Anda di halaman 1dari 13

Indikator Nasional Program Diare

B. Penghitungan Indikator Cakupan Pelayanan Diare


1. Perkiraan penderita diare
Hasil dari penghitungan berguna untuk menghitung capaian program disamping juga
untuk
nantinya dalam perencanaan kebutuhan obat penunjang diare
> Perkiraan penderita diare adalah Angka diare (insidens) x jumlah penduduk dalam 1
th
> Insidens adalah angka kesakitan diare baru (golongan balita) per tahun, yang
didapatkan
dari hasil survey depkes.
> Untuk tahun 2011 insidens yang dipakai adalah 411 / 1000 penduduk *)
2. Angka Penemuan Penderita
> Target penemuan penderita adalah 10 % dari perkiraan penderita dalam 1 tahun
3. Cakupan pelayanan
Merupakan prosentase jumlah penderita diare yang dilayani dalam1 tahun dibagi
dengan
target penemuan penderita pada tahun yang sama
Contoh Kasus
>> Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 2011 = 30.000 penduduk
>> Jumlah kasus diare pada tahun 2011 = 1.000 penderita
>> Hitung cakupan pelayanan penderita diare ??
Penyelesaian :
1) Hitung Perkiraan Penderita = insidens diare x jumlah penduduk
= 411 / 1000 x 30.000 penduduk
= 12.330 penderita
2) Hitung target penemuan penderita = 10 % x jumlah perkiraan penderita
= 10 % x 12.330 penderita
= 1.233 penderita
3) Cakupan pelayanan = jumlah penderita dilayani x 100 %
Jumlah target penderita
= 1.000 penderita x 100 %
1.233 penderita
= 81,76 %

C. Untuk Pengelola pogram diare Puskesmas


Mulailah segera membuat penghitungan target sasaran program perdesa untuk bidan
desa atau petugas Pembina desa.
Secara sederhana dapat dibuat tabel :

Sumber :
· Buku Pedoman Pengendalian penyakit Diare, Departemen Kesehatan RI Ditjen PP & LP
2009
· Hasil pertemuan pengelola program diare kab / kota di propinsi jawa timur 2011

SARANA DAN PRASARANA

Sarana, prasarana, dan tenaga Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut:

1. Prasarana Kesehatan

a. RumahSakit : 1 bh

b. Puskesmas : 29 bh

c. Puskesmas Pembantu (Pustu) : 85 bh

d. Polindes/Polindes : 111 bh

e. Instalasi Farmasi Kab. (IFK) : 1 bh


f. Posyandu : 1.318 bh

g. Apotek : 22 bh

h. Toko Obat : 18 bh

2. Sarana Kesehatan

a. Mobil PUSKEL : 43 bh

b. Perahu Motor (Speedboot) : 1 bh

c. Mobil di Dikes : 15 bh

d. Sepeda Motor di Dikes : 36 bh

e. Sepeda Motor di Pusk. : 151 bh

3. Tenaga Kesehatan

a. Dokter Spesialis : 7 Orang

b. Dokter Umum : 45 Orang

c. Dokter Gigi : 13 Orang

d. Farmasi : 16 Orang

e. Ahli Kesehatan Masyarakat : 60 Orang

f. Sanitarian : 64 Orang

g. Gizi : 62 Orang

h. Bidan : 223 Orang

i. Perawat : 401 Orang

j. Teknis Medis : 60 Oran

Tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Timur berjumlah 927 orang terdiri dari :

CAPAIAN KEGIATAN
1. Pada tahun 2008 tercatat jumlah kematian bayi adalah 601 bayi per 24.747 kelahiran

hidup atau 24,3 per 1000 kelahiran hidup. Target nasional 35 per 1000 kelahiran

hidup dan Target Provinsi NTB yaitu 74 per 1000 kelahiran hidup.

2. Pada tahun 2008 hanya tercatat 15 orang per 24.747 kelahiran hidup atau 60,6 per

100.000 persalinan. Target Nasional yaitu 307 per 100.000 persalinan.

3. Cakupan Sarana air bersih (SAB) adalah 73,7% dari target 85%

4. Cakupan Jamban yang memenuhi syarat adalah 47,1% dari target 75%

5. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 mencapai

92,9% dari seluruh persalinan. Standar target propenas yang ingin dicapai adalah

sebesar 80%.

6. Angka K1 yaitu 98,5%. Adapun target cakupannya adalah 95

7. Angka K4 yang mencapai 90.8%. Target K4 ibu hamil adalah 95%.

8. Angka Kesakitan Malaria (Klinis Malaria) 12,14 per 1000 penduduk tahun 2008.

Cakupan tahun 2007 sebesar 15,0 per 1000 penduduk.

9. Angka kesembuhan penderita TBC mencapai 74,5% pada tahun 2008, target

sebesar 85%.

10. Kasus diare tahun 2008 sebesar 38,728 kasus, tahun 2006 sebesar 50.818 kasus.

11. Status gizi bayi/balita pada tahun 2008 : gizi buruk 2,7%, gizi kurang 19,85%, gizi

baik 75,2% dan gizi lebih 2,25%. Tahun 2007 : gizi buruk 3,51%, gizi kurang 23,87%,

gizi baik 70,63% dan gizi lebih 1,99%.

12. Sumber Daya Manusia dari segi sumber daya manusia, pemerintah daerah

mempunyai tenaga kesehatan dengan rincian sebagai berikut :

a. Rasio Dokter per 100.000 penduduk : 4,2


b. Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk : 0,6

c. Rasio Dokter Keluarga per 100.000 keluarga : 0.4

d. Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk : 1,2

e. Rasio Apoteker per 100.000 penduduk : 0,37

f. Rasio Bidan per 100.000 penduduk : 18,2

g. Rasio Perawat per 100.000 penduduk : 36,5

h. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk : 5,3

i. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk : 5,7

j. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk :5,5

13. Sumber Daya Material dimiliki Pemda Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut :

a. Rasio puskesmas terhadap penduduk = 1 : 37.298

b. Rasio puskesmas pembantu terhadap penduduk = 1 : 12.577

c. Rasio polindes terhadap penduduk = 1 : 9.744

d. Rasio puskesmas keliling terhadap puskesmas = 1 : 25.154

Untuk mengukur kinerja di bidang kesehatan, pemerintah telah mengeluarkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku secara nasional. Adapun capaian Indikator Kinerja

SPM Kesehatan sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

a. Cakupan kunjungan bumil K4 : 90,8%

b. Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan : 92,9%

c. Cakupan bumil risti dirujuk dan ditangani :100%

d. Cakupan kunjungan neonatus :91,2%


e. Cakupan kunjungan bayi :78,6%

f. Cakupan penanganan BBLR :89,5%

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

a. Cakupan tumbuh kembang anak balita dan anak prasekolah : 5,4%

b. Cakupan pemeriksaan siswa SD : 6,0%

c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 2,2%

4. Pelayanan Keluarga Berencana

Cakupan peserta KB aktif : 66,4%

. Pelayanan Imunisasi

Desa/Kelurahan UCI : 100%

a. Pelayanan Pengobatan/Perawatan

1. Cakupan rawat jalan : 29%

2. Cakupan rawat inap :1,6%

b. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pelayanan Gangguan Jiwa : 0,2%

c. Pemantauan Pertumbuhan Balita

1. Balita yang Naik Berat Badannya (N/D) : 59,9%

2. Balita Bawah Garis Merah : 22,5%

d. Pelayanan Gizi

1. Cakupan balita mendapat vitamin A 2 kali setahun : 81,6%

2. Cakupan ibu hamil dapat 90 tablet Fe : 91,5%

3. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada GAKIN : 100%

4. Balita gizi buruk mendapat perawatan : 100%


e. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif

1. Akses ketersediaan darah untuk menangani rujukan bumil dan

neonatal : -

2. Ibu hamil risti/komplikasi tertangani :100%

3. Neonatal risti/komplikasi tertangani : 84,4%

f. Pelayanan Gawat Darurat

Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat : 100%

g. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

1. Desa/Kelurahan mengalami KLB diatasi < 24 jam : 100 %

2. Kecamatan bebas rawan gizi : 5%

h. Pencegahan dan Pemberantasan Polio

Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun : 2,3%

i. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru

Kesembuhan penderita TBC BTA+ : 74.5 %

j. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA

Cakupan balita dengan pneumonia ditangani : 91,2%

k. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS

1. Klien mendapat penanganan HIV-AIDS : 100%

2. Infeksi Menular Seksual ditemukan dan diobati : 100%

l. Pencegahan dan Pemberantasan DBD yang ditangani

Penderita DBD yang ditangani : 100%

m. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Balita dengan Diare Ditangani : 100%


n. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya : 71,9%

o. Pelayanan Pengendalian Vektor

Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes : 76,6%

p. Pelayanan Hygiene Sanitasi di Tempat Umum

Tempat umum yang memenuhi syarat : 64,2%

q. Penyuluhan Perilaku Sehat

1. Rumah Tangga Sehat (PHBS) ; 16,2%

2. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif : 33,5%

3. Desa dengan garam beryodium baik : - %

4. Posyandu Purnama : 13,51%

r. Penyuluhan P3 NAPZA

Upaya penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas kesehatan : 0,3%

s. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

1. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan : 89,5%

2. Pengadaan obat esensial : %

3. Pengadaan obat generik : %

t. Pelayanan Penggunaan Obat Generik

Penulisan resep obat generik : 100%

u. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk yankes Perorangan

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar : 51,8%


v. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Gakin dan Masyarakat Rentan

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat

rentan: 57,7%

w. Pelayanan Wajib Lainnya

1. Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal : 58,0%

2. Cakupanpelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut : 23,2%

3. Cakupan wanita usia subur yang mendapat kapsul yodium : 90,7%

4. Darah donor diskrining terhadap HIV-AIDS : 100%

5. Penderita malaria diobati : 100%

6. Penderita kusta yang selesai berobat (RFT Rate) : 100%

7. Kasus filariasis ditangani : tdk ada kasus

DANA

Pada tahun 2008 alokasi anggaran kesehatan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur per-

Kapita per-tahun sebesar Rp. 71.182,- dimana jumlah anggaran kesehatan tahun 2008

sebesar Rp. 76.992.330.537,- dengan jumlah penduduk 1.081.630 jiwa.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembangunan kesehatan adalah antara lain

keterlambatan turunnya persetujuan anggaran sehingga terjadi kekurangan dana

operasional untuk bulan-bulan sebelum anggaran tersebut disetujui. Hal ini juga

berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pada bulan-bulan tersebut. Pada saat

anggaran tersebut disetujui, waktu pelaksanaan kegiatan sudah sangat terbatas dan terjadi
penumpukan kegiatan yang berakibat kepada terjadinya inefisiensi dan Juga realisasi dana

Yang jauh dari harapan terutama dana APBD.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut ditempuh dengan mengoptimalkan potensi yang

dapat mendukung pencapaian dan mengurangi permasalahan strategis, antara lain:

1. Melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sepenuhnya tergantung pada anggaran.

2. Menyusun alokasi waktu pelaksanaan kegiatan jauh sebelum pelaksanaan kegiatan

berlangsung.

3. Melakukan efisiensi waktu kegiatan yang tersedia semenjak penetapan anggaran.

4. Memaksimalkan pemanfaatan dana non APBD antara lain dana bantuan dari

program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Jamkesmas) untuk keberlanjutan

pelayanan terhadap pasien dari keluarga miskin.

Rekomendasi

1. Perlu penambahan sarana, prasarana, dan tenaga yang memadai untuk dapat

memberikan pelayanan yang lebih optimal, Serta penganggaran yang efektif

terutama biaya oprasional Puskesmas baik menyangkut jumlah anggaran maupun

ketepatan waktu turunnya anggaran tersebut.

2. Pembinaan dan Bimbingan teknis ke Puskesmas masih perlu ditingkatkan.

3. Sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas maupun di Kabupaten masih perlu

mendapat perhatian khusus, sehingga Computery Based Inventory Sistem (CBIS)

dan Sistem Informasi Kesehatan daerah (SIKDA) harus segera ditindak lanjuti.
4. Keberhasilan suatu program/kegiatan masih sangat membutuhkan kerjasama baik

lintas program maupun lintas sektoral.

DATA KESEHATAN KABUPATEN

Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lombok Timur tahun 2008 difokuskan dalam

rangka mencapai Kabupaten Lombok Timur Sehat dapat dilihat melalui derajat kesehatan

masyarakat, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Indikator yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2008 ini

adalah indikator Kabupaten Sehat dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

bidang kesehatan.

Sejalan dengan Program Pembangunan Nasional pada tahun 2008 di Kabupaten Lombok

Timur telah dilaksanakan beberapa program kesehataan yang mengacu pada Rencana

Pembangunan Kesehatan (Renstra Departemen Kesehatan Nomor :

331/MENKES/SK/V/2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

Bila dilihat hasil capaian masing-masing indikator baik indikator kabupaten sehat maupun

indikator kinerja SPM menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan cakupan dari tahun

sebelumnya. Untuk indikator mortalitas yaitu angka kematian bayi (AKB) terjadi peningkatan

jumlah kasus kematian bayi yaitu tahun 2007 sebanyak 449 kasus menjadi 601 kasus pada

tahun 2008, selanjutnya jumlah kematian ibu melahirkan (AKI) menunjukkan penurunan

jumlah kasus yaitu tahun 2007 sebanyak 17 kasus menjadi 15 kasus pada tahun 2008.

Sedangkan indikator morbiditas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kesakitan

yaitu AFP anak usia < 15 tahun dan angka kesakitan malaria (API), dan penurunan angka

kesakitan yaitu pada prevalensi HIV-AIDS, kasus DBD dan gizi buruk menjadi sebesar
2,70%. Sedangkan indikator keadaan lingkungan dan indikator perilaku masyarakat

menunjukkan bahwa persentase rumah sehat baru mencapai 61,7% dan persentase

tempat-tempat umum sehat sebesar 64,2% serta persentase rumah tangga ber-PHBS baru

mencapai 16,2% (Survey PHBS Tahun 2006).

Indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan menunjukkan sebanyak 35,2% dari jumlah

penduduk yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas sedangkan penduduk

yang menggunakan pelayanan rujukan di rumah sakit sebanyak 2,9%, persentase

ketersediaan obat sesuai kebutuhan 89,5% dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Lombok

Timur (RSUD Dr. R. Soedjono Selong) sudah menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan

spesialis dasar.

Indikator pelayanan kesehatan pada tahun 2008 menunjukkan masih terdapat indikator

belum mencapai target seperti ASI Eklusif sebesar 33,5%, dan murid SD/MI yang

mendapatkan pelayanan pemeriksaan gigi dan mulut sebesar 51,5%. Sedangkan indikator

yang sudah mencapai target adalah cakupan keluarga miskin yang mendapat pelayanan

kesehatan (93,1%), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (92,9%), cakupan desa UCI

ditangani kurang dari 24 jam (100%), persentase pekerja mendapat pelayanan kesehatan

kerja (83,3%) dan ibu hamil mendapatkan tablet Fe3 (91,46%).

Untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan di Kabupaten Lombok Timur peran

tenaga kesehatan dan anggaran kesehatan sangat menentukan. Namun bila dilihat indikator

sumberdaya kesehatan menunjukkan bawah rasio tenaga kesehatan dengan jumlah

penduduk masih kurang dari yang diharapkan.

Selain indikator kabupaten sehat di atas terdapat pula indikator sebagai tolok ukur

pencapaian program kesehatan masyarakat yaitu indikator lintas sektoral. Yang termasuk
indikator ini adalah persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih, persentase

pasangan usia subur (PUS) yang menjadi akseptor KB, angka kecelakaan lalu-lintas per

100.000 penduduk dan persentase penduduk yang melek huruf.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian program kesehatan di Kabupaten

Lombok Timur digunakan pula Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal SPM) yaitu

sebanyak 27 indikator Jenis Pelayanan dan 54 indikator SPM. Bila dilihat tingkat pencapaian

dibandingkan dengan target pada tahun 2008 masih terdapat indikator yang belum

mencapai target yang perlu mendapat perhatian semua pihak guna mendukung

tercapainya “ Lombok Timur Sehat Tahun 2010 ”

Informasi tentang Data Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Dapat di download disini.

Anda mungkin juga menyukai