sepasang fiber optik pada ouputnya. Panel muka
modem Zat16 dapat dilihat pada gambar 3.1. Penggunaan modem ZAT 16 ini akan
mampu menghasilkan menghasilkan jangkauan transmisi hingga 16 km dan dengan
menggunakan protokol asinkronisasi mampu mengirimkan data dengan kecepatan
transmisi dar 300 bps sampai 24kbps. Jika menggunakan protokol sinkronisasi akan
mampu menghasilkan data dengan kecepatan transmisi dari 300 bps sampai dengan
57600 bps. Kemampuan ini telah direkomendasi oleh CCITT9 Commite Consultatif
Telegraphique et Telephonique ).
b. Rangkaian electric dihubungkan empat buah interface RS-232-C V.24/V.28 dengan
konektor type 25-pin female subminiatur “ D “ seperti pada gambar 3.2.
Pemamfaatan interface RS-232-C V.24/V.28 telah direkomendasi oleh CCITT untuk
dapakai pada system komunikasi data. Tiap-tiap konektor mempunyai kanal output
4 buah, sebuah output baud rate dan sebuah output +12V. Berbagai kombinasi
dapat dibuat dengan alat ini seprti kombinasi data, sinyal clock dan sinyal kontrol
(handshake). Kemapuan jangkauan transmisi suatu RS-232-C V.24/V.28 dapat
mencapai 6 km apabila terpasang pada ZAT16 dengan media transmisi fiber optik
akan tetapi hanya 15 meter jika dengan media lainnya.
c. Terminal data disebut DTE ( Data Terminal Equipment ) sedangkan modem untuk
menghubungkan antara DTE dengan media transmisi disebut DCE ( Data Circuit-
terminating Equipment ). Apabila dikehendaki hubungan antara dua buah terminal
yang lain, begitu pula sebaliknya. Disini terjadi hubungan kabel silang.
a. Sinkronisasi yang sudah ada pada sinyal data informasi yang ditransmisikan
b. Sinkronisasi menggunakan clock yang sudah ada didalam modem Zat16
sehingga baud rate yang terdapat didalam ZAT16 ada 8 tingkat yaitu 300 baud,
600 baud, 1200 baud, 2400 baud, 4400 baud, 4800 baud, 9600 baud, 19200
baud, 57600 baud. Konfigurasi ini memungkinkan 8 buah DTE dihubungkan ke
Modem ZAT16 karena sinyal clock harus dikirimkan juga.
c. Sinkronisasi menggunakan clock dari DTE. Konfigurasi ini memerlukan sebuah
kanal untuk mentransmisikan sinyal clock bersamaan dengan kanal data yang
menjadikan modem ZAT 16 mampu menerima 8 DTE dengan clock masing-
masing.
a. Data asinkron tanpa sinyal kontrol/handshake. Dengan cara ini tiap subminiatur
“ D ” akan dapat memberikan 4 kanal duplex. Hubungannya cukup
menggunakan sebuah kabel saja.
b. Asinkron data dan handshake. Jika DTE memerlukan sinyal kontrol, sembarang
kanal pada modem dapat dipakai. Dengan konfigurasi ini minimal 2 DTE dapat
dihubungkan ke sbuah subminiatur. Konfigurasi-konfigurasi di atas dapat dibuat
sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
5 of 6
4. KESIMPULAN
Sistem komunikasi data menggunakan fiber optik telah berkembang dengan pesat
yang merupakan teknologi maju. Apabila dibandingkan dengan sistem kabel 2 kawat
atau 4 kawat ataupun sistem radio maka sistem komunikasi fiber optik menggunakan “
Modem ZAT 16 Data Multiplexer “ ternya mempunyai kelebihan sebagai berikut: