Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN

NYAMAN NYERI PADA NY.R DI RUANG BAROKAH RS


PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif


Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh :
Linda Ristianingsih
A01301783

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Agustus 2016
Linda Ristianingsih¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN NYAMAN NYERI PADA NY. R DI RUANG BAROKAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai
dengan demam dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah,
nyeri ulu hati, dan juga disertai dengan perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan atau
petechia, ruam (purpura)
Tujuan penulisan: memberikan tentang asuhan keperawatan rasa aman nyaman nyeri
dengan teknik non farmakologi.
Pembahasan: saat dikaji pada tanggal 09 Juni 2016 klien, mengeluh nyeri bertambah
ketika bergerak, Nyeri seperti di remas-remas, Nyeri perut di bagian kanan atas dan ulu
hati, Skala nyeri 6, Nyeri hilang timbul, diagnosa yang muncul adalah Nyeri akut,
Intervensi dan Implementasi yang dilakukan adalah yang sudah dilakukan berupa
mengajarkan cara kompres untuk mengurangi rasa nyeri di perut, memonitor tanda-tanda
vital. Hasil evaluasi hari disimpulkan diagnosa tersebut teratasi sebagian dengan klien
mengatakan skala nyeri menjadi 3, klien tampak sedikit rileks.
Kesimpulan: Cara nonfarmakologi dapat mengurangi integrits nyeri dan memberikan rasa
aman dan nyaman..

Kata Kunci: asuhan keperawatan, Nyeri, DBD

1. Mahasiswa DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah


Gombong.
2. Dosen D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

iv
Diploma III Of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
Nursing Care Report, August 2016
Linda Ristianingsih¹, Hendri Tamara Yuda², M.Kep.,Ns

ABSTRACT
MEETING THE NEEDS OF NURSING SECURITY

EASE PAIN IN NY. R IN THE BAROKAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Background: Dengue hemorrhagic fever or dengue fever is an infectious disease caused by


the dengue virus and is transmitted by the Aedes aegypti mosquito that is characterized by
fever two to seven days without obvious cause, weak or lethargic, anxiety, heartburn, and
also accompanied by bleeding in the skin in the form of bleeding spots or petechia, rash
(purpura)
Objective: Give a sense of comfortable nursing care of pain with non-pharmacological
techniques.
Disscussion: When examined on June 9, 2016 clients, complained of pain increases when
moving, Pain like knead, abdominal pain in the upper right and heartburn, pain scale 6,
Pain intermittent, diagnosis arises is Acute pain, Intervention and implementation is done is
already done be taught how to compress to relieve pain in the abdomen, monitoring vital
signs. The results of the evaluation concluded that diagnosis resolved in part by a client of
said pain scale to 3, the client looks a little relaxed.
Conclusion: Non-pharmacological ways to reduce pain integrity and provide security and
comfort.

Keywords: Nursing care, pain, DBD

1. University student Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of


Gombong.
2. Lecturer Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute of
Gombong.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman pada Ny. R Di Ruang Barokah
PKU Muhammadiyah Gombong” dengan lancar.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama ini :

1. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan izin dalam
tugas Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan, yang telah telah mengizinkan pembuatan Tugas Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Bapak Hendri Tamara Yuda, M.Kep, Ns, selaku dosen pembimbing dalam
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala dan staff PKU Muhammadiyah Gombong yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan praktik keperawatan.
5. Orang tuaku tercinta Bapak Rahmat Suwandi, Ibu Satini, kakakku Titi
Purwaningsih dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa,
motivasi, dukungan moral dan material untuk dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
6. Nina Wanda K, Novidon Laela, Leni Oktaviani PR, Nesi Nur I, Lulu
musthafidhoh, Heni Wiji U, Khikmah Y, Linda Ayu, Naskati yang telah
memberikan semangat, motivasi dan canda tawa dalam menyelesaikan
Laporan Karya Tulis ini.

vii
7. Siti Hardiyanti dan Kharima Alfetriana sebagai sahabat terbaiku yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi.
8. Segenap Keluarga Besar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Ny. S beserta Keluarga yang telah bekerjasama dengan penulis.
10. Teman-teman di kelas III B khususnya angkatan 2013 yang telah sama-
sama berjuang dalam menyelesaikan laporan ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk menambah wawasan. Penulis mengharap saran dan kritik untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, Agustus 2016

(Linda Ristianingsih)

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................iii
ABSTRAK ........ ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................7
C. Manfaat Penulisan ...........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman.......................9
B. Proses Manajemen Nyeri ...............................................................11
1. Definisi Nyeri...........................................................................11
2. Penyebeb Nyeri ........................................................................12
3. Fisiologi Nyeri .........................................................................13
4. Klasifikasi Nyeri ......................................................................13
5. Teori Nyeri ...............................................................................16
6. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ..........................................17
7. Karakteristik Nyeri...................................................................19
8. Cara Mengukur Nyeri ..............................................................19
9. Penataksaan Nyeri ..................................................................19
C. Kompres .........................................................................................22

BAB III RESUME KEPERAWATAN


A. Pengkajian ......................................................................................27
B. Analisa Data ...................................................................................31
C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi..........................................32

ix
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan................................................................... 40
B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan.........................................52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................55
B. Saran ..............................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, dengue merupakan penyakit virus yang di tularkan
oleh gigitan nyamuk Aedes antara lain nyamuk Aedes Aegeypti dan Aedes
Albopictus yang terpenting di dunia. Sekitar 2,5-3 milyar manusia yang
hidup di 112 negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam
infeksi dengue dan 500.000 penderita demam perdarah di laporkan oleh
WHO di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sekitar 22.000 orang,
terutama anak-anak. Pada masa 50 tahun terakhir, insiden dengue di
seluruh dunia telah meningkat 30 kali, sedangkan di Amerika demam
dengue dan demam berdarah dengue pada tahun 2011 meningkat sekitar 4
kali lipat pada tahun 2000. Indonesia adalah daerah endemis dengue dan
mengalami epidemic sekali dalam 4-5 tahun dengan puncak epidemis
berulang setiap 9-10 tahun. Demam dengue pertama kali di laporkan di
Surabaya dengan penderita sebanyak 58 jiwa, dan 24 jiwa diantaranya
meninggal dunia ( 41,3% ). Dengue kemudian menyebar keseluruh
Indonesia dengan jumlah 158.912 kasus pada tahun 2009. Kota-kota besar
di jawa misalnya Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta umumnya merupakan
daerah endemis semua sero type virus dengue ( Soedarto, 2012 ).
Kasus Demam Berdarah di Kebumen pada tahun 2011 mencapai 31
kasus dan pada tahun 2012 mencapai 28 kasus dengan meninggal
sebanyak 1 orang pada Januari – September 2013 terdapat 91 kasus
dengan meninggal sebanyak 2 kasus. Kasus DB sudah muncul tidak hanya
di perkotaan. Kelompok masyarakat yang paling rentang dalam kondisi ini
biasanya : anak – anak, khususnya balita, ibu hamil dan ibu menyusui,
orang tua serta orang dengan berbagai penyakit kronis (Bidang PMK
Dinkes Kebumen,2012 ).

1
2

Demam berdarah dengue yaitu suatu penyakit yang di sebabkan oleh


infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, atau DEN-4 yang di sebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang sebelumnya
sudah membawa virus Dengue dari penderita DBD lainya ( Ginanjar,
2008 ).
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue (dengue
haemorrhagic fever), serta di ikuti lekopenia, trombositipenia. Demam
Berdarah Dengue atau DBD yaitu suatu penyakit menular yang di
sebabkan oleh virus Aedes aegypti di tandai dengan demam dua sampai
tujuh hari dengue dengan tanda gejal demam, nyeri otot atau nyeri sendi
yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathis
hemoragic (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).
Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
yang ditandai dengan demam dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang
jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, dan juga disertai dengan
perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan atau petechia, ruam
(purpura). Terkadang juga mimisan, BAB darah, muntah darah, dan
kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius pada demam berdarah
dengue adalah jika muncul perdarahan dan tanda-tanda syok atau renjatan
(Mubin, 2009 ).
Fever Dengue atau DF yaitu suatu penyakit demam atau virus dengue
akut, seringkali ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan
otot, nyeri ulu hati, ruam, dan leukopenia sebagai gejalanya. Demam
berdarah dengue (Dengue Haemoragick Frever) ditandai dengan empat
gejala klinis utama: demam tinggi atau suhu meningkat tiba-tiba, sakit
kepala, nyeri otot dan tulang belakang, sakit perut dan diare, mual
muntah,nyeriulu hati. Fenomena hemoragi, sering dengan hepatomegali
dan pada pasien DBD yang sudah berat atau parah disertai tanda – tanda
kegagalan sirkulasi. Pasien ini dapat mengalami syok yang diakibatkan
3

suatu kebocoran plasma yang bisa menyebabkan Syok atau Sindrom Syock
Dengue (DSS) dan sering menyebabkan kematian ( Mubin, 2009 ).
Demam Berdarah Dengue atau DBD yaitu salah satu suatu penyakit
yang perjalanan penyakitnya cepat dan menyebabkan kematian. Penyakit
DBD merupakan suatu penyakit yang dapat menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ) di indonesia ( Depkes RI,2011 ).
Demam berdarah dengue memiliki 3 fase yaitu demam, kritis dan
pemulihan atau penyembuhan. Pada fase demam, penderita akan
merasakan demam tinggi 2-7 hari dan di sertai wajah yang kemerahan,
eritema kulit, myalgia, arthralgia, rasa sakit/ nyeri di seluruh tubuh atau
sakit kepala. Adapun tanda gejala umun seperti mual muntah, adapun
tanda bahayanya adalah nyeri perut,muntah berkepanjangan, perdarahan
mukosa, trombositopenia, letergi, pembesaran hepar > 2 cm, atau
penumpukan cairan di ronga tubuh karena terjadinya peningkatan
permeabilitas di pembuluh darah kapiler atau penderita mungkin merasa
sakit tenggorokan dan faring.
Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah:
Demam tinggi sampai 400C dan mendadak, Anoreksia, Mual muntah,
Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut, Nyeri kepala, Nyeri otot
dan sendi, Uji tourniquet positif,Perdarahan, petechiae; epitaksis;
perdarahan massif, Trombositopenia (< 100.000/ mm3).
Berdasarkan manifestasi klinis yang terjadi pada pasien DHF,
Diagnosa Keperawatan yang muncul menurut Susanty,dkk (2011), adalah :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekansme
regulasi (berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler / kebocoran
plasma dari endotel )ditandai dengan perubahan status mental,penurunan
tekanan darah,penurunan tekanan nadi,penurunan keluarnya
urin,penurunan pengisian vena,membran mukosa kering,kulit kering.
Hipertermi berhubungan dengan penyakit, ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal(39-400 C), kulit
4

kemerahan,kulit tersa hangat waktu di sentuh, takipnea(peningkatan


tingkat pernafasan ),takikardi, konvulsi,kejang.
Mual berhubungan dengan iriitasi lambung ditandai
dengan,keengganan terhadap makanan, sensasi muntah, peningkatan
salivasi, peningkatan melena,melaporkan mual, rasa asam di dalam mulut.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan faktor biologis, ditandai dengan nyeri abdomen, menhindari
makan, diare, membran mukosa pucat, cepat kenyang setelah
makan,ketidakmampuan memakan makanan.
Nyeri akut berhubungan dengan proses biologis, ditandai dengan
perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi
jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perilaki distraksi ( mengulang
gerakan ), mengekpresikan perilaku ( gelisah ), ekspresi wajah
menunjukan nyeri, sikap melindungi area nyeri, indikasi nyeri yang dapat
di amati,perubahan posisi untuk menghindar nyeri, sikap tubuh
melindungi, melaporkan veri sevara verbal, fokus pada diri sendiri,
gangguan tidur.
Resiko perdarah perhubungan dengan, pemberian produk darah
defisiensi trombosit.
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan (
kurang pengetahuan terdapat penyakit ), ditandai dengan gelisah/ bingung,
insomnia, mengekspresikan kekhawatiran, tampak waspada dan ketakutan.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, respon
tekandarah abnormal terhadap aktifitas, respon frekuensi jantung abnormal
terhadap aktifitas, ketidaknyamanan setelah aktifitas, dispneu setelah
meakukan aktifitas, menyatakan merasa letih, menyatakan merasa lelah,
peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi
nadi, peningktan konsentrasi urin, kelemahan.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan
fungsi regulator.
5

Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan defisiensi


volume cairan, muntah.
Kebutuhan dasar manusia yaitu suatu hal yang di butuhkan oleh
manusia supaya manusia dapat mempertahankan hoeostasis fisiologi
maupun psikologi. Menurut Abraham Maslow Kebutuhan Dasar Manusia
di bagi menjadi lima. Kebutuhan yang pertama, kebutuhan fisiologis yang
adalah kebutuhan yang paling dasar,antara lain Cairan, Nutrisi, Eliminasi,
Istirahat atau Tidur dan Aktifitas, Keseimbangan suhu tubuh dan seksual.
Kedua kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi dua,
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Ketiga, kebutuhan rasa
cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan di miliki antara lain yaitu
memberi dan menerima kasih sayang ,kehangatan, persahabatan, mendapat
tempat dalam keluarga, kelompok sosial. Keempat, kebutuhan akan harga
diri ataupun perasaan di hargai oleh orang lain, kebutuhan ini terkait
dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, memperoleh prestasi,
rasa percaya diri atau kemerdekaan diri. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri
merupak tertinggi dalam hirarki masensi maslow, berupa kebutuhan untuk
berkontribusi pada orang lain atau lingkungan yang mencapai potensi diri
sepenuhnya ( Eko dan Sulistian, 2010 ).
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow memiliki tingkatan, mulai
yang paling rendah ( bersifat dasar atau fisiologis ) sampai yang paling
tinggi yaitu aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki
5 macam kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, keselamatan dan rasa
aman nyaman, kebutuhan rasa cinta, miliki dan di miliki, kebutuhan harga
diri, kebutuhan aktualisasi diri (Perry & Potter, 2006).
Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit
terutama nyeri. Perubahan rasa aman akan menimbulkan rasa yang tidak
enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulusyang berbahaya
( Purwanto,2008 ).
6

Gangguan rasa nyaman adalah suatu pertanyaan pada individu yang


memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, dan kebudayaan, yang
mempengaruhi cara mereka menginterprestasikan dan merasa nyeri ( Poter
& Peery, 2006 ).
Fenomena peningkatan intensitas nyeri s lalu timbulnya sering terjadi
pada pasien dengan penyakit DBD. Nyeri tersebut timbul atas terjadinya
proses metabolisme anaerob dan mengakibatkan penimbunan asam laktat
di jaringan yang mengiritasi terhadap ujung-ujung syaraf oleh asam laktat
lalu timbullah nyeri ( Suriyadi & Rita Yuliani, 2006 ).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman, sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan kan mengevaluasi
perasaan tersebut ( Mubarok & Chayati, 2008 ).
Secara umun nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyama, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang atau eksistensinya di ketahui bila seorang pernah
mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ).
Nyeri terjadi karena ada tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu
resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus berinteraksi dengan sel-sel saraf
inhibior ke korteks serebral,maka otak akan menginterprestasi kualitas
nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman atau pengetahuan
yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya persiapan nyeri.
Nyeri terjadi ketika akan adanya bahaya kerusakan jarikan pada suatu
organ yang menimpa indifidu, bisa di sebabkan karena trauma atau
patologi dan juga disebabkan oleh virus/bakateri. Nyeri terjadi di area
atau organ yang mengalami kerusakan bisa karena trauma atau kondisi
patologi yang menimpa suatu individu, tindakan nonfarkologis, distraksi
relaksasi, kompres hangat untuk mengalihkan terhadap nyeri. Tindakan
farmakologis menggunakan obat-obatan seperti analgesik,analgesik
narkotik, dan lain- lain ( Potter & Perry,2006 ).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis menyusun karya tulis
ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa
7

Aman dan Nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU PKU


Muhammadiyah Gombong”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendiskripsikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri Pada Ny.R Di Ruang Barokah
RSU PKU Muhammadiyah
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU
PKU Muhammadiyah
b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU
PKU Muhammadiyah
c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU
PKU Muhammadiyah
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU
PKU Muhammadiyah
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada klien dengan
pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang
Barokah RSU PKU Muhammadiyah
f. Memaparkan hasil analisa tindakan pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada Ny.R di Ruang Barokah RSU
PKU Muhammadiyah
C. Manfaat Penulisan
a. Manfaat keilmuan
1. Manfaat untuk rumah sakit
8

Memberi gambaran tentang pelaksanaan untuk mengurangi nyeri


dengan menggunakan farmakologis dan pelaksanan non
farmakologi
2. Manfaat Intitusi
Dapat dijadikan tambahan bahan referensi dan bahan tambahan
untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan pengetahuan bagi
para mahasiswa.
B. Manfaat aplikatif
1. Manfaat untuk klien
Memberikan kebutuhan dasar kepada klien dan memberikan pelayanan
kesehatan yang maksimal, sehingga kebutuhan dasar klien terpenuhi
dan mengetahui manfaat dan pelayanan kesehatan yang di berikan
2. Manfaat untuk keluarga klien
Mengetahui kebutuhan dasar dan pelayanan kesehatan yang di berikan
kepada klien, sehingga pengetahuan untuk keluarga klien bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi , (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Bidang PMK Dinkes Kebumen, (2013). Jumlah Penderita DB Terus


Meningkat.http://kebumenkab.go.idindex.php.public/news/detail/1
733.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah . (2011). Demam Berdarah di Jawa Tengah.


Diunduh dari http;//www. Profil Kesehatan Jawa
Tengah.go.id/dokumen/profil 2011.

Ginanjar, (2008). Demam Berdarah “ A Survival Guide “. Yogyakarta ; PT.


Bintang Pustaka ; 2008.

Herdman, H. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definis dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Herdman, Heather. (2011). Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan


Defisiensi dan Klasifikasi 2009-2011 . Ahli Bahasa ; Sumarwati
Made, Widarti Dwi, Tiar Estu, Ester Mania. EGC : Jakarta.

Judha, Sudarti (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.


Yogyakarta Nuha Medika

Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC


NOC. Yogyakarta : Mediaction.

Kusyati, Eni dkk, (2008). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium


Keperawatan Dasar. Jakarta ; EGC.

Mubarak & Chayatin (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik . Jakarta : EGC.

Murnawi, A.S. (2009). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan


Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.
Papdi, Eimed. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in
internal medicine). Jakarta : Interna Publishing.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamental keperawatan. Volume 2. Edisi
4. Jakarta : EGC..

Sriwahyuni, N. & Yuswanto. T. J. A. (2014). The Effectivenessof Hot Compress


toward Pain Reduction Due To Phlebitis Caused By Intravenous
Line Set Up In Malang and Ponorogo, East Java-Indonesia.
Volume 3, Issue 4 Ver.

Susilaningrum. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : untuk perawat


dan bidan, Edisi 2, Jakarta ; Salemba Medika

Suriadi & Yuliani, R. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2 ; Jakarta
Penebara Swadaya.

Sudoyo Aru,dkk (2009). Buku Ajaran Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV
Jakarta: Pusat Penerbitan Departement Penyakit DalamFakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Soedarto . (2012). Demam Berdarah Dengue, Dengeu Hemorragic Fever.


Sangung Seto. Jakarta.

Suhendro, Leonard, Naigolan, Khie, Chen, Herdiman T.P (2009). Demam


Berdarah Dengue : Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V, Interna Publishing : Jakarta.

Tamsuri, Anas. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R (2012). Buku Saku Diagnosis


Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.
Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Disusun oleh :

Linda Ristianingsih

A01301783

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2016

1
A. PENGERTIAN
a. Demamberdarahmerupakanmanifestasiklinisygberatdaripenyakitarbov
irus. (SoedarmoSumarno, 2005).
b. Dengue ialahinfeksiarbovirus (arthropod-borne virus)
akutditularkanolehnyamukspesiesAedes. (HasanRusepno, 2007).
c. DemamBerdarah Dengue merupakanpenyakitygdiakibatkanoleh virus
dengue
ygtermasukgolonganarboviruslewatgigitannyamukAedesAegyptibetin
a. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008)
d. Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh
virus dengue dengan manivestasi klinis demam, nyeri otot ayau nyeri
sendi yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diathis hemoragic. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006)
e. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati,
disertai dengan tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik
perdarahan (petechia), ruam (purpura). Kadangkadang mimisan, berak
darah, muntah darah, kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius
pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan dan
tanda-tanda syok/ renjatan (Mubin, 2009: 19).
f. Fever Dengue (DF) adalah penyakit febris-virus akut, seringkali
ditandai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam,
dan leukopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (Dengue
Haemoragick
Frever/DHF) ditandai dengan empat gejala klinis utama: demam
tinggi/ suhu meningkat tiba-tiba, sakit kepala supra, nyeri otot dan
tulang belakang, sakit perut dan diare, mual muntah. Fenomena
hemoragi, sering dengan hepatomegali dan pada kasus berat disertai

2
tanda – tanda kegagalan sirkulasi. Pasien ini dapat mengalami syok
yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. Syok ini disebut
Sindrom Syock Dengue (DSS) dan sering menyebabkan fatal ( Mubin,
2009:19)
B. ETIOLOGI

1. Virus dengue
Virus dengue yang
menjadipenyebabpenyakitinitermasukkedalamArbovirus (Arthropodborn
virus) group B, tetapidariempattipeyaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4
keempattipe virus dengue tersebutterdapat di Indonesia
dandapatdibedakansatudari yang lainnyasecaraserologis virus dengue
yang termasukdalam genus flavivirusiniberdiameter 40
nonometerdapatberkembangbiakdenganbaikpadaberbagaimacamkulturjar
inganbaik yang berasaldarisel – selmamaliamisalnyasel BHK
(BabbyHomster Kidney) maupunsel –
selArthropodamisalnyaselaedesAlbopictus. (Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang
ditularkanmelaluivektoryaitunyamukaedesaegypti,
nyamukaedesalbopictus, aedespolynesiensisdanbeberapaspesies lain
merupakanvektor yang
kurangberperanberperan.infeksidengansalahsatuserotipeakanmenimbulka
nantibodiseumurhidupterhadapserotipebersangkutantetapitidakadaperlind
unganterhadapserotipejenis yang lainnya(AriefMansjoer&Suprohaita;
2000; 420).
NyamukAedesAegyptimaupunAedesAlbopictusmerupakanvektorpenular
an virus dengue daripenderitakepada orang
lainnyamelaluigigitannyanyamukAedesAegyetimerupakanvektorpenting
di daerahperkotaan (Viban) sedangkan di daerahpedesaan (rural)
keduanyamuktersebutberperandalampenularan.
NyamukAedesberkembangbiakpadagenangan Air bersih yang

3
terdapatbejana – bejana yang terdapat di dalamrumah (AedesAegypti)
maupun yang terdapat di luarrumah di lubang – lubangpohon di
dalampotonganbambu, dilipatandaundangenangan air
bersihalamilainnya( AedesAlbopictus).
Nyamukbetinalebihmenyukaimenghisapdarahkorbannyapadasianghariter
utamapadawaktupagiharidansenjahari. (Soedarto, 1990 ; 37).
3. Host
Jikaseseorangmendapatinfeksi dengue
untukpertamakalinyamakaiaakanmendapatkanimunisasi yang
spesifiktetapitidaksempurna, sehinggaiamasihmungkinuntukterinfeksi
virus dengue yang samatipenyamaupun virus dengue tipelainnya.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) akanterjadijikaseseorang yang
pernahmendapatkaninfeksi virus dengue
tipetertentumendapatkaninfeksiulanganuntukkeduakalinyaataulebihdeng
an pula terjadipadabayi yang mendapatinfeksi virus dengue
huntukpertamakalinyajikaiatelahmendapatimunitasterhadap dengue
dariibunyamelaluiplasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
PenyebabpenyakitDemamBerdarahDengue ialah virus Dengue. Di
Indonesia, virus tersebuthinggasaatinitelahdiisolasimenjadi 4 serotipe virus
Dengue ygtermasukdlmgrup B arthropediborne viruses (arboviruses),
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, & DEN-4.(NursalamSusilaningrum, 2005).
Penyakitinidiakibatkanoleh virus Dengue &ditularkanolehnyamukAedes.
Di Indonesia dikenalduajenisnyamukAedesyaitu:
a. AedesAegypti
1. Paling seringdiketemukan
2. Ialahnyamukyghidup di daerahtropis,
terutamahidup&berkembangbiak di dlmrumah, yaitu di
tempatpenampungan air jernih / tempatpenampungan air di
sekitarrumah.
3. Nyamukinisepintaslalutampakberlurik, berbintikbintikputih.
4. Biasanyamenggigitpadasianghari, terutamapadapagi& sore hari.

4
5. Jarakterbang 100 meter
b. AedesAlbopictus
1. Tempathabitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitarrumah /
pohon-pohon, sepertipohonpisang, pandankalengbekas.
2. Menggigitpadawaktusianghari
3. Jarakterbang 50 meter.(Rampengan T H, 2007)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam Dengue
Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi
dan dipengaruhi usia pasien. Pada bayi dan anak-anak, penyakit ini
dapat tidak terbedakan atau dikarakteristikkan sebagai demam selama
1-5 hari, peradangan faring, rinitis, dan batuk ringan. Kebanyakan
remaja dan orang dewasa yang terinfeksi mengalami demam secara
mendadak, dengan suhu meningkat cepat hingga 39,4-41,1oC,
biasanya disertai nyeri frontal atau retro-orbital, khususnya ketika
mata ditekan. Kadang-kadang nyeri punggung hebat mendahului
demam. Suatu ruam transien dapat terlihat selama 24-48 jam pertama
demam.
Denyut nadi dapat relatif melambat sesuai derajat demam.
Mialgia dan artalgia segera terjadi setelah demam. Dari hari kedua
sampai hari keenam demam, mual dan muntah terjadi, dan
limfadenopati generalisata, hiperestesia atau hiperalgesia kutan,
gangguan pengecapan, dan anoreksia dapat berkembang. Sekitar 1-2
hari kemudian, ruam makulopapular terlihat, terutama di telapak kaki
dan telapak tangan, kemudian menghilang selama 1-5 hari. Kemudian
ruam kedua terlihat, suhu tubuh, yang sebelumnya sudah menurun ke
normal, sedikit meningkat dan mendemonstrasikan karakteristik pola
suhu bifasik.
2. Demam Berdarah Dengue
Pembedaan antara demam demam dengue dan demam
berdarah dengue sulit pada awal perjalanan penyakit. Fase pertama

5
yang relatif lebih ringan berupa demam, malaise, mual-muntah, sakit
kepala, anoreksia, dan batuk berlanjut selama 2-5 hari diikuti oleh
deteriorasi dan pemburukan klinis. Pada fase kedua ini, pasien
umumnya pilek, ekstremitas basah oleh berkeringat, badan hangat,
wajah kemerah-merahan, diaforesis, kelelahan, iritabilitas, dan nyeri
epigastrik.
Sering dijumpai petekie menyebar di kening dan ekstremitas,
ekimosis spontan, dan memar serta pendarahan dapat dengan mudah
terjadi di lokasi pungsi vena. Ruam makular atau makulopapular dapat
terlihat. Respirasi cepat dan melelahkan. Denyut nadi lemah dan
cepat, suara jantung melemah. Hati dapat membesar 4-6 dan biasanya
keras dan sulit digerakkan. Sekitar 20-30% kasus demam berdarah
dengue berkomplikasi syok (sindrom syok dengue). Kurang dari 10%
pasien mengalami ekimosis hebat atau perdarahan gastrointestinal,
biasanya sesudah periode syok yang tidak diobati. Setelah krisis 24-
36 jam, pemulihan terjadi dengan cepat pada anak yang diobati.
Temperatur dapat kembali normal sebelum atau selama syok.
Bradikardia dan ektrasistol ventrikular umumnya terjadi saat
pemulihan (Halstead, 2007).

1. Demamtinggiselama 5-7 hari


2. Perdarahanterutamaperdarahandibawahkulit, hematoma,
ecchymosis.
3. Epistaksis, hematomeses melena, hematuri.
4. Mual, muntah, nafsumakanmenurun, diare, konstipasi
5. Nyeriotoe, tulangsendi, abdomen danuluhati.
6. Sakitkepala
7. Pembengkakansekitarmata
8. Pembesaranhati, limpadankelenjargetahbening

D. KLASIFIKASI

6
1. Tingkat I : Demamdiikutigejala-gejalaklinis lain /
perdarahanspontan, ujiturniketpositif, trombositopenia,
&hemokosentrasi.
2. Tingkat II :Tingkat I diikutiperdarahanspontandikulit / perdarahan
lain.3.
3. Tingkat III :Kegagalansirkulasi :nadicepat&lemah, tekandarahrendah,
kulitdinginlembab, gelisah.
4. Tingkat IV: Renjatanberat, denyutnadi,
&tekanandarahtidakbisadiukur. Ygdiikutidgn Dengue Shock Sindrom.
(Suriadi& Rita Yuliani, 2006).

E. PATOFISIOLOGI
a. Virus Dengue
maumasukkedalamtubuhlewatgigitannyamukAedesAegepty&kemu
dianmaubereaksidgn antibody &terbentuklahkompleks virus
antibodi, dlmsirkulasimaumengaktifasisistemkomplemen.
Akibataktifasi C3 danC5 maudilepas C3a & C5a, 2
peptidaberdayauntukmelepaskanhistamin&merupakan mediator
kuatsebagaifaktormeningginyapermeabilitasdindingpembuluhdarah
&menghilangkan plasma lewatendoteldinding 1tu.
b. Terjadinyatrombositopenia,
menurunnyafungsitrombosit&menurunnyafaktorkoagulasi
(protrobin, faktor V, VII, IX, X & fibrinogen )
merupakanfaktorpenyebabterjadinyaperdarahanhebat,
terutamaperdarahansaluran gastrointestinal pada DHF.
c. Ygmenentukanberatnyapenyakitialahpermeabilitasdindingpembulu
hdarah, menurunnya volume plasma, terjadinyatekandarahrendah,
trombositopenia&diatesishemoragik, Renjatanterjadisecaraakut.
d. Nilaihematokritmeningkatbersamaandgnhilangnya plasma
lewatendoteldindingpembuluhdarah. &dgnhilangnya plasma
klienmengalamihipovolemik.

7
Apabilatidakdiatasibisaterjadianoksiajaringan,
asidosismetabolik&kematian. (Suriadi& Rita Yuliani, 2006).

8
F. PATWAY

9
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien
tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi
untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran
limfosit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi
virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA
dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve
Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik
yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya
antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM
maupun IgG. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara
lain :
a) Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3
dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total
leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15%
dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
b) Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke
3-8.
c) Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan
ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari
hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
d) Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT,
Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang
dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
e) Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat
kebocoran plasma.

10
f) SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat
meningkat.
g) Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
h) Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
i) Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila
akan diberikan transfusi darah atau komponen darah.
j) Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG
terhadap dengue.
IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu
ke-3, menghilang setelah 60-90 hari.
IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari
ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
k) Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama
serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk
kepentingan surveilans. (WHO, 2006)

H. PENATALAKSANAAN
Menurut (Mansjoer, 2005) penatalaksanaan demam berdarah dengue
yaitu:
a. DHF tanpa Renjatan
1. Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
2. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres
3. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
b. DHF dengan Renjatan
1. Pasang infus RL
2. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma
expander ( 20 – 30 ml/ kg BB)
3. Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Penyulit

11
Menurut (Mansjoer, 2005) terdapat pula penatalaksanaan demam
berdarah tanpa penyulit yaitu :
a. Tirah baring
b. Beri makanan lunak, dan bila belum nafsu makan di beri minum 1.5
– 2 liter dalam 24 jam dengan air teh, gula atau susu
c. Berikan paracetamol bila demam d. Monitor TTV (tekanan darah,
nadi, suhu dan pernafasan)
d. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

H. PENCEGAHAN
1) Ada 3 carapemberantasan vector
a) Fogging focus
Dlmkondisikrisisekonomisekarangini, danaterbatasmakakegiatan
fogging hanyadilakukanbilahasilpenyelidikanepidemologisbutul-
butulmemenuhikriteria
b) Abatisasi
Dilaksanakan di desa/ kelurahanendemisterutama di
sekolah&tempat-tempatumum.
c) Tiadainteksida
a. Membasmijentiknyamukpenulardemamberdarahdgncara 3M:
1. Mengurassecarateraturseminggusekali / menaburkan
abate/altositketempatpenampungan air bersih.
2. Menutupnyarapat-rapattempatpenampungan air.
3. Mengubur / menyingkirkankaleng-kalengbekas,
plastik&barangbekas, lainnyaygbisamenampung air hujan,
sehinggatidakmenjadisarangnyamukAedesAegypti.
2) Penyuluhan(Health Education)
Perawatbisamelakukanpenyuluhan / Health Education
tentangcarapencegahanvektorefektif.
Penyuluhanbisadilakukanpadamanusiatuamurid di sekolah-sekolah,
di posyandu, yaitu di dlmrumahhendaknyaselaluterang,

12
tidakmenggantungkanpakaianygbekasdipakaiterutama di
kamartidurolehnyamukmausenanghinggappadapakaianygbekasdipa
kaiygsudahbaukeringat. BAK kamarmandi / jambanganbungaygada
di dlmbunga agar seringdibersihkan&digantiairnyasetiap 2
harisekalimembenahi /
menatahalamansupayatidakadatempatygterisi air,
sepertipecahanbotol, tempurungkelapa, kalengbekas / benda-
bendaygbisamenampung air.

Dedaunankeringygsudahmenumpukhendaknyadisapubersih.Selain
1tu jg air tidaktertampung,
mengelolasampahsesuaisituasi&kondisisetempat, ap4k4h dibakar /
diangkatolehmobilsampahuntukdibuangke TPA
sehingganyamuktidakberkembangbiak. (Hadinegoro H Sri Rezeki,
2005).

I. DIAGNOSA
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya
(infeksi virus)
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
extravaskuler
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
6. Potensi terjadinya hipovolemik syok sampai dengan adanya
perdarahan yang hebat.

13
J. INTERVENSI

Dx I :

Tujuan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36-370C) dalam 1


x 24 jam

KH :

- Tidak dapat tanda-tanda hipertermi

- Temperatur dalam batas normal

Intervensi :

1. Anjurkan pasien untuk kompres


2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian tipis dan yang
dapat menyerap keringat
3. Anjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering
4. Observasi TTV tiap 4 jam
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik
Dx II :

Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dalam waktu 3 x 24


jam

KH :

- Nafsu makan meningkat

- Px tidak mengeluh mual dan muntah

Intervensi :

1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering


2. Sajikan makanan dalam porsi hangat
3. Observasi dan catat masukan makanan pasien
4. Kolaborasi dengan alhi gizi dalam pemberian diit
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

14
Dx III :

Tujuan :Tidak t erjadi gangguan perfusi jaringan

KH :

- Tidak ada perdarahan

- Akral hangat

Intervensi :

1. Jelaskan prosedur keperawatan pada pasien dan keluarga


2. Pantau extrimitas pasien (akral)
3. Observasi TTV
4. Kolaborasi dengan tim laborat dalam pemeriksaan kadar
trombosit setiap hari
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Dx IV :

Tujuan : Kebutuhan cairan pasien terpenuhi dalam waktu 2 jam

KH :

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

- Pasien minum minimal 1500 – 2000 ml

- Intake dan output seimbang

Intervensi :

1. Pantau intake dan output


2. Anjurkan pasien minum minimal 1500 – 2000 ml
3. Pantau dehidrasi pasien
4. Observasi TTV
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan
intravena
Dx V :

15
Tujuan : Peningkatan terhadap aktifitas dapat diukur tidak adanya
kelemahan berlebihan dalam 3 x 24 jam

KH :

- Tanda-tanda vital dalam batas normal, dapat baktifitas

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda vital


2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase
akut
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan
4. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat
5. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan
DX VI :
Hipovolemik syok sampai dengan adanya perdarahan yang hebat.

Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Perfusi hangat.
- Klien tidak tampak gelisah.
- Nadi normal (70-80 x/mnt).
- Tensi normal (80-120 mmHg).
- Keadaan umum baik.
- Tidak terjadi perdarahan.
- Balance cairan normal
Intervensi :

1. Monitor keadaan umum klien.


R / : mengetahui tingkat penyakit klien.

2. Observasi tanda-tanda vital.

16
R / : peningkatan TTV menunjukkan adanya peningkatan
suhu tubuh.

3. Catat pengeluaran dan pemasukan.


R / : Mengetahui intake dan out put.

4. Monitor tanda-tanda pendarahan.


R / : mengetahui secara dini pendarahan.

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan.


R / : menjalankan fungsi interdependent.

6. Kolaborasi dengan lab dalam pemeriksaan trombosit serial.


R / : mengetahui derajat penyakit

17
K. DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran,


Jakarta, Media Aes CV Laprus FKUI.

Marlyn E. Doenges, (2000)., Rencana Asuhan


Keperawatan, Jakarta, EGC.

18
DEMAM BERDARAH DENGUE APA ITU DEMAM BERDARAH ? GEJALA DBD

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti (betina)

PENYEBAB DBD

OLEH : Penyakit DBD disebabkan oleh virus BERANTAS NYAMUK AEDES AEGYPTI
LINDA RISTIANINGSIH dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk a. Menyemprot nyamuk dengan zat kimia
A01301783
Aedes Aegy b. Lakukan pengasapan
c. Menaburkan serbuk ABATE
d. Memberikan ikan capung pada tempat
PRODI DIII KEPERAWATAN
penampungan air.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH

GOMBONG
e.
2016
CARA PENCEGAHAN DBD
PERAWATAN DAN PENGOBATAN DBD : Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar

Di Rumah : matahari.

 Beri penderita minum air yang Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan
cara : 4 M PLUS
banyak

 Cepat bawa kedokter, puskesmas

atau langsung ke rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai