Anda di halaman 1dari 3

KABEL KOMUNIKASI BAWAH LAUT

Kabel komunikasi bawah laut adalah kabel yang diletakkan di bawah laut untuk
menghubungkan telekomunikasi antar negara-negara.Komunikasi kabel bawah laut pertama
membawa data telegrafi. Generasi berikutnya membawa komunikasi telepon, dan
kemudian data komunikasi. Seluruh kabel modern menggunakan teknologi optik fiber untuk
membawa data digital yang kemudian juga membawa data telepon, internet serta data pribadi.
Pada awal 1950-an, kabel koaksial yang terbuat dari tembaga berlapis baja
dibentangkan melintasi samudera untuk mendukung komunikasi via telepon. Bandwidth dari
jaringan kabel koaksial ini mengalami peningkatan pada tahun 1960 hingga 1970an, namun
untuk mendapatkan kapasitas transfer data yang tinggi diperlukan repeater yang ditempatkan
setiap 6 sampai 9 km sehingga biaya pemasangannya sangat mahal.
Pada tahun 1988, jaringan kabel tembaga dasar laut tersebut mulai digantikan oleh
suatu terobosan terbaru dalam bidang optik yaitu serat optik. Kini, seluruh jaringan
komunikasi bawah laut telah menggunakan serat optik. Seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan bandwidth yang semakin tinggi akibat peningkatan trafik internet, diperlukan
jaringan serat optik yang lebih murah dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih
lama. Berdasarkan data dari Global Industry Analyst, pemasangan kabel serat optik bawah
laut diprediksi mencapai 2 juta km pada tahun 2018.

Konstruksi Kabel Komunikasi Bawah Laut

Kabel bawah laut untuk keperluan komunikasi biasanya memiliki diameter 17 mm


hingga 70 mm. Serat optik terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian inti (core) dan cladding.
Kedua bagian inilah yang memungkinkan terjadinya total internal reflection pada serat optik
sehingga gelombang elektromagnetik (biasanya pada panjang gelombang inframerah) dapat
merambat dan mengalami “pemanduan” didalamnya. Bagian inti serat optik untuk keperluan
jaringan kabel bawah laut dilindungi oleh lapisan baja dimana lapisan baja tersebut
dilindungi lagi oleh beberapa lapisan baja dan polietilen untuk keperluan insulasi termal dan
elektromagnet.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi sebagian besar jaringan kabel serat optik
bawah laut adalah kerentanan terhadap gangguan akibat kurangnya redundancy (redundancy:
jaringan alternatif yang digunakan untuk meningkatkan ketersediaan jaringan sehingga jika
dalam suatu jaringan serat optik terdapat link yang terputus maka jalur transmisi data masih
dapat terhubung tanpa mempengaruhi konektivas). Arsitektur jaringan serat optik dibuat
menggunakan sambungan bidirectional (seperti jalur dua arah) untuk mencegah terjadinya
gangguan transmisi data.

Saat ini, kabel bawah laut terpanjang yang ada adalah jaringan kabel Southeast Asia-Middle
East-Western Europe (SEA-ME-WE 3) yang membentang sepanjang 39.000 km dari kota
Norden di Jerman hingga Keoje di Korea Selatan. Jaringan kabel ini menghubungkan 33
negara berbeda. Sistem baru yang dirancang bagi jaringan SEA-ME-WE 3 ini menggunakan
teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM) agar mendapatkan kapasitas 1,28 Tb/s
untuk kebutuhan telepon, internet, multimedia, dan aplikasi broadband (pita lebar) lainnya.
Selanjutnya, pada tahun 2005, jaringan SEA-ME-WE 4 telah berhasil dipasang. Jaringan
kabel bawah laut ini membentang sepanjang 20.000 km dari kota Marseille di Prancis
melintasi timur tengah, India, hingga Singapura.

Cara Instalasi Kabel Bawah Laut

Gambar diatas menunjukkan proses pemasangan kabel fiber optik di dasar laut. Pada
saat kapal mulai berlayar maka kapal membuka pintu keluar kabel dari kapal dan kabel fiber
optik langsung dijatuhkan ke dasar laut beriringan dengan berjalannya kapal. Di dasar laut
juga terdapat kapal Hydro Jet Cable Burial Machine yang berfungsi untuk meratakan dasar
laut agar tidak terjadi gulungan pada kabel atau goresan pada fiber optik sampai ke pos
pemantau selanjutnya. Hydro Jet Cable Burial Machine merupakan alat yang digunakan
untuk menarik kabel dari kapal. Selain itu, mesin tersebut digunakan untuk mengilangkan
hambatan yang ada di dasar laut. Seperti karang, agar kabel dapat berada di dasar laut dengan
tingkat kerataan yang sama. Mesin tersebut dijalankan di dalam kapal yang berada di
permukaan laut. Dan tetap dimonitoring hingga pemasangan selesai.
Pada pemasangan kabel bawah laut juga terdapat Repeaters dan Nu-Wave XLS
Repeaters merupakan penguat sinyal yang diletakkan di dasar laut. Sedangkan XLS
merupakan pos pemantau yang menghubungkan kabel yang terhubung di dasar laut dan juga
sebagai server yang menyelidiki apakah kabel berfungsi dengan baik.

Untuk menghubungkan kabel dari server 1 ke server 2, dibutuhkan teknisi secara


manual. Para teknisi menghubungkan kabel ke kapal pengangkut kabel yang akan di salurkan
ke server 2 secara manual karena kapal besar tidak bisa merapat di pinggir pantai yang
dangkal. Sesampainya di server 2, tetap dibutuhkan teknisi yang membantu menghubungkan
kabel dari kapal ke server 2.

Anda mungkin juga menyukai