Anda di halaman 1dari 10

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Penelitian

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar


Melalui Metode Permainan Kartu

Heru Kristiyono *)

Abstrak
embelajaran matematika yang monoton dan anggapan bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit, dapat menjadi faktor penyebab kegagalan pembelajaran matematika. Minat
siswa pada pelajaran matematika dapat dibangkitkan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM). Salah satu metode PAKEM adalah Metode Permainan
Kartu. Metode ini sangat digemari oleh siswa usia sekolah dasar. Hasil penelitian yang dilakukan di
SDK BPK PENABUR Rengasdengklok tahun 2007, membuktikan bahwa pendapat yang menganggap
bahwa pelajaran matematika itu sulit dan tidak disukai siswa ternyata tidak benar. Sebagian besar
siswa kelas III sampai VI yang jumlahnya 92 orang memilih pelajaran matematika sebagai mata
pelajaran kegemaran.

Kata Kunci: Pembelajaran matematika, perkalian, pembagian, permainan kartu.

Monotonous instruction in mathematics and the opinion that mathematics is a difficult subject could
become one of the reasons causing the failure of teaching and learning mathematics. How ever, this
problem can be overcome by applying instructional methods which can create active, creative, effective,
and joyfull learning. One of the methods is playing card which the students are fond of. The effectivenes
of this method in motivating the students to learn mathematics has been proved by the research
conducted in Primary School of BPK PENABUR in Rengasdengklok. Most of the students of grade 3
through 6 chose mathematics as their favorite subject after having experience of learning mathematics
with this method.

Pendahuluan
Dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), pada tahun 2004 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada tahun 2006, maka di setiap sekolah
diwajibkan menetapkan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata
pelajaran. Setiap siswa yang nilai ulangannya
belum mencapai KKM yang ditetapkan maka
siswa tersebut diwajibkan mengikuti Program
Perbaikan atau yang kita kenal dengan Remidial.
Persamaan yang unik dari setiap kebijakan
sekolah, adalah KKM mata pelajaran matematika
selalu menduduki peringkat terbawah

dibanding KKM mata pelajaran yang lainnya.


Dalam MGMP BPK PENABUR (Kelompok
Matematika SD) di Pondok Wisata Anugerah
Bogor 30 Agustus-1 September 2007 disebutkan
ada sekolah BPK PENABUR yang menetapkan
KKM Mata Pelajaran Matematika hanya 5,5.
Tentunya sekolah ini tidak sembarangan
menetapkan KKM Matematika. Rata-rata nilai
ulangan formatif, sumatif dan ujian dijadikan
bahan pertimbangan penetapan KKM. Sebuah
pertimbangan yang berdasarkan realita.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika disebabkan oleh
banyak faktor. Salah satu di antaranya adalah
Faktor guru yang kurang bisa menciptakan iklim

*) Kepala SDK BPK PENABUR Rengasdengklok


Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

belajar yang menyenangkan bagi siswa. Seorang


guru pada pelajaran Matematika dituntut untuk
bisa menciptakan suasana belajar yang aktif,
kreatif dan juga menyenangkan bagi siswa.
Sebagai modal awal agar siswa mampu
mengerjakan berbagai perhitungan dalam
pembelajaran matematika : KPK, FPB, Pecahan,
Perpangkatan dan Akar Kuadrat, Operasi
Hitung Campuran, Pengukuran dll. adalah
siswa sudah mahir kali dan bagi bilangan dasar.
Siswa SD (Kelas III - VI) yang tidak mahir
perkalian dan pembagian pasti mengalami
kesulitan belajar matematika. Siswa yang tidak
mahir dalam perkalian dan pembagian, pasti
akan mengalami kesulitan dalam belajar , contoh
yang jelas pada materi KPK dan FPB. Dasar
segala penghitungan matematika tingkat SD
adalah perkalian dan pembagian bilangan dasar
(Perkalian dengan hasil < 100 atau pembagian
dengan suku yang dibagi < 100). Berdasarkan
penelitian penulis, 29,3 % siswa kelas III VI SD
BPK PENABUR Rengasdengklok masih belum
mahir melakukan hitung perkalian dan
pembagian bilangan dasar.

3.
4.

Pokok Bahasan
Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar
Tempat penelitian
SD BPK PENABUR Rengasdengklok

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang
dikemukakan, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut. Bagaimana mengatasi kesulitan
siswa dalam Pelajaran Matematika Pokok
Bahasan Perkalian dan Pembagian di SD BPK
PENABUR Rengasdengklok
Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai
berikut.
1. Bagaimana kegemaran siswa terhadap mata
pelajaran matematika?
2. Bagaimana penguasaan siswa dalam
konsep perkalian dan pembagian dalam
matematika.
3. Bagaimana mengatasi kesulitan siswa dan
mempelajari pokok bahasan perkalian dan
pembagian.

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Dari uraian sebelumnya dapat diidentifikasi


sejumlah masalah berikut.
1. Dalam pokok bahasan apa saja, siswa
mengalami kesulitan belajar?
2. Mengapa siswa mengalami kesulitan belajar
matematika?
3. Sejauhmana hubungan antara strategi
belajar dalam mata pelajaran matematika?
4. Bagaimana mengatasi kesulitan siswa
dalam matematika?

Tujuan umum penelitian ini adalah mengatasi


kesulitan siswa SD dalam mempelajari pelajaran
matematika.
Tujuan Khusus Penelitian:
1. mengetahui kegemaran siswa terhadap mata
pelajaran matematika;
2. mengetahui pengetahuan siswa dalam
konsep perkalian dan pembagian; dan
3. mengatasi kesulitan siswa dalam mata
pelajaran matematika khususnya dalam
pokok bahasan perkalian dan pembagian

Pembatasan Masalah

Manfaat Penelitian
Bagi siswa:
1. Menumbuhkembangkan perasa-an senang
siswa terhadap pelajaran matematika.
2. Meningkatkan kemahiran berhitung
perkalian dan pembagian
Bagi guru:
Dapat mengembangkan pembelajaran Matematika yang menyenangkan siswa, melalui
metode permainan kartu.
Bagi Sekolah:
Meningkatnya nilai hasil pembelajaran
Matematika siswa SDK BPK PENABUR
Rengasdengklok.

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka


dikemukakan pembatasan dari jenis masalah,
jenjang/pendidikan, pokok bahasan dan tempat
penelitian.
1. Jenis Penelitian
Dari berbagai masalah yang diidentifikasi,
dibatasi pada masalah ke empat yaitu
Bagaimana mengatasi kesulitan siswa
dalam matematika.
2. Tingkat pendidikan
Dalam penelitian dibatasi pada jenjang SD,
khususnya untuk kelas III sampai dengan
kelas VI.
2

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kajian Teoritis

teknologi informasi dan komunikasi yang


canggih dan modern.

Matematika merupakan ilmu yang universal


yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting di berbagai
displin ilmu dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang sudah mengglobal di
tingkat dunia tak terlepas dari perkembangan
matematika di bidang : bilangan, aljabar, analisis,
peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi masa depan yang
semakin canggih diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak siswa usia dini.
Pelajaran matematika perlu dipelajari oleh
semua peserta didik mulai dari TK untuk
mendasari peserta didik agar mampu berpikir
secara logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif. Juga diharapkan melalui kompetensi
yang dimiliki siswa mampu memperoleh,
mengelola dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan dunia yang selalu
berubah dan penuh dengan kompetisi.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (SD) pada pelajaran Matematika harus
disusun sebagai landasan pembelajaran dan
pengembangan kemampuan siswa. Dengan
berkembangnya kemampuan siswa di bidang
matematika diharapkan siswa mahir
memecahkan masalah dan mengkomunikasikan
ide atau gagasan dengan menggunakan simbol,
tabel, diagram dan media lainnya.
Pendekatan
pemecahan
masalah
merupakan fokus pembelajaran matematika,
yang mencakup masalah tertutup dengan solusi
tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak
tunggal dan masalah yang penyelesaiannya
dengan menggunakan berbagai cara. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah, membuat model
matematika, menyelesaikan masalah dan
menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran
matematika hendaknya dimulai dari pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem). Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa
diharapkan di setiap pembelajaran matematika
menggunakan alat peraga baik dari alat peraga
murah sampai alat/media yang menggunakan

1. Operasi Perkalian
Sufyani Prabawanto dan Puji Rahayu (2006:55)
menyatakan, operasi perkalian pada bilangan
bulat pada hakekatnya adalah operasi
penjumlahan yang dilakukan secara berulang.
Oleh sebab itu untuk memahami konsep
perkalian pada bilangan bulat ini, tentunya
konsep penjumlahan dan keterampilan
menghitung pada bilangan bulat harus sudah
dikuasai dengan baik. Hal ini dikarenakan
operasi perkalian pada bilangan bulat positif
dengan positif dan bulat positif dengan negatif
secara umum membutuhkan landasan
pengertian penjumlahan. Sedangkan untuk
operasi perkalian pada bilangan bulat negatif
dengan positif dan bilangan negatif dengan
negatif penjelasan dengan melalui penjumlahan
berulang akan mengalami kesulitan.
Pembahasannya akan menggunakan pola atau
analogi dari perkalian yang berkurang secara
teratur.
Bilangan bulat dapat dikelompokan ke
dalam tiga kelompok, yaitu bilangan bulat
negatif, nol dan bilangan bulat positif. Dengan
tidak memasukan bilangan nol, maka perkalian
bilangan bulat dapat dikelompokan menjadi 4
macam, yaitu sebagai berikut.
a. Perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif.
b. Perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif.
c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif.
d. Perkalian bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif.
Namun yang hendak dipaparkan pada
kajian teoritis di sini hanyalah perkalian
bilangan bulat positif dengan perkalian
bilangan bulat positif.
Untuk mendapatkan hasil perkalian
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, yaitu dengan cara menggunakan
penjumlahan berulang. Selanjutnya perhatikan
contoh berikut.
a. 5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10
b. 6 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24
c. 4 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32
Operasi perkalian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif dapat juga
diperagakan dengan menggunakan garis
Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

bilangan. Untuk peragaan pada garis bilangan,


perhatikan contoh perkalian berikut.
5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2.
Hal ini dapat diambil contoh sebagai berkut.
a. Siswa panah berkedudukan awal pada
skala nol.
b. Bilangan pengali dari perkalian tersebut
adalah bilangan positif 2, maka siswa
panah akan menghadap ke arah bilangan
positif.
c. Bilangan yang dikalikan adalah bilangan
bulat positif 5 maka gerakan siswa panah
adalah maju. Dalam hal ini siswa panah
meloncat maju sebanyak 5 kali dengan
setiap loncatan 2 skala.
d. Hasil perkalian 5 x 2 ditunjukan skala
pada langkah terakhir siswa panah yaitu
10.
Hal di atas dapat digambarkan pada garis
bilangan sebagai berikut.

-3 -2 -1 0

3 4

9 10 11 12 13

Hasil perkalian 5 x 2 ditunjukan skala pada


langkah terakhir yaitu 10.
Dari contoh-contoh di atas, dapatlah kita
katakan bahwa hasil kali bilangan bulat postif
dengan bilangan bulat positif adalah bilangan
bulat positif.
2. Sifat Sifat Perkalian
Sufyani Prabowo dan Puji Rahayu (2006:60) ada
6 sifat perkalian pada bilangan bulat, yaitu:
a. Sifat Tertutup:
Perkalian antara dua atau lebih bilangan
bulat akan menghasilkan bilangan bulat
lagi.
Misalnya (-4) dan 3 adalah bilangan bulat.
(-4) x 3 = (-12). Hasilnya (-12) adalah
bilangan bulat juga.
Apabila a, b adalah bilangan bulat, maka a
x b = c, dan c adalah bilangan bulat juga.
b. Sifat Pertukaran :
Perkalian antara dua bilangan atau lebih
dengan diubah letak tempatnya tidak akan
mengubah hasilnya. Misalnya 5 x (-7) = 35, maka (-7) x 5 = (-35).
Untuk sembarang bilangan bulat a dan b
berlaku a x b = b x a
c. Sifat Pengelompokan :
Perhatikan perkalian berikut !

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

( (-2) x 3 ) x 5 = (-6) x 5 = (-30)


(-2) x ( 3 x 5 ) = (-2) x 15 = (-30)
Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan c
berlaku : (a x b) x c = a x (b x c)
d. Sifat Penyebaran (Penyebaran perkalian
terhadap penjumlahan). Perhatikan contoh
perkalian berikut.
3 x ((-4) + 7 ) = ( 3 x (-4) ) + ( 3 x 7 )
= (-12) + 21
= 9
Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan c
berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
e. Sifat bilangan satu:
Perkalian bilangan satu dengan sembarang
bilangan bulat akan menghasilkan bilangan
bulat itu sendiri. Misalnya:
6 x 1 = 6
(-5) x 1 = (-5)
1 x 1000 = 1000
f. Sifat Bilangan Nol :
Semua bilangan bulat dikalikan dengan nol
hasilnya selalu nol. Hal ini dapat
dibuktikan melalui operasi penjumlahan
berulang. Contoh :
5 x 0 artinya menjumlah nol secara berulang
lima kali.
5 x 0 = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 0
3. Operasi Pembagian
Sufyani Prabawanto dan Puji Rahayu (2006:63),
operasi pembagian pada dasarnya adalah suatu
proses pencarian tentang bilangan yang belum
diketahui. Karena bentuk pembagian dapat
dipandang sebagai suatu bentuk operasi
perkalian dengan salah satu faktornya yang
belum diketahui. Sebagai contoh apabila dalam
perkalian 3 x 4 = k tentu k = 12 maka, dalam
pembagian hal tersebut dapat dinyatakan,
dengan bentuk 12 : 3 = n atau 12 : 4 = n
Dengan demikian 12 : 3 = n apabila
dinyatakan dalam bentuk perkalian akan
menjadi 12 = n x 3, sedangkan 12 : 4 = n
menjadi bentuk perkalian menjadi 12 = n x 4.
Untuk mencari nilai n dari bentuk 12 = n x 3,
sama artinya dengan mencari jawab pertanyaan
: bilangan manakah yang jika dikalikan dengan
3 akan menghasilkan 12 atau berapakah 12 : 3
? Dua pertanyaan ini akan menghasilkan
bilangan yang sama. Jadi bila dalam pertanyaan
yang pertama mendapat nilai 4, berarti pula nilai
dari 12 : 3 = 4.
Pembagian bilangan bulat juga dapat
dikelompokan menjadi empat, yaitu:

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

a.

Pembagian antara bilangan bulat positif


dengan bilangan bulat positif
b.
Pembagian antara bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat negatif
c.
Pembagian antara bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat positif
d. Pembagian antara bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat negatif
Sama seperti pada operasi perkalian, pada
operasi pembagian di kajian teoritis ini penulis
hanya memaparkan operasi pembagian
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif.
Untuk mendapatkan hasil pembagian
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, yaitu dengan cara menggunakan
pengurangan berulang sampai sisanya adalah
nol. Hasil pembagian ditunjukkan dengan
berapa banyak dikurangi dengan bilangan yang
sama. Selanjutnya perhatikan contoh berikut ini:
a. 10: 2= 10 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2= 0
10 dikurangi 2 sebanyak 5 kali sampai
sisanya 0. Artinya hasil dari 10 : 2 adalah 5.
b. 24 : 4 = 24 - 4 - 4 - 4 - 4 - 4 - 4 = 0
24 dikurangi 4 sebanyak 6 kali sampai
sisanya nol. Artinya hasilnya adalah 6.
Operasi pembagian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif dapat juga
diperagakan dengan menggunakan garis
bilangan. Untuk peragaan pada garis bilangan,
kita ambil contoh pembagian berikut : 10 : 2.
Untuk menentukan hasil pembagian tersebut
dengan menggunakan garis bilangan adalah
sebagai berikut.
a. Siswa panah berkedudukan awal pada
skala nol.
b. Bilangan pembaginya adalah bilangan
positif, maka ujung siswa panah akan
menghadap ke arah bilangan positif.
c. Siswa panah bergerak meloncat maju
dengan setiap loncatan 2 skala, sebanyak 5
kali dan berhenti pada skala 10.
d. Hasil pembagian 10 : 2 ditunjukkan dengan
loncatan siswa panah sebanyak 5 loncatan
maju yang berhenti pada skala 10.
e. Jadi hasil dari 10 : 2 adalah 5.
Hal di atas dapat digambarkan pada garis
bilangan sebagai berikut.

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Hasil pembagian 10 : 2 ditunjukkan dengan 5


kali loncatan maju dengan setiap loncatan 2
skala.
Dari contoh-contoh di atas, dapat kita
katakan bahwa bilangan bulat positif dibagi
dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah
bilangan bulat positif.
4. Permainan Kartu
Sebagai strategi meningkatkan kemahiran siswa
dalam pembagian dan perkalian bilangan dasar,
penulis memperkenalkan hasil kreatifitas
penulis yaitu Metode Permainan Kartu. Teknik
dan aturan permainan kartu ini sama seperti
permainan kartu domino, hanya kartunya
bertuliskan Perkalian dua bilangan dan hasil
perkalian dua bilangan dasar.
Langkah-langkah permainan :
a. Bagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (
3 5 anak), setiap kelompok berikan satu
paket kartu.
b. Setelah kartu dikocok berikan empat kartu
kepada setiap anak (sisa ditumpuk posisi
tertutup).
c. Buka satu kartu sisa sebagai kartu pembuka
(Mis. Kartu bertuliskan 20 dan 4 X 3, lihat
gambar)
d. Secara bergilir siswa menjatuhkan kartunya,
dengan cara mencocokkan perkalian dua
bilangan dengan hasil perkalian.
e. Siswa yang yang tidak mempunyai kartu
yang cocok, mengambil sisa kartu sampai
mendapat kartu yang cocok.
f. Permainan berakhir setelah kartu sisa habis
atau kartu yang dipegang siswa sudah tidak
ada yang cocok untuk diturunkan.
g. Siswa yang pertama kali kartunya habis
atau menyimpan jumlah kartu paling sedikit
adalah pemenangnya, sebaliknya siswa
yang paling lama kartunya habis atau
menyimpan kartu paling banyak adalah
yang kalah. (Lakukan berulang langkah ke1 sampai 6).

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kartu Pertama

Keterangan :
Kearah Kiri, Kartu pertama 20 dan 4 x 3. Kartu
4 x 3 ditutup dengan 12, kartu 3 x 2 ditutup
dengan 6 dan seterusnya.
Kearah Kanan, Kartu pertama 20 dan 4 x 3.
Kartu 20 ditutup dengan 5 x 4, kartu 8 ditutup
dengan 4 x 2, kartu 9 ditutup dengan 3 x 3 dan
seterusnya sampai kartu habis atau tidak bisa
dimainkan lagi.
Permainan ini harus dilakukan secara
berkelompok (tigalima orang di setiap
kelompoknya). Diusahakan dalam satu
kelompok dicampur antara siswa yang sudah
Mahir, Cukup Mahir dan Belum Mahir. Dengan
demikian secara tidak langsung siswa yang
sudah mahir akan menjadi tutor sebaya.
Untuk mahir perkalian dan pembagian
bilangan dasar diperlukan tiga paket kartu,
setiap paket berisi 40 kartu. Tiga paket kartu
tersebut adalah :
Paket 1 : Perkalian bilangan kecil dengan
bilangan kecil (5 x 5 sampai 2 x 2)
Paket 2 : Perkalian bilangan besar dengan
bilangan besar (9 x 9 sampai 6 x 6)
Paket 3 : Perkalian bilangan besar dengan
bilangan kecil (9 x 5 sampai 6 x 2)
Kartu :

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Contoh Paket 1 :
Perkalian bilangan kecil
dengan bilangan kecil
a.
b.
c.
d.
e.

5 x 5 = 25
5 x 4 = 20
5 x 3 = 25
5 x 2 = 20
4 x 4 = 16

a.
b.
c.
d.
e.

4x3 =
4x2 =
3x3 =
3x2=
2x2=

12
8
9
6
4

Melalui permainan kartu ini siswa tidak saja


akan mahir perkalian dasar, tapi juga secara
otomatis mahir pembagian dasar.
5 . Asumsi
Pelajaran matematika adalah pelayan dari
semua mata pelajaran lainnya. Pelajaran
matematika adalah ratu dari semua mata
pelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalam
pelajaran matematika menjadi tolok ukur
terhadap penguasaan mata pelajaran lainnya.
Namun kenyatannya pelajaran matematika
justru menjadi monster yang menakutkan bagi
sebagian siswa. Menurut Yohanes Surya, dalam
buku Matematika Itu Asyik, pokok persoalan

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

yang dihadapi siswa dalam belajar matematika


adalah rasa bosan dan merasa bahwa
matematika itu sulit.
Memang tidak bisa kita pungkiri, sudah
banyak siswa Indonesia yang berhasil dalam
lomba Olympiade Matematika tingkat dunia,
bahkan beberapa di antaranya adalah siswa BPK
PENABUR Jakarta, namun itu hanya sebagian
kecil siswa Indonesia, bagaimana dengan
berjuta-juta siswa Indonesia yang lainnya ?
Beberapa faktor penyebab ketidak
berhasilan siswa dalam pembelajaran
matematika:
a. Faktor Siswa: Mitos yang mengatakan bahwa pelajaran matematika itu sulit, secara
psikologi siswa sudah tidak tertarik dan
terbeban rasa takut.
b. Faktor Guru : Pengajaran matematika oleh
guru yang kurang variasi/monoton dan
membosankan bagi siswa. Hal ini
disebabkan oleh kurang kreatifnya guru
menggunakan media/alat bantu dan
kurangnya guru untuk mengembangkan
soal-soal evaluasi yang lebih bervariasi dan
menantang. Guru terpaku pada bentuk soalsoal yang lama yang sudah dianggap baku.
Suatu contoh soal evaluasi pada kelas dua
dan tiga : 7 x 4 = ..
8 x 3 = ..
Soal di atas dapat diubah dan
dikembangkan menjadi bentuk soal yang
lebih kreatif dan menantang :
28 = .. x ..
24 = .. x ..
c. Faktor Orang Tua : Kurangnya bimbingan
dan pengarahan orang tua secara dini sejak
siswa mulai mengenal matematika di dalam
kehidupannya.
Dari ketiga faktor di atas penulis hendak
menyoroti faktor yang kedua, yaitu faktor guru

yang berperan banyak dalam proses


pembelajaran siswa. Kreatifitas guru dalam
proses pembelajaran serta metode pembelajaran
yang bervariasi sangat mempengaruhi semangat
serta hasil belajar anak. Metode permainan kartu
yang merupakan hasil kreatifitas penulis perlu
dikembangkan dalam pembelajaran matematika
SD khususnya untuk pokok bahasan perkalian
dan pembagian bilangan dasar.

Metodologi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD BPK PENABUR
Rengasdengklok pada tanggal 17 sampai
dengan tanggal 28
September 2007
dengan responden
Jumlah
semua murid SD
Kelas
Siswa
BPK PENABUR
Rengasdengklok
III
29
kelas III sampai
IV
18
dengan kelas VI
(tidak ada kelas
V
23
paralel) dengan
jumlah siswa 92
VI
22
siswa.
Penelitian dilakukan
Total
92
Responden
dengan kunjungan
langsung ke tiap
kelas dalam dua
tahap yaitu tahap pengisian angket dan tahap pengerjaan soal evaluasi.
1. Pengisian Angket
Setiap siswa dibagikan lembar angket, yang di
dalamnya mengharuskan siswa memilih satu
mata pelajaran yang paling digemari di antara 8
mata pelajaran yang disajikan oleh guru kelas.
Contoh angket tersebut sebagai berikut.

Angket Kegemaran Siswa Terharap Mata Pelajaran yang Disajikan oleh Guru Kelas
Berikanlah tanda v (Ceklist) pada matapelajaran yang paling kamu sukai !
Pendidikan Agama Kristen

Sains

Pendidikan Kewarganegaraan

Pengetahuan Sosial

Bahasa Indonesia

Olah Raga dan Kesehatan (Orkes)

Matematika

Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

1.
2.
3.
4.
5.

... x ... = 15
... x ... = 18
... x ... = 24
... x ... = 28
... x ... = 35

35
30
25
Jumlah Siswa

2. Pengerjaan Soal Evaluasi


Siswa harus mengerjakan evaluasi pada lembar
evaluasi secara tertulis sejumlah 10 soal tentang
perkalian/pembagian bilangan dasar dengan
waktu 150 detik (satu soal 15 detik). Soal yang
dimaksud adalah:
Soal-soal Penelitian Perkalian/Pembagian
Untuk Siswa Sekolah Dasar
Isilah titik-titik dibawah ini dengan perkalian
dua bilangan yang kurang dari 10 dengan hasil
perkalian sebagai berikut.

20
15
10
5

6 . . . . x . . . = 42
7. ... x ... = 48
8. ... x ... = 54
9. ... x ... = 63
10. ... x ... = 72

0
PAK

Penulis sengaja memakai bentuk soal objektif


seperti di atas, karena bentuk soal di atas kurang
lazim dipakai guru untuk menguji siswa. Yang
lazim dipakai guru pada umumnya bentuk soal
berikut.
6 x 7 = ... b u k an
6. ... x ... = 42
9 x 7 = ... b u k an
7. ... x ... = 48

Hasil Penelitian
1.

Kegemaran Siswa Kelas III VI SD BPK


PENABUR Rengasdengklok Terhadap
Mata Pelajaran yang disajikan oleh Guru
Kelas
Hasil penelitian terhadap 92 responden
mengenai matapelajaran yang paling digemari
Tabel 1. Mata Pelajaran yang Paling
Digemari Siswa

Mata Pelajaran

B. Ind

Mtk

Sain

P. Sos

Orkes

SBK

oleh siswa kelas III VI SD BPK PENABUR


Rengasdengklok dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2: Urutan Mata Pelajaran
yang Digemari Siswa
No

No

PKn

Gambar 1. Kegemaran Siswa Terhadap Mata


Pelajaran yang Disajikan Guru di Kelas

Jumlah
Siswa

1.

Pendidikan Agama Kristen


(PAK)

13

4,3%

2.

Pendidikan Kewarganegaraan

2,2%

3.

Bahasa Indonesia

4,3%

4.

Matematika

19

20, 7%

5.

Sain

11

12,0%

6.

Pengetahuan Sosial

4,3%

7.

Olahraga dan Kesehatan

9,8%

8.

Seni Budaya dan Keterampilan


(SBK)

30

32,6%

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mata Pelajaran

1.

SBK

32,6%

2.

Matematika

20,7%

3.

PAK

14,1%

4.

Sains

12,0%

5.

Orkes

9,8%

6.

B. Ind

4,3%

7.

P. Sosial

4,3%

8.

PKn

2,2%

Jumlah

100%

Sunguh mengejutkan, dari hasil penelitian ini,


Matematika menduduki peringkat kedua setelah
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
yang menduduki urutan pertama.

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kemahiran siswa kelas IIIVI SD BPK


PENABUR Rengasdengklok Terhadap
Pengerjaan Hitung Perkalian dan Pembagian
Dasar

3.

Kelompok Belum Mahir : Hanya mampu


mengerjakan soal dengan benar < 60%.

Dari 29 responden kelas III, 18 responden


kelas IV, 23 responden kelas V dan 22 responden
kelas VI SD BPK
Tabel 3. Kemampuan Siswa dalam Perkalian Pembagian
P E N A B U R
Rengasdengklok
C ukup
Belum Mahir
Mahir
diperoleh data
Mahir
Kelas
kemahiran perkaJumlah
Keterangan
Nilai
Nilai
Nilai
Siswa
lian/pembagian
bilangan dasar
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sebagai tertera dala
tabel 4.
III
3 1 0 1 0 5 1 3 1 2 12
29
Mahir
= 14
Data pada taCukup Mahir = 5
Belum Mahir = 10
bel 4 menunjukkan bahwa tidak
IV
0 0 1 0 2 2 3 2 1 4
3
18
Mahir
=7
sampai separuh
Cukup Mahir = 6
dari jumlah siswa
Belum Mahir = 5
yang mahir dalam
V
0 0 0 2 5 2 2 1 5 1
5
23
Mahir
=6
pokok bahasan
Cukup Mahir = 8
perkalian
dan
Belum Mahir = 9
pembagian. SebaVI
0 0 2 0 1 0 2 2 1 1 13
22
Mahir
= 14
hagian besar siswa
Cukup Mahir = 5
baru pada tahap
Belum Mahir = 3
cukup atau belum
mahir. Data ini
Keterangan :
menunjukkan bahwa tingkat kemahiran yang
1. Kelompok Mahir : Mampu mengerjakan soal
paling rendah ialah di kelas V. Sungguhpun
dengan benar > 90%
demikian perkalian juga perlu diberikan pada
2. Kelompok Cukup Mahir : Mampu mengersiswa kelas III, IV dan VI sehingga mereka benarjakan soal dengan benar > 60% sampai <
benar menguasai pokok bahasan perkalian dan
90%
pembagian dalam matematika.
Tabel 4: Data Kemahiran Siswa Kelas III-VI SD
BPK PENABUR Rengasdengklok dalam Pokok
Bahasan Perkalian dan Pembagian
Hasil Belajar

No

Kelas

1.

Jumlah

Mahir

C ukup
Mahir

Belum
Mahir

III

14
(48,3%)

5
(17,2%)

10
(34,5%)

29
(100%)

2.

IV

7
(38,9%)

6
(33,3%)

5
(27,8%)

18
(100%)

3.

6
(26,1%)

8
(34,8%)

9
(39,1%)

23
(100)

4.

VI

14
(63,6%)

5
(22,8%)

3
(13,6%)

22
(100%)

41
(44,6%)

24
(26,1%)

27
(29,3%)

92
(100%)

Jumlah

Alternatif Mengatasi Kesulitan


Untuk mengatasi kesulitan siswa SD dalam
pokok bahasan perkalian dan pembagian,
penuh keyakinan Metode Permainan Kartu
yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam mengatasi
kesulitan siswa tersebut.
Penelitian telah mencobakan metode itu di
kelas V dan di beberapa tempat belajar dan
hasilnya cukup menggembirakan. Metode itu
dapat diterapkan secara sederhana, praktis dan
mudah. Siswa juga sangat menyenangi metode
tersebut dan dengan bermain mereka
mempelajari konsep perkalian dan pembagian.
Di samping itu siswa kreatif dalam permainan
dan terjadi kompetisi yang sehat dan
menyenangkan sehingga siswa termotivasi
untuk belajar matematika.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Peringkat pertama dari delapan matapelajaran
yang disajikan guru kelas yang paling digemari
siswa kelas III sampai dengan kelas VI SD BPK
PENABUR Rengasdengklok adalah Seni
Budaya dan Keterampilan, sedang pelajaran
Matematika menduduki peringkat Kedua. Opini
masyarakat yang selama ini menganggap bahwa
pelajaran matematika kurang diminati oleh
sebagian besar siswa ternyata tidak benar.
Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan di
SD BPK PENABUR Rengasdengklok, Pelajaran
Matematika menduduki nominasi kedua, setelah
pelajaran yang paling digemari Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK).
Pelajaran Matematika
termasuk jajaran pelajaran yang difavoritkan
siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan
masih cukup banyak siswa khususnya siswa
kelas V SD, belum mahir dalam pokok bahasan
perkalian dan pembagian. Hal ini diduga karena
proses pembelajaran yang dilakukan guru belum
tepat. Walaupun belum dilakukan penelitian
yang lengkap penulis berkeyakinan metode
Permainan Kartu dapat dijadikan salah satu
alternatif mengatasi kesulitan siswa dalam
pokok bahasan perkalian dan pembagian di SD.

Saran
Teknik menghapal perkalian dan pembagian
untuk siswa usia Sekolah Dasar agar siswa
Mahir berhitung sudah tidak zamannya lagi.
Cara itu membosankan siswa, hasilnya tidak

10

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

maksimal sebab siswa juga cepat lupa. Guru SD


dituntut untuk bisa mengembangkanproses
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM). Banyak hal yang
dapat dilakukan guru SD untuk dapat
mengembangkan PAKEM. Salah satu PAKEM
agar siswa mahir perkalian dan pembagian yang
hendak penulis kenalkan adalah melalui teknik
Permainan Kartu. Metode permainan kartu ini
merupakan hasil kreatifitas penulis, yang masih
perlu diuji kebenarannya oleh berbagai pihak
insan pendidikan agar lebih sempurna sebelum
dikembangkan secara lebih luas.

Daftar Pustaka
Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. (2006).
Kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Karawang : Dinas Pendidikan
Kasbolah, Kasihani (1998). Penelitian tindakan
kelas. Malang: Depdikbud
Prabowo, S. dan Rahayu, Puji. (2006). Bilangan.
Bandung: UPI Press
Rukmana A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan
kelas. Bandung: UPI Press
_______. (1996). Metoda mengajar matematika
di SD. Pelatihan Matematika Guru SD
dan SLTP BPK PENABUR, 12-17
Februari 1996. Yogyakarta: PPPG
Matematika
Surya, Yohanes (2006). Matematika itu asyik 2B.
Jakarta: PT. Armandelta Selaras

Anda mungkin juga menyukai