Anda di halaman 1dari 4

Secara Umum ide dapat lahir dari pengamatan yang terus menerus terhadap suatu bentuk.

Namun
ada kalanya ide muncul dalam benak si arsitek (perancang). Kombinasi dari 2 sumber ini (bahasa
pola dan imaginasi) dapat dipadukan dalam bentuk rancangan dengan bantuan teori atau konsep.
Karena mampu memasukan ide, informasi, program, dan imajinasi atau instuisi arsitek dan klien
dalam satu bentuk hasil rancangan.

Ada 2 model dasar tahapan proses perancangan:

1. Model Sederhana adalah model perancangan dari data ke desain.


2. Model Beralur adalah model perancangan dari tujuan ke desain.

1. Model sederhana Menjelaskan tentang model pendekatan perancangan yang sederhana.


Ciri perancangannya dimulai dari adanya data-data lengkap sebagai input,yang selanjutnya
dianalisis untuk menghasilkan output berupa desain atau rancangan. Dalam analisis terjadi
proses pengolahan data menjadi hasil rancangan melalui alternatif-alternatif rancangan.
Pada hasil rancangan dapat dilakukan feed back ke data melalui beberapa alternatif yang
ada untuk menghasilkan rancangan yang palong sesuai dan memenuhi kebutuhan.

2. Model beralur adalah model perancangan dari tujuan ke desain. Menggambarkan model
pendekatan perancangan yang beralur. Model ini adalah model model perancangan yang
lebih terarah karena mempunyai tujuan yang jelas dan lebih terfokus. Hal ini ditandai
dengan adanya batasan-batasan yang dibuatuntuk mempersempit masalah agar hasil
rancangan sesuai dengan kebutuhan. Tujuan merupakan alat untuk apa proses itu
dihasilkan.dalam proses menuju desain akann terdapat kendala-kendala yang muncul karena
adanya batasan masalah.namun demikian,kendala tersebut merupakan bagian dari proses
perancangan dan harus dilalui untuk menghasilkan rancangan yang diinginkan.
3. Metode perancangan yang sitematis (irsyadi,Nur dkk, 1985). Dalam metode tersebut, setiap
informasi diolah untuk menghasilkan perancangan yang ideal yang disebut dengan sistem
informasi. Proses perencanaan dapat disusun dari informasi pernyataan kebutuhan sebagai
in-put menjadi pernyataan kemungkinan sebagai out-put dengan memperhatikan kriteria
yang berlaku yang disebut sistem informasi.

Proses perencanaan mengubah / memindahkan informasi dari tahap pertama ke tahap


berikutnya sampai mendandapatkan pernytaan dari kebutuhan fasilitas. Apa bila seluruh
proses perencanaan di susun dalam suatu skema yang berurutan, maka setiap tahapan
informasi dapat di lihat sebagai bagian terpisah dari skema tersebut.
Setiap tahapan dapat di rumuskan dalam suatu pola umum, yang selanjutnya disebut sistem
informasi -2 sebagai berikut :

Skema 3.4 tersebut menjelaskan bahwa kebutuhan sebagai in-put mengalami dua tahap
pengolahan dengan mempertimbangkan kriteria yang ada sebelum akhirnyan menjadi pernyataan
kebutuhan sebagai out-put. Hal ini dapat terjadi. Jika kemungkinan terhadap beberapa informasi
yang berbeda.

Selanjutnya, bila pernyataan kemungkinan telah di nyatakan dalam hubungan dengan


pernyataan kebutuhan dalam tahapan dari skematersebut, maka pernyataan kemungkinan tersebut
menjadi pernyataan kebutuhan untuk proses selanjutnya. Hal ini selanjutnya di sebut sistem
informasi 3 dan dapat di lihat padabskema 3.5 berikut:

Dalam mencapai objek rancangan, arsitek bekerja dengan data yang di peroleh dari pemberi tugas
dan dari pihak lain. Prinsip sederhananya, data sebagai in-put ( gambar a pada skema 3.6) di proses
untuk menghasilkan obyek sebagai out-put ( gamabar b pada skema 3.6). idealnya penilaian –
penilaian di lakukan terhadap objek yang telah di capai. Penelitian- penelitian yang dp capai di
simpan dalam tempat penyipanan data ( bank data ) sebagai in-put kembali untuk proses
penyampaian objek pada perancanaan berikutnya. Pemecahan yang terjadi pada keadaan yang
demikian akan lebih teliti dan baik. Proses penilaian tersebut dapat dilihat pada skema 3.6 dibawah
ini.
Proses perencanaan keseluruhan (dari tidak ada sampai terciptanya suatu fasilitas) dimulai dari hal
atau pristiwa sederhana, makin lama makin perkembangan menjadi kompleks. Proses perencanaan
sebagai sesuatu rangkaian atau urut – urutan pekerjaan panjang, terdiri dari bagian- bagian pekerja
yang berhubungan dan berkaitan satu sama lain. Semua bagian tersebut disusun sedemikian rupa
,sehingga apabila terjadi perubahan suatu bagian, maka bagian yang lain akan terpengaruh olehnya.

Kerangka kerja dasar dalam suatu proses perencanaan yang lengkap, dapat digambarkan
dengan sederhana sebagai berikut:

Umpan masuk (in-put) dapat dianggap sebagai penggerak proses atau bahan baku untuk
diolah sehingga menghasilkan umpan keluar ( out-put). Umpan keluar ini akan menjadi umpan
masuk pada proses yang berikutnya. Demikianlah seterusnya berlangsung sehingga seluruh proses
perencanaan merupakan gabungan proses-proses kecil yang saling terikat.

Dalam proses perancangan yang merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan yang
menyeluruh gambaran atau skema diatas dapat dilukiskan sebagai berikut:

Data yang dianggap sebagai umpan masuk lalu di proses yang dalam tahap perancangan disebut
analisis, hasilnya adalah umpan kluar berupa rancangan. 2 model kerangkan diatas dapat
dikembangakan menjadi beberapa pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai