Anda di halaman 1dari 3

E.5.

SIFAT MANUSIA

Sifat manusia sangat ditentukan oleh intensitas dan efektivitas usahanya dalam
melakukan tadzkiyatun nafs. Mengapa? Karena tidak dapat dipungkiri bahwa
manusia diciptakan dengan membawa dua potensi yang berseberangan. Allah

https://rasmulbayantarbiyah.wordpress.com/tag/tazkiyatun-nafs/ 05/06/17 06.49


Halaman 1 dari 3
telah mengilhamkan ke dalam jiwanya fujur /dosa dan ketakwaan.

TAZKIYATUN NAFS

Manusia yang beruntung adalah yang melakukan tazkiyah. Termasuk dalam


pengertian tadzkiyah adalah pembelajaran, pelatihan, dan tarbiyah. Tazkiyatun
nafs akan membentuk seseorang berkepribadian sebagai ‘ibadurrahman [hamba
Sang Mahapenyayang]. Allah sangat mencintainya. Sifat-sifat mereka antara lain:
– Syakur [banyak bersyukur]
– Shabur [banyak bersabar]
– Ra’uf [penyantun]
– Rahim [penyayang]
– Halim [arif]
– Tawwab [banyak bertobat]
– Awwab [lemah lembut]
– Shaduq [sangat jujur]
– Amin [amanah]

Orang yang senantiasa mensyukuri nikmat akan mendorong jiwanya untuk


memahami bahwa potensi baik yang sudah Allah tanamkan dalam jiwanya harus
dipelihara, disirami, dipupuk, disiangi dan dihindari dari polusi, virus, hama dan
penyakit. Dengan begitu ia akan tumbuh subur, berbunga, dan memberikan
buanya setiap musim. Dialah yang [sukses] di dunia dan akhirat.
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya
dan beramal untuk hari sesudah mati.” (HR Muslim)

TADSIYATUN NAFS

Jiwa yang dibiarkan tanpa tadzkiyah akan berkarat dan akhirnya jadi kotor.
Apabila sengaja dikotori. Akibat pengotoran itu muncullah sifat-sifat buruk
padanya sehingga ia menjadi manusia yang merugi. Sifat-sifat mereka adalah:
– ‘Ajulan [suka tergesa-gesa]
– Halu’an [banyak berkeluh kesah]
– Ghafilan [lalai]
– Thaghiyan [melampaui batas]
– Qaturan [pelit]
– Kafuran [kufur/ingkar]
– Aktsara jadalan [banyak mendebat]

https://rasmulbayantarbiyah.wordpress.com/tag/tazkiyatun-nafs/ 05/06/17 06.49


Halaman 2 dari 3
– Kanudan [banyak membantah]
– Zhaluman [sangat dhalim]
– Jahulan [sangat bodoh]

Sangat disayangkan bahwa kesadaran untuk melakukan tazkiyatun nafs


seringkali hilang akibat berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal.
Tantangan internal adalah nafsunya sendiri yang cenderung pragmatis. Ia lebih
suka segera [tergesa-gesa] menikmati meskipun hanya sebentar kemudian
hilang, daripada harus bersusah payah dengan kenikmatan jangka panjang yang
lebih kekal. Sebenar-benar kerugian adalah apabila manusia lebih memilih
kenikmatan sesaat dengan mengorbankan kenikmatan sesaat dengan
mengorbankan kenikmatan yang abadi. Itulah orang yang tidak mendapat
hidayah. Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat-sifat yang demikian.
“Orang yang lemah adalah orang yang mempeturutkan diri pada hawa nafsunya
dan hanya berangan-angan terhadap Allah.” (HR Muslim)

https://rasmulbayantarbiyah.wordpress.com/tag/tazkiyatun-nafs/ 05/06/17 06.49


Halaman 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai