PRAKTIKUM 2

METODE BISECTION

2.1.Tujuan Praktikum
Mempelajari metode Biseksi untuk penyelesaian persamaan non linier

2.2.Dasar Teori
Ide awal metode biseksi adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N
bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua
bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak
mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh
akar persamaan.( Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS).
Metode bisection sering disebut juga pemenggalan biner atau metode bolzano.
Jika pada suatu fungsi berubah tanda pada suatu selang, maka nilai fungsi
dihitung pada titik tengah. Kemudian lokasi akar ditentukan pada titik tengah
selang bagian tempat terjadinya perubahan tanda.
Tahap pertama proses adalah menetapkan nilai sembarang a dan b sebagai
batas segmen nilai fungsi yang dicari. Batasan a dan b memberikan harga bagi
fungsi f(x) untuk x=a dan x=b. Langkah selanjutnya adalah memeriksa apakah
f(a).f(b)<0.
Apabila terpenuhi syarat tersebut, berarti terdapat akar fungsi dalam segmen
tinjauan. Jika tidak demikian, harus ditetapkan kembali nilai a dan b sedemikian
rupa sehingga terpenuhi ketentuan perkalian f(a) x f(b) < 0.
Dengan rumusan m = (a+b)/a, diperiksa apakah nilai mutlak f(m) < 10-6 (batas
simpangan kesalahan). Jika benar, nilai x = m adalah solusi yang dicari . jika tidak
terpenuhi, ditetapkan batasan baru dengan mengganti nilai b = m apabila f(a)*f(m)
< 0, dan menggantikan a = m bila f(a) x f(m) > 0; proses menemukan m baru
dilakukan seperti prosedur yang telah dijelaskan.
Perhatikan gambar berikut.
Diberikan f(x) = 0; sifat kontinyu dan batas-batas interval [a, b], f(a).f(b) ≤ 0

1
 Gambar 2.1 Penentuan nilai tengah m internal metode Bisection

Algoritma Metode Biseksi :

1. Untuk n = 0,1,2 ....... sampai selesai  kriteria pemutusan
𝑎𝑛 + 𝑏𝑛
2. Ambil m = iterasi (bil. Kecil tertentu)
2

3. Kalau f(an) f(m) < 0, ambil an+1 = an ; bn+1 = m

4. Jika f(an) f(m)>0 ambil an+1 m; bn+1 = bn
5. Jika f (an) f (bn) = 0 maka m merupakan akarnya, hentikan perhitungan f(x)
punya akar dalam [an+1, bn+1]

Dengan membandingkan nilai mlama dan mbaru pada suatu batas ketelitian tertentu,
misalnya dibuat :
𝑚𝑏𝑎𝑟𝑢 −𝑚𝑙𝑎𝑚𝑎
𝜀𝑎 = | |x 100%
𝑚𝑏𝑎𝑟𝑢

Apabila 𝜀𝑎 sudah lebih kecil dari ketelitian yang diinginkan, maka perhitungan
dihentikan.
Contoh untuk persamaaan 𝑒 −3𝑥 cos (2x-1) – sin (3x) = 0.
Akar yang kita duga berada antara 0,8 sampai 1

2
2.3. Percobaan
2.3.1. Percobaan 1
 Program Matlab Metode Bisection
%Nama File Bisection.m
clear;
clc;
galat = 0.001;
bawah = input('Batas Bawah : ');
atas = input ('Batas Atas : ');
nilai = 1;
no = 0;
m0 = bawah;
clc;
fprintf('Taksiran batas bawah : %5.3f\n', bawah);
fprintf('Taksiran batas atas : %5.3f\n', atas);
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Iterasi (bawah+atas)/2 Galat Interval \n');
fprintf('==============================================\n');
while nilai> galat
no = no +1;
fbawah = feval('fbi',bawah);
m=(bawah+atas)/2;
ftengah = feval('fbi',m);
if fbawah*ftengah==0
disp('m adalah akarnya');
elseif fbawah*ftengah<0
atas=m;
else
bawah=m;
end
nilai = abs(m0-m);
fprintf (' %3d %8.5f %8.5f [%8.5f ; %8.5f]\n', no, m, nilai,
bawah, atas);
m0=m;
end
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Pada Iterasi ke-%1d, Selisih Interval < %5.3f\n',no, galat);
fprintf('Jadi, akar persamaannya adalah %7.5f\n', m);

Gambar 2.2 Source Code Program Percobaan

3
  Program fungsi fbi

%Nama fungsi fbi.m

function [y]=f(x)
y=x^3+x^2-8*x-10;

Gambar 2.3 Program fungsi fbi

2.3.2 Output Program Matlab Metode Bisection

Gambar 2.4 Hasil output program percobaan 1

2.4.Soal Latihan
1. Apa yang terjadi jika metode bagi dua diterapkan pada fungsi :
f(x) = 1/(x-2)
a. Selang adalah [0, 15]
b. Selang adalah [1, 10]

4
2.4.1. Latihan
 Program Matlab
%Nama File Bisection.m
clear;
clc;
galat = 0.005;
bawah = input('Batas Bawah : ');
atas = input ('Batas Atas : ');
nilai = 1;
no = 0;
m0 = bawah;
clc;
fprintf('Taksiran batas bawah : %5.3f\n', bawah);
fprintf('Taksiran batas atas : %5.3f\n', atas);
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Iterasi (bawah+atas)/2 Galat Interval \n');
fprintf('==============================================\n');
while nilai> galat
no = no +1;
fbawah = feval('fbi1',bawah);
m=(bawah+atas)/2;
ftengah = feval('fbi1',m);
if fbawah*ftengah==0
disp('m adalah akarnya');
elseif fbawah*ftengah<0
atas=m;
else
bawah=m;
end
nilai = abs(m0-m);
fprintf (' %3d %8.5f %8.5f [%8.5f ; %8.5f]\n', no, m, nilai,
bawah, atas);
m0=m;
end
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Pada Iterasi ke-%1d, Selisih Interval < %5.3f\n',no, galat);
fprintf('Jadi, akar persamaannya adalah %7.5f\n', m);

Gambar 2.5 Program fungsi fbi soal (a) dan (b)

5
 Program fungsi fbi
%Nama fungsi fbi.m
function [y]=f(x)
y = 1/(x-2);

Gambar 2.6 Program fungsi fbi

 Output program a :

Gambar 2.7 Hasil Output Program soal (a)

 Output program b :

Gambar 2.8 Hasil output program soal (b)

6
2.5.Perhitungan Manual
- percobaan 1
dengan persamaan F(x) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10 maka penyelesaian sbb :

x1=0
x2=6

F(a) = 03 + 02 - 8* 0 – 10 = -10

F(b) = 63 + 62 - 8* 6 – 10
= 216 + 36 – 48 – 10
= 194

F(a) . f(b) = (-10).194

= -1940
Jadi, -1940 < 0 maka di sekitar x1=0 dan x2=6 terdapat titik penyelesaiannya

Iterasi 1 :
𝑝1 = (𝑎1 + 𝑏1 ) / 2 = 0 + 6 / 2 = 3
𝑓(𝑝1) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 33 + 32 - 8* 3 – 10
=2
Jadi, interval [ 0,3]

Iterasi 2 :
𝑝2 = (𝑎2 + 𝑏2) / 2 = 0 + 3 / 2 = 1,5
𝑓(𝑝2) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 1.53+ 1.52- 8* 1.5 – 10
= -16.375
Jadi, interval [ 1.5, 3]

7
Iterasi 3 :
𝑝3 = (𝑎3 + 𝑏3) / 2 =1.5 + 3/ 2 = 2.25
𝑓(𝑝3) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.253 + 2.252 - 8* 2.25 – 10
= 27.019
Jadi, interval [ 2.25, 3]

Iterasi 4 :
𝑝4 = (𝑎4 + 𝑏4) / 2 = 2.25 + 3/ 2 = 2.625
𝑓(𝑝4) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.6253 + 2.6252 - 8* 2.625 – 10
= -6.021
Jadi, interval [ 2.625, 3]

Iterasi 5 :
𝑝5 = (𝑎5 + 𝑏5) / 2 = 2.625+ 3/ 2 = 2.8125
𝑓(𝑝5) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.81253 + 2.81252 - 8* 2.8125 – 10
= -2.342
Jadi, interval [2.8125, 3]

Iterasi 6 :
𝑝6 = (𝑎6 + 𝑏6) / 2 = 2.8125 + 3/ 2 = 2.90625
𝑓(𝑝6) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.906253 + 2.906252 - 8* 2.90625 – 10
= -0.2566
Jadi, interval [2.90625, 3]

8
Iterasi 7 :
𝑝7 = (𝑎7 + 𝑏7) / 2 = 2.90625+ 3/ 2 = 2.953125
𝑓(𝑝7) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.9531253 + 2.9531252 - 8* 2.953125– 10
= 0,8499
Jadi, interval [ 2.90625, 2.953125]

Iterasi 8 :
𝑝8 = (𝑎8 + 𝑏8) / 2 = 2.90625+ 2.953125/ 2 = 2.9296875
𝑓(𝑝8) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2,92968753 + 2,92968752 - 8* 2,9296875 – 10
= 0.2912
Jadi, interval [ 2.90625, 2.9296875]

Iterasi 9 :
𝑝9 = (𝑎9 + 𝑏9 ) / 2 = 2.90625 + 2.9296875/ 2 = 2.91797
𝑓(𝑝9) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.917973 + 2.917972 - 8* 2.91797 – 10
= 0.0159
Jadi, interval [2.90625, 2.91797]

Iterasi 10 :
𝑝10 = (𝑎10 + 𝑏10) / 2 = 2.91211+ 2.91797/ 2 = 2.91504
𝑓(𝑝10) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.915043 +2.915042 - 8* 2.91504 – 10
= -0.0524
Jadi, interval [2.91211, 2.91504]

9
Iterasi 11 :
𝑝11 = (𝑎11 + 𝑏11) / 2 = 2.91504+ 2.91797/ 2 = 2.91797
𝑓(𝑝11) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.917973 +2.917972 - 8* 2.91797 – 10
= -0.0524
Jadi, interval [ 2.91504, 2.91797]

Iterasi 12 :
𝑝12 = (𝑎12 + 𝑏12) / 2 = 2.91504 + 2.91797/ 2 = 2.91650
𝑓(𝑝12) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.916503 +2.916502 - 8* 2.91650 – 10
= -0.0183
Jadi, interval [2.91650, 2.91797]

Iterasi 13 :
𝑝13 = (𝑎13 + 𝑏13) / 2 = 2.91650+ 2.91797/ 2 = 2.7914
𝑓(𝑝13) = 𝑥 3 + 𝑥 2 - 8* x- 10
= 2.79143 +2.79142 - 8* 2.7914– 10
= -1.0746x10−3
Jadi, interval [2.7914, 2.91797]

10
- Latihan a
1
dengan persamaan F(x) = maka penyelesaian sbb :
𝑥−2

x1=0
x2=15

1 1
F(a) = = = -0.5
𝑥−2 0−2
1 1
F(b) = = = 0.769
𝑥−2 15−2

F(a) . f(b) = -0.5(0.769)

=-0.3845

Jadi, -0.3845 < 0 maka di sekitar x1=0 dan x2=15 terdapat titik
penyelesaiannya

Iterasi 1 :
𝑝1 = (𝑎1 + 𝑏1) / 2 = 0 + 15 / 2 = 7.5
1
𝑓(𝑝1) =
𝑥−2
1
= = 0.1818
7.5−2
Jadi, interval [ 0,7.5]

Iterasi 2 :
𝑝2 = (𝑎2 + 𝑏2) / 2 = 0 + 7.5 / 2 = 3.75
1
𝑓(𝑝2) =
𝑥−2
1
= = -1,73
3.75−2
Jadi, interval [ 0,3.75]

11
Iterasi 3 :
𝑝3 = (𝑎3 + 𝑏3) / 2 = 0 + 3.75/ 2 = 1.875
1
𝑓(𝑝3) =
𝑥−2
1
= = -1.46666
1.875−2
Jadi, interval [1.875,3.75]

Iterasi 4 :
𝑝4 = (𝑎4 + 𝑏4) / 2 = 1.875+ 3.75 / 2 = 2.8125
1
𝑓(𝑝4) =
𝑥−2
1
= = 1.230769
2.8125−2
Jadi, interval [1.875,2.81250]

Iterasi 5 :
𝑝5 = (𝑎5 + 𝑏5) / 2 = 1.875 + 2.8125/ 2 = 2.34375
1
𝑓(𝑝5) = 𝑥−2
1
= = -1,57333
2.34375−2
Jadi, interval [1.875,2.34375]

Iterasi 6 :
𝑝6 = (𝑎6 + 𝑏6) / 2 = 1.875 + 2.34375/ 2 = 2.10938
1
𝑓(𝑝6) = 𝑥−2
1
= = 0,10938
2.10938−2
Jadi, interval [1.875,2.10938]

12
 Iterasi 7 :
𝑝7 = (𝑎7 + 𝑏7) / 2 = 1.875 + 2.10938/ 2 = 1.99219
1
𝑓(𝑝7) = 𝑥−2
1
= = -1.4980
1.99219−2
Jadi, interval [ 1.99219,2.10938]

Iterasi 8 :
𝑝8 = (𝑎8 + 𝑏8) / 2 = 1.99219 + 2.10938/ 2 = 2.05078
1
𝑓(𝑝8) = 𝑥−2
1
= = -1.51238
2.05078−2
Jadi, interval [1.99219,2.05078]

Iterasi 9 :
𝑝9 = (𝑎9 + 𝑏9 ) / 2 = 1.99219 + 2.05078 / 2 = 2.02148
1
𝑓(𝑝9) = 𝑥−2
1
= = -1.505314
2.02148−2
Jadi, interval [1.99219,2.02148]

Iterasi 10 :
𝑝10 = (𝑎10 + 𝑏10) / 2 = 1.99219 +2.02148 / 2 = 2.00684
1
𝑓(𝑝10) = 𝑥−2
1
= = -1,501702
2.00684−2
Jadi, interval [1.99219,2.00684]
Iterasi 11 :
𝑝11 = (𝑎11 + 𝑏11) / 2 = 2.00684+1.99219 / 2 = 1.99951
1
𝑓(𝑝11) = 𝑥−2
1
= = -1.49987
1.99951−2
Jadi, interval [ 1.99951,2.00684]

13
Iterasi 12 :
𝑝12 = (𝑎12 + 𝑏12) / 2 = 1.99951+ 2.00684/ 2 = 2.00317
1
𝑓(𝑝12) =
𝑥−2
1
= = -1.500792
2.00317−2
Jadi, interval [1.99951,2.00317]

- Latihan b
1
dengan persamaan F(x) = maka penyelesaian sbb :
𝑥−2
x1=1
x2=10

1 1
F(a) = = = -0.5
𝑥−2 1−2
1 1
F(b) = = = 0.125
𝑥−2 10−2

F(a) . f(b) = -0.5(0.125)

= -0.0625
Jadi, -0.0625< 0 maka di sekitar x1=1 dan x2=10 terdapat titik
penyelesaiannya

Iterasi 1 :
𝑝1 = (𝑎1 + 𝑏1) / 2 = 1+ 10 / 2 = 5.5
1
𝑓(𝑝1) =
𝑥−2
1
= = -18181
5.5−2
Jadi, interval [ 1,5.5]

14
Iterasi 2 :
𝑝2 = (𝑎2 + 𝑏2) / 2 = 1 + 5.5 / 2 = 3.25
1
𝑓(𝑝2) = 𝑥−2
1
= = -1.69230
3.25−2
Jadi, interval [ 1,3.25]

Iterasi 3 :
𝑝3 = (𝑎3 + 𝑏3) / 2 = 3.25+ 1/ 2 = 2.125
1
𝑓(𝑝3) = 𝑥−2
1
= = -1.52941
2.125−2
Jadi, interval [ 2.125,3.25]

Iterasi 4 :
𝑝4 = (𝑎4 + 𝑏4) / 2 = 3.25+2.125 / 2 = 2.68750
1
𝑓(𝑝4) = 𝑥−2
1
= = -1.62790
2.68750−2
Jadi, interval [ 2.68750,3.25]

Iterasi 5 :
𝑝5 = (𝑎5 + 𝑏5) / 2 = 2.68750 + 3.25/ 2 = 2.96875
1
𝑓(𝑝5) =
𝑥−2
1
= = -1.66315
2.96875−2
Jadi, interval [2.68750,2.96875]

15
Iterasi 6 :
𝑝6 = (𝑎6 + 𝑏6) / 2 = 2.68750 + 2.96875/ 2 = 2.82813
1
𝑓(𝑝6) =
𝑥−2
1
= = -1.64640
2.82813−2
Jadi, interval [ 2.82813, 2.96875]

Iterasi 7 :
𝑝7 = (𝑎7 + 𝑏7) / 2 = 2.96875+ 2.82813 / 2 = 2.89844
1
𝑓(𝑝7) =
𝑥−2
1
= = -1.65498
2.89844−2
Jadi, interval [ 2.89844, 2.96875]

Iterasi 8 :
𝑝8 = (𝑎8 + 𝑏8) / 2 = 2.89844 + 2.96875 / 2 = 2.93359
1
𝑓(𝑝8) =
𝑥−2
1
= = -1.65912
2.93359−2
Jadi, interval [2.89844,2.93359]

Iterasi 9 :
𝑝9 = (𝑎9 + 𝑏9 ) / 2 = 2.93359+ 2.89844 / 2 = 2.91602
1
𝑓(𝑝9) = 𝑥−2
1
= = -1.657066
2.91602−2
Jadi, interval [ 2.91602,2.93359]

16
Iterasi 10 :
𝑝10 = (𝑎10 + 𝑏10) / 2 = 2.91602 + 2.93359 / 2 = 2.92480
1
𝑓(𝑝10) = 𝑥−2
1
= = -1.65809
2.92480−2
Jadi, interval [2.91602,2.92480]

Iterasi 11 :
𝑝11 = (𝑎11 + 𝑏11) / 2 = 2.91602+ 2.92480 / 2 = 2.92041
1
𝑓(𝑝11) =
𝑥−2
1
= = -1.65758
2.92041−2
Jadi, interval [2.91602,2.92041]

17
2.6.Analisa
2.6.1 Analisa program
- Analisa Program Percobaan

%Nama File Bisection.m

clear;
clc;
galat = 0.001;
bawah = input('Batas Bawah : ');
atas = input ('Batas Atas : ');
nilai = 1;
no = 0;
m0 = bawah;
clc;
fprintf('Taksiran batas bawah : %5.3f\n', bawah);
fprintf('Taksiran batas atas : %5.3f\n', atas);
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Iterasi (bawah+atas)/2 Galat Interval \n');
fprintf('==============================================\n');
while nilai> galat
no = no +1;
fbawah = feval('fbi',bawah);
m=(bawah+atas)/2;
ftengah = feval('fbi',m);
if fbawah*ftengah==0
disp('m adalah akarnya');
elseif fbawah*ftengah<0
atas=m;
else
bawah=m;
end
nilai = abs(m0-m);
fprintf (' %3d %8.5f %8.5f [%8.5f ; %8.5f]\n', no, m, nilai,
bawah, atas);
m0=m;
end
fprintf('==============================================\n');

18
fprintf('Pada Iterasi ke-%1d, Selisih Interval < %5.3f\n',no,
galat);
fprintf('Jadi, akar persamaannya adalah %7.5f\n', m);

- Analisa Fungsi Fbi

%Nama fungsi fbi.m

function [y]=f(x)
y=x^3+x^2-8*x-10;

- Analisa Program Latihan a dan b

%Nama File Bisection.m

clear;
clc;
galat = 0.005;
bawah = input('Batas Bawah : ');
atas = input ('Batas Atas : ');
nilai = 1;
no = 0;
m0 = bawah;
clc;
fprintf('Taksiran batas bawah : %5.3f\n', bawah);
fprintf('Taksiran batas atas : %5.3f\n', atas);
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Iterasi (bawah+atas)/2 Galat Interval \n');
fprintf('==============================================\n');
while nilai> galat
no = no +1;
fbawah = feval('fbi1',bawah);
m=(bawah+atas)/2;
ftengah = feval('fbi1',m);
if fbawah*ftengah==0
disp('m adalah akarnya');
elseif fbawah*ftengah<0
atas=m;
else
bawah=m;

19
end
nilai = abs(m0-m);
fprintf (' %3d %8.5f %8.5f [%8.5f ; %8.5f]\n', no, m, nilai,
bawah, atas);
m0=m;
end
fprintf('==============================================\n');
fprintf('Pada Iterasi ke-%1d, Selisih Interval < %5.3f\n',no,
galat);
fprintf('Jadi, akar persamaannya adalah %7.5f\n', m);

- Analisa Fungsi Fbi

%Nama fungsi fbi1.m

function [y]=f(x)
y = 1/(x-2);

2.6.2Analisa Pembahasan
-Program Percobaan

-Program latihan 1 dan 2

20
 2.7.Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa

metode biseksi adalah salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar
dari persamaan non linear atau disebut juga metode pembagian Interval atau
metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinear melalui
proses iterasi, dengan prinsip utama. Sehingga tidak dapat dipastikan bahwa
memiliki akar atau tidak serta dapat diketahui nilainya apakah kurang dari nol
atau lebih dari nol.Proses petama menetapkan batasan a dan b memberikan harga
bagi fungsi f(x) untuk x=a dan x=b. Langkah selanjutnya adalah memeriksa
apakah f(a).f(b)<0.
Apabila terpenuhi syarat tersebut, berarti terdapat akar fungsi dalam segmen
tinjauan. Jika tidak demikian, harus ditetapkan kembali nilai a dan b sedemikian
rupa sehingga terpenuhi ketentuan perkalian f(a) x f(b) < 0.

21
 DAFTAR PUSTAKA

“Metode Biseksi” http://id.scribd.com/doc/89355611/metode-biseksi diakses

21September 2013

Numerik dengan Matlab (Jobsheet)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS. “Praktikum 2. Penyelesaian

Persamaan Non Linier - Metode Biseksi”http://lecturer.eepis-
its.edu/~ira/metnum/Praktikum2_2.pdf diakses 21 September 2013

Purwanto. “METODE BISEKSI : Solusi Persamaan Non Linear”. http://kuliah-

ft.umm.ac.id/pluginfile.php/171/mod_folder/content/1/Matlab%20Analisa
%20Numerik/metode%20biseksi.pdf?forcedownload=1 diakses 21
September 2013

22