Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya dalam
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, dan
sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu
untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit
adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Konsep sehat dan sakit
sangat relatif dipresepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam
beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut dalam
mengartikan dan mempresepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,
pekerjaan, usia, budaya, dll (Nursalam, 2008).
Kesehatan ibu dan anak menjadi target utama dalam Tujuan
pembangunan Milenium (MDGs) tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu
menurunkan angka kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan ibu. Program
Kesehatanibu dan anak menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan
unsur pembangun unsur penting pembangunan (Harjati, 2012).
Masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya
tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan
seperti Puskesmas, rumah sakit dan sebagainya, seringkali kesalahan atau
penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan
masyarakat yang terlalu jauh ( baik jarak secara fisik maupun secara social)
tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering
melupakan faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.
Pada kenyataan didalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat
sakit yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan konsep sehat sakit
yang diberikan provider. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Husaini
tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi sakit
terhadap tindakan pengobatan masyarakat ( p = 0,003) dan tidak terdapat
hubungan antara persepsi sehat terhadap tindakan pengobatan masyarakat ( p
= 0,002) (Harjati, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Sehat-Sakit?
2. Apa yang dimaksud dengan KIA?
3. Bagaimana hubungan konsep sehat-sakit dengan KIA?
4. Bagaimana persepsi sehat-sakit secara umum?
5. Bagaimana persepsi sehat-sakit secara khusus?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Sehat-Sakit.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan KIA.
3. Mengetahui hubungan konsep sehat-sakit dengan KIA
4. Mengetahui persepi sehat-sakit secara umum.
5. Mengetahui persepsi sehat-sakit secara khusus.
ISI
A. Pengertian Konsep Sehat-Sakit
Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu
kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan aset yang
harus dijaga, dilindungi bahkan harus ditingkatkan. Bagi masyarakat umum,
sehat dapat diartikan kondisi tidak sakit. Kesehatan adalah sesuatu yang
biasanya hanya dipikirkan bila sakit atau gangguan kesehatan mengganggu
kehidupan sehari-hari seseorang. Menurut WHO 1947, kesehatan adalah
keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan. Menurut Undang – Undang Kesehatan N0.36 Tahun
2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Harjati, 2012).
Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia walaupun
untuk mencapainya mereka telah menempuh berbagai cara berdasar pola pikir
mereka yang berwujud dalam konsep, teori dan aplikasi yang. Namun
demikian dari penelusuran pola perbuatan dan tindakan mereka secara umum
dapat dibagi dua kelompok utama yaitu kelompok pertama, kegiatannya
berusaha kembali hidup sehat disaat mereka sedang menderita sakit seraya
mengandalkan obat dan pengobatan dan kelompok kedua, kegiatan kelompok
berusaha untuk selalu hidup sehat sambil mengandalkan upaya pencegahan
(Harjati, 2012).
B. Pengertian KIA
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi masalah
pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik,
hukum dan budaya yang kondusif. Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di
Indonesia sama sekali belum bisa dikatakan menggembirakan (Depkes,2017).
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk
membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
(Depkes,2017).
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat
(Depkes,2017).
C. Hubungan Konsep Sehat-Sakit dan KIA
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan
baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Jegede ( 2002), pada suku Yoruba di Nigeria, beberapa ibu
cenderung menggambarkan kesehatan anak- anaknya dengan pernyataan
positif yaitu tidak sakit, dapat makan , tidak kurus, dapat tidur, bisa buang air
besar dan buang air kecil, serta memilki emosi yang stabil. Sedangkan Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Syahrun (2008) bahwa pandangan masyarakat
orang Buton tentang sakit adalah semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik
manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan kegiatan atau
pekerjaan dengan baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehat
seseorang diantaranya adalah status perkembangan yang berkaitan
dengankemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon
terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia (Harjati, 2012).
D. Persepsi Sehat Sakit Secara Umum
Sehat adalah kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari. Sehat
berati memiliki penampilan fisik yang baik. Seseorang sehat dilihat dari
fisiknya dan dari makan yang dikonsumsi dengan komposisi nasi, sayur seperti
kangkung,terong, nangka dan ikan. Jika makanan sehat maka orangnyapun
sehat. Sakit tidak memiliki penampilan fisik yang baik (Harjati, 2012).
E. Persepsi Sehat Sakit Secara Khusus
Menurut (Harjati, 2012), presepsi sehat sakit secara khusus antara lain adalah:
1. Ibu hamil sehat,Ibu hamil sakitdan Ibu melahirkan
Menurut responden Ibu hamil dikatakan sehat jika dapat melakukan
pekerjaan rumah tangga, terlihat segar, dapat mengurus anak,kuat makan,
tidak mengidam dan tidak sakit kepala.
2. Ibu yang memiliki balita
Menurut responden anak yang sehat adalah anak yang memiliki
penampilan fisik yang baik, dapat beraktifitas, lincah,ceria, kuat makan dan
tidur.
3. Ibu yang memiliki bayi
Menurut responden, bayi yang sehat adalah bayi yang kuat
menangis, terjadi penambahan berat badan setiap bulannya, nyenyak
tidurnya. Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi sehat
dan sakit, penyakit (disease) adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu
organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Hal ini
berarti bahwa penyakit adalah fenomena objektif yang ditandai oleh
perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme, yang dapat diukur
melalui tes laboratorium dan pengamatan secara langsung. Persepsi tentang
sehat-sakit juga dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping
unsur sosial budaya. Pengalaman masa lalu menjadi acuan (referensi)
persepsi individu tentang kondisi sehat dan sakit. Seorang individu
menggunakan pengalaman sebagai patokan untuk berperilaku dan
merupakan sumber dari tujuan dan nilai-nilai pribadinya.
4. Ibu Hamil
Menurut responden ada beberapa cara untuk meningkatkan
kesehatan pada saat hamil, seperti melakukan pekerjaan rumah tangga,
melakukan tindakan sesuai anjuran orang tua seperti papelomo, mentaati
larangannya, pemenuhan nutrisi serta dilakukan pengurutan atau saulla.
Pengurutan di lakukan pertama kali pada kehamilan pertama dengan tujuan
untuk mengetahui posisi bayi dan membuat ibu sehat. Memasuki bulan
kedelapan sampai menjelang melahirkan dilakukan pemgeurutan sebayak
tiga kali. Semua itu bertujuan supaya ibu dan anak lahir dengan sehat dan
selamat.
5. Ibu melahirkan
Ada beberapa upaya yang dilakukan ibu melahirkan untuk
meningkatkan kesehatannya yaitu dengan melakukan aktifitas, mengikuti
tradisi yang berlaku disuku Bajo seperti di urut, di mandi, minumboi ure dan
diperape, serta mengkonsumsi vitamin yang di berikan petugas kesehatan.
Ibu di masyarakt suku Bajo yang melahirkanpenanganannya dilakukan
dukun biasanya akan menjalani tahap –tahap proses pemulihan dengan cara
dilakukan pengurutan yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah
dan membuat ibu merasa lebih baik, kemudian ibu disuruh meminum boi
ure. Boi ure adalah air yang sudah dibaca baca denganmenggunakan mantra
yang dilakukan oleh dukun yang membantu persalinan. Tujuannya adalah
supaya ibu melahirkan sehat dan orang bajo meyakini bahwa ketika
melahirkan ada 40 urat yang putus sehingga untuk memulihkannya individu
dianjurkan meminum boi ure. Setelah itu maperape, maperape adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dukun terhadap ibu melahirkan yang
bertujuan supaya daerah kewanitaanya uth kembali sebelum melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2012. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.


http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html.

Harjati., dkk. 2012. ‘Konsep Sehat Sakit Terhadap Kesehatan Ibu Dan Anak Pada
Masyarakat Suku Bajo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan’. Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta. Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai