Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk
memperoleh hasil. Penelitian ini melakukan percobaan dalam pembuatan formulasi
SNEDDS dari tetrahidrokurkumin. Sedangkan rancangan penelitian yang dilakukan
yaitu melihat pengaruh konsentrasi minyak, surfaktan dan kosurfaktan dalam
menghasilkan formulasi nanoemulsi yang optimal.

B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan antara lain:
1. Variabel bebas : Konsentrasi minyak, konsentrasi surfaktan dan
konsentrasi kosurvaktan.
2. Variabel tergantung : Kelarutan minyak, tranparansi emulsi, uji stabilitas
formula dalam larutan AGF dan AIF
3. Variabel terkendali : Kondisi percobaan meliputi suhu, kecepatan
pencampuran dan waktu pencampuran.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dilakukan sekitar 9 bulan. Tempat di Laboratorium Biologi dan
Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Mehammadiyah Purwokerto.

D. Alat dan Bahan


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi adalah
tetrahidrokurkumin (THC), asam oleat, manitol, olive oil, minyak wijen, Labravit,
Virgin Coconut Oil (VCO), labrasol, Tween 20, Tween 80, Span 20, Span 80,
Tholifor, PEG 400, Propilenglikol, Transcutol, dan aquadest.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat-alat gelas laboratorium,
mesin vortex, mikro pipet ukuran 100-1000 mikrometer, mikro pipet ukuran 10-
100 mikrometer, mikrotube, mesin particle size analyzer (PSA), spektrofotometer
UV-Vis.

E. Cara Penelitian
1. Studi awal
a. Studi kelarutan THC
Sejumlah THC ditambahkan suatu campuran (minyak, surfaktan, kosurfaktan),
dipanaskan di waterbath 40oC selama 10 menit, kemudian divortek semala 5
menit dan disonikasi selama 15 menit. Didiamkan selama 2 hari pada suhu
kamar, selanjutnya di sentrifugase dengan kecepatan 6000 rpm selama 10
menit. Supernatan yang didapat disaring menggunakan filter membrane (0,45
m), kemudian diencerkan dengan kloroform dan dibaca absorbansinya
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Analisis ini dilakukan sebanyak tiga
kali.
b. Pembuatan diagram Pseudoterner
Lima ratus mikroliter SNEDDS dicampur kedalam 500 mL akuades
menggunakan stirer magnetik. Penetapan waktu emulsifikasi dimulai saat
penambahan SNEDDS sampai terjad perubahan dari keruh menjadi jernih atau
transparan. Campuran dianggap sebagai nanoemulsi apabila waktu yang
digunakan untuk terjadi emulsifikasi ≤ 2 menit dan campuran terlihat jernih
atau transparan.
2. Desain eksperimen
Dari hasil diagram pseudoterner untuk menentukan formula optimum digunakan
desain desain D-optimal. Kombinasi minyak, surfaktan dan kosurfaktan dipilih
untuk optimasi dari area terluas nanoemulsi yang terbentuk dalam diagram
pseudoterner.
3. Persiapan SNEDDS
a. Studi kelarutan THC dalam formulasi SNEDDS
Minyak, surfatan dan kosurfaktan yang telah ditentukan oleh desain dicampur
dalam microtube menggunakan mixer vortex untuk membuat formula
SNEDDS yang kosong. Kelarutan THC pada setiap formula ditentukan
dengan spektrofotometer UV-Vis.
b. Perumusan THC dalam SNEDDS
Sebanyak 16,35 mg dimasukkan kedalam formula SNEDDS kosong,
selanjutnya dihomogenkan dengan vortex mixer selama 1 menit dan disonikasi
selama 5 menit, sampai THC larut dan menjadi jernih/transparan.
4. Optimasi formula SNEDDS THC
a. % transmitan
SNEDDS THC diencerkan 100x menggunakan cairan lambung buatan.
Kejernihan larutan diamati secara visual dan presentase transmitan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 650 nm.
b. Uji disolusi
Uji disolusi SNEDDS dilakukan menggunkan alat disolusi dengan medium
cairan lambung buatan pH 1,2. Sebanyak 500 μL setiap formula SNEDDS
yang mengandung 16,35 mg/mL THC dimasukkan kedalm cangkang kapsul
gelatin ukuran “0”. Kapsul di uii disolusi dengan kecepatan putaran 500 rpm
pada suhu 37±0,5oC dalam 500 mL medium disolusi. Pada interval waktu
tertentu sebanyak 5 mL sampel diambil dan diganti dengan cairan lambung
buatan volume dan suhu setara. Sampel disaring menggunakan filter membran
0,45 pm dan dianalisis mengunakan spekrofotometer dengan panjang
gelombang 422 nm.

F. Analisis Hasil
Hasil evaluasi diagram pseudoterner digunakan untuk menentukan tingkat
variabel independen yang akan digunakan dalam optimasi menggunakan desain D-
optimal. Kombinasi minyak, surfaktan dan kosurfaktan dipilih untuk optimasi dari
area terluas nanoemulsi yang terbentuk dalam diagram pseudoterner. Softwere ini
digunakan untuk mengetahui sebuah model dan faktorial ( tingkat rendah, sedang dan
tinggi). Hasil yang signifikan diukur dengan p-value < 0,05. Persamaan polinomial
yang dihasilkan dari eksperimen ini adalah sebagai berikut:
Yi = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b12x1x2 + b13x1x3 + b23x2x3 + b123x1x2x3
Dimana, Yi adalah variabel dependen, b0 adalah intercept, b1 untuk b123 adalah
koefisien regresi dan x1, x2, x3 adalah variabel independen.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal penelitian
Bulan
Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2016 2017
Pengajuan
judul
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data
Pembuatan
laporan
Presentasi
hasil
penelitian
Revisi

Anda mungkin juga menyukai