Tahap II
Tiap soal akan dianalisis karakteristiknya dengan pendekatan Teori Respons
Butir (Item Response Theory). Salah satunya, akan dilihat tingkat kesulitan
relatifnya terhadap soal yang lain dengan melihat respons jawaban yang masuk
dari semua peserta SBMPTN tahun 2018. Dengan perhitungan tertentu, akan
terlihat soal mana yang masuk kategori susah, sedang, atau gampang.
Tahap III
Karakteristik soal yang diperoleh di Tahap II kemudian akan digunakan untuk
menghitung skor tiap peserta. Jadi, akan ada pembobotan soal. Soal yang dianggap
susah nantinya pasti akan mendapat bobot lebih tinggi dibanding soal yang
dianggap mudah. Jadi, kalo ada peserta yang menjawab JUMLAH SOAL yang
SAMA dengan BENAR, maka skornya BELUM TENTU SAMA, tergantung dari
nomor soal mana yang mereka jawab.
Misalnya, nih:
"Jadi, saat tes, gimana kita tau, nomor soal yang sedang kita
kerjakan itu termasuk nomor soal yang bobotnya susah atau
enggak?"
Gue paham kalo lo pasti pengen ngumpulin skor sebanyak-banyaknya.
Selain ngumpulin skor dari soal gampang, lo juga pasti pengen dan penasaran dong
untuk mengerjakan soal yang termasuk kategori susah, supaya skor
yang dikumpulinbisa lebih banyak lagi. Ya, gak?
Nah, lo perlu ingat penjelasan tahapan metode penilaian sebelumnya, yaitu
di Tahap II (coba dilirik lagi ke atas). Singkatnya, saat mengerjakan soal, kita
GAK BISA TAU mana nomor-nomor soal yang termasuk kategori susah,
sedang, atau yang gampang karena penilaiannya akan bergantung pada
jawaban yang masuk dari seluruh peserta SBMPTN 2018 saat itu. Jadi, setelah
seluruh jawaban peserta SBMPTN masuk, baru bisa dianalisis karakteristiknya.
Soal-soal nomor berapa saja yang paling banyak dijawab benar oleh peserta tahun
2018 itu. Semakin banyak yang menjawab dengan benar, berarti ada
kemungkinan nomor soal tersebut termasuk kategori gampang. Begitu juga
sebaliknya. Gampangnya sih, gitu walaupun sebenarnya perhitungan IRT jauh
lebih kompleks dari ini.
"Terus, dengan perubahan ini, bisa diprediksi gak
sih, kecenderungan peserta SBMPTN tahun 2018 ini dalam
menjawab soal gimana?"
Hmm, tebakan cepat gue, kalo gak ada "dosa" (gak ada nilai minus), pasti semua
orang pengen nembak. Ya gak? :p
“Mayanlah nembak aja siapa tau bener kan!”
Apalagi kalo udah mendekati bel.
“Yak, 10 menit lagi dikumpulkan ya.” |“Wah, wah, okeoke itung kancing dulu,
Bro.” (ngomong sama diri sendiri).
Terus yaudah langsung aja deh, bat-bet-bat-bet ngitemin jawaban
hasil ngitung kancing. Tebakan gue sih itu yang akan terjadi. Di bawah, gue akan
kasih liat juga data yang mendukung tebakan gue ini. Keep readiing
Dengan sistem scoring 1-0-0, peserta ujian akan lebih cenderung untuk
nembak, tapi ternyata jawaban salahnya juga naik.
Hehe. Jadi, ya gak jaminan banyak nembak, banyak jawaban bener.
"Tapi Kak Wilo, gakpapa dong, sebenernya kalo NEMBAK, terus SALAH, kan
skor-nya 0 gak (-1)?"
Iya gakpapa, kalo perhitungannya memang cuma 1-0-0. Tapi kan, ada hal yang
kita gak tau tentang perhitungan pasti pembobotan dengan sistem IRT
tadi. Bayangin aja misalnya nih, untuk soal nomor X, ternyata banyak peserta yang
menjawab soal itu, tapi SALAH, bisa aja jadinya Si Soal X tadi dilihat sebagai
soal yang masuk kategori susah. Jadi, untuk peserta yang menjawab dengan
BENAR malah akan mendapat bobot nilai lebih tinggi. Ya gak? Jadi, peserta-
peserta yang nembaknya itung kancing dan salah, malah membuat Si Peserta yang
menjawab soal X dengan benar, lebih untung.
Tapi gue ngerti kok, masalah nembak ini gak sesimpel boleh atau enggak.
Realitanya gak sesederhana itu. Pas ujian, lo pasti akan ketemu situasi ketika lo
akan tergoda untuk nembak. Misalnya, ternyata ada 20 soal yang gak bisa lo jawab.
Lo pasti gemes lah membiarkan 20 soal itu kosong. Pasti ada rasa penasaran lo
untuk menembak jawaban beberapa soal. Ya gak? Atau misalnya lagi, lo udah tau
jawaban suatu soal itu apa, tapi lo masih ragu dengan pilihan jawabannya. Ini bakal
jadi godaan banget kan buat nembak.
1. Walaupun tidak ada minus di scoring 1-0-0, tapi sistem pembobotan soal di
IRT membuat jawaban salah akan mengurangi nilai akhir lo dan pada akhirnya
menurunkan peringkat lo.
2. Nembak asal-asalan akan membuat nilai dan peringkat lo menurun.
Kalo lo penasaran dengan mekanisme simulasi di atas, lo bisa baca lebih detil
setiap skenario yang ada di dokumen yang udah disiapkan Wisnu berikut ini:
>> Simulasi Try Out SBMPTN 2018 dengan Perhitungan Item Response
Theory <<
.
Disclaimer:
Wisnu menggunakan software Xcalibre 4.2 untuk simulasi ini. Berhubung doi
masih pakai yang free version, maksimum peserta ujian yang bisa dimasukkin
cuma 50. Jumlah soal yang bisa dimasukkin juga maksimum 50 soal. Idealnya,
simulasi IRT sebaiknya dilakukan dengan data sekitar 400 peserta untuk
memperoleh hasil yang benar-benar reliable. Jadi, ini hanya gambaran kasar, ya.
Tapi, zenius berusaha memanfaatkan resource yang tersedia sekarang aja dulu
untuk menjawab rasa penasaran menjelang SBMPTN 2018. Eksperimen dan data
lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil simulasi di atas. Zenius emang
rencananya mau meneliti lebih lanjut terkait hal ini. Tunggu aja hasilnya ya..
1. Pahami Konsep
Kayaknya ini udah sering diingetin oleh Zenius ya bahwa belajar itu jangan
sekadar menghafal. Ini berlaku di kondisi apapun. Belajar yang benar adalah
dengan gak cuma ngafal, tapi dengan memahami konsep dasarnya sampai kalo lo
ditanya, lo beneran mengerti dan bisa menjelaskan ulang. Dengan bener-
bener memahami konsep dasar suatu teori atau materi, lo gak perlu panik mau
metode penilaian tesnya gimanapun juga, lo pasti bisa jawab. Belajar hal lain
secara umum yang bukan pelajaran sekolah dan yang gak ada tesnya, juga harus
begini, yaa.
Pembahasan:
Sehingga,
Jawaban: C
2. Topik: Vektor
Sehingga:
-4 < t < 2
Jawaban: E
Jawaban: E
Jawaban: E
Jawaban: B
6. Topik: Sifat Koligatif Larutan
A. 30
B. 60
C. 120
D. 180
E. 360
Pembahasan:
Jawaban: B
7. Topik: Elektrolisis
A. 9,65 C
B. 96,5 C
C. 965 C
D. 9650 C
E. 96500 C
Pembahasan:
Jawaban: B
8. Topik: Senyawa Karbon
A. eliminasi
B. reduksi
C. hidrolisis
D. substitusi
E. adisi
Pembahasan:
Perubahan terjadi pada gugus fungsi alkohol dan keton
R1 – CHOH – R2 → R1 – CO – R2
Jawaban: A
A. 0,123 nm
B. 1,230 nm
C. 12,30 nm
D. 123,0 nm
E. 1230 nm
Pembahasan:
Jawaban: B
A. 300 m/s
B. 320 m/s
C. 340 m/s
D. 360 m/s
E. 380 m/s
Pembahasan:
S= v * t
170 = v * t
530 = v * (t + 1)
------------------------- :
170/530 = t/(t + 1)
530t = 170t +170
360t = 170
---> t = 170/360 = 0,47 sekon
--> 170 = v * 0,47
v = 170/0,47 = 361,70 m/s
Jawaban: D
Jawaban: E
Jawaban: A